Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN
“KARBOHIDRAT”
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Biokimia Tanaman.

Disusun oleh:
Nama : Alfi Mubarok Sapari
NIM : 4442200073
Kelas : 2C

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia merupakan cabang ilmu dasar dari Kimia dan Biologi, yang
di dalamnya mempelajari tentang sel dan sifat-sifat air, energi
metabolisme dan biomassa, metabolisme karbohidrat, lipid, dan lain
sebagainya. Secara garis besar biokimia lebih terfokus secara khusus pada
kimia reaksi yang melibatkan enzim dan sifat-sifat protein.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu melakukan aktivitas, dan
dalam melakukan aktivitas juga kita memerlukan energi. Energi yang
didapatkan itu berasal dari bahan makanan yang kita makan. Umumnya
bahan makanan mengandung 3 kelompok senyawa kimia yaitu,
karbohidrat, protein, dan lemak (lipid).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya
ketosis, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral,
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida, yang
memiliki senyawa berbeda-beda (Ardhista, 2020).

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi karbohidrat dan juga jenis-
jenisnya melalui reagen uji.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uji Molish


Uji molish adalah uji yang didasari oleh reaksi karbohidrat oleh asam
sulfat dan membentuk cincin furfural atau hidroksi metal furfural yang
bewarna biru (Dedy 2018).
Prinsip percobaan Uji molish adalah berdasarkan pada reaksi
karbohidrat dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil
furfural dengan α-naftol akan membentuk cincin senyawa kompleks
bewarna ungu (Insih, 2016).
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama
karbohidrat terhidrolisis oleh H2SO4 pekat menjadi monosakarida
kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4 terkondensasi
membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga
membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu) (Insih, 2016).

2.2 Uji Barfoed


Uji karbohidrat barfoed merupakan uji untuk membedakan
karbohidrat golongan monosakarida dan disakarida. Prinsipnya adalah
reduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus pereduksi
pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukan dengan
munculnya endapan merah orange atau merah bata. Pada uji barfoed, dari
data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa glukosa
bereaksi positif yang ditandai dengan adanya endapan merah bata setelah
dipanaskan. Sehingga glukosa merupakan gula monosakarida pereduksi,
seperti yang terdapat dalam literatur yang menyatakan bahwa uji barfoed
digunakan untuk menguji adanya gula monosakarida pereduksi.
Sedangkan pada sampel sukrosa bereaksi negatif. Hal ini terbukti bahwa
sukrosa bukan termasuk gula monosakarida pereduksi (Kelompok UPI,
2016).

2
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum “Karbohidrat” dilaksanakan pada hari Rabu, 7 April 2021,
pukul 16:00-17:00 WIB di Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, bulb, gelas ukur, pipet mikro,
timbangan analitik, hot plate, gelas beaker, dan erlenmeyer. Sedangkan
bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah pereaksi molish,
pereaksi barfoed, HCL 0,5 N, fosfomolibdat, susu, santan, air gula,
aquades, tisu, alumunium foil, label, dan ATK.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah:
3.3.1 Uji Molish
1. 5 ml larutan sampel (susu, santan, air gula) diperiksa dan dimasukan
ke dalam tabung reaksi.
2. 3 tetes pereaksi molish ditambahkan ke dalam larutan yang akan diuji,
lalu dicampur hingga merata.
3. 3 ml asam klorida ditambahkan ke dalam larutan melalui dinding
tabung secara perlahan.
4. Perubahan yang terjadi diamati, jika hasil bewarna violet (kemerah-
merahan) maka larutan tersebut positif, dan jika hasil bewarna hijau
makan larutan tersebut negatif.

3.3.2 Uji Barfoed


1. 1 ml (20 tetes) pereaksi barfoed dan sampel dimasukan ke dalam
tabung reaksi.

4
2. Tabung dipanaskan selama 3 menit, lalu didinginkan.
3. 1 ml fosfomolibdat (NH4) dimasukan ke dalam larutan, lalu dikocok
perlahan.
4. Perubahan yang terjadi diamati, jika hasil bewarna biru pekat maka
larutan tersebut negatif, dan jika hasil bewarna biru maka larutan
tersebut positif.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Molish
No Larutan Warna +/- Keterangan
1 Air gula Merah bata + Mengandung karbohidrat
2 Santan Merah bata + Mengandung karbohidrat
3 Susu Merah bata + Mengandung karbohidrat

Tabel 2. Hasil Uji Barfoed


No Larutan Warna +/- Keterangan
1 Air gula Biru pekat - Mengandung monosakarida
2 Santan Biru pucat + Mengandung monosakarida
3 Susu Biru pekat - Mengandung monosakarida

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan uji molish dan uji
barfoed pada air gula, santan, dan susu untuk mengetahui keberadaan dan
jenis karbohidrat. Uji molish dilakukan untuk mengetahui keberadaan
karbohidrat dengan menggunakan pereaksi molish, hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Dedy (2018) pada jurnalnya yang berjudul “Isolasi dan
Identifikasi Gelatin pada Sediaan Obat Tablet yang tidak Berbahan Aktif
Protein” bahwa uji molish adalah uji yang didasari oleh reaksi karbohidrat
oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural atau hidroksi metal
furfural yang bewarna biru.
Hal pertama yang dilakukan yaitu memasukan sampel (air gula,
santan, susu) sebanyak 5 mL dalam tabung reaksi. Setelah itu, praktikan
memasukan pereaksi molish sebanyak 3 tetes ke dalam larutan sampel. Hal
ini dilakukan untuk melihat reaksi yang terjadi jika larutan sampel
dicampurkan dengan pereaksi molish. Seperti yang diungkapkan Insih
(2016) pada bukunya yang berjudul “Analisis Uji Molish” bahwa prinsip
percobaan uji molish adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat dengan
H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-
naftol akan membentuk cincin senyawa kompleks bewarna ungu.

6
Selanjutnya, larutan sampel dimasukan larutan HCL 1 N sebanyak 3 mL
secara perlahan. Namun yang dibutuhkan dalam pengujian kali ini adalah
HCL yang 0,5 N, maka praktikan menggunakan rumus pengenceran untuk
menurunkan nilai N nya dengan cara di bawah ini.

Dari hasil percobaan menggunakan uji molish didapatkan dari ketiga


larutan sampel berubah warna menjadi merah bata, yang artinya ketiga
larutan ini bersifat positif dan menunjukan adanya kandungan karbohidrat.
Walaupun ketiga larutan sampel menampilkan warna merah yang
cenderung merah bata, bukan berarti ketiga larutan sampel tersebut tidak
mengandung karbohidrat. Ketiga larutan sampel tersebut mengandung
karbohidrat karena warna ungu merupakan warna kompleks yang terdiri
dari warna merah dan biru.
Selanjutnya praktikan mengidentifikasi jenis karbohidrat melalui uji
barfoed. Yang dimana hal ini diungkapkan oleh Insih (2016) bahwa uji
karbohidrat barfoed merupakan uji untuk membedakan karbohidrat
golongan monosakarida dan disakarida. Pertama, praktikan memasukan
sampel (air gula, santan, susu) dalam tabung reaksi dan dicampur dengan
cairan pereaksi barfoed sebanyak 1 mL (20 tetes). Kemudian tabung
sampel dipanaskan selama 3 menit, lalu dipanaskan. Setelah tabung
sampel sudah tidak terasa panas, praktikan mengambil 1 mL fosfomolibdat
untuk dicampur dengan larutan sampel. Dari hasil percobaan
menggunakan uji barfoed didapatkan dari ketiga larutan sampel berubah
warna menjadi biru pekat untuk larutan air gula, biru pucat untuk larutan
santan, dan biru pekat untuk larutan susu. Yang artinya ketiga larutan ini
bersifat negatif untuk air gula, positif untuk santan, dan negatif untuk susu.
Tetapi, dari semua sampel yang diujikan dalam uji barfoed baik itu negatif
atau positif tetap mengandung monosakarida.

7
Hal ini diperjelas oleh Kelompok UPI (2016), bahwa prinsipnya
adalah reduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus
pereduksi pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi positif
ditunjukan dengan munculnya endapan merah orange atau merah bata.
Pada uji barfoed, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa glukosa bereaksi positif yang ditandai dengan adanya
endapan merah bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa merupakan gula
monosakarida pereduksi, seperti yang terdapat dalam literatur yang
menyatakan bahwa uji barfoed digunakan untuk menguji adanya gula
monosakarida pereduksi. Sedangkan pada sampel sukrosa bereaksi negatif.
Jadi dari penjelasan literatur di atas yang membedakan negatif dan postif
walaupun semuanya mengandung monosakarida adalah reduksinya. Untuk
larutan santan yang bernilai negatif berarti larutan tersebut bersifat
monosakarida pereduksi, sedangkan larutan air gula dan susu yang bernilai
positif berarti larutan tersebut bersifat bukan monosakarida pereduksi.
Selain itu, pengaruh warna biru dari uji barfoed adalah akibat
pencampuran dari cairan fosfomolibdat.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan pada praktikum kali ini adalah praktikan dapat
mengidentifikasi karbohidrat dan juga jenis-jenisnya melalui beberapa
reagen uji. Bahan yang digunakan atau diuji adalah air gula, santan, dan
susu. Keberadaan karbohidrat dari ketiga sampel ini akan diketahui
melalui uji molish dan jenis karbohidrat yang terkandung dari ketiga
larutan sampel ini akan diketahui melalui uji barfoed.
Pada uji molish, air gula, santan, dan susu menunjukan warna merah
bata yang berarti menandakan reaksi positif dan mengandung karbohidrat.
Pada uji barfoed, air gula, santan, dan susu menunjukan biru pekat, biru
pucat, dan biru pekat. Air gula menunjukan reaksi negatif, santan
menunjukan reaksi positif, dan susu menunjukan reaksi negatif.

5.2 Saran
Semoga praktikum kedepannya asisten lab bisa menjelaskan lebih
baik lagi. Mungkin karena tahun ini sedang terjadi pandemi COVID-19
yang mengharuskan mahasiswa dan asisten lab melakukan praktikum
sebagian di rumah dan sebagian di kampus, sehingga mengalami kesulitan
bagi teman-teman yang mengamati praktikum di rumah. Semoga pandemi
ini cepat berakhir dan kita semua bisa berkumpul tatap muka satu ruang
secara langsung, agar lebih memudahkan kita dalam melakukan
praktikum.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok UPI. 2016. Uji Kualitatif Karbohidrat dan Protein.


https://studylibid.com/doc/10325/percobaan-3--uji-kualitatif-karbohidrat-
dan-protein. Diakses pada 8 April 2021, pukul 23:58 WIB.
Shabrina Fitri, Ardhista. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
SAINTEKS. Vol. 17(1): 45-52.
Suseno, Dedy. 2018. Isolasi dan Identifikasi Gelatin pada Sediaan Obat Tablet
yang tidak Berbahan Aktif Protein. EnviScience. Vol. 2(2): 87.
Wilujeng, Insih. 2016. Analisis Uji Molish. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

11
LAMPIRAN

1. Cairan Pereaksi 2. Hot Plate 3. Pipet 4. HCl 1N 5. Gelas ukur


dan fosfomolibdat mikro

6. Aquades dan 7. Alumunium 8. Tisu 9. Rak dan tabung 10. Gelas beaker
HCl 0,5 N foil reaksi

11. Pipet Ukur 12. Timbangan 13. Pipet tetes 14. Bulb
analitik

15. Hasil uji barfoed 16. Hasil uji molish

Anda mungkin juga menyukai