METODE PENELITIAN
b. Kriteria Eksklusi
• Pasien yang memiliki riwayat skizofrenia.
36
n=
Berdasarkan penelitian Vega et al (2004), diperoleh proporsi depresi pada =
n=
n = 1,57 / 0,04
n = 39,25 ≈ 40 sampel
Keterangan :
= Nilai deviat baku normal pada α = 5% (1.96)
α = tingkat kemaknaan (5%)
Z = Nilai deviat baku normal untuk tingkat akurasi 80% = 0.84
β = Tingkat kemaknaan (20%)
d = Perbedaan proporsi depresi dan/atau kecemasan sebelum dan
sesudah pengobatan MDR. Proporsi depresi sebelum pengobatan =
29% (Vega et al, 2004)
f = Diskordan (diasumsikan perbedaan proporsi sebesar 20%)
37
38
39
10. OAT MDR Pasien yang sudah Rekam medik Evaluasi Numerik
setelah satu mendapat pengobatan HADS
bulan OAT MDR selama satu Bulan -1
pengobatan bulan (30 hari)
11. OAT MDR Pasien yang sudah Rekam medik Evaluasi Numerik
setelah mendapatkan HADS
pengobatan pengobatan OAT MDR Bulan -3
tiga bulan selama tiga bulan (90
hari)
40
41
42
43
Analisis data √ √
Penulisan laporan √
Seminar √
44
45
Jumlah
Karakteristik
N %
Jenis Kelamin
Perempuan 18 45.0
Laki laki 22 55.0
Usia
<30 tahun 4 10.0
30 – 39 tahun 8 20.0
40 – 49 tahun 12 30.0
≥ 50 tahun 16 40.0
Pendidikan
SD 2 5.0
SMP 6 15.0
SMA 27 67.5
D3 4 10
Strata 1 1 2.5
Riwayat Merokok
Bukan Perokok 14 35.0
IB ringan 7 17.5
IB sedang 12 30.0
IB berat 7 17.5
Status Pernikahan
Menikah 38 95.0
Belum menikah 2 5.0
Pekerjaan
Buruh pabrik 2 5.0
Ibu rumah tangga 15 37.5
46
Depresi
Ya Tidak Jumlah
Sebelum pengobatan 16 (40%) 24 (60%) 40
Bulan 1 24 (60%) 16 (40%) 40
Bulan 3 33 (82.5%) 7 (17.5%) 40
Dari tabel 4.2 terlihat jelas bahwa terjadi pertambahan jumlah yang
signifikan simptom depresi dari awal mulai pengobatan hingga bulan ke- 3.
Sebelum pengobatan, sebanyak 40% sampel sudah memiliki simptom depresi saat
baru terdiagnosis MDR-TB, dan angka ini meningkat lebih dari 2 kali lipat
menjadi 82.5% setelah 3 bulan pengobatan.
Adapun pertambahan proporsi pasien yang memiliki simptom depresi dapat
dilihat dalam grafik berikut :
47
48
49
bulan 3 p value*
depresi tidak depresi
Depresi 24 0
bulan 1 0.344
tidak depresi 9 7
*Uji Mc Nemar
Tabel 4.5 memperlihatkan sebanyak 24 orang responden yang pada
pengobatan bulan 1 telah menunjukkan tanda depresi, ternyata kesemuanya tetap
menunjukkan gejala depresi, selain itu ada sebanyak 9 orang responden yang
awalnya tidak menunjukkan depresi, setelah menjalani pengobatan 3 bulan
ternyata menunjukkan simptom depresi. Uji Mc Nemar memperlihatkan bahwa
tidak ada perubahan yang signifikan simptom depresi pada bulan ke-1 dan bulan
ke-3 pengobatan.
50
51
52
Ya Tidak p- p-
value Ya Tidak value
Laki laki 18(85.7%) 3(14.3%) 10(47.6%) 11(52.4%)
0.194b
a
Perempuan 5(78.9%) 4(21.1%) 0.62 12(21.1%) 7 (36.8%)
53
4.7. Pembahasan
Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik yang mencoba
mengidentifikasi kejadian simptom depresi dan kecemasan pada 40 orang pasien
MDR-TB yang tidak memiliki komorbid penyakit lain. Dengan melakukan follow
up selama 3 bulan, dilakukan penilaian gejala depresi dan kecemasan pada pasien
MDR-TB dengan menggunakan kuesioner HADS.
Laporan dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa
penyakit MDR-TB memiliki kaitan dengan economic lost yaitu kehilangan
pendapatan rumah tangga. Seseorang yang menderita tuberculosis biasa
diperkirakan akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 3-4 bulan
(Depkes RI, 2012) dan tentunya angka ini akan meningkat pada pasien MDR-TB
mengingat durasi pengobatan yang lebih lama. Pasien tuberkulosis yang
kehilangan pekerjaan akan stres. Selain itu pasien juga stres karena pengobatan
penyakit MDR-TB yang lama.
Salah satu dari tujuh peristiwa hidup yang paling menimbulkan stres dalam
skala Family Inventory of Live Events (FILE) adalah stres karena sakit kronik.
Jika salah satu anggota keluarga mangalami penyakit tuberkulosis maka pasien
akan stres karena penyakit yang dideritanya dan perannya dalam keluarga juga
terganggu. Stres tersebut pada akhirnya akan menimbulkan kecemasan (Friedman,
2010).
Clark (2011) dalam studinya yang mengidentifikasi perbedaan proporsi
kecemasan antara perempuan dengan laki-laki dan mendapati bahwa perempuan
dua kali lebih rentan terhadap kecemasan daripada laki-laki dan juga menegaskan
bahwa perempuan secara signifikan lebih cenderung ke arah emosi negatif, kritik
diri, dan menggerutu tentang masalah. Beberapa studi menyebutkan bahwa
perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan mungkin memainkan peranan
yang dapat menjelaskan mengapa perempuan secara biologis cenderung ke arah
kecemasan dibandingkan laki-laki (Clark, 2011).
54
55
56
57
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan simptom depresi pada pasien MDR-TB dari sebelum
pengobatan (40%), bulan ke-1 (60%) hingga bulan ke-3 sesudah
mendapatkan pengobatan MDR-TB (82,5%).
2. Terdapat peebedaan simptom kecemasan pada pasien MDR-TB dari
sebelum pengobatan (10%), bulan ke-1 (22,5%) hingga bulan ke-3
pengobatan MDR-TB (52,5%).
3. Terdapat hubungan antara waktu pengobatan dengan kejadian simptom
depresi dan kecemasan pada pasien MDR-TB.
4. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian simptom
depresi dan kecemasan pada pasien MDR-TB.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Diperlukan penelitian lanjutan yang mengidentifikasi gejala depresi dan
kecemasan pada pasien MDR-TB dengan melibatkan lebih banyak sampel
penelitian dan dalam durasi follow up yang lebih lama.
2. Diperlukan penelitian lanjutan yang mengidentifikasi pengaruh faktor
demografis seperti suku, tingkat pendidikan, tempat tinggal serta persepsi
lingkungan sekitar dan tingkat ekonomi terhadap kejadian depresi dan
kecemasan pada pasien MDR-TB.
3. Terapi psikoedukasi baik aktif maupun pasif dapat dijadikan salah satu
elemen dalam protokol pengobatan pasien MDR-TB, khususnya yang
tekah menunjukkan gejala depresi dan kecemasan.
4. Diperlukan adanya hubungan kerjasama antara divisi paru dan psikiatri
dalam penanganan pasien dengan gejala depresi dan kecemasan guna
58
59