Anda di halaman 1dari 43

IKATAN ION

IKATAN IONIK
Ikatan ionik : ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion
negatif karena interaksi elektrostatik

Terjadi apabila terdapat atom yang mempunyai energi


ionisasi kecil dan bertemu dengan atom yang mempunyai
afinitas elektron besar selisih EN sangat tinggi

Kekuatannya sangat tergantung pada ukuran ion dan


muatan ion semakin besar ukuran ion, ikatan ionik
semakin lemah dan makin tinggi muatan ion, makin kuat
ikatannya
q1q2
U=−
r
The compounds with more 50% ionic character are
normally considered to be ionic solids.
SENYAWAN ION
• Umumnya berwujud padatan dengan titik leleh yang tinggi
(> 400 OC )
• Kebanyakan larut dalam pelarut polar (air) dan tidak larut
dalam pelarut non polar (heksan)
• Lelehanya dapat menghantarkan listrik dan larutannya
menghantarkan listrik sangat baik
• Kristal padatan , rapuh ketika
ditempa

Sumber Gambar : Chang, 2010


IKATAN IOIK

PROSES PEMBENTUKAN
SENYAWA ION
Atom unsur dengan energi ionisasi rendah (berada pada sebelah kiri tabel periodik unsur)
cenderung membentuk kation, sedangkan yang memiliki afinitas elektron tinggi (atom
unsur yang berada pada sebelah kanan tabel periodik unsur) cenderung membentuk anion
.

T ren A fi n i t as E lek t ro n

Sumber Gambar : Silberberg , 2010, p. 263 dan 266

T ren E n ergi I o n i s a s i
PROSES PEMBENTUKAN
SENYAWAN ION
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion bermuatan
positif dan ion bermuatan negatif

+ →

Uns u r L i Gas F l ou r (F 2) Seny aw a L itiu m F l ou r ida ( L iF )

Sumber Gambar : Chang (2010)


PROSES PEMBENTUKAN
SENYAWAN ION LiF

Tiga cara untuk merepresentasikan pembentukan Li dan F melalui transfer


elektron. Elektron yang ditransfer ditunjukkan dengan warna merah.
Sumber Gambar : Silberberg, 2010, p. 282
PROSES PEMBENTUKAN
SENYAWAN ION NaCl

Gas Klorin dan Pembentukan NaCl terjadi Reaksi yang terjadi setelah beberapa
Logam Natrium ketika natrium ditambahkan saat, sangat eksoterm, dan
kedalam gas klorin menghasilkan panas serta cahaya

Sumber Gambar : Silberberg (2010)


PROSES PEMBENTUKAN
SENYAWAN ION NaCl
PROSES PEMBENTUKAN IKATAN IONIK

S E N Y A W A N I O N M g C l 2 d a n A l 2O 3

••
• Cl

••
• •• 2+ •• -
MgCl2 Mg • Mg 2 Cl

••
••
•• ••
• Cl

••
••
Sifat-sifat senyawa ionik
1. Pada keadaan padatan, senyawa mempunyai
konduktivitas sangat rendah, sedangkan dalam fasa
cair/larutan, mempunyai konduktivitas tinggi.
Contoh :
Secara teoritis, NaCl dalam padatan mengandung banyak ion
sehingga mampu menghantarkan listrik yang baik, tetapi faktanya
ion-ion terikat secara kuat sehingga tidak dapat bebas bergerak
oleh karena itu konduktivitasnya mendekati 0 (sangat rendah).
Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka ion (+) dan (-) akan
berdiri sendiri-sendiri sehingga dapat menghantarkan listrik
dengan baik konduktivitas menjadi tinggi
Pelarutan garam NaCl dalam air
2. Mempunyai titik lebur tinggi

Karena ion (-) dari Cl tidak hanya berinteraksi dengan salah satu
ion (+) dari Na tapi ion (-) dari Cl berikatan ke segala arah shg
ikatan Na+ dengan Cl- menjadi semakin kuat shg energi untuk
memutus ikatan Na+Cl- menjadi semakin besar t.l tinggi
Ikatan ionik ke segala arah sehingga memperkuat interaksi antar
ion.
+ - + - + - +
- + - + - + -
+ - + - + - +

Contoh : titik lebur dari beberapa garam Na


Anion : F- Cl- Br- I-
Titik leleh : 1268 1073 1023 924
3. Keras dan “brittle”

Keras : padatan tersusun secara kompak dari senyawa ionik yang


sudah tidak dapat dimampatkan lagi. Kekerasan naik dengan
menurunnya jarak antar ion dan naiknya muatan ion.
“brittle” : permukaannya mudah rontok (mripil)
Contoh : LiF NaF
M-X (pm) : 202 231
kekerasan : 3,3 3,2

4. Mudah larut dalam pelarut polar (pelarut yang mempunyai


tetapan dielektrik tinggi, contoh : air)

Tetapi tidak semua zat yang larut dalam pelarut polar adalah ionik
Bukti padatan ionik mudah rapuh
(brittle)
Ukuran ion
Garam hidrat
Polarisasi dan Kovalensi

Distorsi (penyimpangan) dari bentuk ideal anion


yaitu speris (bola) ini disebut sebagai polarisasi,
Semakin besar sifat polarisasi anion semakin besar
derajad kovalensinya. Aturan yang dikemukakan
oleh Khasmir Fajans perihal polarisasi:
1. Kation dengan ukuran makin kecil dan muatan
positif semakin tinggi akan memiliki daya
mempolarisasi semakin kuat
2. Anion dengan ukuran makin besar dan muatan
semakin negatif semakin besar akan semakin
mudah terpolarisasi
3. Kation yang memilki konfigurasi elektronik bukan
konfigurasi gas mulia (golongan transisi) memiliki
daya mempolarisasi lebih kuat
Peristiwa Polarisasi
Struktur Senyawa Ionik berdasarkan perhitungan
perbandingan jari-jari

Gambar Rasio radius r kation/r anion


(sumber: Saito, 2020)
Sifat Termodinamika:
pembentukan senyawa ion dan
senyawa kovalen
ASPEK ENERGI DALAM IKATAN
IONIK : ENERGI KISI
Energi kisi didefinisikan sebagai energi yang dilepaskan ketika 1 mol
senyawa ion terbentuk dari ion ionnya dalam keadaan fasa gas.

Semakin tinggi energi kisi suatu senyawa, semakin kuat gaya tarik
antar ionnya

E is the potential energy


Q+Q- Q+ is the charge on the cation
E=k r Q- is the charge on the anion
r is the distance between the ions
ASPEK ENERGI DALAM IKATAN
IONIK : ENERGI KISI

• Contoh: Reaksi antara unsur logam yang


reaktif (Li) dan mudah melepas elektron
dengan gas halogen (F) yang cenderung
menarik elektron:
Li(g) → Li+(g) + e- IE1 = 520 kJ
F(g) + e- → F-(g) EA = -328 kJ
• Reaksi total:
Li(g) + F(g) → Li+(g) + F-(g) IE1 + EA = +192 kJ
ASPEK ENERGI DALAM IKATAN
IONIK : ENERGI KISI

• Energi total yang dibutuhkan reaksi ini lebih besar


karena kita harus mengkonversi Li dan F kedalam
bentuk gas
• Akan tetapi eksperimen menunjukkan enthalpi
pembentukan padatan LiF (∆H0f) = -617 kJ
• Jika kedua unsur dalam bentuk gas:
• Li+(g) + F-(g) → LiF(g) ∆H0 = -755 kJ
• Energi kisi adalah perubahan enthalpi yang
menyertai ion-ion gas yang bergabung
membentuk padatan ionik:
• Li+(g) + F-(g) → LiF(s) ∆H0kisi LiF = energi kisi
= -1050 kJ
SIKLUS BORN-
HABER
Siklus Born-Haber merupakan
aplikasi dari Hukum Hess yang
dapat menentukan energi kisi
secara tidak langsung (sulit
diukur secara ekperimental) ,
dengan cara mengasumsikan
formasi dari senyawa ion yang
terjadi dalam serangkaian
langkah.

Sumber Gambar : Chang (2010)


ENERGI IKATAN DALAM PADATAN IONIK

• ENERGI KISI

Adalah :
~ energi yang diperlukan untuk mengubah 1 mol
senyawa ionik padatan menjadi ion-ionnya
dalam fasa gas
~ energi yang dilepaskan apabila ion (+) dan (-)
dalam keadaan gas berubah menjadi padatan.
Evaluation of lattice energy

1 2

Experimentally Theoretically
Born-Haber cycle Born-Mayer equation
Kapustinskii equation

 is the standard molar enthalpy change accompanying the formation


H L of a gas of ions from an ionic solid

MX ( s) → M + ( g ) + X − ( g )
The disruption of a lattice requires energy and it is, therefore, an
endothermic process

This means that Lattice Enthalpies are always positive and the most
stable
crystal structure of a compound is the structure with the greatest lattice
enthalpy under prevailing conditions
• Dalam padatan/kristal ionik terdapat 2 jenis
energi :
1. Etarikan muatan berlawanan Ecoulomb
2. Etolakan muatan sama Erepulsion

z+z− berlaku untuk 2 ion


E =
c 4π r

Karena padatan terdiri dari banyak ion maka :
+ − z = muatan ion
Az z
E = A = tetapan Madelung
c 4π r

 At large inter nuclear distances (right side of graph) there is no
overlap of electron clouds. This state is designated with PE = 0.

• At large inter nuclear distances (right side of graph) there is no overlap


of electron clouds. This state is designated with PE = 0.
• As the nuclei approach each other (moving to the left on the graph),
the atoms become stabilized due to sharing of their electron with the
other atom. We see the PE decrease in this region.
• The minimum on the curve corresponds to the optimized balancing of
attraction (nuclear-electron) and repulsion (nuclear-nuclear and
electron-electron). The energy at the minimum is the bond strength
which represents the amount that the molecule is stabilized over the
free atoms. If you want to break the bond, you need to supply that
much energy. The inter nuclear distance at this minimum is the bond
length for that molecule.
• If the nuclei are brought any closer together, the nuclear-nuclear
repulsion dominates and the PE for the molecule shoots up.
U = Ec + Er
ANZ + Z − e 2 NB
U= + n
4 πε0 r r
+ − 2
dU ANZ Z e nNB
=− − n +1 = 0
dr 4 πε0 r 2
r
+ − 2 n −1
AZ Z e r
B=−
n4 πε0

Pada U minimal U=U0 dan r=r0 sehingga :

ANZ + Z − e 2 1
U= (1 − ) Pers. BORN-
4 πε 0r n LANDE
n tergantung pada konfigurasi elektron ion yang
bersangkutan
Harga n untuk kristal ionik selalu > 1
Tabel harga n
Konfigurasi e ion n
2 (He) 5
10 (Ne) 7
18 (Ar) 9
36 (Kr) 10
54 (Xe) 12
Contoh :

Na+Cl-
Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
11
Na+ : 1s2 2s2 2p6 e = 10
Konfigurasi e Na+ = konf. e Ne sehingga n Na+ = 7
Cl : 1s 2 2s2 2p6 3s2 2p5
17
Cl- : 1s2 2s2 2p6 3s2 2p6 e = 18
Konfigurasi e Cl- = konf. e Ar sehingga n Cl- = 9

Jadi, n untuk NaCl = (7+9)/2 = 8


Cl -
MENCARI HARGA - + -
A + - +
- + -
The Madelung constant, + - + Na+
A, - + -
depends on the relative + - +
distribution of cations and
anions in the structure - + -
+ - +
- + -

+ - +

- + -
r3 r6

r
- r2 + -
r5
+ - +
z+ = z− = 1
for NaCl 6e 2 e 2 z+ z−
E coul = − e2
6Cl- at a distance r 1 4 0 r E= =
2 4 0r 4 0r
12e
E coul = +
12 Na+ at r√2 2 4 0 r 2
2
8 Cl- at r√3 8e
E coul = −
3 4 0 r 3
6 Na+ at 2r 6e
2
E coul = +
4 4 0 2r

Ecoul = E coul + E coul + E coul + E coul + ..........


1 2 3 4

6e 2
2 2 2
12 e 8e 6e
Ecoul = − + − + − ......
4 0 r 4 0 r 2 4 0 r 3 4 0 2r

e2 12 8 6
Ecoul = − (6 − + − + .....)
4 0 r 2 3 2

12 8 6
A = (6 − + − + .....)
2 3 2
A = Madelung constant
2
Ae
E = −
coul 4 0 r
Giving its dependence on large contribution coming from
nearest neighbours,
the Madelung constant increases with coordination
number
Structure type A Coordination
numbers
ZnS blende 1.638 4, 4

NaCl 1.748 6, 6

CsCl 1.763 8, 8
Tipe struktur kristal ionik

• NaCl LiCl, KBr, RbI, AgCl, AgBr, BeO,


MgO, CaO, SrO, BaO
• ZnS (blende) CuCl, CuBr, CuI, AlP, SiC,
BeS, CdS, HgS, ZnO
• ZnS (wurtzite) AgI, ZnO, NH4F, AlN
• CsCl CsBr, CsI, TlCl, TlBr
THEORETICAL EVALUATION OF THE LATTICE ENERGY

Born-Mayer Equation:
it shows the dependency of the lattice enthalpy from the
structure
N A z A zB e2  d 
H L = 1 −  A -1
( J mol )
4 0 d 0  d 0 

NA is the Avogadro' s number


z A and zB the charges of cation and anion
e is the fundamental charge (1.602  10 -19 C)
ε 0 is the permittivity of the vacuum (8.854  10 -12 J-1 C 2 m-1 )
4ε 0 = 1.112  10 -10 J-1 C 2 m-1
d is a constant (34.5 pm)
d0 = r+ + r−
A is the Madelung Constant
The Kapunstinskii Equation

The use of the Born-Landé equation requires the knowledge of the


structure of the compound (Madelung constant)

If the structure of the compound is not known, or the Madelung


constant is not available, the Kapustinskii equation can be used
to calculate the lattice energy

 5
1.214  10   z+ z−  
H =  
1−
34.5 

(kJ mol -1 )
L r+ + r−  r+ + r− 
 

r+ + r- (pm) is the sum of the ionic radii (cation - anion distance)


 is the number of ions in the chemical formula
z + and z - are the charges of cation and anion (without the sign)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai