- ABSTRACT
I
Achieving competeme in ch5hn's productive written tanguage (PWL) in playgroup and
kindergamanindicatesthe existenceof acquis'ion, based on the 8 principles(differentiation,
symbolization, integ&on, imbtbn, varE;rtiwl, I m ~ o n - c o l l e c t i o nrepatition,
, gemrating). This
acquisition process is catego&%d into 8 stages (scribble, linear repetitive, l i k e b r , random lam,
early spellings, phonetics, tramkid, conventional).The majorityof s u b j j make handwritingwhich
coven the forms of leaning-corrupted-interpolated-like-letform, mirrored, and shadowed form.
Children's PWL acquisition is related to children engagement in written language activities, social
interaction, and exposure.
ar merangkai kalimat dua kata, dan pada belum @ d mhingga saat ~~t d r i masih
w i t a s NegeriYogyakarta
sedikiinya rnasalah pengkajian bahasa tulis 'bacaan" anak. Fokus obervasi didasarkan
dalarn psikolinguistik. Kedua, bahasatulis masih pada rninat teoretis (dalarn ha1ini teori speak-
terus menjadi perrnasalahan kronis dalam ing Dell Hymes). Wawaneara dengan anak
proses pernbelajaran anak usia dini, baik di KB, dilakukan secara informal dengan elisitasi,
TK, dan SD kelas rendah. sedangkan wawamra dengan guru dilakukan
Kernenarikan kajian psikolinguistik atas secara informaldengan pmbbing.
bahasa tulis produktiirneliputitiga pertanyaan. Data penelitian ini berupa catatan (data
Pertarna, apakah bahasa tulis dikuasai anak hasilobservasi), rekaman (visual, audio-visual,
seperti halnya bahasa lisan? Artinya, apakah dan audio), dan dokumentasi karya (portofolio
bahasa tulis pada anak rnengikuti proses pe- karya anak). Data hasil observasi dicatat dalarn
rnerolehan bahasa, rnenunjukkan ciri-ciri pe- kartu data berupa catatan objektif. Derni ke-
rnerolehan bahasa? Kedua, adakah tahapan rnudahan dan keefektifan, catatan objektif
dalarn penguasaanbahasa tulis produktif pada dibuat dalarn bentuk kata kunci untuk kemudian
anak seperti halnya tahapan pernerolehan direkonstruksi(agar ditemukankernbali catatan
bahasa lisanproduktif?Ketiga, apakah pengmsa objektif secara utuh). Catatan objektif tidak
an bahasatulis terkaitdengan lingkungan, seperti dibiarkan diarn tetapi diberi catatan refleksi
halnya bahasa lisan yang dipengaruhi pajanan? guna interpretasidan pemaknaan sementara.
Apakah prinsip "hem and now" juga berlaku Data wawancara (audio) direkarn untuk ke-
dalarn proses pemerolehan bahasa tulis rnudian ditranskripsikansecara orbgrafis. Data
produktif?Faktor lingkunganapa sajakahyang ini segera diberi catatan pinggir guna rneng-
dimaksud? utuhkan kembali data dengan konteksnya.
Pertanyaan-pertanyaan di atas dikaji me- Lebih lanjut, data aktivitas perilaku, selain
lalui Grrwnded Theory (Strauss & Corbin, 2009). diobservasi, juga direkarn secara audio-visual
Penelitiandirnulaidari pemfokusanrnasalahdan (apabila diperlukan). Perekarnan dicocokkan
subjek, penggalian data, analisis data. Pem- dengan catatan observasi, dan dirnanfaatkan
fokusan rnasalah meliputi (1) aktivitas ber- sebagai penguat atau panambahdata apabila
bahasa tulis yang dilakukan anak pada situasi data catat kurang lengkap atau rneragukan.
pernerolehan dengan ciri-ciri keinforrnalan, Catatan objektif diberikan untuk data rekarn
inisiatif anak, noninstruktif formal, (2) hasil guna mernbantu analisis. Data berupa hasil
bahasa tulis berupa hasil "tulisan" anak dan 'tulisan" anak atau hasil kegiatan bcdrbahasa
hasil 'bacaan", (3) proses interaksiantara anak tulis dikumpulkan untuk kemudiandiberi catatan
denganteman sebaya dan guru m k a . Subjek konteks demi rnemudahkan analisis teks
penelitian berjurnlah 179 anak, terdiri dari 103 tersebut.
subjek utarna dan 76 subjek banding. Subjek Analisis data terdiri atas beberapa tahap.
fokus arnatan berjurnlah 12anak. Lokasi pene- Pertarna, pengorganisasian dan transkripsi
litian berada di KB-TK perkotaan (KBTKMK- data rekamyang mtiputi pengatalagan, prose-
UGM), KB Pinggiran (KBN), dan TK Pinggiran dur transkripsi, dan sistem mtasi transkripsi.
(TKS dan TKAB). Penelitianinijuga melibatkan Kedua, pwtgkodean dan rumusan temuan,
18 guru di lokasi penelitian. yang diuji kembali dengan bentuk-bentuk yang
Pengurnpulan data dilakukan pada bulan rnuncul, konteks kemunculan bentuk, dan
Agustus 2005 hingga Juli 2006. Pengurnpulan struktur kontak sosial (anak berinteraksidengm
data dilakukan dengan rnetode ganda, yakni siapa, di dalam interaksi sebaya), wrta men-
observasi (terhadap aktivitas berbahasa tulis cerrnati kernbalicatatan lapangandan rekarn-
subjek, hasil kegiatan berbahasa tulis, dan an audio, visual, dan audio-visual apabila ada.
aktivitas lain atau kejadiaan-kejadian yang Jika hipotesis benar, akan ada dua pola di dalam
berkaitan), wawancara (dengan anak dan data, yakni (a) wujud capaian muncul secara
guru), dan dokurnentasi hasil 'tulisan" dan konsisten dalam konteks yang rnirip dan (b)
anak menunjukkan reaksi, "penjelasanw,dan terhadap fenomena yang ada dan
maknayang senada terhadap wujud yang mirip data rekam, data catat, dan data arlefsrk. SeMn
atau sama. Ketiga, kategorisasi dan itu, untuk memperolehvaliditas data dan inter-
penyempumaanrumusantemuan. Kategorisa- pretasinya, peneliti juga meminta masukan
si didasarkan pada kategoriemik yang muncul dalam bentuk debriefingdari pembimbing dan
dari perspektif subjek dan kategori etik dari vatidad ahli baik pada saat analisis data mau-
tinjauan peneliti terdahulu. Pada tahap ini pun pasca observasi. Validitas temuan juga
dilakukan kej a pembandingan, pengontrasan, dilakukan dengan cam mencari masukan dari
penggabungan, dan pengurutan, lalu pembwt- beberapa guru KB dan TK di lwar wilayah DIY
an penjelasansetiap ari-ciri (atau karakteristik) yang sama sekali tidak mengenal identitas
dari setiap kategori dan pembuatan aturan peneliti. Kasus negatiimunculdan dimanfaat-
untuk memayungisetiap kategori. U~itukkeper- kan untuk validjtas temuan. Pada tahap akhir,
luan tersebut, dilakukan mekanisme pengum- validitas rumusan generalisasijuga dilakukan
pulan informasi sejenis dalam satu payung terhadap temuan peneliti lain atau teori yang
kategori dengan berpljak pada kesamaan telah ada sekaligus pemantapan melalui hitung-
i (homogenitas) ciri atau karakteristik. Selain itu, an korelasipraluctmoment untuk pennasalah-
r
dilakukan juga mekanisme reduksi inforrnasi an faktor yang terkait dengan BTP.
dari kategori yang sudah mewujud. Keempat,
analisis psikolinguistik dan rumusan generali- PEMEROLEHANM A TULIS
sasi. Berbagai rumusan temuan dipertanyakan PRODUKTIF
kembali untuk memperolehjawaban dari sudut Pemerolehan bahasa lisan produktif (BLP)
pandangteori psikolinguistik. lnterpretasipsiko- memiliki karakteristik tertentu yang membeda-
linguistik ini, terintegrasidenganfenornena yang kannya dari pembelajaran bahasa. Demikian
teruji di lapangansehingga ditemukan jawaban halnya dengan bahasa tulis produktii. Pemero-
atas berbagaifenomena pemerolehanbahasa lehan bahasa tulis produktif berfokus pada
tulis yang dibidik. lnterpretasiini terurai secara komunikasi penuh makna, keberhasilan dida-
integratif dengan kategori emik dan etik dan sarkan pada penggunaanbahasa untuk melak-
dimunculkan dalam bentuk proposisiabstraktif sanakan sesuatu, materi ditekankan pada Ide
dan pembahasannya. dan minat anak, aktivitas berpusat pada anak,
Validitas penelitian nlencakup validitas kesalahan merupakan ha1 yang wajar, dapat
deskripsi, interpretasi, dan rumusan generali- dikategorikan sebagai proses bawahsadar dan
sasi. Validitas data diperoleh dengan merekam terjadi melalui pemajanan dan masukan yang
data observasi dan wawancara, kemudian dapat dipahami anak, dan penekanan pada
mentransktipsinya. Transkripsi ini memudahkan tumbuhnya kecakapan (Krashen, 200:2)..A;pa
pencerrnatankernbalidata hasilwawancara dan yang diproduksi anak benar4mardWnkan
observasi. Validitas interpretasidicapai melalui pada konteks naturalnoninstnrktif. Amk~nrak-anak
pengecekan ulang tafsiran oleh subjek. secara aktiibelajar bahasa melahip m yang
Beberapa interpretasi dari observasi dan tidak disadari (Kutz, 1997:19)
wawancara telah dicek ulang kepada subjek. Pemerolehanbahasa tulis produktiidalam
Selain itu peneliti juga msncermati kembali konteks kelas memiliki prinsip tertmtu (COX,
mkaman video, audio, dan transkripsinya. 1999:132-133). Prinsipphip b mmnga-
Untuk mendapatkan dan mmpe3&hankan a~padabkb-faMayangmenjdi bagianak
konstruksi emik, dilakukan m e I W k u a h s untuk rnenguasai bahasa tubs, bajk bentuk,
pemahaman wawancara terbuh, VEalMitas mkna, maupun fungsi, secara mandiri dan
temuan dicapai melalui crnss-ches;kdab gan- tidak dalam kmetisi dibantu. Dalam proses
& i interpretasinya, serta k e m b ter-
dan petnguasam batma tulis secara natural, anak
hadap berbagai kemungkinan tafsir altematif ttanrs teralup dalam Qngkunganbahasa tulis,
M i k t dalam a k W s *menulisn sadar p
$3be#'f ambt~, m pemerdehan bahasa limn. Bagai-
mempunyai kwernpatan mencoba, mana pun, bahasa tulis merupakan simbol
,menebak bntuk-makna.Anak- sekunder yang penguasaannya memerlukan
latihan. Dengan demikian, anak memperokh
pamtmemka lebih berkembang. bahasa tulis melalui cara-eara yang dapat
fSTP bgrmula dari goman yang oleh anak dikategorikan ke dalam pemerolehan. Ciri-ciri
pnulis) dimaksudkan sebagai tulis- yang ditemukan adalah pertma, tulisan yang
Dyson (1989:l W),ketika rrrembuat dibuat anak secara bebas (bukan instruksi
868wedu seperti huruf, anak-anak berasumsi kelas) difungsikan sebagai alat komunikasi.
balrwa t u l i n mereka dapat dibaca oleh orang Anak menyampaikan informasi kepada pihak
him. lain dan meminta tanggapannya.
Pada tahap tertentu anak-anak menyadari Kedua, jawaban atas pertanyaan, apakah
bhtkwa ide mereka dapat dibaca oleh orang lain anak-anak rnampumenyatakan idedan gagas-
b n y a apabila bentuk yang mereka buat kon- annya dengan bahasa tufis, tidak difokuskan
wmbnal. Anak-anak menyadaribahwa bentuk pada produk 'tulisan" semata-mata. Kerapian
bWorespondensidengan fonem dan memiliki dan ketepatan menulis huruf-huruf bukan
aturan penataan untuk dapat dibaca dan di- patokan utama rnenilai keberhasilan belajar
pahami. PerkembanganBTP dapat dikategori- menulis pada anak, tetapi pada bagaimana
kan ke dalam beberapatahap, dari tahap cakar anak menggunakan simbol tertulis untuk me-
ayam hingga tahap konvensional. nunjukkan idenya. Ketiga, pencapakin ke-
Dalam proses pemerolehan BTP, sebelum mampuan berbahasatulis tersebut ditentukn
mencapai tahap menulis konvensional, anak- oleh kegiatan yang betpusat pada anak. Ke-
am& mengalamirnasa-masa sula menulis. Pada empat, kekdiruan dalam kegiatan berbahasa
rurval-awal menulis, anak mengalami kesulitan tulis anak, baik kegiatan rneniru maupun me-
rraembentuk huruf dan atau sulit rnenentukan nulis sears bebas tanpa instruksi dipandang
arah garis. Setelah dapat membentuk huruf, sebagai proses yang wajar. Kelha, driU, tiiak
anak-anak mengalami rnasalah menata huruf, menyumbang banyak pada hasil pemerdehan
bahkan tidak menyadari arah menulis. kaiau materi yang dilatihkan tidak terpahami
Fenomena ini dapat dikategorikan sebagai anak. Keenam, pwmpaiannya fejdi seas
bentuk tidak sempuma dan terbalik-balik. alamiah. Penguasaanbahasa tulis tejadi secara
Setiap anak mengalami perkembangan bertahap, mulaidari goresan acak hinigga t u k n
yang tidak selalu sama selama kurun wzlktu konvensional dan terkait dengan maturasi
tertentu. Beberapa anak mengalami perkem- berbagaiaspek perkembangan.
bangan yang signifikandan beberapa yang lain Karakteristik BTP di atas, sejalan dengan
mengalami sedikit perkembangan. Perkem- pemikiran Ellis (1998:3), bahwa pemerolehan
Bangan pemerolehan BTP anak dapat dides- berada pada tataran informal, di dalam maupun
kripsikan dan digolongkan menjadi beberapa I
di luar kelas, dan sejakn ctengan konsep K@ss
tahap dan subtahap perkembangan. (1993: 12)b&wa pemerolehanbahslsa b@WR- i
(korespondensi ~ f o - hi.~ )
sehingga tulisan anak
tuliin mungkin berbed
-
TadkiroatunMustiroh Pemerolehan Bahasa TulisPraluktifAmk K e l i m p k w i n &F) P i
.-_--
..A3
,>=
B
.i.
h
E
1T5
-
, Vd. 27, M.3
rik halus pada disgrafia ditihat sebagai sebab Usahayang belummencapaitahap konven-
karena gangguan, sedangkan pada variasi ter- sional dipandang sehagai permulaan literasi
balik-balik lebih tepat dilihat sebagai kesilapan (Teale & Sulzby, 1986). Selain itu, kemunculan
dalam proses konstruksi pengetahuantentang bahasa tulis merupakan proses yang bertahap,
bahasa tulis dan pencapaian riil perkembang- m r l u k a nwaktu, danM i d e n g a n kecakap-
an motorik dan kognisi anak. Keempat, gejala an dasar yang dimilikianak, yang rnerekaguna-
disgrafia diatasi melalui terapi dan latihan, kan, dan yang mereka maknai tentang dunia.
sedangkan bentuk terbalik-balik diatasi melalui Sesuatu akan muncul atau emergejika berada
pajanan, keterlibatan, dan kematangan. Latihan dalam kondisi yang tepat. Bahasa tulis akan
yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat mencuat jika didukung konteks, difasilitasi,
memicu timbulnya keterbalikan dan ketidak- didukung capaian, dan ada kesempatan untuk
sempumaan bentuk yang dibuat anak. Kelima, terlibat aktif dalam tingkah bku berbahasa tulis
disgrafia digolongkan ke dalam gangguan bela- yang nyata (lihat Hall, 1987:10).
jar, sedangkan bentuk terbalik-balik digdongkan Bentuk terbalik dapat dianalogkan dengan
ke dalam (1) variasi tahap pemerolehan bahasa perkembangan anak dalam rnengenaliberba-
tulis apabila munculbeberapa kalidan membaik gai bentuk, arah, wama, unsur, dan unrtan.
sejalandengantumbuhnya kesadaranlinguistik Apabila syarat visual-keruangan belum diper-
anak, (2) ketidaktepatan pembelajaran yang oleh, anak akan mengalami kesulitan mengi-
tidak tepat apabila muncul dari tugas instruktif, dentifikasi huruf-huruf. Pemaksaan belajar
relatif banyak, dan membaik sejalan dengan baca-tulis beresiko tet-hadap perkembangan
pembenahanpembelajaran, (3) kemungkinan hi~okam~us (lihat Cole, 2001:316).
disgrafia apabila sering terjadi dan relatif sulit Bentuk terbalik terkait dengan ketidaksem-
membaikdengan berbagaicam. Kemungkinan Pumaan Perkembangan otak usia dink
disgrafia ini memerlukan obsenrasilebih lanjut. akibat sthnulasi Yang tidak efeuif (terlalucePat
Ketujuh, terapi dan latihan secara sistematis atau terlambat). Sebelum usia4 tahun, seomng
pada disgrafia dimaksudkan untuk mengurangi anak hanya Pedu distimulasi potensi bahasa
gejala, pajanan dan kesertaan (aMifanak)pads tulis (dalam konteks inteligensi), dan barulah
bentuk terbalik-balik dimaksudkan untuk me- setelah usia4 tahun ~~Il'lulaSi haha~a tlllis dapat
nambah kekayaan bahasa tulis dan merang- dimulai. Apabila stimulasi tedalu dini, kemung-
sang minat anak terhadap bahasa tulis. kinan besar anak akan mengalami gangguan
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat emosi dan gangguan kognitif~angberdam~ak
Santrock (2007:431), bahwa kesalahan *me- pads sistem saraf simpatis (Saraf otonom atau
nulisnpada anak hams dianggap sebagai ba- samf 0t0matis) dan sistem endokrin (pencema-
gian alamiahdari perkembangananak a n tidak an: hati, pankreas, sistem lambung) dan ber-
seharusnya dikritik atau diteliti secara kaku. ujung pads gangguanfu%si imuntubuh. Proses
Apabila memilikicukup kernpatan tdibat dan ini dikaji dalam psych~neu~rnmunology (PNI),
berlatih dengan bahasa tulis, kemkapan me- yakni interdisiplinerantam psikiatri, neur~t~gi,
nulis anak akan meningkat sejalan dengan dan imunokgi (Sasinggih/De~kes.PNI-cogni-
perkembangankognitifnya. tiel0409).
Penyebab disgrafia hingga saat ini belum Apabila masa 0-4 tahun inianak tidak mem-
ditetapkan secara menyakinkan. Disgrafia peroleh stimulasi potensi bahasa tulis, anak
-kin disebabkanoleh ~tak akan kehilangan kesempatan perkembangan
y @ qterjadi secara halus dan tidak terasa. ~tak~eban~akm%- Sebalikn~a,a~abilastimu-
m b b n tersebut mungkin bemifat genet& l a ~terlambat,
i anak akan kehilangan kesem-
-v, 2008:152). Disgrafiajugs pedudmusuri
pmbmbngannya pada tahun-tahun selanjut-
patan perkembangan pula- wmulasi bahasa
tulis yang dibenin setelah usia 8 tahun, akan
nya. rnengandungresiko bagi anak untuk kehikmgan
kesempatan perkembangan otak sebanyak akan menaratj b diiukung ksnbb,
i I
80%. Apabila stimulasi diberikan pada usia 17 didukung capaian, dan ada kesempatanusrtuk
tahun, anak akan kehilangan seluruh potensi terlibat aktif dalam tingkah laku tulis
perkembanganotak (Lanshears, 2000) yang nyata (lihat Hall, 1987:10). An& )rang
terpajan pada kosa kata yang canggih d a m
FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAlT pqrcakapan yang mnadk atau dalam ham
DENGAN BTP yang didengarnya akan belajar kab-kata yang
Baduta, batita, balita, dan anak-anak di KB kelak akan dibukrhkannya untuk menggnalidan
dan TK belajar berbagai materi bahasa tulis, memahami baaan pada saat mereka mulai
jauh sebelum mereka rnenerimainstruksiformal belajar membaca.
di sekolah. Pengetahuan bahasatulis diperdeh PemerolehanBTPterkait dmgm biltprbagai
melalui berbagaifaktor, antara lain pengalaman faktor, baik faktor yang terobsemsi maupun
berbahasa lisan dan keterlibatandengan buku faktor latsn. Faktor terobservasi yang
(Carhnrright, 2008). Hal senada dinyatakan oleh ditemukmm bp
iUrr katdbatan anak, intererksi
Solveig & Lyster (2008), bahkan ketika anak sahl,dm pajam. Tsaptiap faktar dielaborasi
belum dapat mengeja, mereka belajar dari C c e m m k b r s e b a g a i m m m
orang yang membaca untuknya. Bahasa tulis calam mattticsbetikut.
b. Merendahkan teman
c. Mencari muka
d. Berebut - bedomba
mmiliki korelasi yang signifikan pada kvel 0,706" (Wsigrdfikansi 0.01 ). Halhim 1 7 -
w o . jukkan bahwa BPT dan fungsi rv'wniliki
Keterlibatan anak dalam fungsi bahasa korelasiyang signifikan pada M I 99%.
yang terkait dengan BTP meliputifungsi repre- Ketertibabnanak d a b keglatanmmdiri
sentasional, fungsi personal, fungsi interak- yang terkait dengan BTP meliputi berbagai
sional, fungsi regulaoori,fungsi imajinatif, fungsi kegiatansepertitimelabeli, rncm&ma ae#ita, m e
heuristik, dan fungsi latihamtugas. Temuan ini nyalin, kesadaran fonemik, dan kegiatan lain
mendukung pendapat Santmck (2005:235), yang dapat dikategorikan sebagai landman
bahwa pengalamanmempengaruhipemeroleh- BTP. Anak-anak di KB1, TKA1, dan TKB1
an bahasa. terl'it lebih banyak mengembangkankegMan
Hasilobservasi menunjukkan bahwafungsi mandiri (setidak-tidaknya 14-15 kegiatan)
bahasa yang dikembangkan anak terkait daripada anak-anak di KB2, TKA2, dan TKB2
dmgan pemerdehan BTP mereka. Anak-anak (7-8 kegiatan). Kegiatan ini mendukung
di TKA1 dan TKBl memrnjukkanp n g e m k g - pemerolehan BTP rtlere2<a. Hal ini dikuatkan
an fungsi bahasa yang lebih baik daripada dengan buktikuantstatiftmd~hn skablikwt
anak-anak di TKA2 dan TKB2.Obser\rasi juga dengan SPSS 16. Berdarsarkan hitwrgan di-
menunjukkan, anak-anak di TKAl dan TKBl temukan korelasiantara BTP dengan pingem-
memiliki tahap pemerolehan BTP yang lebih bangan kegiatan mandiri sebesar 0,671** (taraf
tinggi daripada anak-anak di TKA2 dan TKB2. signifikansi 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa
Melaluihitungankuantitatif berdasarkan skala BPT dan kegiatan mandifi memiliki korelasi
Bert dengan SPSS 16 ditemukan korelasiBTP yang signiflkanpada level 99'34,sebagaimana
- pengembangan fungsi bahasa sebesar ditunjukkan oleh tabel berikut.
8 @hap,yaitu dw
. -<
-7
Fisher, B. 1991. "Reading and Writing in a Kindergarten Santrock, John W. 2005. Children. Boston : PkGmw-
Classroom" dalam ERIC Digest. http:llwww. Hill. (hal. 224-235)
ericfacility.net. . 2007. PsikoJogi Pendidikan. Dallas:
Hall, N. 1987. The Emergence of literacy. London : UniwKsi of Texap at Dallas. (hd. 420438).
Heine-mann Education Books, Inc. (hal. vii+vii, I- Steinberg, D. D., Nagata, H., & Aline, D.P. 2001.
C 92) Psycholinguistics : Language, Mind, and World.
Kess, J. E 1993. Psycholinguistics :f'sychorOgY, Linguistics, London: Longman. (hal. 1-394).
and The Study of Natural Language. Amsterdam : Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. 2009. "Metode
John Benjamin Publishing Company. (hal. 1-345). GroundedTheory U hSingkat" dalam Hadbodc
Krashen, D. S. 2002. "Formal and lnfomtal Linguistic ofQualitative Reasarch. (ed. Norman K. Denzin &
Environments in Language Acquisition and Yvonna S. Lincdn. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Language learning" dalam Second Language Sulzby, Elizabeth. 1992. "Research Directions: %ansi-
Acq uisition and Second Language Learning. tions from Emergent to Conventional Reading."
California: PergamonPress Inc. Internet d i m . Language Arts. April 1992; 69; 4; ProQuest
Kress, G. 1994. Learning to Write. NewYiurk: Wedge. Educationaljournal. (pg 290). Dkkes, 12Oktober
2009.