Anda di halaman 1dari 15

VOLUME 21 No.

3 Oktober 2009 Helaman259 273-

PEMEROLEHAN BAHASA TULlS PRODUKTIF


ANAK KELOMPOK BERMAIN DAN
TAMAN KANAK-KANAK

- ABSTRACT

I
Achieving competeme in ch5hn's productive written tanguage (PWL) in playgroup and
kindergamanindicatesthe existenceof acquis'ion, based on the 8 principles(differentiation,
symbolization, integ&on, imbtbn, varE;rtiwl, I m ~ o n - c o l l e c t i o nrepatition,
, gemrating). This
acquisition process is catego&%d into 8 stages (scribble, linear repetitive, l i k e b r , random lam,
early spellings, phonetics, tramkid, conventional).The majorityof s u b j j make handwritingwhich
coven the forms of leaning-corrupted-interpolated-like-letform, mirrored, and shadowed form.
Children's PWL acquisition is related to children engagement in written language activities, social
interaction, and exposure.

Key Wordo: pemerolehan b f h a , bahaa tulis produktif, lCelompok M n , Taman K 9 n a k - W

PENGANTAR saat y a q sama anak belajar menggunakan


Bahasa adalah suatu wujud komlkasi, krayon 1- untuk fmembuat tulisan cakar
baik berupa ujaran, tulisan, mupun simbol, @Yam(scribbles).Setelah itu, anak daPat
yang didasarkan pada suatu sistern sknbol memk~dakan gwman ayam Yang dsl~at
(Santrock, 2005:224). Bagaimana bahasa itu dikat-orikan sebagai huruf (Brewer, 1995 :
berprom &pat diketahui pads saat s-ng 206). Pemerolehan bahasa tulis mendukung
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. ~emerolehanbahasa lisan karena b ~ i t anak
u
Proses berbahasa diidentifikasi melalui keterli- mengenal bahasa tulis, gramtika dan kekaya
batan seseorang dengan keempat keterampil- an bahasa Pun di~erolehsecara 0tomatis.
a ternbut, dan pads s a a t e m q j itu meng- Sementara itu, ahli lain menyatakan bahwa
a r d a n mengub& smkturg-tikal menjadi bahasa tulis dan bahasa lisan terkait &lam
Ltan informasi (Field, 20032). bentuk yang digunakan. Kekayaanbahasa tub,

terkait dengan pemerolehan bahasa dari kekyaan bahasa lisan.


roduktif (BLP). Anak-amk, terus mene- Bahasatulis produktif (BTP), sebagai bagi-
&jar'' tentang bahasa bent& limn an dari bahasa, 11?8Mrikuntuk dikaji. Pertarna,

ar merangkai kalimat dua kata, dan pada belum @ d mhingga saat ~~t d r i masih

w i t a s NegeriYogyakarta
sedikiinya rnasalah pengkajian bahasa tulis 'bacaan" anak. Fokus obervasi didasarkan
dalarn psikolinguistik. Kedua, bahasatulis masih pada rninat teoretis (dalarn ha1ini teori speak-
terus menjadi perrnasalahan kronis dalam ing Dell Hymes). Wawaneara dengan anak
proses pernbelajaran anak usia dini, baik di KB, dilakukan secara informal dengan elisitasi,
TK, dan SD kelas rendah. sedangkan wawamra dengan guru dilakukan
Kernenarikan kajian psikolinguistik atas secara informaldengan pmbbing.
bahasa tulis produktiirneliputitiga pertanyaan. Data penelitian ini berupa catatan (data
Pertarna, apakah bahasa tulis dikuasai anak hasilobservasi), rekaman (visual, audio-visual,
seperti halnya bahasa lisan? Artinya, apakah dan audio), dan dokumentasi karya (portofolio
bahasa tulis pada anak rnengikuti proses pe- karya anak). Data hasil observasi dicatat dalarn
rnerolehan bahasa, rnenunjukkan ciri-ciri pe- kartu data berupa catatan objektif. Derni ke-
rnerolehan bahasa? Kedua, adakah tahapan rnudahan dan keefektifan, catatan objektif
dalarn penguasaanbahasa tulis produktif pada dibuat dalarn bentuk kata kunci untuk kemudian
anak seperti halnya tahapan pernerolehan direkonstruksi(agar ditemukankernbali catatan
bahasa lisanproduktif?Ketiga, apakah pengmsa objektif secara utuh). Catatan objektif tidak
an bahasatulis terkaitdengan lingkungan, seperti dibiarkan diarn tetapi diberi catatan refleksi
halnya bahasa lisan yang dipengaruhi pajanan? guna interpretasidan pemaknaan sementara.
Apakah prinsip "hem and now" juga berlaku Data wawancara (audio) direkarn untuk ke-
dalarn proses pemerolehan bahasa tulis rnudian ditranskripsikansecara orbgrafis. Data
produktif?Faktor lingkunganapa sajakahyang ini segera diberi catatan pinggir guna rneng-
dimaksud? utuhkan kembali data dengan konteksnya.
Pertanyaan-pertanyaan di atas dikaji me- Lebih lanjut, data aktivitas perilaku, selain
lalui Grrwnded Theory (Strauss & Corbin, 2009). diobservasi, juga direkarn secara audio-visual
Penelitiandirnulaidari pemfokusanrnasalahdan (apabila diperlukan). Perekarnan dicocokkan
subjek, penggalian data, analisis data. Pem- dengan catatan observasi, dan dirnanfaatkan
fokusan rnasalah meliputi (1) aktivitas ber- sebagai penguat atau panambahdata apabila
bahasa tulis yang dilakukan anak pada situasi data catat kurang lengkap atau rneragukan.
pernerolehan dengan ciri-ciri keinforrnalan, Catatan objektif diberikan untuk data rekarn
inisiatif anak, noninstruktif formal, (2) hasil guna mernbantu analisis. Data berupa hasil
bahasa tulis berupa hasil "tulisan" anak dan 'tulisan" anak atau hasil kegiatan bcdrbahasa
hasil 'bacaan", (3) proses interaksiantara anak tulis dikumpulkan untuk kemudiandiberi catatan
denganteman sebaya dan guru m k a . Subjek konteks demi rnemudahkan analisis teks
penelitian berjurnlah 179 anak, terdiri dari 103 tersebut.
subjek utarna dan 76 subjek banding. Subjek Analisis data terdiri atas beberapa tahap.
fokus arnatan berjurnlah 12anak. Lokasi pene- Pertarna, pengorganisasian dan transkripsi
litian berada di KB-TK perkotaan (KBTKMK- data rekamyang mtiputi pengatalagan, prose-
UGM), KB Pinggiran (KBN), dan TK Pinggiran dur transkripsi, dan sistem mtasi transkripsi.
(TKS dan TKAB). Penelitianinijuga melibatkan Kedua, pwtgkodean dan rumusan temuan,
18 guru di lokasi penelitian. yang diuji kembali dengan bentuk-bentuk yang
Pengurnpulan data dilakukan pada bulan rnuncul, konteks kemunculan bentuk, dan
Agustus 2005 hingga Juli 2006. Pengurnpulan struktur kontak sosial (anak berinteraksidengm
data dilakukan dengan rnetode ganda, yakni siapa, di dalam interaksi sebaya), wrta men-
observasi (terhadap aktivitas berbahasa tulis cerrnati kernbalicatatan lapangandan rekarn-
subjek, hasil kegiatan berbahasa tulis, dan an audio, visual, dan audio-visual apabila ada.
aktivitas lain atau kejadiaan-kejadian yang Jika hipotesis benar, akan ada dua pola di dalam
berkaitan), wawancara (dengan anak dan data, yakni (a) wujud capaian muncul secara
guru), dan dokurnentasi hasil 'tulisan" dan konsisten dalam konteks yang rnirip dan (b)
anak menunjukkan reaksi, "penjelasanw,dan terhadap fenomena yang ada dan
maknayang senada terhadap wujud yang mirip data rekam, data catat, dan data arlefsrk. SeMn
atau sama. Ketiga, kategorisasi dan itu, untuk memperolehvaliditas data dan inter-
penyempumaanrumusantemuan. Kategorisa- pretasinya, peneliti juga meminta masukan
si didasarkan pada kategoriemik yang muncul dalam bentuk debriefingdari pembimbing dan
dari perspektif subjek dan kategori etik dari vatidad ahli baik pada saat analisis data mau-
tinjauan peneliti terdahulu. Pada tahap ini pun pasca observasi. Validitas temuan juga
dilakukan kej a pembandingan, pengontrasan, dilakukan dengan cam mencari masukan dari
penggabungan, dan pengurutan, lalu pembwt- beberapa guru KB dan TK di lwar wilayah DIY
an penjelasansetiap ari-ciri (atau karakteristik) yang sama sekali tidak mengenal identitas
dari setiap kategori dan pembuatan aturan peneliti. Kasus negatiimunculdan dimanfaat-
untuk memayungisetiap kategori. U~itukkeper- kan untuk validjtas temuan. Pada tahap akhir,
luan tersebut, dilakukan mekanisme pengum- validitas rumusan generalisasijuga dilakukan
pulan informasi sejenis dalam satu payung terhadap temuan peneliti lain atau teori yang
kategori dengan berpljak pada kesamaan telah ada sekaligus pemantapan melalui hitung-
i (homogenitas) ciri atau karakteristik. Selain itu, an korelasipraluctmoment untuk pennasalah-
r
dilakukan juga mekanisme reduksi inforrnasi an faktor yang terkait dengan BTP.
dari kategori yang sudah mewujud. Keempat,
analisis psikolinguistik dan rumusan generali- PEMEROLEHANM A TULIS
sasi. Berbagai rumusan temuan dipertanyakan PRODUKTIF
kembali untuk memperolehjawaban dari sudut Pemerolehan bahasa lisan produktif (BLP)
pandangteori psikolinguistik. lnterpretasipsiko- memiliki karakteristik tertentu yang membeda-
linguistik ini, terintegrasidenganfenornena yang kannya dari pembelajaran bahasa. Demikian
teruji di lapangansehingga ditemukan jawaban halnya dengan bahasa tulis produktii. Pemero-
atas berbagaifenomena pemerolehanbahasa lehan bahasa tulis produktif berfokus pada
tulis yang dibidik. lnterpretasiini terurai secara komunikasi penuh makna, keberhasilan dida-
integratif dengan kategori emik dan etik dan sarkan pada penggunaanbahasa untuk melak-
dimunculkan dalam bentuk proposisiabstraktif sanakan sesuatu, materi ditekankan pada Ide
dan pembahasannya. dan minat anak, aktivitas berpusat pada anak,
Validitas penelitian nlencakup validitas kesalahan merupakan ha1 yang wajar, dapat
deskripsi, interpretasi, dan rumusan generali- dikategorikan sebagai proses bawahsadar dan
sasi. Validitas data diperoleh dengan merekam terjadi melalui pemajanan dan masukan yang
data observasi dan wawancara, kemudian dapat dipahami anak, dan penekanan pada
mentransktipsinya. Transkripsi ini memudahkan tumbuhnya kecakapan (Krashen, 200:2)..A;pa
pencerrnatankernbalidata hasilwawancara dan yang diproduksi anak benar4mardWnkan
observasi. Validitas interpretasidicapai melalui pada konteks naturalnoninstnrktif. Amk~nrak-anak
pengecekan ulang tafsiran oleh subjek. secara aktiibelajar bahasa melahip m yang
Beberapa interpretasi dari observasi dan tidak disadari (Kutz, 1997:19)
wawancara telah dicek ulang kepada subjek. Pemerolehanbahasa tulis produktiidalam
Selain itu peneliti juga msncermati kembali konteks kelas memiliki prinsip tertmtu (COX,
mkaman video, audio, dan transkripsinya. 1999:132-133). Prinsipphip b mmnga-
Untuk mendapatkan dan mmpe3&hankan a~padabkb-faMayangmenjdi bagianak
konstruksi emik, dilakukan m e I W k u a h s untuk rnenguasai bahasa tubs, bajk bentuk,
pemahaman wawancara terbuh, VEalMitas mkna, maupun fungsi, secara mandiri dan
temuan dicapai melalui crnss-ches;kdab gan- tidak dalam kmetisi dibantu. Dalam proses
& i interpretasinya, serta k e m b ter-
dan petnguasam batma tulis secara natural, anak
hadap berbagai kemungkinan tafsir altematif ttanrs teralup dalam Qngkunganbahasa tulis,
M i k t dalam a k W s *menulisn sadar p
$3be#'f ambt~, m pemerdehan bahasa limn. Bagai-
mempunyai kwernpatan mencoba, mana pun, bahasa tulis merupakan simbol
,menebak bntuk-makna.Anak- sekunder yang penguasaannya memerlukan
latihan. Dengan demikian, anak memperokh
pamtmemka lebih berkembang. bahasa tulis melalui cara-eara yang dapat
fSTP bgrmula dari goman yang oleh anak dikategorikan ke dalam pemerolehan. Ciri-ciri
pnulis) dimaksudkan sebagai tulis- yang ditemukan adalah pertma, tulisan yang
Dyson (1989:l W),ketika rrrembuat dibuat anak secara bebas (bukan instruksi
868wedu seperti huruf, anak-anak berasumsi kelas) difungsikan sebagai alat komunikasi.
balrwa t u l i n mereka dapat dibaca oleh orang Anak menyampaikan informasi kepada pihak
him. lain dan meminta tanggapannya.
Pada tahap tertentu anak-anak menyadari Kedua, jawaban atas pertanyaan, apakah
bhtkwa ide mereka dapat dibaca oleh orang lain anak-anak rnampumenyatakan idedan gagas-
b n y a apabila bentuk yang mereka buat kon- annya dengan bahasa tufis, tidak difokuskan
wmbnal. Anak-anak menyadaribahwa bentuk pada produk 'tulisan" semata-mata. Kerapian
bWorespondensidengan fonem dan memiliki dan ketepatan menulis huruf-huruf bukan
aturan penataan untuk dapat dibaca dan di- patokan utama rnenilai keberhasilan belajar
pahami. PerkembanganBTP dapat dikategori- menulis pada anak, tetapi pada bagaimana
kan ke dalam beberapatahap, dari tahap cakar anak menggunakan simbol tertulis untuk me-
ayam hingga tahap konvensional. nunjukkan idenya. Ketiga, pencapakin ke-
Dalam proses pemerolehan BTP, sebelum mampuan berbahasatulis tersebut ditentukn
mencapai tahap menulis konvensional, anak- oleh kegiatan yang betpusat pada anak. Ke-
am& mengalamirnasa-masa sula menulis. Pada empat, kekdiruan dalam kegiatan berbahasa
rurval-awal menulis, anak mengalami kesulitan tulis anak, baik kegiatan rneniru maupun me-
rraembentuk huruf dan atau sulit rnenentukan nulis sears bebas tanpa instruksi dipandang
arah garis. Setelah dapat membentuk huruf, sebagai proses yang wajar. Kelha, driU, tiiak
anak-anak mengalami rnasalah menata huruf, menyumbang banyak pada hasil pemerdehan
bahkan tidak menyadari arah menulis. kaiau materi yang dilatihkan tidak terpahami
Fenomena ini dapat dikategorikan sebagai anak. Keenam, pwmpaiannya fejdi seas
bentuk tidak sempuma dan terbalik-balik. alamiah. Penguasaanbahasa tulis tejadi secara
Setiap anak mengalami perkembangan bertahap, mulaidari goresan acak hinigga t u k n
yang tidak selalu sama selama kurun wzlktu konvensional dan terkait dengan maturasi
tertentu. Beberapa anak mengalami perkem- berbagaiaspek perkembangan.
bangan yang signifikandan beberapa yang lain Karakteristik BTP di atas, sejalan dengan
mengalami sedikit perkembangan. Perkem- pemikiran Ellis (1998:3), bahwa pemerolehan
Bangan pemerolehan BTP anak dapat dides- berada pada tataran informal, di dalam maupun
kripsikan dan digolongkan menjadi beberapa I
di luar kelas, dan sejakn ctengan konsep K@ss
tahap dan subtahap perkembangan. (1993: 12)b&wa pemerolehanbahslsa b@WR- i

an dengan seperangkat kecakapan produktif !I


WWMTERISTIK PEMEROLEHAN
Pencapaian kemampuan BTP pada anak
dan prosesual (bersifat proses) yang berkem-
bang dan mendewasadalam dhi sieorang amk I
mmillki karakteristik tertentu. Karakteristik
p w o l e h a n bahasa berbeda dengan karak-
t~ris41kpembelajaran bahasa. Temuan riset
mnguatkan hipotesis pemerolehan bahasa
oleh Krashen (2002). Meskipun demikian,
proses pamwbhan bahasa tulis tidak sebawah
ketkamerekamemperolehbt3hasapertamanya
(Kess, 1993:12). KaddwMk py3neliininijuga
sejalan dengantemuan )<sashen(2'002)Benbng
pemerolehan bahasa, yaitu (1) berfokus pada
bentuk-bentuk bahasa, (2) keberhasilan
didasarkan pada penguasaan, (3) bentuk-
i
i (kiri ke kanan). Hurufhuruf yang

(korespondensi ~ f o - hi.~ )
sehingga tulisan anak
tuliin mungkin berbed

Tahap-tahap di atas sedikit berbeda sub-subtahap dalam tahap fonetik, ejaan


dengan temuan Marie Clay, Henderson, dan transisi, dan ejaan konvensisnal, merupakan
tahap dalam BCCT (Beyond Centre and Circle kebaruan temuan penelitian ini. Berikut
Time). Tahap mirip huruf, tahap ejgan awal, dan perbandingantahap yang dimaksud.
E
Penelitian in1 BCCT Marie Clay Henderson
Coretan Acak Scribbling -
- Coret moret Coretan Acak
- Coretan terarah Coretan terarah
Pengulangan Linear Garis Ulangan Drawing Prephonetic
Mirip Huruf
Huruf Acak Huruf Acak Random Letter Preliterate
- AcakTotal Phonetic
- Semi Acak
Ejaan Awal Menulis Nama
- Huruf Awal Mencontoh
- Satu Kata 2-3 Huruf
Tulisan Fonetik Menemukan Ejaan Phonetic Writing Letter-nama
- Satu Huruf 1 Suku Strategy
- Suku Terbuka
- Satu Huruf 1 Fonem
Ejaan Transisi Transtifiond SpeIfing Vowel Transitition
- Padan Ejaan
- Ejaan Transisi
Ejaan Konvensional Ejaan Umum Convsntbnal Spelling Correct
- Konvensional Awal
- Konvensional
BENTUK TlDAK SEMPURNA DAN dikategorikan ke dalarndua bentuk dasar, yakni
TERBALIK bentuk tak sempuma dan bentuk terbalik.
Pada saat pemerolehan bahasa tulis Bentuktak sempuma meliputi bentuk condong,
pmduktif (BTP), anak-anak mengalami saat- bentuk tak lengkap, bentuk interpolasi, bentuk
'sulit menulis". Sebanyak 160 anak KB mirip huruf. Bentuk terbalik meliputi terbalik
dan TK dari 179subjek mengalamiha1tersebut. bentuk cermin (baik intraleksem maupun
Anak mengalamiharnbatanmenulis huruf, kata, interleksem) dan terbalik bayangan. Berikut
bahkanfrase. Bentuk-bentuk yang dibuat anak contoh bentuk-bentukyang dimaksud.
.-

-
TadkiroatunMustiroh Pemerolehan Bahasa TulisPraluktifAmk K e l i m p k w i n &F) P i
.-_--
..A3

,>=
B

Kemunculanbentuk-bentuk terbalik sering mengenalhurufdan berk


d i i g a i sebagaidisgrafia. Haltersebut rnenun- liskannya, sedang bentuk
jukkan bahwa ciri-ciri disgrafia belum begitu pada hampir semua
dicermati, karena meskipun anak-anak disgra- pemerdehanBTP.
fia mungkin membuat bentuk terbalik-batik, P~salahran apakah
frekuensi, karakter tuliin, dan pembuatanperlu batik dikategorikan sebagai
diperhatikan. Satu atau beberapa bentuk yang
dibuat tidak dapat dipakai sebagai bukti
terjadinya disgrafia pada anak.
Hasil penelitiandi atas menunjukkanbahwa
160 dari 179 subjek pemah membuat bentuk-
bentuk tak sernpurna dan terbalik-Mlik. Apabila konvensional. K a & i apetkila (m, 2007:
bentukyang dibuat anak digunakansebagaisatu- 431), mpek perkembangan anak dinihi tidak
satunya indkator disgrafia, apakah berarti seba-
gian besar anak menderitadisgrafia?Kesimpul- dri dirafia ymg psfludidiskusi-
an demikian, tentu saja, tidak dapat dipertang- kan utang, W a i t dengan temuan penelitianini
gungjawabkan. adabh sebagai berikut.
Bukti menunjukkan bahwa bentuk tak - - * ' .
sempurna muncul pada anak-anak yang baru . . .
'> tr +;, * s - 2
I- - r -. i r
Matriks 1, Ciri-ciri Disgrafia dan Bentuk Terbalik-bank
.r

.i.

h
E
1T5
-
, Vd. 27, M.3

rik halus pada disgrafia ditihat sebagai sebab Usahayang belummencapaitahap konven-
karena gangguan, sedangkan pada variasi ter- sional dipandang sehagai permulaan literasi
balik-balik lebih tepat dilihat sebagai kesilapan (Teale & Sulzby, 1986). Selain itu, kemunculan
dalam proses konstruksi pengetahuantentang bahasa tulis merupakan proses yang bertahap,
bahasa tulis dan pencapaian riil perkembang- m r l u k a nwaktu, danM i d e n g a n kecakap-
an motorik dan kognisi anak. Keempat, gejala an dasar yang dimilikianak, yang rnerekaguna-
disgrafia diatasi melalui terapi dan latihan, kan, dan yang mereka maknai tentang dunia.
sedangkan bentuk terbalik-balik diatasi melalui Sesuatu akan muncul atau emergejika berada
pajanan, keterlibatan, dan kematangan. Latihan dalam kondisi yang tepat. Bahasa tulis akan
yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat mencuat jika didukung konteks, difasilitasi,
memicu timbulnya keterbalikan dan ketidak- didukung capaian, dan ada kesempatan untuk
sempumaan bentuk yang dibuat anak. Kelima, terlibat aktif dalam tingkah bku berbahasa tulis
disgrafia digolongkan ke dalam gangguan bela- yang nyata (lihat Hall, 1987:10).
jar, sedangkan bentuk terbalik-balik digdongkan Bentuk terbalik dapat dianalogkan dengan
ke dalam (1) variasi tahap pemerolehan bahasa perkembangan anak dalam rnengenaliberba-
tulis apabila munculbeberapa kalidan membaik gai bentuk, arah, wama, unsur, dan unrtan.
sejalandengantumbuhnya kesadaranlinguistik Apabila syarat visual-keruangan belum diper-
anak, (2) ketidaktepatan pembelajaran yang oleh, anak akan mengalami kesulitan mengi-
tidak tepat apabila muncul dari tugas instruktif, dentifikasi huruf-huruf. Pemaksaan belajar
relatif banyak, dan membaik sejalan dengan baca-tulis beresiko tet-hadap perkembangan
pembenahanpembelajaran, (3) kemungkinan hi~okam~us (lihat Cole, 2001:316).
disgrafia apabila sering terjadi dan relatif sulit Bentuk terbalik terkait dengan ketidaksem-
membaikdengan berbagaicam. Kemungkinan Pumaan Perkembangan otak usia dink
disgrafia ini memerlukan obsenrasilebih lanjut. akibat sthnulasi Yang tidak efeuif (terlalucePat
Ketujuh, terapi dan latihan secara sistematis atau terlambat). Sebelum usia4 tahun, seomng
pada disgrafia dimaksudkan untuk mengurangi anak hanya Pedu distimulasi potensi bahasa
gejala, pajanan dan kesertaan (aMifanak)pads tulis (dalam konteks inteligensi), dan barulah
bentuk terbalik-balik dimaksudkan untuk me- setelah usia4 tahun ~~Il'lulaSi haha~a tlllis dapat
nambah kekayaan bahasa tulis dan merang- dimulai. Apabila stimulasi tedalu dini, kemung-
sang minat anak terhadap bahasa tulis. kinan besar anak akan mengalami gangguan
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat emosi dan gangguan kognitif~angberdam~ak
Santrock (2007:431), bahwa kesalahan *me- pads sistem saraf simpatis (Saraf otonom atau
nulisnpada anak hams dianggap sebagai ba- samf 0t0matis) dan sistem endokrin (pencema-
gian alamiahdari perkembangananak a n tidak an: hati, pankreas, sistem lambung) dan ber-
seharusnya dikritik atau diteliti secara kaku. ujung pads gangguanfu%si imuntubuh. Proses
Apabila memilikicukup kernpatan tdibat dan ini dikaji dalam psych~neu~rnmunology (PNI),
berlatih dengan bahasa tulis, kemkapan me- yakni interdisiplinerantam psikiatri, neur~t~gi,
nulis anak akan meningkat sejalan dengan dan imunokgi (Sasinggih/De~kes.PNI-cogni-
perkembangankognitifnya. tiel0409).
Penyebab disgrafia hingga saat ini belum Apabila masa 0-4 tahun inianak tidak mem-
ditetapkan secara menyakinkan. Disgrafia peroleh stimulasi potensi bahasa tulis, anak
-kin disebabkanoleh ~tak akan kehilangan kesempatan perkembangan
y @ qterjadi secara halus dan tidak terasa. ~tak~eban~akm%- Sebalikn~a,a~abilastimu-
m b b n tersebut mungkin bemifat genet& l a ~terlambat,
i anak akan kehilangan kesem-
-v, 2008:152). Disgrafiajugs pedudmusuri
pmbmbngannya pada tahun-tahun selanjut-
patan perkembangan pula- wmulasi bahasa
tulis yang dibenin setelah usia 8 tahun, akan
nya. rnengandungresiko bagi anak untuk kehikmgan
kesempatan perkembangan otak sebanyak akan menaratj b diiukung ksnbb,
i I

80%. Apabila stimulasi diberikan pada usia 17 didukung capaian, dan ada kesempatanusrtuk
tahun, anak akan kehilangan seluruh potensi terlibat aktif dalam tingkah laku tulis
perkembanganotak (Lanshears, 2000) yang nyata (lihat Hall, 1987:10). An& )rang
terpajan pada kosa kata yang canggih d a m
FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAlT pqrcakapan yang mnadk atau dalam ham
DENGAN BTP yang didengarnya akan belajar kab-kata yang
Baduta, batita, balita, dan anak-anak di KB kelak akan dibukrhkannya untuk menggnalidan
dan TK belajar berbagai materi bahasa tulis, memahami baaan pada saat mereka mulai
jauh sebelum mereka rnenerimainstruksiformal belajar membaca.
di sekolah. Pengetahuan bahasatulis diperdeh PemerolehanBTPterkait dmgm biltprbagai
melalui berbagaifaktor, antara lain pengalaman faktor, baik faktor yang terobsemsi maupun
berbahasa lisan dan keterlibatandengan buku faktor latsn. Faktor terobservasi yang
(Carhnrright, 2008). Hal senada dinyatakan oleh ditemukmm bp
iUrr katdbatan anak, intererksi
Solveig & Lyster (2008), bahkan ketika anak sahl,dm pajam. Tsaptiap faktar dielaborasi
belum dapat mengeja, mereka belajar dari C c e m m k b r s e b a g a i m m m
orang yang membaca untuknya. Bahasa tulis calam mattticsbetikut.

Matriks 2 Faktor Terobsewasip n g Terkatt dengan Pemerolehan BTP

c. Keterlibatan Rendah d, Bermain Bersarna

b. Merendahkan teman
c. Mencari muka
d. Berebut - bedomba

Keterlibatan anak dalarn instnrksi kelae ~ b s e w mterhadap


i subjek di enam kelas
ymg terkait dengan BTP meliputi:membdkm menunjukksn buld yang meyakinkan. Atwrk-
titik membentuk garis 12-20 kali, meninrkan anak di KB1, TKA1, dan TKB1 yang memiliki
- guru membuat garis 20-120 kali, mengecap ketersibbn yang lebih tinggi daripada and-
/ huruf atau kata, rneniru membentuk huruf 1-120 anak di fU32, T W , dan TKB2, mmiliki bhap
hli,meniru menulis kata dan frase (1-2 kali), pamrdehan BTP yang leblh tin@. Melahi
mnulis huruf-huruf yang didiktekan guru, hitungan kuantitatif dmgan SPSS 16 ditramu-
m u l i s kata-katayang didiikan guru, menutis kan korelasiantara BTP dengan instruksi k e h
- kata-kata yang diinginkan anak, dan menulis adalah 0,517** (taraf signifikansi 0.01). Hal ini
untuk tujuan komunikasitertentu. menunjukkan bahwa BPT dan instruksi kelas
Humanim, Vd. 21, No. 3 OMober2009:250 273 -

mmiliki korelasi yang signifikan pada kvel 0,706" (Wsigrdfikansi 0.01 ). Halhim 1 7 -
w o . jukkan bahwa BPT dan fungsi rv'wniliki
Keterlibatan anak dalam fungsi bahasa korelasiyang signifikan pada M I 99%.
yang terkait dengan BTP meliputifungsi repre- Ketertibabnanak d a b keglatanmmdiri
sentasional, fungsi personal, fungsi interak- yang terkait dengan BTP meliputi berbagai
sional, fungsi regulaoori,fungsi imajinatif, fungsi kegiatansepertitimelabeli, rncm&ma ae#ita, m e
heuristik, dan fungsi latihamtugas. Temuan ini nyalin, kesadaran fonemik, dan kegiatan lain
mendukung pendapat Santmck (2005:235), yang dapat dikategorikan sebagai landman
bahwa pengalamanmempengaruhipemeroleh- BTP. Anak-anak di KB1, TKA1, dan TKB1
an bahasa. terl'it lebih banyak mengembangkankegMan
Hasilobservasi menunjukkan bahwafungsi mandiri (setidak-tidaknya 14-15 kegiatan)
bahasa yang dikembangkan anak terkait daripada anak-anak di KB2, TKA2, dan TKB2
dmgan pemerdehan BTP mereka. Anak-anak (7-8 kegiatan). Kegiatan ini mendukung
di TKA1 dan TKBl memrnjukkanp n g e m k g - pemerolehan BTP rtlere2<a. Hal ini dikuatkan
an fungsi bahasa yang lebih baik daripada dengan buktikuantstatiftmd~hn skablikwt
anak-anak di TKA2 dan TKB2.Obser\rasi juga dengan SPSS 16. Berdarsarkan hitwrgan di-
menunjukkan, anak-anak di TKAl dan TKBl temukan korelasiantara BTP dengan pingem-
memiliki tahap pemerolehan BTP yang lebih bangan kegiatan mandiri sebesar 0,671** (taraf
tinggi daripada anak-anak di TKA2 dan TKB2. signifikansi 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa
Melaluihitungankuantitatif berdasarkan skala BPT dan kegiatan mandifi memiliki korelasi
Bert dengan SPSS 16 ditemukan korelasiBTP yang signiflkanpada level 99'34,sebagaimana
- pengembangan fungsi bahasa sebesar ditunjukkan oleh tabel berikut.

Tabel 1. KorelasiBTP dengan KeterlibatanAmk


Instrukgi KeJas Fungsi Bahasa Kegiatgn Mandiri
Bahasa Pearson Correlation 317" .70d .671"
Tulis Produktif -
Si.(2-tailed) .OOO .000 .OOO
N 98 98 98

lnteraksi sosial meliputi kerjasama, per- Persaingan meliputi mengunggulkan diri,


saingan, dan pertentangan. Kerjasama yang merendahkan teman, mencari muka, berebut-
terka'idengan BTP rneliputimembacabersama, berlomba. Persaingan memiliki korelasi yang
menulis bersama, tanya jawab kelas, dan lebih rendah daripada kerjasama, meskipun
bermain bersama. Observasi menunjukkan signifikan pada 95% terhadap pemerolehan
kerjasama anak-anak di KB1, TKA1, dan TKBl BTP, yakni sebesar 0,263. Persainganmemun-
lebih baik daripada kerjasama anak-anak di culkan kebutuhan untuk menjadi sama atau
KB2, TKA2, dan TKB2. Hasil observasi di- lebih "pandai" daripada sebaya dan memacu
dukung oleh hitungan kuantitatifdengan SPSS BTP walaupun tidak sekuat dalam kerjasama.
16. Koretasiantara BTP dan kerjasama adalah Pertentangan, sebagaimana persaingan,
sebesar 0,667** (taraf signifikansi0,01). Hal ini memiliki korelasi yang signifikan rendah de-
menunjukkan bahwa BPT dan kerjasama ngan BTP. Kegiatan yang meliputi kategori
rnemiliki korelasi yang signifikan pada level menceladan mengofok-dok, rnenyalahkandan
99%. mengkritik, melarang dan rnengancam, meno-
lak dan rnembantah, ini hanya memiliki korelasi secara timbal balik dan menunjukkan per-
sebesar 0,241 dengan BTF?Observasi menun- kernbangandalam BTP, walaupun tidak sgkuat
jukkan, anak yang terlibat dalam pertentangan dalam kerjasama.
I
I memperoleh kritik dan masukan dari sebaya

Tabel 2. Korelasi BTP dengan lnteraksi Sosial

Bahasa Tulis lnteraksi Sosial


Produktii Kerjasama Persaingan Pertentangan
Pearson Cmlation .667" .263* .241*
Si.(2-tailed) .I10 .017
.OOO
N 98 98 98

tinggi daripada anakenak di KB"1 TKAI den


bahasa telah dikemukakan para ahl sebelum- TKBI matmllikipajananflak yang leB3 beragam
nya. Anak akan belalar bahasa apabila mereka daripadaTKA2 dan TKEX2 dan peneapaimBTP
rnemiliki kebutuhan dan ba5lasa tersebut ber- anak-anaknya pun kbih tinggi daripada p n -
mkna dan terbentang nyata di hadapan anak capaian BTP anak-anak di TKA2 dm TKB2.
(Cooper, 1997:10). Hal ini didukung dengan perhitunmnstatbtik
Pajanandapat dibagi ke dahm&a k t - yang mnunjukkankorelasi0,493 dengan taraf
ri, yakni pajananfisik dan sosial. Pajanan fisik signWikmsl99%.
meliputi benda-benda p n g twkait langsung Berdasarkan obsewasi dan wawancara
dengan proses pemerolehan bahasa tuli?~, diiroleh tiga jenis pajanansosial yang bePl<aCt-
sgperti buku d t a , kartu kata, lcaftu hurufj an dengan pemerolehan BTR dan BTP anak,
majalah anak, alat permainan, label, piaianan yakni academic talk, sorogan dan drill, dan
tengah ruang, pajanan dinding, buku lertihan, aktivitas kelompok. Academic taUc dapat terjadl
buku gambar, dan huruf lepas. Pajanan sosial di rumah, di KB-TK, bahkan dalam perjalanan.
mungkin berupa model perilaku (yang terkait Academic talk mungkin berupa pajananbelajar,
dengan bahasa tulis), pembicaraan yang tanya jawab informal, dan orientasi lingkungan.
bemilai acadsmic talk. Sorogan terjadi di TKAI, TKBI, dm TKB2.
Pajanan fisik meliputi, buku cerita penuh Seba$iin anak memanfaatkan somgmsetbagai
gambar, buku cerlta dengan sedlkit gambar, pajanan. Demihn hafnya dengan aktivitm
gambar seri, punle huruf, kartu kata, kartu kelompok terhadap anak-anaktip pengmat.
hurufllabel, pajanan dinding, nama an&, toker Obsewasi menunjukkan bahw amk-anak di
brlabel nama anak, huruf Iepas &ri ptastik KBI, TKAI, dan TKBl mempsrolah pajanan
m u kayu, televisi berwarna lengkap dengatn sosial bbih balk daripada anak-anak di ECBZ,
VCD/DVD, label-label produk makan;an dan
minurnan, pajanantengah ruang, pajam karya
Wak, balok konstruksi, bricks, Pego, meja tu1b darSpada setraymya
Uhtuk kegiatan menulis, papan sitabel, papan
)I)rruf, huruf magnet, majalah anak, alat tulis ssial dikmtkan
buku gambar, buku latihan msnulis, dan
menunjttkkan angka signifikan 0,m2 (kmf
ik terkait dengan pemewolehan signifihnsi95%). Angka int leMhfh@S dad
liki pajananfisik yang jsuh lebih pajanan Mik. Wal ini dapat cfitafsirkan babm
kap dan pencapaian BTP anak-anak lebih pajanan gosial memitiki hubungan W h kuat
17abei3. iBTP dgnggn Pajaman

$tlYCPutkW bentuk tak mrnpurna dran bent& tetbalik.


Penguasaan menulis pada anak dapat Bentuktsk~~utibentukcundarrg,
bentuk tak leqkap, $IltllfEfk interpahi, dm
benfuk mirip huntf. &enW terbalik meliputl
a& ke pemeMan, yaitu munculnyah g s i
kmunikasi,fokus BTP bukan pada kesempur-
mnlm dibntw
km oleh a a&,
Wdiwan dalam imiW dan h a ddipandang
wmjar, drill, Mak a k n y w n h g banyak pada
tmd p a m m m kalaumateriyang diitihlcan
tkW tsrphamianak, dan pncapaiiannyater-
alamiah. KamkWWcdatElssejalan fisik dan p a j m aoslal).
mikiran Ellis (1998:3), kcJRsep b s s
(1W3:12),sertam~~n K r s s h e n ( ~ ) ~
FJemerolehan bahasa.
Temwn psnslitiantentang delapan prinsip
pemerolehanbahasa tulis produktif menunjuk-
kan kesesuaian dengan beberapa temuan
h i e Clay (1994; Brewer, 1W:226),dan Cur-
tis (1998:M). Dua prinsip adatah kebaruan,
yaknl prinsip dtfemnsiasl dan prinsip intetgrasi.
Enampfimip yang lain m l a n dengan temtran
Marie Ciay (1994), ydrtu prinsip shbotDsasr*,
imitasi, bmriasian, i~wmtaii~si-kdeks1, ke-

8 @hap,yaitu dw
. -<
-7

Fisher, B. 1991. "Reading and Writing in a Kindergarten Santrock, John W. 2005. Children. Boston : PkGmw-
Classroom" dalam ERIC Digest. http:llwww. Hill. (hal. 224-235)
ericfacility.net. . 2007. PsikoJogi Pendidikan. Dallas:
Hall, N. 1987. The Emergence of literacy. London : UniwKsi of Texap at Dallas. (hd. 420438).
Heine-mann Education Books, Inc. (hal. vii+vii, I- Steinberg, D. D., Nagata, H., & Aline, D.P. 2001.
C 92) Psycholinguistics : Language, Mind, and World.
Kess, J. E 1993. Psycholinguistics :f'sychorOgY, Linguistics, London: Longman. (hal. 1-394).
and The Study of Natural Language. Amsterdam : Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. 2009. "Metode
John Benjamin Publishing Company. (hal. 1-345). GroundedTheory U hSingkat" dalam Hadbodc
Krashen, D. S. 2002. "Formal and lnfomtal Linguistic ofQualitative Reasarch. (ed. Norman K. Denzin &
Environments in Language Acquisition and Yvonna S. Lincdn. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Language learning" dalam Second Language Sulzby, Elizabeth. 1992. "Research Directions: %ansi-
Acq uisition and Second Language Learning. tions from Emergent to Conventional Reading."
California: PergamonPress Inc. Internet d i m . Language Arts. April 1992; 69; 4; ProQuest
Kress, G. 1994. Learning to Write. NewYiurk: Wedge. Educationaljournal. (pg 290). Dkkes, 12Oktober
2009.

Anda mungkin juga menyukai