Anda di halaman 1dari 7

IS, 18 AGUSTUS 2016

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL ABAD KE 19 SAMPAI AWAL ABAD KE 20


Terbentuknya Pemerintahan Kolonialisme Belanda
Sejak jatuhnya VOC tahun 1799 Indonesia diperintah langsung oleh kerajaan Belanda. Sehingga
sejak tahun 1800 Belanda menerapkan politik dagang dan sistem pajak. Dengan tujuan ingin
mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan nasib rakyat. Pengaruh politik
kekuasaan Belanda makin kuat sehingga kewibawaan raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat
pembantu bagi Belanda untuk menggali kekayaan bumi Indonesia. Dengan demikian penetrasi
kekuasaan kolonial Belanda abad ke 19 menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik pribumi.
Karena itu, mulai abad ke 19 perlawanan terhadap kolonial Belanda meluas dimana-mana dan
silih berganti.
1. Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels
Tugas pokok Daendels :
a. Mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
b. Memperbaiki kondisi daerah jajahan
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Daendels :
a. Bidang militer pertahanan
1) Membuat jalan raya Anyer – Panarukan
2) Mendirikan benteng-benteng pertahanan
3) Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan di Ujung Kulon
4) Meningkatkan jumlah anggota pasukan yang berasal dari orang Indonesia dari 3000 orang
menjadi 20.000 orang
5) Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Gresik
6) Meningkatkan kesejahteraan prajurit
b. Bidang Birokrasi Pemerintahan
1) Membagi pulau jawa dalam sembilan perfektuur (daerah)
2) Menjadikan para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
3) Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para
pegawai yang berbuat curang
4) Mendirikan badan-badan peradilan yang akan mengadili orang-orang indonesia sesuai
dengan adat istiadatnya
c. Bidang Ekonomi
1) Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (Contingenten) dan
aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan
(Verplichte Leverantie)
2) Menerapkan kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda
3) Menjual tanah-tanah kepada swasta Belanda dan Tionghoa, lengkap dengan penduduknya.
Dengan demikian, lahirlah penghisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta
terhadap rakyat Indonesia
4) Memperluas areal penanaman kopi.
d. Bidang Sosial
1) Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan
2) Perbudakan dibiarkan berkembang
3) Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan
4) Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
e. Hukum dan Peradilan
1) Dalam bidang hukum daendels membuat 3 jenis pengadilan yaitu sebagai berikut.
a) Pengadilan untuk orang Eropa
b) Pengadilan untuk orang pribumi
c) Pengadilan untuk orang Timur Asing
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati
sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur
seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2) Pemberantas korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi, ia
sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta.
Pemerintahan Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk,
tenaga kerja juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang
dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal.
Penjualan tanah di daereah Bogor dan Probolingga kepada para pengusaha swasta merupakan
kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Karena itu, pada tahun 1811 daendels dipanggil
pulang ke negeri belanda. Selanjutnya, louis napoleon mengangkat Jansens sebagai gubernur
jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
Pada saat Jansens memerintah, kedudukan Inggris di Indonesia makin kuat dan makin dekat untuk
menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens menyerah kepada Inggris di daerah Tuntang,
Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai oleh
kedua belah pihak yang disebut Kapitulasi Tuntang. Sejak penandatanganan perjanjian damai,
Indonesia menjadi jajahan Inggris.
Masa akhir pemerintahan Daendels
Sikap dan tindakan serta kebijakan daendels yang keras atau tangan besi, menyebabkan daendels
ditarik dan ditugaskan sebagai panglima perang di medan perang Rusia.
Sebab-sebab digantikannya Daendels:
a. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
b. Penyelewengan dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan
istana Bogor.
c. Keburukan dan sistem administrasi pemerintahan.
2. Masa Penjajahan Inggris (1881-1916)
Latar belakang Inggris masuk Indonesia
a. Alasan ekonomi yaitu Inggris butuh tempat pemasaran hasil industrinya
b. Alasan politik yaitu perseteruan antara Inggris dengan Perancis di mana waktu itu Indonesia
di bawah “Belanda-Perancis” (Raja Willem V) meminta Inggris untuk memegang Belanda.
Kekuasaan di Indonesia
Inggris menguasai Indonesia berdasar kapitulasi tuntang, 18 September 1811 yang berisi :
a. Seluruh jawa diserahkan kepada Inggris
b. Semua tentara belanda jadi tawanan Inggris
c. Pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang jabatan terus
d. Hutang belanda bukan tanggung jawab Inggris
Lord minto sebagai raja muda (Vice Roy) Inggris di India, menugaskan Thomas Stamford Raffles
untuk menjadi wakil gubernur jenderal di Indonesia dengan pangkat Letnan Gubernur (1811-
1816).
Kebijakan yang dilakukan Raffles di Indonesia :
a. Bidang birokrasi pemerintahan
1) Membagi Jawa menjadi 16 karesidenan
2) Bupati dan penguasa pribumi yang diperoleh secara turun temurun diangkat menjadi
pengawas pemerintah kolonial
3) Sistem pemerintahan feodal di Jawa diganti dengan sistem pemerintahan ala Eropa (sulit
dilaksanakan)
b. Bidang Ekonomi Keuangan
1) Menghapuskan Contingenten (pajak hasil bumi) dan Verplichte Leverantie (sistem
penyerahan wajib)
2) Menerapkan Landrente (sistem sewa tanah) untuk kualifikasi tanah dikelompokkan
menjadi :
a) Kelas I tanah subur kena pajak separo hasil
b) Kelas II setengah subur kena pajak sepertiga hasil
c) Kelas III tanah tandus kena pajak 2/5 dari hasil
3) Kebebasan penanaman tanaman ekspor
4) Menerapkan monopoli garam dan minuman keras
5) Menerapkan pajak perseorangan, karena kesulitan akhirnya penerapannya per desa
c. Bidang Hukum
Badan hukum yang dibentuk adalah :
1) Court Of Justice di setiap residen
2) Court Of Request di setiap divisi
3) Police Of Magistrate
d. Bidang Sosial
1) Menghapus kerja rodi (kerja paksa)
2) Menghapus perbudakan
3) Menghilangkan pinbank, hukuman yang kejam dengan harimau
e. Bidang Ilmu Pengetahuan
1) Ditulisnya buku berjudul History Of Java
2) Memberikan bantuan kepada John Crawford (residen Yogyakarta) untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of The East Indian Archipelago,
diterbitkan dalam tiga jilid di Eidenburg pada tahun 1820.
3) Raffles juga aktif mendukung Abaraviaasch Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan
4) Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
Berakhirnya kekuasaan Inggris :
Berakhirnya kekuasaan Inggris di Indonesia didasarkan pada Convention Of London 1814 yang
berisi sebagai berikut:
a. Nusantara dikembalikan kepada Belanda
b. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap di tangan Inggris
c. Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.
3. Masa Pemerintahan Hindia / Masa Komisaris Jenderal
Setelah serah terima dari Inggris ke Belanda tahun 1816 maka Indonesia diperintah oleh
pemerintahan kolektif (Flout, Buyskess Dan Van Der Capellen) yang disebut komisaris jenderal.
Sejak 1819 Indonesia dipegang oleh Van Der Capellen.
Kebijakan-kebijakan masa komisaris jenderal :
a. Bidang birokrasi pemerintahan :
1) Sistem residen tetap dipertahankan
2) Kedudukan bupati tetap dipertahankan sebagai penguasa daerah
3) Desa dipertahankan sebagai alat untuk memungut pajak
b. Bidang hukum
Sistem juri dihapuskan
c. Bidang ekonomi
Investasi dari pengusaha asing untuk menanam modal di Indonesia
4. Masa Pemerintahan Van Den Bosch / Sistem Tanam Paksa (1830-1870)
Sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) diterapkan dengan latar belakang kas kerajaan Belanda yang
kosong disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Perang belgia yang ingin melepaskan diri dari belanda
b. Perang di hindia belanda yaitu perang diponegoro dan perang padri
c. Hasil tanaman kopi tidak banyak
d. Kegagalan menerapkan liberalisme di tanah jajahan
Peraturan tanam paksa antara lain :
a. Penduduk desa wajib menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa pada 1/5 bagian
tanahnya atau lebih
b. Tanah yang digunakan itu dibebaskan dari pajak
c. Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga bagi yang tidak memiliki sawah
d. Tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk menanam tanaman paksa tidak boleh melebihi
tenaga dan waktu untuk mengerjakan tanaman padi atau tanahnya sendiri.
e. Hasil tanaman akan diserahkan kepada pemerintah Belanda dan jika harga yang ditaksir
melebihi pajak , maka kelebihan itu akan dikembalikan kepada rakyat.
f. Kegagalan panen ditanggung pemerintah, jika bukan karena kesalahan rakyat atau
disebabkan kurang rajin dalam mengerjakannya.
g. Penggarapan tanah di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
Penyimpangan pelaksanaan tanam paksa :
a. Perjanjian penyediaan tanah dilakukan dengan paksaan
b. Tanah yang digunakan lebih dari 1/5
c. Pengerjaan tanah untuk cultuur stelsel melebihi waktu penanaman padi
d. Tanah tersebut masih terkena pajak
e. Kelebihan hasil panen tidak diberikan kepada petani
f. Kegagalan panen tanggung jawab petani
g. Buruh dijadikan tenaga paksaan
Akibat tanam paksa :
a. Bagi Belanda
1) Meningkatnya hasil tanaman ekspor yang laku dipasaran Eropa
2) Untung besar bagi perusahaan belanda NHM (Nederlandsch Handel Maatschappij).
3) Keuntungan besar bagi pabrik-pabrik gula
4) Batig slot (keuntungan) yang didapat pemerintah belanda sangat besar. Tahun pertama 3 juta
gulden, selanjutnya tiap tahun rata-rata 12-18 juta gulden.
b. Bagi Indonesia
1) Timbul kemiskinan, kelaparan (paling parah di daerah Cirebon, Demak, Grobogan)
2) Beban pajak yang berat
3) Jumlah penduduk menurun
4) Bangsa indonesia mengenal teknik tanam dan berbagai jenis tanaman ekspor
Reaksi tanam paksa tahap pelaksanaan :
a. Bangsa Indonesia
Perlawanan terjadi di Pariaman (1841) Padang (1844) dan di Jawa (1846)
b. Kaum Pengusaha Di Belanda (Kapitalis)
Kaum kapitalis minta penghapusan sistem tanam paksa diubah dengan sistem ekonomi liberal.
c. Kaum Humanis Belanda
Dimotori Baron Van Hoevell (seorang misionaris 1847 di Jawa, Madura dan Bali) dan Edward
Douwes Dekker (seorang asisten residen di Lebak, Banten) yang menulis buku Max Havelaar
dengan nama samaran Multatuli (saya sangat menderita) tahun 1867, tanam paksa mulai dihapus,
tonggak penghapusan tahun 1870 dengan dikeluarkan UU Agraria (Agrarische Wet), tetapi
penghapusan secara bertahap.
5. Masa Liberalisme / Politik Ekonomi Liberal Tahun 1870
Pelaksanaan politik ekonomi liberal dilandasi aturan-aturan sebagai berikut:
a. Regelment Op Het Belied Der Regering Ini Nederlandsch Indie (RR) 1854
Berisi tentang tata cara pemerintahan di indonesia.
b. Indische Comptabiliteit Wet (1867)
Berisi tentang ketentuan anggaran belanja hindia belanda harus disetujui parlemen.
c. Suiker Wet
Berisi tentang aturan tanaman tebu yang dimonopoli pemerintah.
d. Agrarische Wet (UU Agraria 1870)
Berisi :
1) Tanah dibedakan atas tanah rakyat dan tanah pemerintah
2) Tanah rakyat dibedakan atas tanah bebas dan tanah desa
3) Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain
4) Tanah pemerintah boleh disewakan kepada swasta selama 75 tahun
e. Agrarische Besluit (1870)
Berisi aturan-aturan lebih rinci tentang sewa tanah, jenis tanah dan kepemilikan tanah. Dengan
diterapkan sistem ekonomi liberal berarti di Indonesia telah dilaksanakan praktik imperialisme
modern yaitu :
1) Sebagai tempat penghasil bahan mentah
2) Sebagai tempat pemasaran
3) Sebagai tempat penanaman modal
4) Juga sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga kerja murah
Akibat politik ekonomi liberal di Indonesia
a. Bagi Indonesia
Rakyat tetap miskin menderita karena :
1) Adanya kerja rodi, Poenale Sanctie (sangsi kontrak pada kuli)
2) Produksi kerajinan rakyat merosot, bersaing dengan produk Eropa
3) Rakyat tetap membayar pajak
4) Jatuhnya harga kopi
5) Penghasilan angkutan rakyat turun karena sudah digunakan angkutan kereta api
b. Bagi Belanda
1) Belanda mengalami keuntungan yang sangat besar
2) Belanda menjadi pusat perdagangan di eropa dari barang-barang di Hindia Belanda.
6. Pelaksanaan Politik Etis
Sebab-sebab dilaksanakan politik etis di Indonesia :
a. Penderitaan rakyat akibat tanam paksa dan liberalisme ekonomi di Hindia Belanda
b. Keuntungan yang besar bagi belanda, sehingga para kapitalis China, Belgia, Amerika,
Jepang mendorong dilaksanakan politik balas budi kepada bangsa Indonesia.
c. Banyak rakyat yang kehilangan tanah miliknya.
d. Masukan dari kaum intelektual Belanda, seperti : Van Deventer, Van Kol, De Wall, Baron
Van Hoevel, dan Van Den Berg.
Program politik etis atas usul Van Deventer disebut Trilogi Van Deventer yaitu:
a. Irigasi (pengairan)
b. Emigrasi (perpindahan penduduk)
c. Edukasi (pendidikan)
Sejak tahun 1901 dilaksanakan politik etis yang ditandai dengan pidato ratu belanda “negeri
Belanda punya kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta perkembangan sosial dan
ekonomi dari penduduk Hindia”. Diawali dengan bantuan ke Hindia Belanda sebesar 40 juta
gulden.
Kebijakan-kebijakan selama politik etis :
a. Desentralisasi Pemerintahan
Sentralisasi pemerintahan yang telah diterapkan sebelum 1900 mulai diganti dengan sistem
desentralisasi. Tahun 1903 dikeluarkan UU desentralisasi. Wujud desentralisasi yaitu dibentuk
dewan-dewan lokal : dewan propinsi, dewan karesidenan, dewan kota sebagai lembaga hukum
tugasnya membuat aturan-aturan pajak dan pembayaran sarana umum. Juga didirikan dewan
rakyat (Volksraad) tahun 1916 beranggota 39 orang.
b. Irigasi
Pembangunan irigasi besar-besaran dilakukan di Brantas dan Demak.
c. Emigrasi
Pemindahan penduduk dari Jawa dan madura ke pulau Sumatera, yaitu ke Deli dan Lampung
disebabkan kebutuhan tenaga kerja di perkebunan.
d. Edukasi
Guna mendapatkan tenaga terdidik yang murah maka didirikan sekolah yang dibagi menjadi dua,
yaitu sekolah angka I (ongko siji) untuk anak pegawai negeri, punya kedudukan dan kaya, dan
sekolah angka II (ongko loro) diperuntukkan bagi kaum pribumi pada umumnya.
e. Hukum dan Pengadilan
Hukum di pengadilan Hindia Belanda dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pengadilan Gubernemen
Dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda melalui pegawai pemerintah.
2) Pengadialn Pribumi
Didasarkan pada hukum adat yang tak tertulis.

Akibat pelaksanaan politik etis dari segi ekonomi dan sosial masih tak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya. Sedang dampak edukasi sangat terasa dengan munculnya kaum terpelajar yang
menjadi motor lahirnya pergerakan nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai