PEMBAHASAN
b. Periode madinah
Pada saat Nabi Muhammad saw. Tiba di Madinah masyarakat
terbagi menjadi 3 golngan;
1. Kaum Anshor yang merupakan penduduk asli Madinah/kaum yang
membantu kepentingan nabi.
2. Kaum Muhajirin, yaitu pengikut nabi yang hijrah dari Mekah ke Madinah
untuk mencari perlindungan.
3. Kaum non muslim.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru di
Madinah, maka Rasulullah segera meletakan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat, pembangunan masjid, ukhuwah islamiyah, dan
persahabatan dengan non muslim. Umat Islam di Madinah mengalami
kemajuan yang sangat pesat sehinggga orang-orang mekah dan musuh
lainnya menjadi cemas, dan mendorong untuk menyerang kaum muslimin
di Madinah.
Pertama, perang Badar, perang antara kaum muslimin dengan
musryik Quraisy pada tanggal 8 Ramadhan ke-2 Hijriah. [6] yang
dimenangkan oleh pasukan islam, dendam semakin membara didada kaum
afir Quraisy, sehinga memicu peperangan selanjutnya.
Kedua perang Uhud, perang ini terjadi pada tahun ke Hijriah. Kafir
Quraisy membawa pasukan sekitar 3000 orang dan nabi menghadipanya
dengan 1000 tentara. Pada awalnya peperangan dimenangkan oleh tentara
muslim. Akan tetapi menjelang berakhir, barisan pemanah pasukan
muslim meninggalkan pos penjagaanynya karena tergiur harta rampasan
perang.
Ketiga, perang Khandag (parit), perang ini terjadi pada tahun ke-5 H.
Dinamakan demikian karena dalam peperangan Rasulullah membuat parit
sebagai salah satu strategi perang yang diusulkan Salman Al-Farisi.
Peperangan ini dimenangkan oleh umat Islam.
Pada tahun ke-6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, nabi
memimpin sekitar seribu kaum muslim berangkat ke Mekkah, bukan untuk
berperang tetapi untuk beribadah. Namun pemuka Quraisy tidak
menghendaki kedatangan umjat Islam sekalipun untuk menunaikan ibadah
haji. Akhirnya diadakan perjanjian Hudaibiyah.
Selama 2 tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, Dakwahislam
sudah menjangkau jazirah Arab. Menyaksikan umat Islam semakin kuat
pasca perjanjian Hubaidah, kaum kafir Quraisy memutuskan
perjanjiansecara sepihak. Akibatnya Rasulullah dan 10.000 tentaranya
berangkat ke Mekkah untuk menaklukan mereka. Tanpa perlawanan dari
kaum Quraisy Mekkah dalam kekuasaan nabi.
Pada tahun ke-10 H Nabi Muhammad saw menunaikan ibadah haji
ke Mekkah, rupanya ini merupakan haji wada’, sebab kurang lebih 3 bulan
setelah menunaikan ibadah haji Rasulullah berpulang kerahmatullah. Pada
kesempatan haji wada’, Nabi Muhammad saw menyamapaikan khotbah
yang sangat bersejarah.
Muh Zuhri[7] mengatakan bahwa dakwah nabi pada periode
Madinah dikenal sebagai periode penatan dan pemapanan masayarakat.
B. Islam pada Masa Khulafa’ Al- Rasyidin
Sampai menutup amata, Rasulullah saw tidak pernah menunjuk
seorang yang akan menggantikannya sebagai pemimpin. Golongan
Muhajirin dan Ansor hampir clash. Pada saat itu, kaum Anshor
menyelenggarakan musyawarah disebut saqifah[8]. Dengan semangat
ukhuwah Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilihnsebagai pemimpin
pengganti Rasululah (Khalifah Rasulullah) yang pertama.
Abu Bakar menjadi khalifah di tahun 632 M, tetapi 2 tahun
kemudian meninggal dunia. Masa pemerintahannya disibukkan dengan
usaha-usaha menylesaikan perang Riddah. Setelah meyelesaikan urusan
perang dalam negeri Islam. Ketika abu bakar mengirim
keluar Arabia dalam rangka memperluas wilayah Islam. Ketika abu bakar
sakit dan masa ajalnya sudah dekat. Ia menunjuk Umar sebagai
penggantinya dengan maksud mencegah terjadinya perselisihjan yang
mungkin timbul dan memecaah belah umat Islam[9] walaupun singkat.
Abu Bakar banyak berjasa dalam memantapkan kembali aqidah umat yang
mulai goyah sepeninggal rasul.
Di zaman Umar gelombang ekspansi pertama terjadi, seluruh daerah
Syiria, Jazirah Arab, Palestina dan sebagian besar wilayah Persia dan
Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Khalifah Umar bin Khattab tidak
hanya berhasil memperluas wilayah islam, tetapi berhasil dalam wilayah
yang luas dengan system administrasi kepemerintahan[10]. Umar menjabat
sebagai khalifah selama 10 tahun. Beliau pemimpin yang tegas, kuat,
inovatif dan kreatif. Dalam mengelola pemerintahan. Adanya sistem-
sistem baru seperti dewan, lembaga yudikatif, tunjangan orang cacat, dan
lain-lain.
Akhir hidup Umar sangat tragis, ia dibunuh oleh seorang budak dari
Persia bernama Abu Lu’lu’ah. [11]Untuk mengangkat penggantinya Umar
menunjuk dewan mudyawarah dan akhirnya menyetujui Usman bin Affan
sebagai khalifah ke-3 pengganti Umar.
Dimasa pemerintahan Usman agakberbeda dengan kepemimpinan
Umar, Usman cenderung lebih lunak dalam kebijakan-kebijakan
politiknya. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh usia yang sudah tidaj fresh
lagi untuk menjalankan tugas-tugas berat sebagai pemimpin karena Umar
diangkat menjadi khlaifah usia 70 tahun atau memang karena wataknya.
Pemerintahan Umar berlangsung 12 tahun, ahli sejarah membagi menjadi
2 bagian yaitu 6 tahu pertama konflik tidak terlalu mengganggu san 6
tahun ke-2 muncul perasaan nepotisme.
Kendati masa pemerintahan Usman diwarnai dengan tuduhan-
tuduhan yang cukup memanaskan telinga, bukan berarti tidak ada kegitan
penting. Seperti mmperluas wilayah Islam, membangun bndungan, jalan-
jalan, dan lain-lain.
Suatu klaya Usman yang terpenting ialah menyusun kembali kitab
suci Al-Qur’an. Akhir kehidupan Usman sama tragisnya dengan Uar, ia
tewas dibnuh gerombolan pemberontak yang tiba-tiba mengepung
rumahnya.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya 6 tahunm. Selama
pemerintahannya ia menghadapi berbagai pergolakan dari pihak-pihak
Thalhah, Zubai, dan lain-lain. Ali bahkan terlibat perang jama’ adengan
Thalhah, Zubair dan Aisyah. Puncak semua itu adalah perang Saffin, yaitu
perang melawan pasukan Mu’awiyah. Dan perang diakhiri dengan tahkim.
Tetapi tahkim tidak menyelesaikan maslah malah menambah masalah
baru. Muncul golongan khawarij yang keluar dari barisan Ali dan
golongan yang masih setia kepada Ali. Posisi Ali makin terjepit, akhirnya
iapun tewas dibunnuh salah saru anggota Khawarij.
Posisi ali sempat digantikan oleh putranya, Hasan, selama beberpa
bulan. Namun karena Mu’awiyah lebih kuat Hasan pun kalah secara
pilitis. Kekuasaan selanjutnya berpindah tangan kepada mu’awiyah dan
berakhirnya masa khulafa’ al-rasyidin.
C. Masa Kemajuan Umat Islam
1. Zaman Bani Umayyah
Perpindahan kekuasaan kepada mu’awiyah mengakhiri bentuk
pemerintahan demokratis kekhalifahan menjadi monarchi beredities
(kerajaanturun temurun). Dinastibani uayyah yang didirikan
olehmu’awiyah berumur kurang lebih90 tahun dari di zaman ini, ekspansi
yang sempat terhentidizaman kedua khaaalifah terakhir
dilanjutkan. [12]khalifah-khalifah besar dinasti bani umayyah adalah
mu’awiyah ibn abi sufyan, al walid ibn al malik, umar ibn aziz, dan
hisyam ibn abd al-malik.
Disebelah timur Mu’awyah dapat menguasai daerah khurasan
sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Ekspansi kebarat
terjadi di zaman Al-Walid menundukkan Aljazair dan Maroko pasukan
Islam memperoleh kemenangan dengan mudah di spanyol karena
mendapat dukungan dari rakyat setempat yang menderita akibat
kekejaman penguasa. Setelah dikuasai umat Islam spanyol menjadi satu-
satunya negeri di eropa yang mengalami masa pencerahan karaena
kemajuan dibidang pendidikan, perdagangan, dan peranian.
Selain memperluas wilayah Islam. Bani Umayah juga melakukan
pembengunan berbagai bidang. Bidang bahasa dan administrasi diubah
dari bahasa Yunani dan Pahlawi kebahasa arab. Puncak kejayaan dinasti
umayyah terjadi pada masa pemerintahan al-wahid i
Namun sepeninggalan bani umayyah diperintah oleh khgalifah
Yazid ibn abd al-malik, seorang penguasa yang gandrung dewngan
kemewahan dan kurang memperhatikan rakyatnya. Akibatnya, kehidupan
masyarakat yang sebelumnya damai dan sejahtera menjadi kacau dan
sengsara . kerusuhan terus berlanjut sampain masa pemerinyahanhiosyam
ibnabd al-malik.
K. Ali[13] mengemukakan beberapa pendapat sebab kehanuran Bani
umayyah, yaitu:
a. Ketidakcakapan para penguasa dan buruknya moral.
b. Persaingan antar suku
c. Mekanisme kepemimpinantidak jelas
d. Perlakuan tidak adil kepada mawali
e. Propaganda dan gerakan syiah yang tidak mendukung bani umayyah.
2. Zaman Bani Abbasiyah
Pemerintahan bani Abbasiyah berlangsuing 524 tahun[14]. Abu
Abbas Al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama dinasti Abbasiyah.
Dasar-dasar pemerintahan bani Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh
Abu Al-Abbas dan Abu Ja’far Al-Mansur. Puncak keemasan dari dinasi ini
berada pada tujuh khalifah setelahnya, Al-Mahdi, Al-Hadi, Al Rasyid, Al-
Ma’mum, Al-Mi’tasim, Al-Wasiq, dan Al-Mutawakil.
Perbedaan yang mentolok antara bani Umayyah dengan bani
Abbasiyah adalah perbedaan orientasi. Bani Umayyah lebih berorientasi
perluasan wilayah (ekspansi) kekuasaan Islam, sedangkan bani Abbasiyah
lebih berorientasi kepada pembinaan kebudayaan dan peradaban Islam.
Kemajuan bagnsa mongol secara besar-besaran terjadai pada masa
pemerintahan yasugi bahadur khan yang berhasil menyatukan 13 suku.
Setelah ia wafat digantikan putranya Timujin (13 tahun) pada tahun 1206
M ia mendapat gelra jangis khan (chingiz khan) raja yang perkasa dan
agung.
Jangis khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian
kepada 4 putranya: Juchi, Chatagai, Ogotai, dan Tuli Khan. Sementara
Tuli Khan menguasai khurasan dengan mudah menguasai Irak, karena
kekuatan umat Islam sudah melemah akibat terpecah belah. Ia meninggal
dunia dan digantikan putranya Hulagu Khan. Episode baru kejayaan
Mongol terhadap umat Islam dimulai.
Pada tahun 1258 M/ 65667 H tentara Mongo, dibawah komando
Hulagu tiba disalah satu pintu di Baghdad khalifah Al-Mu’tashim tak kuat
menahan serangan pasukan Hulagu, disaat-saat kritis, khalifah dikhianati
oleh wazirnya sendiri, sehingga akhrnya khalifah dan keluarga serta para
pembesar istana termasuk wazir dibunuh berakhirlah kekuasaan abbasiyah,
di Baghdad.
Belum hilang trauma umat islam, datang lagi serangan dari
keturunan Mongol, yaitu Timur Lenk, yang berarti Timur Sipancang.
Berbeda dengan Hulagu. Penakluk kali ini sudah beragama Islam, tetapi
kebiadaban dan kekejaman sebagai bangsa yang nomaden masih melekat
kuat. Bahkan di Afganistan ia membangun menara yang terdiri dari
susunan 200 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah
liat. [15] Namun, walaupun terkenal sebagai penguasa yang sadis dalam
ekpansinya, Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan islam.
Setelh Timur Lenk wafat, para penguasa penggantinya tidak
setangguh dirinya. Perang saudara memperebutkan wilayah kekuasaan.
Kehancuran umat Islam di tangan penakluk dari bangsa mongol hulagu
khan dan timur lenk.
DAFTAR PUSTAKA
UI Press.
Persada.
Grafindo Persada.
[1] Faud Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah: Suatu Penafsiran
hlm. 20-21.
17.
SHARE
Kata Pengantar
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga kami diberikan waktu dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah Sejarah Islam dengan judul “Studi
Sejarah Islam”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Keislamam program studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………………….………….1
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………. 2
3. Tujuan………………………………………………………………………………………………...… 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Islam Pada Masa Rasulullah SAW.............................................................A
2. Islam Pada Masa Khulafa’ Al-Rasyidin……………………………………………………..B
3. Masa Kemajuan Umat Islam ......................................................................C
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………… 18
2. Saran………………………………………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA