Good Manufacturing Practice atau GMP atau biasa disebut Cara Produksi
Pangan yang Baik (CPPB) adalah pedoman yang memperlihatkan aspek keamanan
pangan bagi Industri Rumah Tangga (IRT) untuk memproduksi pangan agar bermutu,
aman, dan layak untuk dikonsumsi.
Berikut ini merupakan tabel jadwal Frekuensi Sistem Audit Internal menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012:
Catatan:
• SPP-IRT diberikan apabila IRTP masuk level I – II ·
• IRTP yang masuk peringkat level I, harus melakukan audit internal dengan
frekuensi minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
• IRTP yang masuk peringkat level II, harus melakukan audit internal dengan
frekuensi minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
• IRTP yang masuk peringkat level III, harus melakukan audit internal dengan
frekuensi minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu.
• IRTP yang masuk level IV, harus melakukan audit internal dengan frekuensi
setiap hari.
Berikut ini adalah hasil penilaian aspek GMP pada produksi minuman sehat
kacang-kacangan:
Kategori
No Aspek GMP Penyimpangan
Mayor Minor Serius Kritis
1) Masih banyak ditemukan kucing √
yang berkeliaran di halaman
Lokasi dan
lokasi produksi.
1. lingkungan
2) Terdapat perangkap tikus dan √
produksi
tikus di dekat tempat
penyimpanan es.
3) Lingkungan produksi berada √
dekat dengan kebun atau tanah
kosong, sehingga seringkali
serangga seperti lalat masuk ke
lokasi produksi.
4) Selokan yang berada di depan √
lokasi masih terbuka dan
menimbulkan aroma yang tidak
sedap.
1) Lantai ruang produksi belum √
menggunakan jenis lantai yang
kedap air
2) Peralatan toilet yang tidak √
Bangunan lengkap.
2.
dan fasilitas 3) Di antara ruang pencucian, ruang √
perendaman bahan baku, dan
ruang penyimpanan tidak
terdapat sekat pemisah, sehingga
lantai menjadi basah dan licin.
1) Gelas ukur atau gelas takar yang √
digunakan juga masih berbahan
plastik.
2) Baskom yang digunakan untuk √
menampung jus kacang hijau
yang hendak dihaluskan
Peralatan (grinding) masih berbahan plastik
3.
produksi 3) Kemudian juga baskom √
diletakkan di bawah (berkontak
langsung dengan lantai).
4) Wadah lain juga tidak disusun √
dan disimpan dengan rapi di
tempat atau lemari yang bersih
dan terlindung dari risiko
kontaminasi.
Kesimpulan
Berdasarkan jumlah total penyimpangan yang ditemukan dan ketentuan pada tabel
jadwal Frekuensi Sistem Audit Internal, maka ditetapkan level IRTP yaitu IV yang berarti
industri pada produksi minuman sehat kacang-kacangan ini harus melakukan audit internal
dengan frekuensi setiap hari.
Daftar Pustaka
Rianti, A., Christopher, A., Lestari, D., & El Kiyat, W. (2018). Penerapan keamanan dan
sanitasi pangan pada produksi minuman sehat kacang-kacangan UMKM Jukajo
Sukses Mulia di Kabupaten Tangerang. Jurnal Agroteknologi, 12(02), 167-175.