Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

OLEH :

ANDYKA NUGRAHA MULIA GAMA


S1A1 16 011

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
Kota Kendari
Sulawesi   Sulawesi Tenggara

Pemandangan Kota Kendari

Lambang

Lokasi Kota Kendari di Pulau Sulawesi

Kota Kendari
Lokasi Kota Kendari di Pulau Sulawesi

Koordinat:  3°58′2.96″S 122°35′40.92″E

Negara  Indonesia

Hari jadi 7 Mei 1831

Dasar hukum UU No. 6 Tahun 1995

Ibu kota Kendari

Pemerintahan

 • Wali kota Adriatma Dwi Putra

Penduduk (2010)

 • Total 289,709 jiwa

 • Kepadatan 980/km2 (2,500/sq mi)

Demografi

 • Agama Islam 93.41%
Kristen Protestan 4.15%
Katolik 1.25%
Buddha 0.19%
Hindu 0.61%
Konghucu 0.01%
Lain-lain 0.38%
[1]

Kode telepon +62 401

Kecamatan 11

Desa/kelurahan 75

Situs web http://www.kendarikota.go.id


Kendari

Adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan


sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995.
Kota ini memiliki luas 296,00 km² (29.600 Ha) dan berpenduduk 289.966 jiwa (2010)[2].

Sejarah singkat
Penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer (berkebangsaan
Belanda) tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1832 Vosmaer membangun istana raja Suku
Tolaki bernama TEBAU di sekitar pelabuhan Kendari dan setiap tanggal 9 Mei pada waktu itu
dan sekarang dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari.
Pada zaman kolonial Belanda Kendari adalah Ibukota Kewedanan dan Ibukota Onder
Afdeling Laiwoi. Kota Kendari pertama kali tumbuh sebagai Ibukota Kecamatan dan selanjutnya
berkembang menjadi Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang Nomor
29 Tahun 1959, dengan perkembangannya sebagai daerah permukiman, pusat perdagangan
dan pelabuhan laut antar pulau. Luas kota pada saat itu ± 31.400 km².
Dengan terbitnya Perpu Nomor 2 Tahun 1964 Jo. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, Kota
Kendari ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 2 (dua)
wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga dengan luas Wilayah ±
75,76 Km².
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978, Kendari menjadi Kota
Administratif yang meliputi tiga wilayah kecamatan yakni Kecamatan
Kendari, Mandonga dan Poasia dengan 26 kelurahan dan luas wilayah ± 18.790 Ha. Mengingat
pertumbuhan dan perkembangan Kota Kendari, maka dengan keluarnya Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1995 Kota Kendari ditetapkan menjadi Kota Madya Daerah Tingkat II Kendari,
dengan luas wilayah mengalami perubahan menjadi 296 Km².

Wilayah

Luas wilayah dan topografi


Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke
Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya.
Letak geografis
Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya sebagian besar
terdapat di daratan, mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau, yaitu Pulau
Bungkutoko, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara
3º54’30” - 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23’ - 122º39’ Bujur Timur.
Wilayah Kota Kendari berbatasan dengan:

 Sebelah Utara: Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe


 Sebelah Timur: Laut Banda
 Sebelah Selatan: Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe
Selatan
 Sebelah Barat: Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan Kecamatan
Sampara, Kabupaten Konawe
Keadaan Iklim
Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak merata.
Musim ini dikenal sebagai musim pancaroba atau peralihan antara musim hujan dan musim
kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur berasal
dari benua Australia yang kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan kurangnya curah
hujan di daerah ini, sehingga terjadi musim kemarau.
Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak mengandung uap air
yang berasal dari benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan. Pada
bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan.
Menurut data yang ada memberikan indikasi bahwa di Kota Kendari tahun 2005 terjadi 205 hari
hujan dengan curah hujan 2.850 mm.[butuh rujukan]
Suhu Udara
Menurut data yang diperoleh dari Pangkalan Udara Wolter Monginsidi Kendari, selama
tahun 2005 suhu udara maksimum 32,83 °C dan minimum 19,58 °C atau dengan rata-rata
26,20 °C. Tekanan Udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan kelembaban udara rata-rata 87,67
persen. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2005 pada umumnya berjalan normal,
mencapai 12,75 m/detik.

Pemerintahan
Pemerintahan Daerah
Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari berubah menjadi Kota Kendari. Berdasarkan Perda Nomor
1 Tahun 2003 telah dimekarkan menjadi 10 kecamatan dengan jumlah kelurahan setelah
pemekaran pada bulan Oktober 2006 sebanyak 64 kelurahan.
Kota Kendari dikepalai oleh seorang Wali kota, dalam melaksanakan tugasnya Wali kota
Kendari dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kota yang membawahi beberapa Asisten, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Inspektorat Wilayah Daerah serta dibantu
oleh berbagai Instansi Dinas/Vertikal yang masing-masing mempunyai lingkup tugas yang
berbeda-beda. Di setiap kecamatan dan kelurahan, Wali kota Kendari mendudukkan masing-
masing seorang Camat dan seorang Lurah dalam upaya untuk membantu kelancaran
pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sampai ke bawah.
Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar Wali Kota Kendari

Wali Kota Administratif

No
Wali Kota Administratif Dari Sampai Keterangan Wakil Wali Kota
.

1 Mansyur Pamadeng 1978 1979 —

Muhammad Antero
2 1980 1985
Hamra

3 Anas Bunggasi 1985 1987

Ady Mangilep
— 1988 1991
(Pelaksana tugas)

Andi Kaharuddin
— 1991 1992
(Pelaksana tugas)

Usman Sabara
— 1993 1993
(Pelaksana tugas)

4 Salihi Sabora 1993 1995


Rasyid Hamzah
— 1995 1995
(Pelaksana tugas)

Wali Kota

No
Wali Kota Dari Sampai Keterangan Wakil Wali Kota
.

1 Lasjkar Koedoes 1995 1996

Masyhur Masie
2 1996 2001
Abunawas —

Andi Kaharuddin
— 2001 2002
(Pelaksana tugas)

Masyhur Masie 13 Agustus 13 Agustus Andi Musakkir


(2)
Abunawas 2002 2007 Mustafa

13 Agustus 13 Agustus
2007 2012
Musadar
3 Asrun
Mappasomba
13 Agustus 9 Oktober
2012 2017

9 Oktober
4 Adriatma Dwi Putra Petahana Sulkarnain
2017

Kecamatan
Kota Kendari terdiri dari 10 kecamatan dan 64 kelurahan, yaitu:

1. Kecamatan Abeli, ibukotanya Abeli, terdiri dari 13 kelurahan.


2. Kecamatan Baruga, ibukotanya Baruga, terdiri dari 4 kelurahan.
3. Kecamatan Kendari, ibukotanya Kandai, terdiri dari 9 kelurahan.
4. Kecamatan Kendari Barat, ibukotanya Benu-Benua, terdiri dari 9 kelurahan.
5. Kecamatan Mandonga, ibukotanya Mandonga, terdiri dari 6 kelurahan.
6. Kecamatan Poasia, ibukotanya Andounohu, terdiri dari 4 kelurahan.
7. Kecamatan Kadia, ibukotanya Kadia, terdiri dari 5 kelurahan.
8. Kecamatan Wua-Wua, ibukotanya Wua-Wua, terdiri dari 4 kelurahan.
9. Kecamatan Kambu, ibukotanya Kambu, terdiri dari 4 kelurahan.
10. Kecamatan Puwatu, ibukotanya Puwatu, terdiri dari 6 kelurahan.

Demografi
Jumlah dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Kendari pada tahun 2003 sebanyak 221.723 jiwa meningkat menjadi 222.955
jiwa pada tahun 2004 dan pada tahun 2005 penduduk Kota Kendari telah mencapai 226.056
jiwa. Berdasarkan data tersebut di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota
selama kurun waktu tahun 2003-2005 sebesar 0,97 persen per tahun.
Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, laju pertumbuhan
penduduk Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli dan Kecamatan Baruga berada di atas laju
pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari, yaitu masing-masing 7,00 persen 1,89 dan 1
persen. Sedangkan tiga kecamatan lainnya berada di bawah laju pertumbuhan penduduk rata-
rata Kota Kendari, yaitu Kecamatan Kendari tercatat mengalami pertumbuhan negatif -3,33
persen, Kecamatan Kendari Barat -1,04 persen dan Kecamatan Mandonga sebesar 0,17 persen.
Persebaran
Persebaran penduduk Kota Kendari terpusat di Kecamatan Baruga berkisar 57.421 jiwa,
menyusul Kecamatan Mandonga 53.605 jiwa. Hal ini tidak mengherankan karena terjadi
pergeseran kegiatan perekonomian Kota Kendari dengan semakin banyaknya sarana
perekonomian yang dibangun di dua Kecamatan ini. Untuk Kecamatan Poasia pada tahun
sebelumnya berjumlah 33.524 jiwa, pada tahun 2005 naik menjadi 36.623 jiwa,
penduduk Kecamatan Abeli menjadi 18.685 jiwa bertambah 297 jiwa dari tahun
sebelumnya. Kecamatan Abeli merupakan pemekaran dari Kecamatan Poasia. Adapun
penduduk Kecamatan Kendari Barat berjumlah 38.566 jiwa dan untuk penduduk Kecamatan
Kendariberjumlah 21.156 jiwa. Kecamatan Kendari Barat merupakan pemekaran
dari Kecamatan Kendari.
Struktur Umur dan Jenis Kelamin
Keadaan struktur umur penduduk di Kota Kendari menunjukkan bahwa pada
tahun 2005 sepertiga jumlah penduduk, yaitu 33,06 persen dari jumlah penduduk atau
sebanyak 74.735 jiwa adalah penduduk usia muda yang berumur di bawah 15 tahun. Menurut
jenis kelamin, jumlah penduduk dari hasil Registrasi Penduduk 2005 adalah sejumlah 226.056
jiwa, terdiri dari 110.615 jiwa (48,93 persen) adalah laki-laki dan 115.441 jiwa (51,11 persen)
adalah perempuan.
Sosial

Pendidikan
Pada tahun pelajaran 2005/2006 jumlah TK tidak mengalami peningkatan dibanding tahun
pelajaran 2004/2005, yakni berjumlah 70 unit. Namun jumlah gurunya bertambah 15 orang,
yaitu dari 235 orang tahun pelajaran 2004/2005 menjadi 250 orang. Demikian pula dengan
jumlah muridnya mengalami kenaikan, yaitu dari 2.589 orang tahun 2004/2005 menjadi 2.874
orang, sedangkan rasio antara murid terhadap guru sebesar 11 tetap saja bila dibandingkan
dengan tahun pelajaran 2004/2005.
Jumlah Sekolah Dasar pada tahun pelajaran 2005/2006 mengalami kenaikan sebesar 1 unit,
yaitu pada tahun pelajaran 2004/2005 sebanyak 122 unit menjadi 123, jumlah murid
mengalami kenaikan dari 34.775 orang tahun pelajaran 2004/2005 menjadi 35.275 dan jumlah
guru mengalami peningkatan dari 1.405 orang tahun pelajaran 2004/2005 menjadi 1.424 orang
pada tahun pelajaran 2005/2006. Rasio antara murid terhadap guru sebesar 24.
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun pelajaran 2005/2006 terdapat 26
unit, berkurang 1 unit jika dibandingkan dengan tahun pelajaran 2004/2005 sebanyak 27 unit.
Jumlah guru menurun 53 orang yakni dari 730 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 677 orang
pada tahun 2005/2006, demikian pula jumlah murid juga mengalami penurunan dari 10.776
orang pada tahun 2004/2005 menjadi 9.154 orang. Rasio antara murid terhadap guru rata-rata
13 orang pada tahun pelajaran 2005/2006.
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun pelajaran 2005/2006 terdapat 23 unit,
meningkat 3 unit bila dibandingkan dengan tahun 2004/2005 yang berjumlah 20 unit. Jumlah
guru mengalami penurunan 196 orang, yakni dari 710 orang pada tahun 2004/2005 menjadi
514 orang. Jumlah murid meningkat 2.908 orang yakni dari 7.780 tahun 2004/2005 menjadi
10.688 orang. Pada tahun 2005/2006 rasio murid terhadap guru rata-rata sebanyak 21.
Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta pada tahun pelajaran 2005/2006 sebanyak 6 unit
dan menampung mahasiswa sebanyak 14.628 orang pada semester ganjil dan 14.020 pada
semester genap dengan tenaga dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 1.386 orang.
Kesehatan
Tenaga kesehatan pada tahun 2005 terdiri dari dokter umum 35 orang, dokter gigi 17 orang dan
apoteker 7 orang. Tenaga perawat mengalami kenaikan dari 122 orang pada tahun 2004
menjadi 140 orang pada tahun 2005. Adapun tenaga kesehatan lainnya meningkat dari 83
orang pada tahun 2004 menjadi 94 orang pada tahun 2005.
Data bayi yang di imunisasi menurut jenis vaksin, dari 9 jenis vaksin masing-masing terdiri dari
BCG 1.987 orang, DPT I sebanyak 5.738 orang, DPT II sebanyak 5.623 orang, DPT III sebanyak
5.361 orang, Polio I sebanyak 6.485 orang, Polio II sebanyak 5.533 orang, Polio III sebanyak
5.779 orang dan Campak sebanyak 5.853 orang.
Data penderita penyakit terhadap 26 jenis penyakit terlihat bahwa penderita penyakit yang
terbanyak pada tahun 2005 adalah penyakit ISPA sebanyak 17.769 orang, Diaresebanyak 4.053
orang, Bronchitis sebanyak 1.295 orang, Malaria Klinis sebanyak 1.283 orang dan Pneumomia
sebanyak 407 orang.
Agama

Masjid Raya Kendari

Jumlah pemeluk agama Islam sebanyak 209.013 orang, pemeluk agama Katolik 4.851 orang


atau 3.9 persen, pemeluk agama Kristen Protestan 10.025 orang, pemeluk agama Hindu 1.400
orang dan 820 orang pemeluk agama Budha.
Tempat peribadatan di antaranya adalah Masjid sebanyak 225 buah, Musholla sebanyak 27
buah, Gereja Katolik sebanyak 3 buah, Gereja Protestan sebanyak 15 buah
dan Pura/Vihara sebanyak 4 buah.

Perekomian
PDRB per kapita Kota Kendari tahun 2004 adalah sebesar Rp 6.920.188,- atau mengalami
peningkatan sekitar 15,96 persen dari angka tahun sebelumnya sebesar Rp 5.967.486,-.
Peningkatan yang dicapai tahun 2004 jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan
PDRB per kapita Kota Kendari yang dicapai tahun 2003, sebesar 6,35 persen.
Sejak tahun 2002 hingga tahun 2004 PDRB Kota Kendari setiap tahunnya memberikan
sumbangan sekitar 15 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara. Laju
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 2001 hingga 2004 rata-rata sebesar 7,36 persen per
tahun, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2004 mencapai 9,37 persen, sedangkan
pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 5,61 persen. Rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi ini masih sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama yang tercatat
hanya sekitar 5,38 persen.
Pertanian
Rincian penggunaan tanah tersebut yang terluas adalah bangunan dan halaman sekitarnya
seluas 5.493 ha atau 16,39 persen dari luas tanah di Kota Kendari. Kedua lahan yang sementara
tidak diusahakan seluas 5.256 ha atau 15,43 persen dan ketiga terbesar tegal/kebun seluas
5.173 ha atau 15,43 persen. Di samping itu terdapat hutan negara seluas 4.321 ha atau 12,89
persen.
Luas panen tanaman bahan makanan tahun 2005 tercatat 10.739 ton atau naik 16,88 persen
dibanding tahun 2004, yang tertinggi adalah ubi kayu mencapai 8.253 ton, menunjukkan
peningkatan sekitar 13,55 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 7.268
ton. Produksi jagung sebesar 932 ton yang meningkat 27,15 persen dari tahun sebelumnya
sebesar 733 ton. Produksi ubi jalar sebesar 867 ton mengalami peningkatan 46,95 persen
dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar 590 ton. Produksi padisawah 542 ton, mengalami
peningkatan 3,44 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
Data produksi buah-buahan pada tahun 2005 tercatat 16.110 kw atau naik 184,33 persen
dibanding tahun 2004. Jenis buah-buahan yang mempunyai produksi tertinggi pada tahun 2005
adalah pisang sebanyak 7.576 kw, kemudian kedua pepaya sebanyak 2.572 kw dan ketiga
adalah nangka sebanyak 1.374 kw.
Produksi tanaman sayur-sayuran tahun 2005 menurut Kecamatan tercatat 7.320 kw atau turun
sebesar 39,14 persen dibanding tahun 2004. Jenis sayuran yang produksinya paling tinggi
adalah kacang panjang mencapai 6.326 kw terdapat di semua kecamatan, sedangkan produksi
terendah tanaman sayur-sayuran adalah ketimun sebesar 236 kw atau 0,94 persen.
Perkebunan
Pada tahun 2005 untuk jenis tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkan di Kota Kendari
semua jenis tanaman mengalami peningkatan dari tahun 2004, 3 komoditas yang paling
meningkat yaitu kopi dari 39,35 ton menjadi 140,70 ton pada tahun 2005 atau naik sebesar
257,56 persen, jambu mete dari 144,58 ton menjadi 641,79 ton atau naik sebesar 344 persen
dan kemiri dari 21,95 ton menjadi 67,00 ton atau naik sebesar 205 persen.
Peternakan
Selama kurun waktu 2004-2005 populasi ternak sapi meningkat dari 2.226 ekor menjadi 2.249
ekor atau naik 1,03 persen, ternak kerbau naik dari 23 ekor menjadi 31 ekor atau naik 34,78
persen. Populasi ternak kecil menurut kecamatan selama kurun waktu 2004-2005 adalah
ternak kambing meningkat dari 2.204 ekor menjadi 2.471 ekor atau naik 12,11 persen per
tahun. Perkembangan populasi ternak unggas selama kurun waktu tahun 2004-2005 naik dari
639.520 ekor menjadi 657.525 ekor atau naik 2,82 persen per tahun.
Jumlah ternak besar yang dipotong dan produksi daging pada tahun 2005 sebanyak 6.149 ekor
atau naik sebesar 0,87 persen dari tahun 2004. Jumlah ternak kecil yang dipotong dan hasil
produksi daging pada tahun 2005 sebanyak 782 ekor atau naik 13,83 persen dari tahun 2004.
Jumlah ternak unggas yang dipotong dan hasil produksi pada tahun 2005 sebanyak 810.833
ekor atau naik sebesar 13,81 persen dibanding tahun 2004. Produksi telur unggas pada tahun
2005 tercatat 1.158.135 butir atau naik sebesar 10,33 persen dibanding tahun 2004.
Perikanan
Perkembangan perikanan di Kota Kendari meliputi perikanan laut (perairan) dan perikanan
darat (tambak dan kolam). Pada tahun 2005 luas areal tambak yang terolah tercatat 197 ha
atau 74,90 persen dari luas areal potensi tambak, sedangkan luas areal kolam yang terolah
tercatat 56.25 ha atau 11,25 persen dari luas areal potensi kolam.
Hasil produksi ikan pada tahun 2005 tercatat 93.98 ton atau naik 4,92 persen dibanding tahun
2004. Hasil produksi ikan tersebut terdiri dari produksi perikanan laut 25.487.74 ton (99,63
persen) dan perikanan darat 93.98 ton (0,37 persen), sedangkan nilai jual hasil produksi
perikanan darat pada tahun 2005 sebesar Rp 1.829.1 juta atau naik sebesar 5,99 persen
dibanding tahun 2004. Kontribusi nilai hasil tambak 100 persen dari total nilai produksi
perikanan darat.
Industri
Dari hasil Survei Industri menunjukkan bahwa jumlah perusahaan industri besar/sedang di Kota
Kendari tahun 2004 sebanyak 18 buah perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.123
orang. Menurut status pekerjaan mereka, terdapat sebanyak 1.680 orang atau 79,13 persen
adalah tenaga kerja produksi dan sebanyak 443 orang atau 20,87 persen adalah tenaga kerja
lainnya.
Pengeluaran perusahaan industri besar/sedang untuk tenaga kerja tahun 2004 sebesar Rp
13.468,7 juta. Nilai output dan input perusahaan industri besar/sedang dapat dilihat bahwa
nilai output perusahaan industri besar/sedang tahun 2004 sebesar Rp. 202.454.503 juta,
sedangkan biaya input-nya sebesar Rp. 131.139.016 juta.[butuh rujukan] Nilai tambah atas dasar
harga pasar tahun 2004 adalah sebesar Rp 71.315,5 juta dan nilai tambah atas biaya faktor
sebesar Rp 71.155,0 juta.
Pada tahun 2005 tercatat jumlah langganan sebanyak 119.541 pelanggan, dan
tenaga listrik yang terjual sebanyak 168.702.775 Kwh, dengan nilai penjualan naik sebesar Rp.
100.709 juta. Dibandingkan dengan tahun 2004 maka jumlah pelanggan naik sebesar 94,11
persen dari 35.361 pelanggan pada tahun tersebut.
Sementara itu jumlah tenaga listrik yang terjual mengalami peningkatan yakni sekitar 98,50
persen, yaitu dari 84.988.092 Kwh pada tahun 2004 menjadi 168.702.775 Kwh pada tahun
2005, di sisi lain nilai penjualan meningkat sebesar 94,11 persen, yaitu dari Rp. 51.881,1 juta
pada tahun 2004 menjadi Rp. 100.709 juta pada tahun 2005.
Perkembangan daya terpasang mengalami peningkatan sebesar 57,82 % per tahun, yaitu dari
40.580 ribu Kwh tahun 2004 naik menjadi 64.044 ribu Kwh tahun 2005. Sementara itu produksi
listrik juga mengalami peningkatan sebesar 12,85 persen, yaitu dari 170.955.905 Kwh tahun
2004 naik menjadi 192.927.811 Kwh pada tahun 2005.

Perdagangan
Ekspor
Volume ekspor menurun sekitar 93,73 persen dari sebanyak 9.294,82 ton pada
tahun 2004 turun menjadi 582,73 ton pada tahun 2005. Bersamaan dengan itu nilai ekspor juga
mengalami penurunan sebesar 79,22 persen dari nilai ekspor sebesar US$ 13.224,37 juta pada
tahun 2004 menurun menjadi US$ 2.747,29 juta pada tahun 2005.
Impor dan Neraca Perdagangan
Impor Kota Kendari tahun 2005 bernilai US$ 6.815,837 ribu suatu nilai yang relatif jauh lebih
tinggi jika dibanding nilai impor tahun sebelumnya yang mencapai US$ 480,34 ribu atau
meningkat sepuluh kali lipat lebih.[butuh rujukan]
Dari informasi nilai ekspor dan impor yang telah disebutkan di atas, ternyata pada tahun 2005
Kota Kendari mempunyai defisit perdagangan relatif besar mencapai US$ 2,7 juta dan cukup
memprihatinkan.
Perdagangan Antar Pulau
Volume perdagangan antar pulau hasil bumi dan laut di Kota Kendari tahun 2005 sebanyak
24.297,90 ton, mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun 2004 yang mencapai
sebanyak 19.495 ton atau naik sebesar 24,64 persen. Untuk nilai perdagangan antar pulau pada
tahun 2005 menunjukkan peningkatan, yakni naik 69,67 persen dari tahun sebelumnya sebesar
Rp. 77.096,42 juta.
Berdasarkan tujuan pelabuhan bongkar, pelabuhan Surabaya merupakan tujuan utama
perdagangan antar pulau keluar dari pelabuhan Kota Kendari dalam tahun 2005 baik dari segi
volume maupun nilainya. Volume perdagangan yang dibongkar pada pelabuhan tersebut
21.100,40 ton dan 34.435,20 m3 atau sekitar 86,74% dari total volume perdagangan antar
pulau keluar dengan nilai mencapai Rp. 128.504.827 juta atau sekitar 87,53% dari total nilai
perdagangan antar pulau keluar.

Anda mungkin juga menyukai