Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabiilah Rizky Auliya

Kelas : 1C MICE
NIM : 2005413090
“Kebakaran Hutan di Indonesia”
Kebakaran hutan adalah peristiwa dimana wilayah yang terdapat banyak pohon, semak,
paku-pakuan, dan rumput mengalami perubahan bentuk yang disebabkan pembakaran yang
besar-besaran. Kebakaran hutan menyebabkan hutan dilanda api sehingga membuat hutan
lenyap dimakan api. Dampak yang disebabkan kebakaran hutan dapat berupa positif dan
negatif tetapi dampak negatif melebihi dampak pofitif.
Penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor ulah
manusia. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam bisa berupa kekeringan, musim
panas yang berkepajangan, dan sambaran petir. Terjadinya angin yang kencang juga bisa
menyebabkan kebakaran hutan. Apabila dua batang pohon bergesekan karena tertiup angin
kencang maka bisa menyulut api kecil yang menajadi besar.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor ulah manusia yaitu pembakaran hutan
secara sengaja untuk membuka lahan baru, membuang sembarangan putung rokok, dan
membakar sampah di dekat hutan. Faktor alam sebagai penyebab kebakaran hutan yaitu
sebagai contoh 95 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan oleh factor alam. Salah
satunya yaitu kemarau seperti, Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Dwikorita Karnawati, Indonesia mengalami El-Nino netral pada 2020. Meski netral,
tingkat kekeringannya tetap akan lebih tinggi daripada musim kemarau biasanya. Itu membuat
faktor kebakaran di Indonesia terjadi karna factor alam.
Musim kemarau acap jadi masa-masa gawat bagi kasus kebakaran hutan di Indonesia.
Tahun lalu, 1,6 juta hektare hutan dan lahan tandas terbakar. Tahun ini belum ada tanda-tanda
kebakaran hutan besar seperti tahun 2019. Namun, menurut pemantauan lewat satelit Terra
dan Aqua dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), terjadi peningkatan
jumlah titik panas atau hotspot di beberapa provinsi pada Agustus 2020. Selama Juni dan Juli
2020, hanya terpantau 59 dan 114 titik panas, tapi pada Agustus lalu, terdeteksi 919 hotspot di
sejumlah wilayah di Indonesia. Peningkatan jumlah titik panas terutama terpantau di Provinsi
Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Lalu ada faktor ulah manusia yang menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia, salah
satunya yang terjadi di Pekanbaru, Riau, Sumatra dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah,
menyebut kabut asap yang mengepung sekitar rumah mereka hari-hari ini hampir menyerupai
kondisi terparah dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan empat tahun silam atau
pada 2015. Lilis Alice, seorang warga Palangkaraya, bercerita terpaksa menutup semua
ventilasi udara rumahnya dengan karton sejak awal September lalu. Gara-garanya, asap sudah
tak bisa dibendung. Kata dia, lantai rumahnya menjadi licin dan agak berminyak. Gorden yang
tadinya berwarna putih, berubah jadi kecoklatan. Agar udara tidak pengap, ia mengandalkan
kipas angin. "Sudah dua minggu sudah tidak buka jendela dan pintu. Asap ini sudah masuk ke
rumah," ujarnya kesal ketika dihubungi BBC News Indonesia, Minggu (15/9).
Daftar Pustaka

https://www.mongabay.co.id/2019/11/16/kebakaran-hutan-dan-lahan-terus-terjadi-
bagaimana-solusinya/
https://katadata.co.id/timpublikasikatadata/analisisdata/5f5b6f02f0eff/indonesia-dalam-
ancaman-ganda-karhutla-dan-corona
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49708970

Anda mungkin juga menyukai