Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAJU REAKSI
Dosen Pengampu : Nurmaya Arofah, M.Eng

Nama : Ilham Aulia Rifqy

NIM : 11200980000046

Kelas : 2B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M/1442 H
A. TUJUAN
 Dapat memahami pengertian laju reaksi, tetapan laju reaksi dan orde reaksi.
 Mampu menentukan tetapan laju reaksi dan orde reaksi dari hasil percobaan.

B. PRINSIP PERCOBAAN
Laju reaksi adalah laju yang diperoleh dari perubahan konsentrasi produk
dibagi dengan koefisen spesies tersebut dalam persamaan kimia yang balance untuk
reaksi tersebut atau jumlah mol rekatan per satuan volume yang breaksi dalam satuan
waktu tertentu. Laju reaksi kimia dapat dilihat dari perubahan konsentrasi molekul
reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap
melainkan berubah terus menerus sering dengan perbuahan konsentrasi.
Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk
dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi
bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu (Keenan, 1984).
Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu
atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi
disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi
pangkat tiga. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi, suatu reaksi
yang merupakan proses satu tahap didefinisikan dengan berdasarkan reaksinya yaitu
reaksi dasar (Petrucci, 1982).

C. TINJAUAN PUSTAKA
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya suatu pereaksi atau
laju bertambahnya konsentrasi suatu produk konsentrasi biasanya dinyatakan dalam
mol per liter, tetapi untuk fase gas, satuan tekanan atmosfer, milimeter merkurium
atau pascal, dapat digunakan sebagai pengganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik,
menit, jam, hari atau bahkan tahun. Tergantung apakah reaksi itu cepat atau lambat
(Charles, 1992).
Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan laju
reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk produk-produk
yang dihasilkan dalam reaksi tersebut. Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan
utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam mekanisme reaksi
sedangkan penerapan praktiknya akan dilakukan setelah mengetahui hukum laju
reaksi dan konstanta lajunya. Untuk reaksi kimia sebagai berikut.
aA + bB → cC + dD

Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah.


v = k[A]m[B]n
Dengan:
v = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A
[B] = Konsentrasi zat B
m = Orde terhadap zat A
n = Orde terhadap zat B

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi :


1. Konsentrasi. Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju
reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal dengan hukum laju
reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju
reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan pengaruh seberapa besar perubahan
konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).

2. Luas permukaan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat


berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi
homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat
berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan
satu sama lain. Dalam sistem reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang
yang bersentuhan dari kedua fase yang bereaksi. Reaksi kimia berlangsung
pada kedua molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang
bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi
maka semakin cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1882).

3. Suhu/temperatur. Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah.


Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar
10°C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya.
Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau menyebabkan
semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan suatu reaksi
dapat berlangsung disebut energi aktivasi (Chang, 2001).

4. Katalis. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan


menambahkan zat lain yang disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan
pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energi energi
pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang
baru. Ada dua jenis katalis yaitu katalis homogen adalah katalis yang satu fase
dengan zat yang jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya
reaksi akan kembali ke bentuk semula. Katalis heterogen adalah katalis yang
tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya logam-
logam dan reaksi yang tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).

Jika suatu reaksi hanya melibatkan suatu reaktan, hukum laju dapat dengan
mudah ditentukan dengan mengukur laju awal reaksi sebagai fungsi konsentrasi
reaktan. Untuk reaksi yang melibatka lebih dari satu reaktan, kita dapat menentukan
hukum dengan mengukur ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi masing-
masing reaktan satu persatu. (Dorga, 1990).
Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju
berbentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat dan kecil
namun dalam beberapa kasus dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi
terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan
stoikiometri. Reaksi harga n memberikan orde reaksi jika n = 0 maka laju reaksinya
disebut orde nol terhadap X. Hal ini berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak
berpengaruh pada laju reaksi (Chang, 2001).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat
Beaker glass 10 ml Gelas ukur 25 ml

Stopwatch Spidol + kertas putih

Bahan

 Na2S2O3 0,1 M
Berbentuk padat, tidak berwarna, tidak berbau.
 HCl 2 M
Berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau
 Aquades
Berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau

E. CARA KERJA
Penentuan orde reaksi Na2S2O3
1. Dibuatlah tanda silang ± 2cm dengan menggunakan spidol pada sehelai kertas,
kemudian
2. Diletakkan beaker glass 100 ml di atas tanda silang tersebut
3. Pipet 10 ml larutan HCl 2M dan dimasukkan ke dalam beaker glass tersebut
4. Pipet 20 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam becker glass yang lain, kemudian
dituangkan ke dalam becker glass yang berisi larutan HCl 2M.
5. Dijalankan stopwatch tepat pada saat penuangan. Dicatat waktu yang diperlukan
sejak mulai.
6. Penuangan sampai tanda silang tepat tidak nampak
7. Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan Na2S2O3 yang telah
diencerkan seperti terlihat di tabel :

Percobaan Volume HCl 2M Volume Na2S2O3 Volume Aquades


1 10 ml 20 ml 0 ml
2 10 ml 15 ml 5 ml
3 10 ml 10 ml 10 ml
4 10 ml 5 ml 15 ml
8. Tentukan berapa nilai orde reaksi untuk Na2S2O3

Penentuan orde reaksi HCl :


1. Untuk penentuan orde reaksi HCl, langkah kerja yang dilakukan sama seperti pada
langkah di atas, tetapi larutan HCl yang digunakan adalah larutan HCl yang telah
diencerkan dengan berbagai volume, sementara larutan Na2S2O3 dibuat tetap,
seperti terlihat pada tabel :

Percobaan Volume HCl 2M Volume Na2S2O3 Volume Aquades


5 20 ml 10 ml 0 ml
6 15 ml 10 ml 5 ml
7 10 ml 10 ml 10 ml
8 5 ml 10 ml 15ml
2. Tentukan berapa orde reaksi HCl

Penentuan tetapan laju reaksi Na2S2O3 dengan HCl :


1. Untuk menentukan tetapan laju reaksi antara Na2S2O3 dengan HCl, digunakan
nilai orde reaksi reaksi Na2S2O3 dan HCl yang telah diperoleh dari percobaan,
kemudian dimasukkan nilainya ke dalam persamaan hukum laju reaksi :
2. Selanjutnya dibuatlah grafik hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap waktu dan
grafik hubungan antara log [HCl] terhadap waktu! Ditentukan berapa nilai k
berdasarkan persamaan laju reaksi dan dibandingkan nilainya dengan hasil
perhitungan yang diperoleh dari grafik.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan laju reaksi penentuan orde

Tabel 1. Penentuan orde reaksi Na2S2O3 dengan HCl

Konsentrasi Na2S2O3 [HCl] Ulangan 1


t 1/t
0,1 M 2M 37 s 0,027
0,08 M 2M 44 s 0,022
0,06 M 2M 64 s 0,015
0,04 M 2M 132 s 0,0075
0,02 M 2M 600 s 0,0016

Orde reaksi Na2S2O3 =


m n
v 1 t 2 k 1 [ HCl ] [ Na 2 S 2 O3 ]
= =
v 2 t 1 k 2 [ HCl ] m [ Na 2 S 2 O3 ]n
m n
600 k 1 [ 3 ] [ 0,004 ]
= m n
132 k 2 [ 3 ] [ 0,02 ]
4,55 = 2n
log 4,55
n= = 2,18 = 2
log 2

∆[M]
V=
∆[t]
[0,8−0,6]
=
[64−44]
2
= = 0,2
20

Penentuan orde reaksi HCl dengan Na2S2O3

Konsentrasi HCl [Na2S2O3] Ulangan 1


t 1/t
3M 2M 133 s 0,0075
2,5 M 2M 144 s 0,0069
2M 2M 148 s 0,0067
1,5 M 2M 151 s 0,0066
1M 2M 159 s 0,0062

Orde reaksi HCl =


m n
v1 t2 k 1 [ HCl ] [ Na 2 S 2 O3 ]
= =
v 2 t 1 k 2 [ HCl ] 6 M [ Na2 S 2 O 3 ] n
m 1
144 k 1[ 3 ] [ 5]
=
133 k 2 [ 2,5 ]m [ 5 ] 1
1,08 = (1,2)m
1,08 = (1,2)n
M = log1,2 1,08
= 0,4 = 0

∆[ M ]
V=
∆ [t ]
[3−2,5]
=
[144−133]
0,5
=
10
= 0,05

Pada percobaan kali ini bertujuan agar kita dapat mengukur perubahan konsentrasi
pereaksi menurut waktu, agar praktikan dapat mengukur perubahan konsentrasi, suhu, dan
katalis pada laju reaksi, agar praktikan dapat menentukan hukum laju reaksi dalam larutan
air. Percobaan yang saat ini dilakukan yaitu menentukan orde reaksi natrium tiosulfat dengan
asam klorida.

Orde rekasi merupakan jumlah dari bilangan pangkat setiap konsentrasireaktan yang
ada dalam hukum laju. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, nol, atau bilangan
pecahan. Pada umumnya, reaksi kimia memiliki ordereaksi berupa bilangan bulat positif
(Hadyana, 2002).

Laju reaksi adalah laju yang diperoleh dari perubahan konsentrasi produkdibagi
dengan koefisien spesies tersebut dalam ersamaan kimia yang balans untukreaksi tersebut
atau jumlah mol reaktan per satuan volume yang bereaksi dalamsatuan waktu tertentu. Laju
reaksi kimia dapat dilihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi
molekul produk terhadap waktu. Laju reaksitidak tetap melainkan berubah terus menerus
seiring dengan perubahan konsentrasi (Oxtoby dkk, 2001).

Menurut Chang (2005), hukum laju memungkinkan untuk menghitung lajureaksi dari
konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Hukum laju dapat juga dikonversi menjadi persamaan
yang memungkinkan kita untuk menentukankonsentrasi reaktan di setiap waktu selama reaksi
berlangsung.
Saat asam klorida dicampurkan dengan natrium tiosulfat, warna larutan berubah menjadi
putih keruh. Hal ini disebabkan oleh reaksi pembentukan dan pengendapan belerang. Selain
menghasilkan endapan belerang, dari reaksi dihasilkan diatas juga menghasilkan gas belerang
disulfida sehingga menimbulkan bau. Jika larutan natrium tiosulfat dibuat semakin encer atau
konsentrasinya berkurang maka, pembentukkan endapan semakin membutuhkan waktu
yanglama. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, yaitu
semakin tinggi konsentrasi maka, waktu reaksi semakin cepat sedangkan semakinkecil
konsentrasi maka, waktu reaksi semakin lambat.

G. SIMPULAN
Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin cepat suatu reaksi akan
berlangsung. Sedangkan jika konsentrasi suatu larutan kecil, maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan larutan tersebut untuk bereaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi :
1. Konsentrasi. Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju
reaksinya semakin kecil pula.

2. Luas permukaan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat


berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen.

3. Suhu/temperatur. Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah.

4. Katalis. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan


menambahkan zat lain yang disebut dengan katalis.

H. DAFTAR PUSTAKA
Nurmaya Arofah, M.Eng. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar 2
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar:Konsep-konsep inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Keenan. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.Purba,
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Siregar, Tirena Bahnur. 2008. Kinetika Kimia Reaksi Elementer. Medan : Usu press.
Soekardjo, Ita dkk.(2004). “Kimia Dasar”. ITS Press : Surabaya
Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung:
Alkemi Grafisindo Press.

I. LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan laju reaksi !
Laju reaksi adalah laju yang diperoleh dari perubahan konsentrasi produk dibagi
dengan koefisen spesies tersebut dalam persamaan kimia yang balance untuk
reaksi tersebut atau jumlah mol rekatan per satuan volume yang breaksi dalam
satuan waktu tertentu.

2. Jelaskan bagaimana perubahan konsentrasi pereaksi dapat mempengaruhi nilai


laju reaksi!
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkn
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan.

3. Dari reaksi : 2NO(g) + Br2(g) ® 2NOBr(g), diperoleh data percobaan sebagai berikut :

No. (NO) mol/I (Br2) mol/I Kecepatan reaksi


mol/ 1 / detik
1. 0,1 0,1 12
2. 0,1 0,2 24
3. 0,1 0,3 36
4. 0,2 0,1 48
5. 0,3 0,1 108

a. Tentukan orde reaksinya !


Orde reaksi NO
m n
48 k [ NO ] [ Br 2 ]
=
108 k [ NO ] m [ Br 2 ]n
m n
48 k [ 0,2 ] [ 0,1 ]
=
108 k [ 0,3 ] m [ 0,1 ]n
m n
4 [ 2] [ 1]
=
9 [ 3 ]m [ 1 ] n
m
4 [ 2]
=
9 [ 3 ]m
m=2

Orde reaksi Br2


m n
12 k [ NO ] [ Br 2 ]
=
24 k [ NO ] m [ Br 2 ]n
2 n
12 k [ 0,1 ] [ 0,1 ]
=
24 k [ 0,1 ]2 [ 0,2 ] n
2 n
1 [1 ] [1 ]
=
2 [ 1 ]2 [ 2 ]n
n
1 [1 ]
=
2 [ 2 ]n
n=1
∴ m+n = 2+1 = 3

b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !


V = k [NO]m [Br2]2
12 = k [0,1]2 [0,1]1
12 = k (0,01)(0,1)
12 = k 0,001
12
K=
0,001
K = 12000

Perhitungan :

V1 = K1 [HCl]m . [Na2S2O3]n
= K1 [3]0 . [0,1]2
v1
K1 =
[ HCl ] [ Na2 S 2 O 3 ] n
m

0,1+0,05
= 0 2
[ 3 ] . [ 0,1 ]
0,15
=
0,01
= 15

V2 = K2 [HCl]m . [Na2S2O3]n
= K2 [2,5]0 . [0,08]2
v2
K2 = m n
[ HCl ] [ Na2 S 2 O 3 ]
0,1+ 0,05
=
[ 2,5 ]0 . [ 0,08 ] 2
= 23,4

V3 = K3 [HCl]m . [Na2S2O3]n
= K3 [2]0 . [0,06]2
V3
K3 = m n
[ HCl ] [ Na2 S 2 O 3 ]
0,1+ 0,05
= 0 2
[ 2 ] . [ 0,06 ]
0,15
=
0,0036
= 41,7

V4 = K4 [HCl]m . [Na2S2O3]n
= K4 [1,5]0 . [0,04]2
v4
K4 = m n
[ HCl ] [ Na2 S 2 O 3 ]
0,1+ 0,05
=
[ 1,5 ]0 . [ 0,04 ] 2
0,15
=
0,0016
= 93,75

V5 = K5 [HCl]m . [Na2S2O3]n
= K5 [1]0 . [0,02]2
v5
K5 = m n
[ HCl ] [ Na2 S 2 O 3 ]
0,1+ 0,05
=
[ 1 ]0 .[0,02]2
0,15
=
0,004
= 37,5
MSDS Na2S2O3
MSDS HCl
MSDS AQUADES
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/9265771/Laporan_Praktikum_Tingkat_reaksi
 Arofah, Nurmaya. 2020 Pedoman Praktikum Kimia Dasar 2. Jakarta
 https://www.academia.edu/17535739/Laporan_Kimia_Dasar_Tingkat_Reaksi
 https://www.academia.edu/20049605/Laporan_LAJU_REAKSI

Anda mungkin juga menyukai