Editorial: Bersama-Sama (Untuk Memperluas Pengetahuan, Bersenang-Senang, DSB) Bertamasya Piknik"
Editorial: Bersama-Sama (Untuk Memperluas Pengetahuan, Bersenang-Senang, DSB) Bertamasya Piknik"
1 : ix - xiv
ISSN: 2527-3620
EDITORIAL
ix
Ady Wirawan Vol. 3 No. 1 : ix - xiv
x
Arc. Com. Health • Juni 2016 Vol. 3 No. 1 : ix - xiv
ISSN: 2527-3620
Beberapa isu penting yang perlu promosi dan penjualan layanan yang
mendapatkan perhatian, kalau melihat disediakan oleh supplier dan operator (Schiff,
konsep ini, adalah perlunya melakukan 2001). Biro perjalanan wisata (BPW) dapat
identifikasi potensi bahaya dan analisis bertindak sebagai operator sekaligus juga
risiko kesehatan wisata, baik yang terkait agen perjalanan wisata, termasuk
perjalanan wisata maupun aktivitas terkait menyediakan jasa pramuwisata.
paket wisata yang ditawarkan. Hal ini dapat Sebagai profesi yang berhubungan
dijadikan dasar dalam melakukan langsung saat aktivitas wisata dilaksanakan,
pendekatan preventif dan promotif untuk tenaga pramuwisata juga memiliki peran
eliminasi atau mengurangi risiko sebelum yang cukup penting. Tenaga pramuwisata
dan saat wisata. Mengingat kebanyakan umumnya disediakan oleh jasa pramuwisata
risiko tersebut bisa diprediksi, maka upaya yang sekaligus mengkoordinasikan tenaga
pencegahan yang efektif dan efisien menjadi pramuwisata lepas untuk memenuhi
sebuah tantangan baru. kebutuhan wisatawan secara perorangan
Tantangan lainnya adalah pada atau kebutuhan Biro Perjalanan Wisata.
pemenuhan kebutuhan akan tenaga medis Dalam menjalankan usahanya, jasa
dan kesehatan masyarakat yang memiliki pramuwisata diwajibkan tetap
kapabilitas terkait kesehatan wisata. memperhatikan persyaratan profesionalisme
Sinergisitas antara industri pariwisata dan tenaga pramuwisata yang disediakan. Di
profesi kesehatan akan menjadi sangat samping itu, usaha jasa pramuwisata
krusial, dan masing-masing pihak penting diwajibkan mempekerjakan tenaga
untuk memahami tanggung jawab masing- pramuwisata yang telah memenuhi
masing dan bagaimana interaksi yang ideal persyaratan keterampilan yang berlaku dan
perlu dibicarakan bersama-sama dengan secara terus menerus melakukan upaya
semua pemangku kepentingan. peningkatan keterampilan tenaga
pramuwisata yang bersangkutan. Dalam hal
Peran Ideal Industri Pariwisata ini peluang untuk menyelipkan materi risiko
Secara umum industri wisata memiliki kesehatan daerah wisata sangat terbuka.
3 komponen dasar, yaitu penyedia layanan Konsultan perjalanan wisata secara
wisata (suppliers of travel services), operator teoritis (Schiff, 2001) dapat berperan banyak
aktivitas wisata (tour operators), dan agen dalam upaya-upaya pencegahan
perjalanan wisata (retail travel agents). Yang permasalahan kesehatan pada wisatawan.
termasuk dalam penyedia layanan wisata Pertama adalah perannya dalam hal
adalah penyedia layanan transportasi (udara, pemberian informasi perlu tidaknya
darat, laut), akomodasi (hotel, motel, sertifikat vaksinasi, yang terkait aspek legal
penginapan), dan restoran. Operator dalam mengunjungi suatu wilayah. Sebagai
aktivitas wisata umumnya ada dalam bentuk contoh perlunya sertifikat vaksinasi
badan usaha yang menyediakan paket meningitis untuk berkunjung ke daerah
wisata, sedangkan agen perjalanan wisata Saudi Arabia. Peran lainnya adalah dalam
(APW) adalah badan usaha yang melakukan memberikan rekomendasi vaksinasi yang
xi
Ady Wirawan Vol. 3 No. 1 : ix - xiv
xii
Arc. Com. Health • Juni 2016 Vol. 3 No. 1 : ix - xiv
ISSN: 2527-3620
permasalahan kesehatan yang umum terjadi bertujuan untuk pencegahan) yang terkait
pada wisatawan. Dokter di layanan primer dengan wisata.
maupun sekunder, terutama di kawasan Terakhir dan yang tak kalah penting
wisata memiliki peran yang penting dalam adalah interaksi antar berbagai profesi di
hal penanganan kasus, dimulai dari sektor kesehatan terutama dokter, perawat,
diagnosis yang baik dan penanganan kasus dan ahli kesehatan masyarakat. Kolaborasi
yang tepat. Untuk meningkatkan inter-professional ini ditambah lagi dengan
kemampuan anamnesis, dokter praktik di kolaborasi lintas sektor dengan sektor
daerah wisata seharusnya memiliki pariwisata, termasuk diantaranya
kompetensi kedokteran wisata yang baik, pemerintah dan industri pariwisata, akan
mengacu kepada kompetensi dasar berperan besar dalam terwujudnya upaya-
kesehatan wisata yang ditetapkan oleh upaya kesehatan pariwisata sesuai dengan
International Society of Travel Medicine (ISTM) konsep yang telah dipaparkan dalam artikel
dalam “The Body of Knowledge for the Practice ini. Jika hal ini bisa berjalan dengan baik,
of Travel Medicine“. Kerangka kurikulum ini visi untuk mewujudkan pariwisata sehat bisa
juga dikembangkan untuk profesi lain mejadi sebuah kenyataan.
seperti perawat, dan praktisi kesehatan
wisata lainnya (ISTM, 2012). DAFTAR PUSTAKA
Selain profesi medis (dokter dan DuPont, H. L., & Steffen, R. (2001). Textbook
perawat), profesi kesehatan lainnya terutama of Travel Medicine and Health (2nd
ed.). Hamilton, London: B.C Decker
sarjana kesehatan masyarakat (SKM) di
Inc.
daerah wisata juga memiliki potensi yang
Horowitz, M. D., Rosensweig, J. A., & Jones,
sangat besar untuk dilibatkan. Dalam hal ini, C. A. (2007). Medical tourism:
beberapa kompetensi tambahan yang globalization of the healthcare
diperlukan oleh SKM adalah kemampuan marketplace. Medscape General
dalam memahami elemen penting Medicine, 9(4), 33.
pencegahan penyakit dan kejadian spesifik ISTM. (2012). Body of Knowledge for the
Practice of Travel Medicine - 2012 by
pada wisatawan, memahami aspek promosi
Physicians, Nurses and Other Travel
kesehatan wisata, dan mampu melakukan Health Professionals. International
penilaian dampak kesehatan (health impact Society of Travel Medicine. Retrieved
assessment), serta mampu melakukan March 30, 2016, from
identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko http://www.istm.org/bodyofknowledg
dan penyusunan upaya pengendalian risiko e
Kemdikbud, B. P. dan P. B. (2016). Kamus
kesehatan (hazard identification, risk
Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kamus
assessment, and determining control – HIRADC)
versi online/daring (dalam jaringan).
di daerah wisata. Lebih jauh SKM Retrieved March 30, 2016, from
diharapkan memiliki pemahaman yang baik http://kbbi.web.id/
mengenai berbagai jenis vaksinasi dan Leder, K., Torresi, J., Libman, M. D., Cramer,
profilaksis (pemberian obat-obatan yang J. P., Castelli, F., Schlagenhauf, P., …
Freedman, D. O. (2013). GeoSentinel
surveillance of illness in returned
xiii
Ady Wirawan Vol. 3 No. 1 : ix - xiv
travelers, 2007-2011. Annals of Internal Medicine and Health (2nd ed., pp. 3–9).
Medicine, 158(6), 456–68. Hamilton, London: B.C Decker Inc.
Presiden RI. Peraturan Pemerintah No 67 Schiff, A. L. (2001). Travel Industry and
tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Medical Professionals. In H. L. DuPont
Kepariwisataan (1996). Indonesia. & R. Steffen (Eds.), Textbook of Travel
Provost, S. (2003). Evaluation of a public Medicine and Health (2nd ed., pp. 11–
health newsletter intended for travel 13). Hamilton, London: B.C Decker Inc.
agents. Journal of Travel Medicine, Steffen, R., & DuPont, H. L. (1999). Manual of
10(3), 177–184. travel medicine and health. Hamilton,
Reid, D., Keystone, J. S., & Cossar, J. H. Ontario: BC Decker Inc.
(2001). Health Risks Abroad: General WHO. (2008). International Health
Considerations. In H. L. DuPont & R. Regulations 2005 (2nd ed.). Geneva:
Steffen (Eds.), Textbook of Travel World Health Organization.
xiv