Anda di halaman 1dari 23

TIGA TAHAP DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN PADI

Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )


Suatu ketika, saya pernah bertanya pada seorang petani. Nama petani itu Pak Karta.
Pertanyaan saya ini, berkaitan dengan masalah pemupukan.

” pak Karta, waktu pupuk tempo hari, dikasih pupuk apa aja?”
” cuma urea aja, pak ”
“ kok cuma pupuk urea ?”
“ nga punya uang tuk beli yang lain”
” ohh gituu, tapi bapak pakai pupuk kandangkan?”
” tahun ini, nga dikasih”
” pas musim tanam kemarin, emang dikasih pupuk kandang apa, pak karta?
” dikasih sih, tapi cuma 4 karung ayam petelor”
” kalo jeraminya dimasukin lagi ke sawah nga pak?”
” nga sih…. “
 
Di dalam hati saya, keluar kata, ” Innalillahi “. Kok bisa kata itu yang keluar?

Kata Innalillahi adalah kata yang kita ucapkan, bila kita atau orang lain mendapatkan
musibah. Bukan sebatas ada orang meninggal saja, kalimat itu baru keluar dari mulut
kita. Orang yang meninggal itu, salah satu bagian dari musibah.

Bagi saya, apa yang diceritakan Pak Karta adalah musibah. Bukan saja bagi Pak Karta
tapi juga bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pak Karta hanya mewakili saja
kenyataan yang dialami sebagian besar para petani.

Saudaraku para petani,,,,


PUPUK KUJANG

Apa yang bisa kita harapkan dari usaha tani, bila kita sebagai petani mempersiapkan
“makanan” bagi tanaman kita seadanya. Wajar saja, bila hasil yang kita dapatkan pun
seadanya juga.

Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan
yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka
perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh dengan baik.

Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan
mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik
dengan hasil yang baik.

Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap
pemberian. Pada tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan 3 Macam Dosis untuk
Tanaman Padi .
Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik :
– Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1
sebesar 40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.

Mengapa pupuk dasar untuk hara N cuma 20 % ??


Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 7-10 hari masih kecil. Pertanyaannya :
Apakah tanaman kecil dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung
hara N? jelas tidak.

Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar
50 % dan pupuk susulan ke-1 sisanya 50 %. Mengapa banyak? sebab pupuk yang
mengndung P atau K larut juga cuma waktunya agak lama.

– Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan
pemberian POC/hayati/MOL maka penggunaan pupuk anorganik dapat
dikurangi. Bahkan dosis pupuk kimia bisa sampai mencapai 50 %.
Pembahasan
Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan
lupa memberikan pupuk kandang/kompos min 1-2 ton/ha. Sebab penggunaan pupuk
kompos sangat membantu proses penyerapan pupuk kimia yang kita berikan. Apalagi
untuk pupuk TSP/SP dan KCL, sebab pupuk ini membutuhkan mikroba pelarut P dan
K. Jadi, pupuk kompos/organik sebuah keharusan. Lebih hebat lagi, bila dilakukan
penyemprotan POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan)
Cara Pertama,  300 kg pupuk NPK Ponska dan 100-150 kg pupuk Urea
( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ) .
Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska.
Ada 2 pendapat mengenai  waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini:

Pertama diberikan pada awal/sebelum tanam 


Kedua, diberikan 7-10 hst
Saya pribadi lebih suka cara yang kedua. Mengapa? sebab bibit pada umur 7-10 hst 
perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan
walau jumlahnya sedikit.

Kemudian, ada kaidah sederhana, bibit  yang baru ditanam akan adaptasi dengan
lingkungan ( boleh disebut bibit tsb stres ) beberapa hari. Makanya ada sebagian dari
daunnya yang kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.

Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2
dan ke-3.

Pernah saya bertanya pak seorang petani yang memberikan pupuk urea di awal tanam 1
hst.

“Pak, tanaman menghisap pupuk lewat akar kan?”


” ya pak”
“menurut bapak, anak-anak (bulu-bulu) akar pada bibit padi dah berkembang
belum?”
“kayanya belum pak mantri”
“kalau bibit belum dapat menghisap pupuk lewat akar kenapa diberikan pak. Apalagi
pupuk urea mudah menguap, mudah hilang”.
 
Petani tersebut mengangguk setuju,,,

Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur
sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-
tanaman muda. Baca disini Fungsi Sulfur Bagi Tanaman.
Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2
Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja.
Catatan: Pada pemupukan dasar ini, ada petani yang ingin menambahkan SP-36
dengan dosis 50 kg/ha, silahkan saja.

Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan


penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah, pupuk
maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil
panen bisa meningkat, dll.

Biaya injak-injak, Insya Allah akan tertutupi dengan hasil panen yang meningkat.

Pemupukan ke-2  : 150 kg ponska + urea 50 kg.


Diberikan sekitar pekan  ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan,
sehingga anakkan yang dihasilkan bisa maksimal. Lebih baik lagi, dilakukan
pemupukan kemudian baru dilakukan pengoyosan/diinjak-injak. Sebab seperti
penjealsan di atas, pupuk akan multiguna bagi tanaman.

Bila lahannya cuma 1.000 m2 maka dosisnya sekitar

Pupuk Ponska 150 kg/ha = 150 kg/10.000m2 = 15 kg/1000 m2


Ditambah Pupuk Urea 50 kg/ha = 50 kg/10.000 m2 = 5 kg/1.000 m2 .
Pemupukan ke-3  : 50-100 kg urea.
Diberikan sekitar 35-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun
terakhir keluar. Pada kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk )
dalam jumlah maksimal. Kenapa? sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai
maka daun perlu hijau, apalagi daun bendera.

Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan
maksimal. Dan ini akan berpengaruh kepada panjang malai.
Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan
semakin baik, semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu
malai sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,

Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih
hijau terutama daun benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi.
Aplikasinya sekitar 50 kg/ha.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, bila musim hujan, biasanya pemupukan terakhir


sekitar 50 kg/ha. Tapi bila musim kemarau (karena adanya proses penguapan) dosis
pupuk menjadi 75-100 kg/ha.

JANGAN LUPA, kita lakaukan proses penginjakan di fase ini. Alasananya? sebab masa
pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita
hasilkan akan banyak yang bernas.

Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga


menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan
3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70 hst.
Apakah pola di atas bisa dimodifikasi dosisnya?
Bisa saja, sebab pemupukan bukan hitung matematika !!.

Misalkan saja, pemupukan 1 (150 kg ponska + 25 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150


ponska + 50 kg urea) dan pemupukan ke-3 ( 50-75 kg urea).

Pemupukan yang baik bagi tanaman ada 2 arah. Pertama lewat akar. Kedua lewat daun.

Pemupukan lewat daun, bisa dipakai POC/MOL.

Cara Kedua, 150 kg NPK Ponska + 300 kg pupuk NPK Kujang


( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg
TSP

Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska

Pemupukan ke-2  : 150 kg kujang + 12 kg TSP (15 SP-36)

Pemupukan ke-3  : 150 kg kujang


Bila petani ingin melakukan pola pemupukan spt ini (silahkan saja) : pemupukan 1 (150
kg kujang + 15 kg SP-36), pemupukan ke-2 (150 ponska) dan pemupukan ke-3 ( 150 kg
kujang)

Cara Ketiga,200-250 kg Urea,100 kg TSP (128SP-36), dan 75 kg KCL


( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O )

Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40  kg KCL

Pemupukan ke-2   : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL

Pemupukan ke-3  : 50-100 kg Urea

Sekali lagi, bila petani ingin melakukan dosis lain, bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg
urea + 50 kg TSP + 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL )
dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea )

Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun
masih terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)

Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan
makanan tanaman.

Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal
diserap oleh tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan
maksimal. Dan  jangan lupa, pas pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam
keadaan macak-macak.

Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga


menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan
3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30, 70 hst
Bila kita perhatikan realitas di lapangan, keadaan yang dilakukan oleh sebagian para
petani agak berbeda. Mereka melakukan pemupukan sekitar 2 kali saja, bahkan cuma 1
x saja.

Apakah ini salah? soal pemupukan terserah para petani saja. Cuma bila ingin
mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya melakukan hal yang terbaik.
Pak, bagaimana kalau pemupukannya hanya 2 kali saja? kapan dan dosisnya
bagaimana?

Menurut saya, sebaiknya diberikan pada umur sekitar 15-20 hst dan 35-40 hst

Pola 1. 300 kg ponska + 100-150 urea


Pemupukan 1 : 150 kg ponska + 100 kg urea

Pemupukan 2 : 150 kg ponska + 0-50 kg urea

Pola 2. 150 kg NPK ponska + 300 kg NPK kujang


Pemupukan 1 : 150 kg NPK kujang + 100 kg NPK ponska

Pemupukan 2 : 150 kg NPK kujang + 50 kg NPK ponska

Pola 3. 200-250 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 KCL


Pemupukan 1 : 150 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 kg KCL

Pemupukan 2 : 50 – 100 kg urea

Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua, khususnya
bagi para petani Indonesia. Dan umumnya para petani di mana pun berada. Amin.

Catatan : Sebaiknya sehabis dilakukan pemupukan, dilakukan proses


penginjakan.Memang membutuhkan biaya tenaga kerja, tetapi hasil panen akan jauh
lebih tinggi. Bila dikurangi tenaga tukang injak pun pendapatan masih jauh lebih besar.
Pemupukan pada Tanaman Padi

Pemupukan pada Tanaman Padi


Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan hara N sebanyak  17,5 kg
(setara 39 kg Urea), P sebanyak 3 kg (setara 9 kg SP-36) dan K sebanyak 17 kg (setara 34 kg
KCl). Dengan demikian bila petani menginginkan hasil gabah yang tinggi tentu diperlukan
pupuk yang lebih banyak. Pada dasarnya pupuk merupakan makanan bagi tanaman. Terdapat 2
jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk pabrik) dan pupuk organik.
Untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi dengan tetap mempertahankan kesuburan tanah,
maka perlu dilakukan kombinasi pemupukan antara pupuk anorganik dengan pupuk organik.
Keuntungan dari applikasi kombinasi kedua jenis pupuk tersebut adalah kekurangan sifat pupuk
organik dipenuhi oleh pupuk anorganik, sebaliknya kekurangan dari pupuk anorganik dipenuhi
oleh pupuk organik.
Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Hara N berfungsi
sebagai sumber bahan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, pembentukan klorofil
yang penting untuk proses asimilasi, yang pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan
dan pembentukan gabah. Hara P berfungsi sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas
hidup tanaman seperti keserempakan tumbuh dan pematangan. Sementara itu hara K berfungsi
sebagai komponen pendukung berlangsungnya reaksi ensim dalam tanaman. Selain itu berfungsi
juga memperbaiki rendemen gabah, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap penyakit
tanaman, dan kualitas gabah. Dengan demikian untuk mendapatkan gabah dengan kuantitas
tinggi dan kualitas yang baik maka tanaman perlu diberi hara yang lengkap.
Pemberian hara dalam bentuk pupuk dapat dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman,
ataupun dengan melihat penampilan tanaman di lapangan. Salah satu cara pemberian pupuk Urea
pada tanaman padi adalah  dengan mengawasi perubahan warna daun dengan bantuan alat yang
dinamakan bagan warna daun (BWD). Bagan warna daun berupa alat berbentuk “kartu” yang
memiliki warna dari hijau muda sampai hijau tua, dengan skala 1 – 4 atau 1 – 6. Untuk
menentukan saat pemupukan N, pada hamparan tanaman padi,  diambil secara acak sebanyak 15
– 20 rumpun contoh, kemudian cocokan warna daunnya dengan warna hijau pada alat BWD.
Bila rata-rata pengamatan warna hijau daun berada di skala warna 3 atau lebih rendah lagi (pada
BWD  4 skala) atau di skala 4 atau lebih rendah lagi (pada BWD 6 skala) maka tanaman segera
dipupuk N (Urea dan sejenisnya) karena tanaman telah mengalami lapar hara N. Namun bila
pada monitoring BWD diperoleh rata-rata lebih dari skala 3 (pada BWD  4 skala) atau lebih dari
skala 4 (pada BWD  6 skala), maka tanaman tidak perlu diberi pupuk N (Urea) karena tanaman
masih mampu memperoleh hara N dari tanah. Monitoring pemberian pupuk dengan alat BWD
dilakukan sejak 14 HST sampai fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali. Banyaknya
penambahan Urea, bila terjadi kekurangan hara N adalah 70 kg Urea/ha. Berdasar pengalaman
cara pemberian Urea seperti itu dapat dihemat rata-rata 100 kg/ha tanpa menurunkan hasil
gabah. 
Bila pemberian pupuk dilakukan secara terjadwal berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, maka
pemberian pupuk untuk padi hibrida sebaiknya pada umur 7 – 10 hari setelah tanam (HST), 21
HST dan 42 HST, masing-masing sebanyak 75 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per
hektar;  150 kg Urea per hektar, serta 75 kg Urea dan 50 kg KCl per hektar. Pupuk Urea perlu
diberikan sebanyak 3 kali, agar pemberian pupuk N menjadi lebih efisien terserap oleh tanaman
padi hibrida. Sedangkan pemberian pupuk KCl dilakukan 2 kali, agar proses pengisian gabah
menjadi lebih baik dibanding dengan satu kali pemberian bersamaan dengan pupuk Urea
pertama.
Pemberian hara P dan K dapat ditentukan berdasar hasil analisis tanah atau melihat status hara P
dan K dari peta status hara. Secara umum hara P dan K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara
P dapat diberikan tiap 4 musim sekali sedangkan hara K dapat tiap 6 musim sekali. Hal ini
disebabkan pupuk P yang diberikan ke tanah, hanya ± 20 % nya terserap tanaman sedang sisanya
terakumulasi dalam tanah, sementara itu pupuk K yang diberikan ke dalam tanah, hanya terserap
tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah. Sementara itu sumbangan hara K dari air
irigasi juga cukup tinggi ± 23 kg K2O/ha/musim atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim.
Sumbangan hara berasal dari tanah juga cukup potensial. Besar sumbangan N, P dan K berasal
dari tanah dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan hara, sumbangan hara dari tanah dan defisit hara..

Defisit Hara
Target Hasil Kebutuhan Hara Sumbangan Hara dari
Tanaman
(t/ha) (kg/ha) Tanah (kg/ha)
(kg/ha)

N : 90 kg N : 40 – 65 kg N : 25 – 50 kg

5 ton/ha P  : 16 kg K : 12 – 19 kg P : 0 – 4 kg

K : 90 kg K : 60 – 100 kg K : 0 – 30 kg

Suplai hara dari tanah tergantung pada kesuburan tanahnya. Kriteria tanah subur/tidak subur
antara lain dapat dilihat pada Tabel 2. Bila para petani bersedia mengembalikan semua jerami ke
dalam tanah sawah, maka tidak perlu lagi menambahkan pupuk KCl, karena sebanyak 80 % 
hara K yang diserap oleh tanaman padi terakumulasi dalam jerami. Kenyataan yang terjadi
kebanyakan para petani lebih senang membakar jerami atau mengeluarkan jerami dari sawahnya
untuk media jamur merang atau dibuang begitu saja. Pada pembakaran jerami maka semua N
serta sebagian P dan K yang ada dalam jerami hilang.  Dampak negatif lainnya dari pembakaran
jerami antara lain mikro organisme tanah terganggu, tanah menjadi padat, kesuburan tanah
menurun karena bahan organik tanah ikut terbakar, serta terjadi polusi udara.
Tabel 2. Kriteria tanah subur, sedang dan kurang subur

Sifat Kimia
Tidak Subur Subur Sangat Subur
Tanah

Sedang (C-org 1-1,5 Sedang – tinggi


BO tanah rendah (C-org < 1%)
% (C-org 1,5 – 2,5%)
Sifat Kimia
Tidak Subur Subur Sangat Subur
Tanah

Rendah (< 10 me/100 Sedang (10 – 20 Tinggi ( > 20


KTK tanah
g) me/100 g) me/100 g)

Rendah (P-olsen < 5 Sedang (P-olsen 5- Tinggi (P-olsen >


Hara tersedia ppm), K-dd < 0,15 10 ppm), K-dd 0,15 10 ppm), K-dd >
me/100 g – 0,30 me/100 g 0,3o me/100g

Hasil gabah
2,5 t/ha 4,0 t/ha > 4,0 t/ha
tanpa pupuk

Sumbangan N
30 kg/ha 50 kg/ha 70 kg/ha
dari tanah

Sumbangan P
10 kg/ha 15 kg/ha 25 kg/ha
dari tanah

Sumbangan K
50 kg/ha 75 kg/ha 100 kg/ha
dari tanah

Sebagai pengganti pupuk anorganik bila terjadi kelangkaan pupuk, ataupun harga pupuk pabrik
yang mahal, dapat digunakan pupuk organik dalam bentuk Azolla, Sesbania, Gliricidia, orok-
orok dan petai cina. Kelebihan pupuk hijau tersebut adalah mampu menambat N berasal dari
udara dalam jumlah yang cukup besar serta tumbuh dengan cepat. Sebagai gambaran,
tanaman Azolla mampu menambat N dari udara sebanyak 60 kg N/ha,Sesbania : 267 kg
N/ha, Gliricidia : 42 kg N/ha, Orok-orok : 110 kg N/ha dan petai cina : 200 kg N/ha. Secara
umum dikatakan bahwa pupuk hijau mampu memenuhi kebutuhan hara N sebanyak 80 %
kebutuhan N tanaman. Pemberian pupuk hijau dapat dilakukan dengan cara membenamkan
daun-daunnya ke dalam tanah pada waktu pengolahan tanah.
Kombinasi pemberian pupuk organik dan anorganik untuk padi hibrida sangat dianjurkan. Pupuk
organik yang dianjurkan berupa pupuk kandang atau kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar
setiap musim, sedangkan pupuk anorganik yang diperlukan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-
masing sebanyak 300 kg, 100 kg dan 100 kg per hektar.
Sumber :
Hallo sahabat Agri, mungkin saja masih banyak kita yang belum mengerti istilah pertanian
yang sering di singkat ataupun dalam bahasa ilmiahnya. Berikut KAS berikan istilah-istilah
dalam pertanian yang sering digunakan :

Ajir: batang yang berfungsi sebagai penyangga/tempat bersandar/merambat


tanaman atau bisa juga berfungsi sebagai penanda, misalnya: batas petak, baris
tanaman

Aklimatisasi: tahap perlakuan penyesuaian lingkungan tumbuh tanaman setelah


dari persemaian ke tempat pembesaran

Alelopati : senyawa kimia yang dikeluarkan tumbuhan untuk menghambat


pertumbuhan atau bahkan membunuh tumbuhan lain.

anak cabang : tunas baru pada cabang

ARANG SEKAM : sekam yang di bakar

Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari


gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan
dan 
menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi
asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.

Auksin :
- hormon pertumbuhan pemacu akar
- zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan
vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell, pembelahan
sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang
sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.

BAKTERISIDA : obat untuk membunuh hama tanaman yang di sebabkan oleh


bakteri

bakteri nitrifikasi
adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak
yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap

BARE-ROOT :salah satu metode yang digunakan dalam memudahkan transportasi


tanaman yang dilakukan dengan membiarkan akar tanpa media

Bedengan: tanah yang ditinggikan dari sekitarnya untuk tempat tumbuh tanaman

BG : black giant (jenis adenium arabicum)

Bibit: semua bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan/


perkembangbiakan

BLT = bantuan langsung tanaman

Bonsai ......> pohon yang diberi bentuk dan ditanam dalam pot yang dangkal

caudex :
- bonggol : akar yang membesar
- kalo di dunia sikas, harga ditentukan oleh diameter caudex per cm (di Indo) atau
per inch (di barat).
misal: ence horridus per cm caudex nya 750rb. kalo diameter bonggolnya 3 cm,
maka harganya 750rb x 3 = 2,25jt.

chokkan : batang pokok tegak lurus (5 gaya dasar bonsai)

cocopeat :
- sebuk sabut kelapa / cacahan sabut kelapa
- akar lembut kayak sabut kelapa

Coring: metode dalam budidaya rumput yang digunakan untuk memperbaiki aerasi
hamparan rumput dengan melubangi hamparan dengan mata pisau berbentuk
batang berlubang atau sendok
cucu cabang : tunas baru pada ranting

cutting : batang yang di potong kemudian di tanam

Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan


gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins
menghambat pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada
proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa
pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara
0.1 to 10 mg/L

C/N ratio : perbandingan karbom (C) & N dalam suatu bahan

DC : diamond crown (jenis adenium arabicum)

DESERT ROSE : mawar gurun


dolomit = sodaranya dedemit , dipake buat ngasemin tanah (meningkatkan ph
tanah). bentuknya kayak kapur.
Dormansi: tahap dimana benih/bibit/bahan perbanyakan berhenti tumbuh karena
lingkungan tumbuh yang tidak sesuai

Dosis: takaran pupuk atau pestisida yang diberikan seluruhnya per satuan luas
lahan

Drainase: sistem pembuangan air tanah atau air permukaan baik melalui cara
alami maupun buatan

dwarf : pendek, kerdil ( perlakuan pada tanaman)

Eksplan: Bagian / Bahan tanaman yang digunakan untuk ditanam secara kultur
jaringan.

embrionik = kemampuan sel2 tanam untuk terus membelah

Embryophyta = tumbuhan tak berpembuluh (lumut2an)


entres :
mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas (tunas air), yang merupakan
cabang-cabang muda dari bagian yang telah dewasa.

Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas.


senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan
merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai
respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap
musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan
buah.

ES : extreme shock ( graft sekali jalan pada adenium)

fotosintesis atau asimilasi karbon ialah proses pengubahan zat – zat anorganik


H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organic karbohidrat dengan bantuan cahaya.

FUNGISIDA : obat untuk membunuh hama tanaman yang di sebabkan oleh fungi /
jamur

GB : golden bell (jenis adenium arabicum)

GC : goldencrown (jenis adenium arabicum)

GEN : informasi genetik yang di miliki oleh setiap individu

gelcin : gelombang cinta (anthurium)

Gibberellin :
- hormon pertumbuhan pemacu bunga & buah
- turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang
merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih
dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang
paling umum digunakan.

Grading: kegiatan memodifikasi permukaan tanah dengan mengurangi dan atau


mengisi permukaan tanah asli
grafting :
- menggabungkan batang suatu tanaman dengan batang tananman lain yang
sejenis.
- penyatuan dua kultivar yang masing2 membawa bekal sel tersendiri

Gulma: tumbuhan pengganggu tanaman utama atau tumbuhan yang bernilai


negatif atau tidak dikehendaki kehadirannya.

hama : wereng, penyakit / gangguan pada tanaman

hand pollynation : perkimpoian silang sejenis yang di sengaja

han kengai : batang pokoknya tumbuh setengah mengelantung (5 gaya dasar


bonsai)

HERBISIDA : obat untuk membunuh hama tanaman yang di sebabkan oleh


tanaman pengganggu

Hibridisasi : Penyerbukan antara tanaman homosigot

HPT: Hama dan Penyakit Tumbuhan

HST = Hari Setelah Tanam

HYBRID : hasil persilangan dari 2 species

Hydroseeding: metode penanaman rumput dengan cara menyemprotkan


campuran benih rumput dan air dengan nozzle pada lahan persemaian. Campuran
tersebut bisa ditambah pula dengan pupuk dan mulsa

INSEKTISIDA : Obat untuk membunuh hama tanaman yang di sebabkan oleh


binatang yang keliatan oleh mata

INTERNODE : mata tunas yang ada di batang/bekas daun yang rontok

nge-jin
guna nya membuat karakter poon bonsai menjadi tua dan terkesan karakter kuat

K : kalium

KALUS : suatu jaringan yang tersusun oleh sel-sel terdediferensiasi yang umumnya
dihasilkan oleh jaringan yang luka atau kultur jaringan pada media yang berisi auxin
tertentu

kengai : batang pokoknya mengelantung seperti air terjun (5 gaya dasar bonsai)

KHZ : kho hin zon (jenis adenium arabicum)

kimera = tanaman yang memiliki satu sifat

Kloroplas sebagai bahan dasar fotosintesis memiliki energi dari sinar matahari


disimpan lalu diubah menjadi molekul dan glukosa

kompos = pupuk organik

Kompot (Compot): Pot/wadah tanaman yang berisi lebih dari dua individu


tanaman(Community pot)

kristata ........> kelainan yang terjadi "pecah" pada pucuk tunas,

Kultur jaringan: metode atau teknik mengisolasi jaringan, organ, sel dan
menumbuhkannya dalam lingkungan aseptik sehingga berkembang menjadi
tanaman sempurna.

leaching = proses pencucian atau penguapan ion

LL = Laboratorium Lapangan

media padat : media yang mudah menyimpan air

media porous : media yang gak menyimpan air terlalu banyak

Mistmaker ; Alat untuk membuat kabut buatan


mixed crop/tumpang sari = suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman
pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-
barisan tanaman

MOL : mikro organisme lokal (starter kompos buatan sendiri dari bahan organik)

MOTHER PLANT : pohon indukan

mutasi ........> perubahan bentuk daun, keriting, mengecil, menyempit, dsb

N : nitrogen

Naungan: atap, penutup bidang atas tanaman untuk mengurangi atau menutup
sama sekali dari pencahayaan

nitratasi = Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat

nitrisasi = Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit

nursery : kebun bibit / tempat menanam tanaman muda

obesum : kamboja jepang

okulasi :
Penempelan Mata Tunas : merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan
secara vegetatif/Okulasi mrpkn menempel mata tunas tanaman ketanaman lain.

OPT: Organisme Pengganggu Tanaman

OTS = Olah Tanah Sempurna

P : phospat

PASMAL : pasir malang


pasir malang = pasir yg gede2, tapi ndak segede bata. umumnya dipake buat
media sikas.

PBN : petch ban na (jenis adenium arabicum)

Pendangiran: kegiatan menggemburkan tanah sekaligus mengendalikan gulma

perbanyakan secara generatif .......> perbanyakan secara seksual


penyerbukan antara kelamin alat jantan dan alat kelamin betina

Perbanyakan secara vegetatif .......>perbanyakan secara aseksual


perbanyakan diluar perkimpoian misal : setek, cangkok, grafting, okulasi,
perundukan, penyusuan, pemisahan anakan,

Pestisida: sebutan umum untuk bahan kimia pengendali organisme pengganggu


tanaman

PH Tanah = tingkat keasaman atau basa tanah

Pisau sudip = pisau yg d gunakan buad menstek, okulasi, dan mencangkok


tanaman

plant : tanaman / tumbuhan

Plantagar ; Jenis pupuk yg terbuat dari sari/ampas rumput laut.

Planter box: wadah tanaman massal

PLANTET : Anakan tanaman yang telah lengkap memiliki organ daun, batang dan
akar hasil kultur jaringan
PMK : petch muang khong (jenis adenium arabicum)

PNW : petch na wang (jenis adenium arabicum)

POC = Pupuk Organik Cair

POG = Pupuk Organik Granol


pollen : benang sari/ serbuk sari / pejantan

Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling


mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine
berikatan dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan
didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok
ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada
tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino
adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya
harus diatur secara ketat.

Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga


memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak,
integritas pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai
tambahan, spermine merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk
mengendapkan DNA dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari
T4 polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan
sebagai protokol dalam pemanfaatan enzim

P2BN = Peningkatan Produksi Beras Nasional

PPC = Pupuk Pengkap Cair

P3A = Perkumpulan Petani Pemakai Air

program akar : membentuk/membuat akar sesuai keinginan

program cabang : membentuk/membuat cabang sesuai keinginan

pruning : pemangkasan

PTT = Pengelolaan Tanaman Terpadu

pupuk = bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara
bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.

PUTS = Perangkat Uji Tanah Sawah

PUTK = Perangkat Uji Tanah Kering

RCN : rachine pan dok (jenis adenium arabicum)

repotting :
- menanam ke dalam pot.. biasanya sekalian ganti media
- pemindahan taneman dari pot yang sudah padat akarnya ke pot yang lebih besar

Rootballing: salah satu metode yang digunakan dalam memudahkan transportasi


tanaman yang dilakukan dengan membungkus bola akar beserta media tumbuhnya

S : sulfur

saprotan : sarana produksi pertanian

sedimen = endapan

seed : biji, benih

seedling : bibit

seedpod : tanduk biji : buah pada adenium yang berbentuk melengkung

sekam = kulit padi

Selfing : penyerbukan pada tanaman berumah satu.

semigami ===kelainan yang disebabkan oleh pembuahan abnormal

shakan : bentuk batang pokoknya agak miring (5 gaya dasar bonsai)

sitokinin : hormon pertumbuhan pemacu cabang & tunas


SL = Sekolah Lapangan

Spermatophyta = tumbuhan berbiji


Spike : Tangkai bunga
Sphagnum Moss ; Salah satu jenis campuran media tanam
Spike : Tangkai bunga
split......> pemisahan anakan, pemotongan batang, guna perbanyakan tanaman

SRI = System Rice of Intensification

STANG : tangkai

STARTER : mikroba yang di campurkan dalam bahan pembuatan kompos untuk


mempercepat pengomposan

Steger: struktur penyangga tanaman (biasanya untuk jenis pohon)

Stek: bagian vegetatif dari batang tanaman yang akan berakar untuk membentuk
tanaman baru

stigma : putik / tempat pollen di taruh dalam hand pollination

stomata = mulud daun


letag stomata d daun bagian bawah
jadi pada saat kita menyiram tanaman
semprot d bagian bawah daun

stres air : perlakuan pada tanaman dengan cara di siram air yang banyak
kemudian di biarkan tanpa di siram dalam rentang waktu tertentu

sucker ........> anakan dalam ordo cycadales (sikas)

tabulampot : tanaman buah dalam pot


tachiki : batang pokok tegak dan berliku-liku (5 gaya dasar bonsai)

TAIKAM : pupuk kandang dari kotoran kambing


TAISAP : pupuk kandang dari kotoran sapi

TAMER : tanah merah

Tanah (soil): tubuh alam yang berasal dari hancuran batuan dan bahan organik

Tanaman Transgenik: tanaman yang direkayasa genetik menjadi tanaman baru


dengan gen2 pembawa sifat yang berbeda dati tanaman asal. Itungannya kayak
mutasi genetik yang direkayasa gitu.
Thrips ; Jenis hama tanaman. biasanya menyerang daun dan bunga yg awalnya
menjadi keperak-perakan hingga menjadi kekuning2an (karat).
Topdressing: tindakan menebarkan campuran tanah secara tipis dan merata ke
permukaan hamparan rumput untuk mendapatkan hamparan yang halus dan rata
dengan mengisi ruang antar stolon, memperbaiki dekomposisi dan menimbun stolon
atau tunas dalam tindakan perbanyakan vegetatif

TOT = Tanpa Olah Tanah


Tracheophyta = tumbuhan berpembuluh

tracking : menarik batang, cabang & ranting sesuai posisi yang diinginkan

TRAINER : perawat / pembentuk tanaman sehingga tanaman menjadi lebih baik


(biasanya untuk tanaman bonsai)
Training: Tindakan pengaturan tumbuh tanaman agar sesuai yang diinginkan

Transgenik: perubahan genetik.

TREATMENT : perlakuan / perawatan pada tanaman secara khusus

TS : thaisoco (jenis adenium arabicum)

uh = unsur hara

variegata ........> kelainan warna daun yang menyimpang dari warna aslinya


(abnormal)

varietas = suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri
berbeda yang jelas

varietas hibrida = adalah tipe kultivar yang berupa keturunan langsung dari
persilangan antara dua atau lebih

VUB = Varietas Unggul Baru

VUTB = Varietas Unggul Type Baru

VUTW = Varietas Unggul Tahan Wereng

wiring : membentuk / mengarahkan batang, cabang & ranting dengan di liliti


kawat khusus

Zat perata/perekat : merupakan suatu senyawa kimia yang berfungsi untuk


memberikan penetrasi suatu insektisida/fungsida
/bakterisida/pupuk cair ke bagian permukaan tanaman,

ZPT: Zat Pengatur Tumbuh

Anda mungkin juga menyukai