Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI MINERAL

“Analisis Kelayakan Ekonomi PT. Gorontalo Minerals wilayah Talango, Kabila,


Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo”

Disusun Oleh:
Lukman Firmansyah (18137002)

Dosen Pengampuh :
Dr. Murad. Ms., M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan
salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW.
Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan makalah ”Ekonomi Mineral” ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan,
namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan.

Padang,27 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 4
A. Analisis Investasi Biaya..................................................................... 4
B. Perhitungan dan Analisis Biaya ......................................................... 4
C. Menyusun Kriteria Penilaian ............................................................. 5

BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 8


BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu penyumbang dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Keberadaan sektor industri
pengolahan merupakan salah satu motor penggerak yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pengolahan pangan merupakan
industri yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian, baik nabati maupun
hewani menjadi produk pangan olahan, yang dapat dibuat dan dikembangkan
dari sumber daya alam lokal. Saat ini Indonesia memiliki banyak produk
pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal dan diolah secara tradisional.
Perkembangan produk lokal akan menambah jumlah dan jenis produk pangan
(Soleh, 2003). Hal yang terpenting dalam sebuah proyek penambangan yaitu
aspek ekonomi. Keputusan investasi modal akan mempunyai dampak jangka
pendek dan jangka panjang bagi kelangsungan perusahaan untuk dapat
berkompetisi ataupun untuk tetap berproduksi.

Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik


agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi
materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya perencanaan yang
matang dengan memperhitungkan faktor-faktor material, lingkungan, sosial,
teknik dan ekonomi maka usaha industri pertambangan dapat berjalan dengan
baik. Untuk menjalankan industri pertambangan maka membutuhkan investasi
yang besar yang tentunya memiliki resiko yang besar pula, oleh karena itu,
sebelum melakukan investasi harus mengambil keputusan yang cermat salah
satunya dalam aspek ekonomis. Kajian ekonomis harus mencakup penilaian
situasi dan kondisi pada saat sekarang, kondisi mendatang, terutama
memperhitungkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi karena kondisi
ekonomi global biasanya berpengaruh terhadap harga jual dari komoditas
tertentu.

1
Untuk dapat mengevaluasi dampak dari ketidakpastian investasi maka
suatu perusahaan harus dapat menentukan tingkat keuntungan yang akan
bervariasi akibat perubahan parameterharga jual dan biaya produksi. Hasil dari
evaluasi inilah yang akan menentukan apakah biaya produksi atau harga jual
maupun keduanya yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap suatu
proyek.Maka dari itu perlu adanya analisis sensitivitas, yang dapat
memberikan antisipasi kepada perusahaan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh perubahan harga jual batubara dan biaya produksi dalam
menghasilkan keuntungan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah dijelaskan


adalah :

1. Bagaimana besar dana yang diinvestasikan pada proyek pertambangan


batubara oleh PT. Gorontalo Minerals?

2. Bagaimana hasil dari Net Present Value (NPV) aliran keuangan (cash
flow) di PT. Gorontalo Minerals?

3. Bagaimana hasil Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)nya?

4. Bagaimana hasil Perhitungan Payback Periodenya?

5. Bagaimana hasil analisis sensitivitas terhadap harga perak dan harga


produksi di PT. Gorontalo Minerals ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Menghitung besarnya dana yang diinvestasikan pada proyek pertambangan


perak PT. Gorontalo Minerals.

2. Menghitung Net Present Value (NPV) aliran keuangan (cash flow) yang
digunakan di PT. Gorontalo Minerals.

2
3. Menghitung Internal Rate of Return (IRR) PT. Gorontalo Minerals.

4. Menghitung Payback Periode PT. Gorontalo Minerals.

5. Menghitung analisis sensitivitas terhadap harga perak dan produksi perak


di PT. Gorontalo Minerals.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Analisis Investasi Biaya


Investasi dalam dunia tambang bertujuan untuk memperoleh nilai lebih
atau keuntungan pada proyek penambangan di masa depan dari kapital yang
diinvestasikan. Dalam bidang pertambangan, kapital umumnya berupa modal
awal dalam memulai suatu proyek. Menurut ahli ekonomi Adam Smith,
investasi kapital merupakan investasi utama yang banyak dilakukan oleh
individu ataupun perusahaan dalam rangka meningkatkan tingkat
perekonomian mereka.
B. Perhitungan dan Analisis Biaya
Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan biaya
menjadi:
1. Biaya kapital (biaya investasi) sebelum penambangan
Biaya kapital dalam industri mineral pertambangan didefinisikan
sebagai biaya yang diperlukan pada saat awal proyek sampai dapat dicapainya
tahapan produksi. Biaya kapital terdiri dari dua komponen, yaitu:
a) Modal Tetap (Capital Cost)
Modal tetap adalah segala biaya yang dikeluarkan pada saat project
start up. Misalnya: land acquisition, development, preproduction
development, studi lingkungan, peralatan tambang, peralatan pengolahan,
bangunan, fasilitas penunjang dan contingency.
b) Modal Kerja (Working Capital)
Modal kerja adalah sejumlah uang diluar modal tetap yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan atau operasi sehari – hari pada saat
proyek sudah dimulai. Perhitungan modal kerja (working capital) dapat
berdasarkan atas 10 – 20% dari modal tetap.
2. Biaya operasi selama penambangan
Biaya operasi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus
dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi atau berjalan sesuai
4
dengan modal awal perusahaan (budget). Dalam suatu operasi penambangan,
keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya
yang merupakan akibat dari masing – masing tahap kegiatan. Besar kecilnya
biaya penambangan akan tergantung pada perancangan teknis sistem
penambangan, jenis dan jumlah pemilihan alat yang digunakan yang sesuai
dengan target produksi yang direncanakan.
C. Menyusun Kriteria Penilaian
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang yaitu selisih antara
Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Sebuah usaha dinilai layak
apabila nilai NPV > 0 (Husein, 2003). Rumus yang digunakan untuk
menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :
CFt = aliran kas pada tahun ke-t
I0 = investasi pada t = 0
K = discount rate
2) Internal Ret Of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR) adalah merupakan metode yang
digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari
arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas, dengan
mengeluarkan investasi awal. Sebuah usaha dinilai layak apabila nilai IRR >
tingkat pengembalian yang ditentukan (Husein, 2003). Rumus yang digunakan
untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut :

Keterangan :
P1 = suku bunga pertama

5
P2 = suku bunga kedua
C1 = NPV pertama
C2 = NPV kedua
3) Payback Period (PP)
Payback period (PP) adalah suatu periode yang menunjukkan berapa
lama modal yang ditanamkan dalam usaha dapat kembali. Sebuah usaha
dinilai layak apabila nilai PP lebih kecil dari nilai PP maksimum (Husein,
2003). Rumus yang digunakan untuk menghitung PP adalah sebagai berikut :

4) Analisis Sensitivitas Usaha


Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat
pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah
(Gittinger 1986). Pada bidang pertanian, perubahan yang terjadi pada kegiatan
usaha dapat diakibatkan oleh empat faktor utama yaitu perubahan harga jual
produk, keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan perubahan
volume produksi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mencari beberapa
nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang masih memenuhi
kriteria minimum kelayakan investasi atau maksimum nilai NPV sama dengan
nol, nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga (Gittinger, 1986).
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam
analisis finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya (cateris paribus). Namun,
dalam keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan
pertambahan waktu. Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk
melihat sampai berapa persen penuruan harga atau kenaikan biaya yang terjadi
dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak
menjadi tidak layak (Gittinger, 1986).
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi
adanya perubahan-perubahan berikut :

6
1. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi,
biaya bahan-baku, produksi, dsb
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak
perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek
masih layak dilaksanakan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung
IRR, NPV, dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang
mungkin terjadi.
D. Manfaat Analisis Sensitivitas
1. Ketika memecahkan model LP kita mengasumsikan semua faktor yang
relevan diketahui dengan pasti
2. Secara riil unsure kepastian jarang terjadi, sehingga analisis sensitivitas
membantu mengevaluasi seberapa robust susatu solusi
3. Analisis sensitivitas membanty menjawab pertanyaan bagaimana
perubahan pada solusi optimum jikainput divariasikan

7
BAB III
PEMBAHASAN

Aliran kas prospek cadangan tembaga-emas PT.GM disimulasi


berdasarkan rencana penambangan tembaga-emas dengan metode tambang
bawah tanah yang direncanakan akan berjalan selama 30 tahun. Kemudian
dilanjutkan dengan simulasi tambang terbuka selama 22 tahun yang dimulai
setelah tambang bawah tanah beroperasi sampai tahun ke 9, dengan umur
tambang secara keseluruhan adalah 30 tahun. Asumsi operasi penambangan
yang akan digunakan adalah metode tambang bawah tanah dan tambang
terbuka dengan rencana produksi masingmasing 15.000 tpd untuk tambang
bawah tanah dan 15.000 tpd untuk tambang terbuka dengan 365 hari kerja
selama satu tahun. Kegiatan penambangan dimulai dengan operasi tambang
terbuka. Pada tambang terbuka, di tahun-tahun awal tingkat produksi tembaga-
emas PT.GM diasumsikan terus ditingkatkan hingga mencapai target produksi
maksimum sebesar 15.000 pada tahun ke-3 dan konstan sampai tahun ke-30.
Produksi pada tahun ke-1 adalah 25 persen dari 15.000 tpd atau sama dengan
3.750 tpd. Sedangkan produksi tahun ke-2 adalah 75 persen dari rencana
produksi maksimum atau sebesar 11.250 tpd.
Sementara itu, tambang bawah tanah mulai dikembangkan setelah
tambang terbuka mencapai produksi maksimum yaitu tahun ke-4. Dengan
masa pengembangan selama 3 tahun, tambang bawah tanah mulai dioperasikan
pada tahun ke-7 dengan produksi awal sebesar 33 persen dari 15.000 tpd atau
sama dengan 5.000 tpd. Produksi pada tahun ke-8 adalah 66 persen dari
rencana produksi maksimum atau sebesar 10.000 tpd dan produksi maksimum
dicapai pada tahun ke-9 sampai dengan tambang berakhir di tahun 30 sebesar
15.000 tpd. Beberapa komponen dasar yang digunakan untuk analisis
keekonomian antara lain biaya kapital, biaya produksi dan jumlah produksi
tembaga-emas. Indikator utama yang digunakan untuk menentukan kelayakan
rencana produksi tembaga-emas adalah Net Present Value (NPV).
A. Biaya Kapital

Dari pengumpulan dan evaluasi data pada beberapa tambang tembagaemas


yang telah beroperasi, dapat diketahui bahwa unit biaya kapital untuk penambangan
tembaga-emas dengan metode tambang terbuka sebesar USD 12,500 tpd.
Sedangkan unit biaya kapital untuk penambangan tembaga-emas dengan metode
tambang bawah tanah sebesar USD 17,500 tpd. Dengan kedua unit biaya kapital
tersebut, diturunkan perkiraan biaya yang dibutuhkan oleh PT.Gorontalo Minerals
untuk mencapai tingkat produksi maksimum sebesar 15.000 tpd.

Gambar 1. Perkiraan Biaya Kapital Produksi Bijih

Kedua jenis tambang ini telah dianalisis asumsi pembiayaaan masing-


masing dimana bila dibandingkan maka pembiayaan yang paling banyak yaitu
pada model penambangan tertutup. Meskipun biaya tersebut diasumsikan akan
digunakan pada tahun ke 4 yaitu $ 52,500,000 atau 20 persen dari total biaya
kapital, namun pada tahun kelima biaya kapital yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan yaitu $ 105,000,000, atau 40 persen demikian pula pada tahun ke 6
proyek pembangunan berjalan yaitu $ 105,000,000 atau 40 persen. Meskipun
model penambangan terbuka biaya yang dibutuhkan tidak sebesar biaya kapital
pada penambangan tertutup namun pada tahun pertama biaya yang dibutuhkab
yaitu $ 61,875,000 atau 33 persen dari total pembiayaan, dan pada tahun kedua
dengan nilai yang sama yaitu $ 61,875,000 atau 33 persen, selanjutnya pada tahun
ke 3 biaya yang diperlukan yaitu $ 63,750,000. Sehingga waktu pembiayaan yaitu
selama 6 tahun.
Gambar 2. Biaya Kapital Pembangunan

B. Modal Kerja
modal kerja yang diperlukan oleh PT.Gorontalo Minerals meliputi biaya
operasional dan pembayaran kewajiban jangka pendek selama 3 bulan pada tahun
pertama produksi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan karena adanya asumsi
ketidakpastian iklim usaha saat ini.
Karena aliran kas dihitung dalam basis tahunan, maka dapat diasumsikan
bahwa PT Gorontalo Minerals tidak memerlukan modal kerja untuk memulai
usahanya. Bila asumsi pembiayaan ini akan digunakan bukan berarti bahwa
manajemen perusahaan tidak memiliki resiko pembiayaan. Keputusan manajemen
untuk memilih membiayai sendiri merupakan keputusan strategis yang telah 138
disepakati di tingkat Dewan Komisaris (shareholder) karena perusahaan ini adalah
perusahaan Perseroan Terbuka (Go Public) yang memiliki tanggung terhadapa
para pemegang saham.
C. Model Pembiayaan dan Pendapatan
Secara umum, terdapat beberapa model pembiayaan yang diputuskan oleh
manajemen perusahaan. Diantaranya yaitu keputusan membiayai sendiri atau
keputusan melakukan pinjaman terhadap pihak Bank (Kreditur). Keputusan
pembiayaan sangat dipengaruhi oleh asset yang dimiliki oleh perusahaan karena
motif dari pembiayaan yaitu untuk mengoptimumkan asset yang dimiliki untuk
emningkatkan nilai perusahaan yang akan amsuk adalam arus kas.
dalam perencanaan yang ada bahwa seluruh pembiayaan untuk investasi
diasumsikan diperoleh dari PT.Gorontalo Minerals sendiri (100 persen equity)
dan juga dari proposi pembagian saham yang akan dilepas ke public (Initial
Public Offering)
D. Biaya Produksi
Sehubungan dengan biaya produksi, dalam analisis investasi pada kegiatan
perusahaan ini menggunakan analisis atau estimasi biaya produksi meliputi biaya
penambangan, biaya pengolahan (mill), biaya G&A dan biaya lain-lain. Dimana biaya
produksi yang diperlukan oleh perusahaan ketika berada pada tahap operasi produksi
tembaga-emas dan perak diperkirakan dengan melakukan perbandingan. biaya produksi
terhadap beberapa operasi penambangan sejenis. Perincian biaya operasi yang akan
digunakan oleh PT.Gorontalo Minerals dalam aliran kas adalah sebagai berikut:
- Tambang bawah tanah:
 Biaya penambangan : 1.50 USD/ton ore
 Biaya Pengolahan : 5.20 USD/ton ore
 G&A : 2.00 USD/ton ore
 Biaya lain-lain : 0.34 USD/ton ore (5 persen dari total biaya penambangan dan
pengolahan)
- Tambang terbuka:
 Biaya penambangan : 2.30 USD/ton ore
 Biaya Pengolahan : 5.20 USD/ton ore
 G&A : 2.00 USD/ton ore
 Biaya lain-lain : 0.38 USD/ton ore (5persen dari total biaya penambangan dan
pengolahan)

Gambar 3. Biaya Operasi


E. Pendapatan
Untuk memperkirakan jumlah pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan
ketiga produk tersebut maka digunakan estimasi harga jual jangka panjang yaitu :
 Perak : 14.00 USD/oz.
 Faktor eskalasi: 1 persen pertahun
Presentase bijih yang terjual untuk tembaga, emas dan perak adalah sebagai
berikut:
 Perak : 90 persen.

F. Analisis Kelayakan
Pada analisis ekonomi dan investasi rencana produksi tembaga-emas
PT.Gorontalo Minerals akan dilakukan dengan menggunakan analisis aliran kas
diskonto. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis antara lain: Discount
rate sebesar 10 persen pertahun berdasarkan perhitungan WACC. 141 Pajak
sebesar 30 persen, sumber pembiayaan diasumsikan 100 persen equity. Royalty
untuk setiap produk yaitu tembaga 4.00 persen, emas 3.75 persen, perak 3.25
persen, Perhitungan depresiasi dan amortisasi menggunakan metode linear dengan
jangka waktu depresiasi selama 20 tahun. Asumsi-asumsi lain yang juga
digunakan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan pendapatan bersih
ditunjukkan dalam Tabel 48. Adapun informasi tambahan (additional
information) terkait dengan asumsi-asumsi yang berpedoman pada mekanisme
pertambangan yang berlaku saat ini terutama bagaimana menghitung asumsi
pendapatan bersih setelah dikurangi pajak dan royalty serta perhitungan depresiasi
dan amortisasi yang mengasumsikan umur ekonomis dan umur teknis seluruh
peralatan mesin yang dimiliki yaitu 20 tahun. Hal yang menarik pada analisi
ekonomi tambang tidak memasukan faktor bunga bank dalam perhitungan
pendapatan bersih karena pembiayaan produksi ini tidak menggunakan biaya atau
anggaran pinjaman.

Gambar 4. Asumsi Pendapatan Bersih


Dari data biaya kapital, biaya produksi dan perkiraan pendapatan,
dihasilkan proyeksi aliran kas pertahun. Dimana proyeksi aliran kas dihasilkan
kriteria-kriteria untuk penilaian investasi antara lain IRR (Internal Rate of Return)
21.39 persen, NPV (Net Present Value) USD 462.42 juta, PBP (Payback Period)
selama 7.84 tahun. Berdasarkan kriteria-kriteria investasi yang dievaluasi
berdasarkan analisis konstan dollar, dapat disimpulkan bahwa rencana produksi
tembaga-emas PT.GM layak secara ekonomi karena nilai NPV dan IRR
menunjukkan nilai positif.
Namun demikian nilai keekonomian Proyek ini masih perlu untuk
dipertegas lagi, mengingat masih terdapat ketidakpastian terhadap besarnya
cadangan tertambang, kadar bijih dan faktor operasi lain, akibat kegiatan
eksplorasi yang belum selesai. Nilai keekonomian diperkirakan akan berubah
membaik sejalan dengan perubahan ketidakpastian terhadap besarnya cadangan
tertambang, kadar bijih, dan faktor operasi lain dengan dilakukannya kegiatan
eksplorasi dan kajian lebih detail.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan studi kasus yang ada, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan biaya yang dikeluarkan baik biaya modal tetap maupun biaya
kerja mengacu kepada rancangan teknis penambangan. Dari rancangan
teknis yang telah dibuat diketahui banyaknya biaya yang dikeluarkan
untuk biaya modal sebesar adalah $ 450.000.000
2. Perhitungan Net Present Value (NPV) dari hasil perhitungan didapatkan
sebesar $ 462.42 juta artinya NPV lebih dari nol (0) atau positif
sehingga kegiatan usaha pertambangan sirtu di PT Gorontalo Minerals
dianggap layak atau baik.
3. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) didapatkan sebesar 21.39 %,
artinya laju pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk
sama dengan NPV aliran kas keluar atau dengan kata lain NPV = 0
sebesar 21.39%, Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa IRR lebih
besar dari IRR minimum dan kegiatan usaha pertambangan perak di
PT Gorontalo Minerals dianggap layak atau baik.
4. Perhitungan Payback Periode rencana dari hasil perhitungan didapat
sebesar 7.84 tahun, yang artinya periode pengembalian modal relatif baik
maka kegiatan usaha pertambangan tersebut relatif baik.
B. Saran

Pada penulisan makalah ini, penulis memiliki banyak kekurangan


dalam penulisan maupun pembahasan yang kurang lengkap, maka dari itu
penulis menyarankan agar lebih baik lagi dalam penulisan makalah untuk
penulis selanjutnya dan dapat mengembangkan makalah yang telah penulis
buat serta penutup kekurangan dari penulis. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gittinger, J. P. (1986). Analisa ekonomi proyek-proyek pertanian. Universitas


Indonesian (UI-Press).
Husein, U. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_14/M14B1.htm
Murad. 2021. Analisis Sensitivitas. PPT Materi 9 Ekonomi Mineral
Pangestu, E. A., Giatman, M., & Murad, M. (2018). Analisis Fleksibilitas
Ekonomi Menggunakan Black-Scholes-Merton Formula pada Proyek
Tambang Bijih Besi. Bina Tambang, 3(1), 326-335.
Rafianto, A. A., Zaenal, Z., & Widayati, S. (2019). Kajian Ekonomis
Menggunakan Analisis Sensitivitas terhadap Biaya Produksi dan Harga
Jual pada Tambang Batubara di PT Duta Alam Sumatera Desa Payo,
Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.
Susilowati, E., & Kurniati, H. (2018). Analisis kelayakan dan sensitivitas: studi
kasus industri kecil tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta
Barat. BISMA (Bisnis dan Manajemen), 10(2), 102.
Soleh, M. 2003. Perbaikan Mutu dan Ketahanan Pangan Produk Olahan Hasil
Industri Kecil Melalui Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kendali.
Buletin Teknologi Pangan dan Informasi Pertanian 6(2013).
Village, P., District, K., & Province, S. K. (2019). Kajian Ekonomis Pada
Penambangan Batubara Dengan Menggunakan Analisis Sensitivitas Di Pt
Wira Bara Sakti, Desa Pandansari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah
Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Prosiding Teknik Pertambangan
ISSN, 2460, 6499.

15

Anda mungkin juga menyukai