Anda di halaman 1dari 10

53

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Rencana intervensi

Pada awal pengamatan, pasien diberi diet berdasarkan standar diet

RSUD Ulin Banjarmasin dengan kalori sebesar 1700 kkal, protein 55.5

gram, lemak 36.5 gram, dan karbohidrat 275 gram.

Pada asuhan gizi klinik ini pasien diberikan energi sesuai

kebutuhan berdasarkan umur, dan aktivitas fisik yaitu 1983.45 kkal,

protein meningkat dikarenakan pasien mengalami Hipoalbumin 1.5 gram /

kg BBI yaitu87 gram, lemak cukup yaitu 25% dari total energi, dan jumlah

karbohidrat yaitu 284 gram per hari.

Perbedaan pemberian diet rumah sakit dan kebutuhan pasien

dikarenakan RSUD Ulin Banjarmasin memiliki standar diet untuk seluruh

pasien dan tidak untuk pasien perindividu.

Kalori diberikan berdasarkan penyakit dan riwayat penyakit pasien

yaitu diet DM dengan modifikasi peningkatan kebutuhan energi dan

protein dikarenakan lekosit yang tinggi serta albumin dalam tubuh yang

rendah. Lemak diberikan cukup karena perlu membatasi kolesterol dan

lemak jenuh. Karbohidrat diberikan dari total energi.

53
54

B. Hasil monitoring dan evaluasi

1. Hasil Konseling

Konseling gizi dilakukan pada tanggal 13 Maret. Pada saat konseling

gizi, pasien diberikan materi berupa Diet DM. Konseling dilakukan pada

pasien dan keluarga pasien yaitu anak pasien. Konseling bertujuan

memberikan informasi tentang diet yang diberikan agar dapat diterapkan

pada pola makan sehari-hari. Pasien dan keluarga dapat menyimpulkan

dan mengulangi tentang tujuan, makanan yang dianjurkan, makanan yang

dibatasi, dan pembagian porsi makan sehari pada diet tersebut.

Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan

dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh

pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang

dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu

mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk

perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah

kebiasaan hidup sehat. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah

antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan

terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau

konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan

mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal.

Untuk itu konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan

mendengar dan mempelajari dalam proses konseling (PERSAGI,2010).


55

2. Antropometri

Pengukuran antropometri pasien dilakukan saat tanggal 9 maret

2020 dan 13 Maret 2020 yang diperoleh dengan cara pengukuran berat

badan menggunakan timbangan Berat badan pasien yaitu 58 kg dan tinggi

badan estimasi yaitu 170 cm. IMT pasien normal 20,06.

Berdasarkan hasil pemantauan dari awal kasus hingga akhir kasus,

diketahui bahwa tidak terjadi perubahan pada berat badan estimasi dan

tinggi badan estimasi pasien. Hal tersebut dikarenakan pemantauan hanya

dilakukan selama 4 hari, pemantauan antropometri yang tepat dilakukan

dalam seminggu, dan batas aman penurunan berat badan batas aman

adalah 0,5-1 kg. Jadi masih kurang dapat melihat adanya penurunan atau

kenaikan berat badan.

B. Biokimia

Data biokimia didapat dari hasil pengukuran laboratorium dalam

catatan status laboratorium pasien. Berdasarkan data pada awal kasus yaitu

bahwa Hb Rendah, Lekosit Lebih, Trombosit Lebih, Albumin Rendah,

Eosinofil% Normal, Limfosit% Rendah, Limfosit# Kurang, Monosit#

Kurang, dan GDP Tinggi.

Pada hari terakhir kasus, belum ada dilakukan pemeriksaan untuk

biokimia, sehingga tidak dapat disimpulkan apakah terdapat perubahan

atau tidak.

Kadar hemoglobin yang rendah atau tinggi berhubungan dengan

risiko tinggi pada penyakit stroke iskemik (Panwar dkk,2016). Kadar


56

hemoglobin rendah, bersamaan dengan faktor-faktor sepertiusia, jenis

kelamin, kadar glukosa dalam darah. (Kimberly, dkk,2011).

Menurut Huwae (2019)Trombosit tinggi menandakan pasien

mengalami penyumbatan pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya

stroke.

Eosinofil adalah sejenis sel darah putih yang bertugas memerangi

substansi berbahaya dalam tubuh seperti parasite. Pada pemeriksaan

laboratorium Eosinofil pasien meningkat ini menandakan pasien

mengalami reaksi obat yang sudah dikonsumsi.

Ureum dan Kreatinin merupakan zat sisa dari pemecahan protein

dan asam amino di dalam hati. Pada pemeriksaan laboratorium ureum dan

kreatinin pasien meningkat ini menandakan bahwa ginjal tidak berfungsi

dengan baik sehingga, ginjal tidak mampu untuk menyaring dan

membuang ureum dari darah melalui urine.

C. Fisik Klinis

Tabel 6.1. Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien

Pemeriksaan Fisik
Indikator 10-11 11-12 12-13

/12/2019 /12/19 /12/19


Lemah (+) (+) (+)
Batuk (+) (+) (+)
Nafsu makan menurun (-) (-) (+)
Nyeri dada (+) (+) (+)
Nyeri kaki (+) (+) (+)
Keterangan :

(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien


57

(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien

Tabel 6.2. Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien

Klinis Nilai Normal 10-11 Maret 11-12 Maret


TD <120/80 mmHg 100/60 mmHg 110/70
Suhu 36°-37°C 36,8°C 36,5°C
Nadi 20-60x/menit 18x/menit 21x/menit
RR 20-24x/menit 25 x/menit 20x/menit

Berdasarkan hasil pemeriksaan hasil fisik pasien sebelum kasus tanggal

10-11 yaitu lemah, batuk tidak berdahak, nyeri dada, nafsu makan baik ,nyeri

kaki. Pada tanggal 11-12 yaitu lemah batuk tidak berdahak, nyeri dada, nafsu

makan baik tampak pucat,nyeri kaki.Pada tanggal 12-13 yaitu lemah, batuk

tidak berdahak, nyeri dada, nyeri kaki, akan tetapi nafsu makan sangat

menurun dikarenakan pasien merasa pahit pada lidah dan batuk yang semakin

parah.

Hasil klinis pasien kasus pada awal kasus tanggal 10-11, maret 2020 yaitu

pada tanggal 10 Pada Data Klinis pasien tangga 10 Maret, didapat TD Rendah

100/60 mmHg, Suhu Normal 36,8℃, Nadi lambat yaitu 10x/menit, Nafas

Normal 21x/menit. Pada Data Klinis Pasien tanggal 11 Maret, didapat TD

Rendah 110/70 mmHg, Suhu Normal 36,5℃, Nadi Normal yaitu 21x/menit,

Nafas Normal 20x/menit.

D. Asupan

Data asupan pasien didapat dari data hasil comstock dan recall 1 x

24 jam yang dilakukan selama 3 hari yang dibandingkan dengan


58

rekomendasi diet hari pertama, kedua dan ketiga. Berdasarkan data bahwa

pada tanggal 11 Maret 2020 hingga 13 Maret 2020, pasien diberikan

makanan melalui oral dengan bentuk makanan .

65.00%
92.00%
62.00%
90.00% 90.00% 90.00%
51.00%

41.00%
85.00%

82.50%
90.00%
80.00%

Energi Protein Lemak Karbohidrat

Asupan hari I Asupan hari II Asupan hari III

Grafik 6.1 Asupan Makan Pasien

1. Energi

Pada rekomendasi diet, asupan energi hari pertama tergolong dalam

kategori baik yaitu 85%, asupan energi hari kedua kategori baik 92 %

dan ketiga kurang yaitu 62 %.

Asupan energi meningkat dikarenakan rekomendasi diet diberikan

untukhari pertama dan kedua asupan energi baik karena nafsu makan

pasien tidak bermasalah, akan tetapi pada hari ketiga asupan kurang

dikarenakan pasien merasa ada rasa pahit pada lidah.

Gangguan nafsu makan sendiri merupakan gangguan klinis yang

penting namun sering kali diabaikan. Nafsu makan bertambah ketika


59

keinginan untuk makan sebanyak kondisi sebelumnya. Bertambahnya

nafsu makan diyakini bisa terjadi karena berkurangnya rasa nyeri pada

lambung dan dapat berdampak pada penurunan berat badan yang tidak

disengaja. (Vorvick, 2010)

Selain itu, adanya penambahan ,snack, serta buah yang dikonsumsi

pasien.

2. Protein

Pada rekomendasi diet hari pertama, asupan protein hari pertama

yaitu 80%, asupan protein hari kedua yaitu 90 %dan asupan pasien

hari ketiga 51%.

Protein melalui proses hidrolisis menjadi asam amino yang

berfungsi sebagai sumber utama bagi glukosa melalui jalur

glukoneogenesis (Bandiara, 2004).

Pengaruh asupan protein juga memegang peran peting dalam

penanggulangan gizi, karena dapat mencegah terjadinya komplikasi

Gagal Ginjal Kronik (GGK), dimana gejala sindrom uremik

disebabkan menumpuknya katabolisme protein tubuh oleh karena itu

semakin baik asupan protein semakin baik pula dalam

mempertahankan status gizinya (Almatsier, 2005).

Asupan protein dapat membantu mengatur fungsi hati juga dan ini

meningkatkan sekresi insulin untuk penyebaran glukosa yang lebih

baik ke sel (Dhvani Shah, 2010). Asupan protein yang baik

jugadapatmempengaruhi kadaraalbumin,yang mana albumin


60

adalah salah satu protein utama dalam plasma darah. Dalam

plasma darah terdapat 55-60% serum albumin. Peran albumin

dalam tubuh adalah untuk mengatur cairan yang bersirkulasi

dalam tubuh dan sebagai reservoir protein. Selain dua peran

penting itu, albumin memiliki kemampuan untuk mengikat dan

mentransferproduk hasil metabolisme, mediator untuk mengatur

berbagai fungsi tubuh, nutrien, protein, serta untuk menetralisir racun

baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh.

3. Lemak

Pada rekomendasi diet hari pertama, asupan lemak hari

pertamayaitu 82.5%, asupan lemak hari kedua yaitu 90% dan asupan

lemak pasien hari ketiga 41%.

Lemak terutama trigliserida, memiliki fungsi untuk menyediakan

cadangan energi tubuh, isolator, pelindung organ dan menyediakan

asam lemak esensial (Mahan dan Escott-Stump, 2008 dalam

Hardinsyah et.al,2010). Perlu adanya pembatasan asupan kolesterol

dan lemak, terutama lemak jenuh dalam penatalaksanaan diet yang

dilakukan (Wahyuningsih,2013).

Lemak memiliki sifat zat organic hidrofobik sehingga akan sulit

untuk bisa larut di dalam air. Apabila kandungan lemak dalam

makanan yang dikonsumsiterlalu banyak akan menyebabkan

penimbunan lemak dalamt ubuh. Di dalam lemak terdiri dari oksigen,

fosfor, karbon, hidrogen dan nitrogen.


61

Dari kandungan yang terdapat dalam lemak akan memberikan

banyak sekali fungsi lemak bagi tubuh manusia, diantaranyayaitu :

a. Dapat melindungi tubuh dari perubahan suhu

b. Dapat membantu dalam proses pelarutan vitamin di dalam tubuh.

c. Merupakan salah satu sumber energi yang bisa digunakan dalam

aktifitas/ keseharian manusia.

d. Berguna sebagai alat perlindungan organ tubuh yang vital seperti

lambung dan jantung.

e. Lemak sebagai sumber utama dalam proses pembentukan energi

sehingga protein dalam tubuh bisa lebih hemat.

f. Dapat berfungsi dalam proses penyusunan membrane sel dalam

tubuh.

g. Bermanfaat sebagai bahan dalam penyusunan vitamin dan hormon

4. Karbohidrat

Pada rekomendasi diet, asupan karbohidrat hari pertama yaitu 90%,

asupan karbohidrat hari kedua yaitu 90%dan asupan karbohidrat

pasien hari ketiga 65%.

Karbohidrat komplek berperan dalam mengendalikan kadar gula

darah tubuh. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi


62

bagi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dan sistem saraf pusat yang

menghubungkan asupan glukosa darah (Purnakarya,2009).

Anda mungkin juga menyukai