Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN PELATIHAN

SDM KESEHATAN

Kepala Puslat SDM Kesehatan


Dra Oos Fatimah Rosyati, M.Kes

Disampaikan pada :
Pelatihan Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Di Balai Besar Pelatihan Kesehatan jakarta
Oktober 2021
SISTEMATIKA
DASAR KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SDMK :
1. REGULASI / DASAR HUKUM
2. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN ASN
3. TANTANGAN GLOBAL SDMK

KEBIJAKAN PELATIHAN

PELATIHAN TIM PENILAI JABFUNG


Kebijakan Pelatihan

REGULASI/ DASAR
HUKUM

 UU NO. 5 TAHUN 2014


Tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN)
 UU NO.36 TAHUN 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
 PP NO.67 TAHUN 2019
Tentang Pengelolaan Tenaga
Kesehatan
 PP NO.17 TAHUN 2020
Tentang Perubahan Atas PP
NO. 11 TAHUN 2017 Tentang
Manajemen PNS
Setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi
Dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran
Dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang (PyB)
dan digunakan sbg salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karier

wajib menyusun
Setiap Instansi Pemerintah
rencana pengembangan kompetensi
tahunan yang tertuang dalam rencana kerja
anggaran tahunan instansi masing-masing

Pasal 70 UU ASN ayat (1) – (6)


UU No 5 Thn 2014 ttg
Aparatur Sipil Negara

4
KOMPETENSI ASN
diterapkan untuk menjadi role model

KOMPETENSI
MANAJERIAL

MENGELOLA
PERUBAHAN
INTEGRITAS

PEREKA KOMPETENSI
TEKNIS
T

KOMUNIKASI
BANGSA

KOMPETENSI
SOSIAL KULTURAL ORIENTASI
PADA HASIL 11
KOMPETENSI ASN

KOMPETENSI TEKNIS PENGEMBANG


• Pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, ANNYA
diukur, dan dikembangkan yg spesifik  KOMPETENSI TEKNIS
berkaitan dg bidang teknis jabatan oleh Instansi Teknis/Pembina
• Diukur dari tingkat dan spesialisasi JF (Kementerian/LPNK)
pendidikan, pelatihan teknis fungsional
dan pengalaman bekerja secara teknis;
 KOMPETENSI MANAJERIAL
KOMPETENSI MANAJERIAL oleh Lembaga Administrasi
Negara
• Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan  KOMPETENSI SOSIAL
utk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi KULTURAL oleh Lembaga
• Diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
structural atau manajemen, dan pengalaman
Administrasi Negara
kepemimpinan

KOMPETENSI SOSIAL KULTURAL


• Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan terkait dg pengalaman berinteraksi dg masyarakat
majemuk dlm hal agama, suku & budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai2 moral, emosi & prinsip, yg hrs dipenuhi oleh setiap pemegang
jabatan utk memperoleh hasil kerja sesuai dg peran, fungsi, & jabatan
• Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
Kebijakan Pelatihan

UU No. 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan

Pasal 30
 Pengembangan Nakes bertujuan untuk meningkatkan mutu dan karier
Nakes
 Pengembangan Nakes dilakukan melaui Pendidikan dan Pelatihan
serta kesinambungan dlm menjalankan praktik
 Dalam rangka pengembangan Nakes, Kepala Daerah dan Pimpinan
Fasyankes bertanggung jawab atas pemberian kesempatan yang sama
kepada Nakes

Pasal 31
 Pelatihan Nakes dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
 Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Kompetensi serta diselenggarakan oleh Institusi
penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
ARAH
PEMBANGUNAN
KESEHATAN
DAN
PEMBANGUNAN
ASN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005 – 2025
(UU 17/ 2007 ttg Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional th 2005 – 2025)

RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4


(2005 - 2009 (2010 - 2014 (2015 - 2019 (2020 – 2025)
Menata kembali Memantapkan Memantapkan Mewujdkan
NKRI, penataan pembangunan masyarakat
membangun kembali NKRI, secara menye- Indonesia yang
Indonesia yang meningkatkan luruh dgn mandiri, maju,
aman, damai, kualitas SDM, menekankan adil dan
yang adil dan membangun pembangunan makmur melalui
demokratis, kemampuan keunggulan percepatan
dengan tingkat IPTEK, kompetitif pembangunan
kesejahteraan memperkuat perekonomian disegala bidang
yang lebih baik daya saing yang berbasis dgn struktur
perekonomian SDA yang perekonomian
tersedia, SDM yg kokoh
yg berkualitas, berlandaskan
serta kemam- keunggulan
puan IPTEK kompetitif
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
(2005-2009) (2010-2014 (2015-2019) (2020-2025)

Bangkes Akses Akses Kesmas thdp


diarahkan masyarakat masyarakat yankes yg
untuk thdp yankes thdp yankes berkualitas
meningkat- yg berkualitas yg telah
kan akses telah lebih berkualitas menjangkau &
dan mutu berkembang telah mulai merata di
yankes dan mantap seluruh wilyah
meningkat Indonesia

KURATIF - REHABILITATIF
VISI:
Masyarakat
sehat yang
mandiri dan
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
berkeadilan

Arah pembangunan upaya kesehatan dan kuratif bergerak kearah


promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
RPJMN KE IV DALAM RPJPN 2005-2025
PEMBANGUNAN ASN
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

ASN
Human
SMART ASN Capital
Reformasi
Birokrasi &
Good UU ASN
nan ASN
Governance mbang
u
es Pe
on
Milest (UU 17 TAHUN 2007)
SMART ASN
Memiliki /Kuasai :
 Nasionalisme
 Integritas
 Wawasan Global
 Hospitality
 Networking
 Teknologi Informasi
 Bahasa Asing
Sumber: LAN RI  Entrepreneurship
TARGET CAPAIAN GRAND DESIGN
S-1 S-2 S-3 PEMBANGUNAN KUALITAS ASN
DIKLAT MAGANG
2025 BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
2019 DAN
MELAYANI

2013 PENGEMBANGAN
MANAJEMEN POTENSI HUMAN
SDM CAPITAL
50 15 2.5 60 20 5
% % % % % %
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN 5-25% 10% 26-50% 25%
42 11 1.1
% % %
<5% <1%
TANTANGAN GLOBAL SDM KESEHATAN
DISRUPTION
ERA
Volatile,
Uncertain,
Complex,
What We Need?
Ambiguous

INDUSTRY 4.0
Artificial
intelligence, Competitive -
Internet of things Adaptive Human
Advance Robotics Capital
Big Data - Digital life
Digital Leadership
DIGITAL
TRANSFORMATION
Entreprise
Architecture

MILLENIALS
Confidence,
connectivity,
creativity
Social Media
E-Commerce
Source : PriME
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
KESEHATAN

STRATEGI
Peningkatan Peningkatan
Penguatan
Perencanaan Pendidikan dan
regulasi
SDMK Pelatihan SDMK

Peningkatan Pembinaan &


Penguatan
Pendayagunaan pengawasan mutu
sumber daya
SDMK SDMK

Setiap penduduk memperoleh akses terhadap tenaga


kesehatan yang berkualitas
TUGAS BPPSDMK

 Mengawal jenis
 Mengawal jumlah
 Mengawal mutu TENAGA KESEHATAN
 Mengawal penyebaran

berbagai regulasi, pembagian urusan


kewenangan, peningkatan peran pemda dan
dukungan kelembagaan lainnya

Peningkatan akses pelayanan kesehatan


yang bermutu
Kebijakan Pelatihan

PENGEMBANGAN PP No.17 Th
KOMPETENSI 2020
Pasal 212

Pendidikan Pelatihan
• Pelatihan tatap muka di kelas
• Kursus
• Seminar
Klasikal • Penataran

• Pelatihan jarak jauh


Non • E-learning
• Bimbingan di tempat kerja
Klasikal • Magang
• Pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta, dikoordinasikan oleh
LAN dan BKN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Pelatihan bagi Jabatan
Upaya pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan standar Fungsional kesehatan
kompetensi Jabatan dan Rencana Pengembangan Karir • Pelatihan Fungsional setelah
pengangkatan pertama JF (Wajib 3
tahun setelah diangkat JF)
PP 11 TAHUN 2017 • Pelatihan Pengembangan Profesi
Pendidikan • Pelatihan Teknis sesuai standar
PNS memiliki hak dan dan kompetensi JF
kesempatan untuk Pelatihan • Pelatihan/pengembangan
diikutsertakan dalam kompetensi bagi PJF yang tidak lulus
pengembangan kompetensi uji kompetensi JFK
• Dan lain lain

Pengembangan
Penatar Kompetensi Seminar
an (UU 5/ 2014 ASN) Pelatihan Klasikal :
Seminar, Workshop, Kursus,
penataran, Bimtek, Sosialisasi

Dilakukan paling sedikit


20 (dua puluh) jam Pelatihan Non Klasikal :
Kursus Coaching, Mentoring, s-Learning, PJJ,
pelajaran dalam 1 (satu) Detasering, Pembelajaran Alam
Terbuka, Benchmarking, Pertukaran
tahun PNS-Swasta-BUMN-BUMD, Belajar
Mandiri, Komunikasi, beljar, Magang/
Praktik Kerja
Pejabat Fungsional Kesehatan
yang Kompeten
PermenPANRB 13 Tahun 2019
Kebijakan
Pelatihan

PELATIHAN
Pelatihan merupakan proses
pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi,
kinerja, profesionalisme dan
menunjang pengembangan
karir dengan meminimalisir
“gap kompetensi” SDM dalam
melaksanakan tugas &
fungsinya.
Kebijakan
Pelatihan

KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG KESEHATAN

 Pelatihan memiliki alokasi waktu minimal 30 JP @ 45 menit


 Peserta pelatihan adalah PNS yang akan atau telah menduduki
jabatan dan/atau membutuhkan peningkatan kompetensi teknis
dalam pelaksanaan tugas
 Kurikulum pelatihan mengacu kepada standar kompetensi
jabatan atau hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan di Organisasi
 Metode pelatihan disusun sesuai dengan tujuan dan program
pelatihan bagi orang dewasa
 Pelatihan dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non
klasikal
 Pelatihan dilaksanakan oleh lembaga/institusi pelatihan yang
terakreditasi
Kebijakan
Pelatihan

KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG


KESEHATAN
 Sarana dan prasarana pelatihan ditetapkan sesuai dengan jenis
pelatihan dan jumlah peserta pelatihan
 Manajemen pelatihan diselenggarakan melalui proses TNA,
penetapan tujuan pelatihan, merancang program pelatihan,
penyelenggaraan pelatihan, evaluasi pelatihan dan pengendalian
mutu
 Dalam menjaga mutu pelatihan, Kementerian Kesehatan
menetapkan akreditasi pelatihan dan akreditasi institusi pelatihan
 Pelatihan diselenggarakan setelah terakreditasi oleh Kementerian
Kesehatan cq Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
 Sertifikat diberikan utk penyelenggaraan pelatihan yang telah
terakreditasi serta memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
kurikulum
KEBIJAKAN PELATIHAN
MASA PANDEMI
PP No. 17 tahun 2020 tentang Peraturan LAN No.8 Tahun 2018
Perubahan atas PP No. 11 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
tentang Manajemen PNS Pasal 206 Bangkom PNS melalui e-Learning

Juklak Pelatihan SDM Kesehatan


Masa Pandemi
pelatihan
Jarak jauh

Menciptakan pengalaman belajar


dengan memanfaatkan TIK secara
tepat guna
KEPPRES
INPRES
SE
NPB
KA B
-L A Ka
N SK

Kebijakan-Kebijakan
Pelatihan Bidang Kesehatan
Pada Masa Pandemi Covid-19
S SE
NKE ME
ME PPSDMK
NP
BADAN
SK KA
P AN
KE

Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK)
PELATIHAN BIDANG KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Ruang LINGKUP • PerLAN Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS melalui e- learning
• PerLAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
• Kebijakan Pelatihan dimasa Pengembangan Kompetensi PNS
• SK Ka. Badan PPSDMK Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
pendemi Covid 19 tentang petunjuk pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan
pada masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19

Pelaksanaan PELATIHAN pada masa Covid-19

Klasikal Distance learning Blended


(masa covid-19) full online
Standar mutu

Kontrol mutu
• Manajemen Pelatihan • Penyiapan SDM penyelenggara
• Skenario pembelajaran Pelatihan
• Metoda dan Media pembelajaran • Penyiapan fasilitator
• Sistem evaluasi • Penyiapan sarpras

Dituangkan dalam suatu panduan penyelenggaraan untuk setiap


program pelatihan.

Penjaminan mutu
Kebijakan
Pelatihan

PELAKSANAAN PELATIHAN MASA PANDEMI

Disarankan full daring


Praktik lapangan dilaksanakan secara praktik
mandiri
Apabila dilaksanakan blended,
- ada ijin dari Ketua Satgas setempat / pernyataan
Kepala Institusi untuk menerapkan protokol
kesehatan
- Kapasitas kelas maksimal 50% atau jarak antar
kursi peserta minimal 1 m
- Konsumsi box
- Kapasitas kamar maksimal 50%
Laksanakan sesuai Juklak Pelatihan Masa Pandemi
30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan
1. Administrator Kesehatan 1. Perekam Medis
2. Apoteker 2. Perawat
3. Asisten Apoteker 3. Perawat Gigi
4. Bidan 4. Pranata Laboratorium
5. Dokter Kesehatan
6. Dokter Gigi 5. Psikolog Klinis
7. Dokter Pendidik Klinis 6. Radiografer
8. Entomolog Kesehatan 7. Refraksionis Optisien
9. Epidemiolog Kesehatan 8. Sanitarian
10. Fisikawan Medik 9. Teknisi Elektromedis
11. Fisioterapis 10. Terapis Wicara
12. Nutrisionis 11. Teknisi Transfusi Darah
13. Okupasi Terapis 12. Teknisi Gigi
14. Ortotis Prostetis 13. Pembimbing Kesehatan Kerja
15. Penyuluh Kesehatan Masy. 14. Penata Anestesi
15. Asisten penata Anestesi
KEWAJIBAN JABFUNG
KEWAJIBAN JABFUNG

Melaksanakan tugas Mencatat dan


pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL

Mengumpulkan bukti fisik MENGIKUTI


hasil pelaksanaan kegiatan KETENTUAN
pelayanan/pekerjaan
sehari-hari sebagai dasar LAINNYA
untuk pengumpulan angka Tugas lain
kredit yang
diperintahkan
oleh atasan
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat 1 Administrator Kesehatan
Jenderal
2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat 2 Apoteker
Kesehatan 3 Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen 4 Dokter
Yankes 5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Perawat Gigi
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen 16 Bidan
Yankes 17 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen 18 Fisikawan Medis
Yankes 19 Pranata Labkes
20 Radiografer
21 Teknisi Elektromedis
Unit Pembina Jabfung Kesehatan

NO UNIT PEMBINA NO JABATAN FUNGSIONAL


6 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & 22 Entomolog Kesehatan
Zoonotik, Ditjen P2P

7 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa 23 Psikolog Klinis


& NAPZA, Ditjen P2P

8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 24 Epidemiolog Kesehatan


9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 25 Sanitarian

10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 26 Nutrisionis

11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 27 Pembimbing Kesehatan Kerja

12 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, 28 Penyuluh Kesehatan


Ditjen Kesmas Masyarakat
INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
(PMK No.60 THN 2016)
1. Menyusun naskah akademik
dan matriks butir kegiatan;
2. Mensosialisasikan jabfungkes;
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan teknis 3. Melakukan pembinaan;
jabfungkes 4. memfasilitasi ukom;
2. Memonev pengembangan Puskat 5. Memutakhirkan data
jabfungkes;
3. Mutu jabfungkes;
6. Memonev Jabatan
Mengoordinasikan hasil Fungsional
binwas jfk yang menjadi binaannya;

UNIT
Kemenkes
Unit
PELATIHAN pembina

1. Merencanakan kebutuhan 1. Usul formasi CASN;


pelatihan dan pengembangan 2. Usul & Tetapkan ASN dalam Jabfungke
program pelatihan Jabfungkes; Unit 3. Susun usul mutasi Jabfung
2. Menyusun kurikulum dan modul kepegawaian kes;
pelatihan 4. Susun usulan jenis dan jumlah kebutuhan
jabfungkes
jabfungkes 5. Sharing data
3. Mengevaluasi pasca pelatihan
jabfungkes
PELATIHAN BAGI TIM
PENILAI JABFUNG (50 jpl)

Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu
melakukan penilaian DUPAK Jabatan Fungsional
Kesehatan.
PERAN
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai
Penilai Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
Jabfung kesehatan di unit kerjanya masing-masing.

FUNGSI
Melakukan penilaian
DUPAK Jabatan
Fungsional Kesehatan.
KOMPETENSI yang dimiliki
1. Menjelaskan tentang jabatan
fungsional kesehatan
2. Menjelaskan pengorganisasian
tim penilai jabatan fungsional
kesehatan
3. Menjelaskan karya tulis/ karya
ilmiah
4. Melakukan etika tim penilai
jabfung kesehatan
5. Melakukan penilaian DUPAK
STRUKTUR KURIKULUM
ALOKASI WAKTU
NO MATERI
T P PL JLH
A. MATERI DASAR:
1. K e b i j a k a n P e l a t i h a n S D M K e s e h a t a n 2 - - 2
2. K e b i j a k a n J a b a t a n F u n g s i o n a l K e s e h a t a n 2 - - 2

T o ta l 4 - - 4
B. MATERI INTI:
1. J a b a t a n F u n g s i o n a l K e s e h a t a n 2 2 - 4
2. P e n g o r g a n i s a s i a n T im P e n ila i J a b a ta n
F u n g s io n a l K e s e h a t a n 2 1 - 3
3. K a r y a T u l i s / K a r y a I l m i a h 2 4 - 6
4. E t i k a T i m P e n i l a i J a b a t a n F u n g s i o n a l 1 4 - 5
5. Penilai DUPAK 5 15 - 20

T o ta l 12 26 - 38
C. MATERI PENUNJANG:
1. Building Learning Commitment (BLC) - 3 - 3
2. RTL (Rencana Tindak Lanjut) 1 1 - 2
3. A n t i K o r u p s i 3 - - 3

T o ta l 4 4 - 8
JUMLAH 20 30 - 50
PESERTA
PELATIHAN
Kriteria :
1. Tim penilai atau yang akan ditugaskan
sebagai anggota tim penilai angka
kredit jabatan fungsional kesehatan
2. Memiliki keahlian dan kemampuan
untuk menilai prestasi kerja
pemangku jabfung kesehatan
3. Masik akan tetap aktif sebagai
anggota tim penilai angka kredit
jabatan fungsional kesehatan ± 3
tahun.

Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal


30 orang
PELATIH/FASILITATOR
1. Unit Pembina masing-masing jabfung kesehatan; atau
2. Tim penilai jabatan fungsional kesehatan; atau
3. Widyaiswara/struktural/staf teknis yang menguasai
substansi yang akan diajarkan.

Dengan kriteria :
1. Telah mengikuti pelatihan
Pekerti/TOT Tim Penilai
Jabfung/TPPK/memiliki
pengalaman melatih;
2. Memahami kurikulum
pelatihan tim penilai DUPAK
jabfung kesehatan, terutama
GBPP.
PENYELENGGARA & TEMPAT PENYELENGGARAAN
Penyelenggara adalah BBPK/Bapelkes/institusi pelatihan
yang terakreditasi.
Tempat Penyelenggaraan adalah BBPK/Bapelkes/institusi
lainnya yang memiliki sarana dan fasilitas yang
memenuhi persyaratan untuk pelatihan.
SERTIFIKAT
Peserta yang mengikuti pelatihan dengan kehadiran
minimal 95% dari seluruh jumlah jam pembelajaran
akan mendapatkan sertifikat pelatihan yang dikeluarkan
oleh Kemkes RI dengan angka kredit 1 (satu).

SURAT KETERANGAN
Apabila peserta tidak memenuhi ketentuan tsb maka
peserta akan mendapatkan surat keterangan telah
mengikuti pelatihan yang ditandatangani oleh ketua
panitia penyelenggara.

Anda mungkin juga menyukai