Anda di halaman 1dari 39

KEBIJAKAN

PELATIHAN SDM KESEHATAN


KEPALA PUSLAT SDMK, BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

DRA OOS FATIMAH ROOSYATI, MKES.


10 NOVEMBER 2020
ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN
DAN
PEMBANGUNAN ASN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005 – 2025
(UU 17/ 2007 ttg Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional th 2005 – 2025)

RPJMN 2 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4


(2010 - 2014 (2010 - 2014 (2015 - 2019 (2020 – 2025)
Menata kembali Memantapkan Memantapkan Mewujdkan
NKRI, penataan pembangunan masyarakat
membangun kembali NKRI, secara menye- Indonesia yang
Indonesia yang meningkatkan luruh dgn mandiri, maju,
aman, damai, kualitas SDM, menekankan adil dan
yang adil dan membangun pembangunan makmur melalui
demokratis, kemampuan keunggulan percepatan
dengan tingkat IPTEK, kompetitif pembangunan
kesejahteraan memperkuat perekonomian disegala bidang
yang lebih baik daya saing yang berbasis dgn struktur
perekonomian SDA yang perekonomian
tersedia, SDM yg kokoh
yg berkualitas, berlandaskan
serta kemam- keunggulan
puan IPTEK kompetitif
ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
(2020-2025)
(2005-2009) (2010-2014 (2015-2019)
Bangkes Akses Akses Kesmas thdp
diarahkan masyarakat masyarakat yankes yg
untuk thdp yankes thdp yankes berkualitas telah
meningkat- yg berkualitas yg menjangkau &
kan akses telah lebih berkualitas merata di
dan mutu berkembang telah mulai seluruh wilyah
yankes dan meningkat mantap Indonesia

KURATIF - REHABILITATIF VISI:


Masyarakat
sehat yang
mandiri dan
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
berkeadilan

Arah pembangunan upaya kesehatan dan kuratif bergerak kearah


promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
RPJMN KE IV DALAM RPJPN 2005-2025
PEMBANGUNAN ASN
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

ASN
Human Capital
SMART ASN
Reformasi
Birokrasi &
UU ASN
Good
Governance

(UU 17 TAHUN 2007)


TARGET CAPAIAN
GRAND DESIGN
S-1 S-2 S-3 PEMBANGUNAN KUALITAS ASN
DIKLAT MAGANG
BIROKRASI
BERSIH,
2025 KOMPETEN
DAN MELAYANI

2019

PENGEMBANGAN
MANAJEMEN POTENSI HUMAN
2013 SDM CAPITAL

50% 15% 2.5%


60% 20% 5%
5-25% 10%
26-50% 25%
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN

42% 11% 1.1%

<5% <1%
Sumber: KemenPANRB, 2018
Setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi
Dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran
Dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang
(PyB) dan digunakan sbg salah satu dasar
dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier

Setiap Instansi Pemerintahwajib


menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang
dalam rencana kerja anggaran tahunan
UU No 5 Thn 2014 instansi masing-masing
ttg Aparatur Sipil
Pasal 70 UU ASN ayat (1) – (6)
Negara
7
KOMPETENSI ASN
PENGEMBANGANNYA
KOMPETENSI TEKNIS  KOMPETENSI TEKNIS
• Pengetahuan, keterampilan, dan oleh Instansi Teknis/Pembina
sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan yg spesifik JF (Kementerian/LPNK)
berkaitan dg bidang teknis jabatan
• diukur dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis fungsional  KOMPETENSI MANAJERIAL
dan pengalaman bekerja secara teknis; oleh Lembaga Administrasi
Negara
KOMPETENSI MANAJERIAL
• Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
 KOMPETENSI SOSIAL
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan utk memimpin KULTURAL oleh Lembaga
dan/atau mengelola unit organisasi
• diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural Administrasi Negara
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan

KOMPETENSI SOSIAL KULTURAL


• Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dg pengalaman berinteraksi dg masyarakat majemuk dlm
hal agama, suku & budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai2 moral,
emosi
& prinsip, yg hrs dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan utk memperoleh hasil
kerja sesuai dg peran, fungsi, & jabatan
• diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN

RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI


“Dijamin oleh UU
Setiap PNS : minimal 20 JP/tahun ASN dan PP
Manajemen PNS”

PELATIHAN PELATIHAN NON KLASIKAL


PENDIDIKAN KLASIKAL

Pelatihan
 Pelatihan
Kepemimpinan
 Pelatihan untuk tujuan
tertentu skala nasional
 Pelatihan Manajerial
E-learning

Seminar
Pelatihan Magang
Jarak Jauh Mandiri
Kursus
Coaching/ DLL
Mentoring
Kerjasama
Penataran dengan Evaluasi Hasil
Pertukaran Lemdik/Swasta Pengembangan
Pegawai Kompetensi
Sekolah Kader Kerjasama
dengan
Instansi
Pelatihan Teknis Pembina

Pelatihan Fungsional

Pelatihan Sosial
Kultural
PENGEMBANGAN ASN MENGHADAPI era INDUSTRIAL 4.0

MiXED system
Variasi •

Pemanfaatan kelas dan IT
Knowledge & Skill : e-learning
• Pendalman Knowledge : Klasikal
• E-reference : modul, paparan, e-book MATERI • Attitude : klasikal
dll
• Evaluasi : e-evaluation & klasikal
• Film/Video: terstruktur dan tidak LEARNING SYSTEM
terstruktur
• Case analysis
• Pelibatan tenaga pengajar internal,
praktisi dan expert
TERPADU SECARA
PERAN INSTANSI PENGELOLAAN NASIONAL
Penyiapan Kompetensi • Sinergi antar K/L/D
Teknis • Adopsi Konsep Corporate University
• Terdokumentasi secara nasional
melalui SIPKA
• Self Learning, Program pelatihan teknis
klasikal & nonklasikal
• LAN : Penyiapan kompetensi teknis
bidang CPNS melalui Self-Learning &
Penugasan khusus (tata naskah dinas,
nilai-nilai LAN, Bahasa Inggris,
protokoler)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
Era Revolusi Industri 4.0

Reorientasi Kurikulum
Literasi baru (berbasis data, teknologi, humanities)
yang dikembangkan dan diajarkan.
Melakukan pembaharuan kurikulum untuk
pengembangan kepemimpinan dan kompetensi
teknis, dengan mendorong Entrepreneurship dan
internship.
Hybrid/Blended Learning, Online
Menerapkan sistem pelatihan berbasis Hybrid/
Blended Learning, yakni Learning yang dilakukan
melalui SIWI, SIPKA, dst.

Unit Pengelola ASN CORPU


Sharing knowledge management melalui ASN
Corporate University (ASN Corpu).

Penguatan Kapasitas Tenaga Pelatih/ WIDYAISWRA


PARADIGM SHIFT
from Diklat to Pengembangan Kompetensi

• Dari orientasi ke dalam (kebutuhan institusi) kepada kebutuhan nasional

• Dari konvensional (klasikal) ke blended atau full e-learning

• Pemanfaatan berbagai sumber belajar : WI, praktisi, akademisi

• Variasi bentuk Pengembangan Kompetensi :


Pelatihan klasikal dan nonklasikal
Kebijakan
Pelatihan

e – Learning Aparatur Sipil Negara

PP No. 17 tahun 2020 tentang Peraturan LAN No.8 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas PP No. 11 tahun 2017 Pedoman Penyelenggaraan Bangkom PNS
tentang Manajemen PNS Pasal 206 melalui e-Learning

Menyiapkan bahan pembelajaran yang menarik


dan interaktif disetiap penyelenggaraan e-learning
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN

STRATEGI
Peningkatan Peningkatan
Pengutanan
Perencanaan Pendidikan dan
regulasi
SDMK Pelatihan SDMK

Peningkatan Pembinaan &


Penguatan
Pendayagunaan pengawasan mutu
sumber daya
SDMK SDMK

Setiap penduduk memperoleh akses terhadap tenaga


kesehatan yang berkualitas
TUGAS BPPSDMK

 Mengawal jenis
 Mengawal jumlah
 Mengawal mutu TENAGA KESEHATAN
 Mengawal penyebaran

Berbagai regulasi, pembagian urusan


kewenangan, peningkatan peran pemda dan
dukungan kelembagaan lainnya

Peningkatan akses pelayanan kesehatan


yang bermutu
PENINGKATAN MUTU
SDM KESEHATAN

1 Uji kompetensi, sertifikasi, lisensi

2 Penyiapan program DLP

Program Pendidikan Internsip Dokter


3 Indonesia (PIDI)

Pendidikan terakreditasi
4

Pelatihan terakreditasi
5 (akreditasi: pelatihan dan institusi
penyelenggara pelatihan)
Pasal 30, ayat 2
Pengembangan Tenaga Kesehatan dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan serta
kesinambungan dalam menjalankan praktik

Pasal 31, ayat 2


Pelatihan harus memenuhi:
1.program pelatihan dan tenaga pelatih yang sesuai
dengan standar profesi dan standar kompetensi
2.diselenggarakan oleh institusi penyelenggara
pelatihan yang terakreditasi
TAHAPAN
Rencana Kebutuhan Pengembangan Kompetensi

20 jpl/tahun

1 Diklat

2 Seminar
Rencana
Standar
Kompetensi Profil Analisis Pengemba Pengemban 3 Kursus
ngan gan
Jabatan/ Pegawai Gap Kompeten Kompetensi 4 Penataran
Teknis
si
Pertukaran PNS dan
5 Swasta
Pedoman Rencana Pengembangan Kompetensi ASN
6 Praktik Kerja di Instansi
Pusat dan Daerah

Pedoman Pengembangan Kompetensi ASN di


Lingkungan Kemenkes
PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI PELATIHAN

Berdasarkan arah kebijakan, isu strategi dan per Undang-Undangan


yang berlaku, konsep peningkatan kompetensi ASN bidang
kesehatan:
Menentukan model Menerapkan hasil
pelatihan, kurikulum akreditasi
pelatihan

Pemetaan Penyeleng
Desain Akreditasi
Kebutuhan garaan
Pelatihan Pelatihan
Pelatihan Pelatihan

Berdasarkan hasil Pengendalian mutu


analisis kompetensi saat persiapan
yang dilakukan pelatihan untuk yang
masing-masing Satker memiliki ≥ 30 jpl
Pusat Pelatihan
UNIT
PUSAT UPT SDM Kesehatan
RS (Permenkes No. 64 th
2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja
Kemenkes)
Menyusun Rencana mempunyai tugas
Kebutuhan Pengembangan melaksanakan
Kompetensi penyusunan kebijakan
teknis, pelaksanaan,
dan pemantauan,
evaluasi, dan
PEMETAAN KEBUTUHAN pelaporan di bidang
PELATIHAN
pelatihan sumber daya
(PENGEMBANGAN KOMPETENSI –
Training Need Assessment /TNA) manusia kesehatan
sesuai dengan
ketentuan peraturan
Koordinasi oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
perundang-undangan

20
JABATAN
FUNGSIONAL
Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis
30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan
1. Administrator Kesehatan 16. Perekam Medis
2. Apoteker 17. Perawat
3. Asisten Apoteker 18. Terapis Gigi dan Mulut
4. Bidan 19. Pranata Laboratorium Kesehatan
5. Dokter 20. Psikolog Klinis
6. Dokter Gigi 21. Radiografer
7. Dokter Pendidik Klinis 22. Refraksionis Optisien
8. Entomolog Kesehatan 23. Sanitarian
9. Epidemiolog Kesehatan 24. Teknisi Elektromedis
10. Fisikawan Medik 25. Terapis Wicara
11. Fisioterapis 26. Teknisi Transfusi Darah
12. Nutrisionis 27. Teknisi Gigi
13. Okupasi Terapis 28. Pembimbing Kesehatan Kerja
14. Ortotis Prostetis 29. Penata Anestesi
15. Penyuluh Kesehatan Masy. 30. Asisten penata Anestesi
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat 1 Administrator Kesehatan
Jenderal
2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan 2 Apoteker
Alat Kesehatan 3 Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen 4 Dokter
Yankes 5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Terapis Gigi dan Mulut
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen 16 Bidan
Yankes 17 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen 18 Fisikawan Medis
Yankes 19 Pranata Labkes
20 Radiografer
21 Teknisi Elektromedis
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
NO UNIT PEMBINA NO JABATAN FUNGSIONAL
6 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & 22 Entomolog Kesehatan
Zoonotik, Ditjen P2P

7 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa 23 Psikolog Klinis


& NAPZA, Ditjen P2P

8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 24 Epidemiolog Kesehatan

9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 25 Sanitarian

10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 26 Nutrisionis

11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 27 Pembimbing Kesehatan Kerja

12 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, 28 Penyuluh Kesehatan


Ditjen Kesmas Masyarakat
KEWAJIBAN PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN

Melaksanakan tugas Mencatat dan


pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti MENGIKUTI
fisik hasil pelaksanaan
kegiatan KETENTUAN
pelayanan/pekerjaan LAINNYA !
sehari-hari sebagai dasar
untuk pengumpulan
angka kredit Tugas lain yang
diperintahkan
oleh atasan
JABATAN FUNGSIONAL
EPIDEMIOLOG KESEHATAN
JF EPIDEMIOLOG KESEHATAN

PNS yang diberi tugas,


tanggungjawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan
pengumpulan data, pengolahan
data, Analisa dan interpretasi,
melakukan penyelidikan
epidemiologi untuk tindakan
pengamanan penanggulangan
penyebaran/penularan penyakit
dan faktor-faktor yang berpengaruh

Kepmenpan Nomor 17 tahun 2000 tentang Jabatan Fungsional


Epidemiologi Kesehatan dan angka kreditnya
TUGAS POKOK
JABFUNG EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

Melaksanakan kegiatan pengamatan, penyelidikan,


Tindakan pengamanan penanggulangan
penyebaran/penularan penyakit dan factor-factor
yang sangat berpengaruh, secara cepat dan tepat
dengan melakukan pengumpulan, pengolahan,
Analisa data dan interpretasi serta penyebaran
informasi serta pengembangan strategi dan metoda

Pengembangan KOMPETENSI pelatihan JF Epidemiolog Kesehatan


JABATAN FUNGSIONAL
ENTOMOLOG KESEHATAN
JF ENTOMOLOG KESEHATAN

PNS yang diberi tugas,


tanggungjawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional
pengamatan, penyelidikan,
pemberantasan dan pengendalian
terhadap vector penyakit/ serangga
pengganggu

Kepmenpan Nomor 18 tahun 2000 tentang Jabatan Fungsional


Entomolog Kesehatan dan angka kreditnya
19 Tugas Instansi Pembina Jabfungkes
(Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017 tentang
Manajemen PNS)

1 Menyusun pedoman formasi JF 10 Menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang


tugas JF;
2 Menyusun standar kompetensi JF 11 Melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
3 Menyusun juklak dan juknis 12 Mengembangkan sistem informasi JF
4 Menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman 13 Memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
penilaian KHK
5 Menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya 14 Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
ilmiah yg inovatif
6 Menyusun kurikulum pelatihan 15 Memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik
profesi & kode perilaku
7 Menyelenggarakan pelatihan 16 Melakukan akreditasi pelatihan fungsional
8 Membina penyelenggaraan pelatihan fungsional 17 Melakukan panev penerapan JF di seluruh instansi
pada lembaga pelatihan pemerintah pengguna; dan
9 Menyelenggarakan uji kompetensi 18 Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
jabfung
19. Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan

Tugas Puslat SDM Kesehatan


INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
(PMK No.60 THN 2016) 1. Menyusun naskah akademik
dan matriks butir kegiatan;
2. Mensosialisasikan jabfungkes;
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan teknis 3. Melakukan pembinaan;
jabfungkes 4. memfasilitasi ukom;
2. Memonev pengembangan Puskat 5. Memutakhirkan data
jabfungkes;
3. Mengoordinasikan hasil
Mutu jabfungkes;
6. Memonev Jabatan Fungsional
binwas jfk yang menjadi binaannya;

UNIT
Kemenkes
Unit
PELATIHAN pembina

1. Merencanakan kebutuhan 1. Usul formasi CASN;


pelatihan dan pengembangan 2. Usul & Tetapkan ASN dalam Jabfungke

program pelatihan Jabfungkes; Unit
3. Susun usul mutasi Jabfung
2. Menyusun kurikulum dan modul kepegawaian kes;
4. Susun usulan jenis dan jumlah kebutuhan
pelatihan jabfungkes
jabfungkes 5. Sharing data
3. Mengevaluasi pasca pelatihan jfk
Kebijakan
Pelatihan

PELATIHAN
Pelatihan merupakan proses pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi, kinerja,
profesionalisme dan menunjang
pengembangan karir dengan meminimalisir
“gap kompetensi” SDM/ peserta latih
dalam melaksanakan tugas & fungsinya.
Kebijakan
Pelatihan

KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG KESEHATAN

 Pelatihan memiliki alokasi waktu minimal 30 JP @ 45 menit


 Peserta pelatihan adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan dan/atau
membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugas
 Kurikulum pelatihan mengacu kepada standar kompetensi jabatan atau hasil Analisis
Kebutuhan Pelatihan di Organisasi
 Penyusunan dan pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pembina
jabfung, pengguna lulusan, penyelenggara pelatihan, peserta dan alumni pelatihan
serta unsur ahli lain
 Metode pelatihan disusun sesuai dengan tujuan dan program pelatihan bagi orang
dewasa
 Pelatihan dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non klasikal
 Pelatihan dilaksanakan oleh lembaga/institusi diklat yang terakreditasi
Kebijakan
Pelatihan

KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG KESEHATAN

 Sarana dan prasarana pelatihan ditetapkan sesuai dengan jenis pelatihan dan jumlah
peserta pelatihan
 Manajemen pelatihan diselenggarakan melalui proses TNA, penetapan tujuan pelatihan,
merancang program pelatihan, penyelenggaraan pelatihan, evaluasi pelatihan dan
pengendalian mutu
 Dalam menjaga mutu pelatihan, Kementerian Kesehatan menetapkan akreditasi pelatihan
dan akreditasi institusi pelatihan
 Pelatihan diselenggarakan setelah terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan cq Pusat
Pelatihan SDM Kesehatan
 Sertifikat diberikan utk penyelenggaraan pelatihan yang telah terakreditasi serta
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam kurikulum
Kebijakan
Pelatihan

YANG DIPERLUKAN
1 Perbaikan insfrastruktur dan akses internet

2 Memperluas akses untuk pembelajaran online ke aplikasi dan platform digital

3 Menggunakan teknologi digital dan analogue secara inklusif untuk


pembelajaran jarak jauh

4 Mensupport Pengajar dan Trainer dengan lingkungan baru (New Normal)

5 Meningkatkan kompetensi Tenaga Pengajar dan Trainer untuk literacy Digital

6 Meningkatkan short course dengan distance learning untuk skills sesuai


kebutuhan salah satunya entrepreneurship

7 Perlu Investasi di bidang digital


menjadikan SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai