Anda di halaman 1dari 67

DISAMPAIKAN OLEH IBRAHIM HAMID

WIDYAISWARA AHLI MADYA BPSDMD PROVINSI


SUMATERA SELATAN
COPY FILES OF Dr. Baban Subandi

BAGIAN MATERI MANAJEMEN ASN


BIODATA

Nama : Ir.Ibrahim Hamid, M.Eng


Tempat/Tgl Lahir : Jambi/ 24 Mei 1967
Status : Menikah
Organisasi Kerja : BPSDMD ProvinsiSumatera Selatan
Alamat : Jl. Putri Kembang Dadar No.77 Palembang
Pangkat /Jabatan: Pembina TK.I (IV.b)/ Widyaiswara Ahli Madya
Pendidikan akhir : S2 MPKD, konsentrasi Perencanaan Wilayah
Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
Alamat rumah : Jl. Lunjuk Jaya Griya Poli Indah Blok B.32 Palembang
Hp : 081227222782
Email : ibrahim_plgskynian@yahoo.com
SISTEM MERIT
• SISTEM MERIT ADALAH KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN ASN YANG
BERDASARKAN PADA KUALIFIKASI, KOMPETENSI, DAN KINERJA
SECARA ADIL DAN WAJAR DENGAN TANPA MEMBEDAKAN LATAR
BELAKANG POLITIK, RAS, WARNA KULIT, AGAMA, ASAL USUL, JENIS
KELAMIN, STATUS PERNIKAHAN, UMUR, ATAU KONDISI
KECACATAN.
POKOK BAHASAN
LATAR BELAKANG
Kebijakan Manajemen Talenta sudah ditetapkan dalam PP 11/ 2017: Pasal
134 Ayat 2 Huruf “d”: Sistem Merit yang diterapkan dalam Manajemen Pegawai
Negeri Sipil mempunyai kriteria antara lain harus memiliki manajemen karir yang
terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola karir, dan kelompok rencana suksesi
yang diperoleh dari MANAJEMEN TALENTA.

Pelaksanaannya masih parsial. Ada instansi yang baru melakukan


pemetaan kompetensi, Ada yang sudah melakukan pengembangan
talenta namun tidak diawali proses rekrutmen yang jelas, ada yang
belum melakukan apa-apa.
DEFINISI
Manajemen talenta adalah serangkaian proses
yang dilakukan dalam merekrut,
mengembangkan, serta mempertahankan
pegawai yang bertalenta dalam suatu
organisasi agar dapat mencapai kinerja yang
optimal sesuai dengan visi dan misi organisasi.
TUJUAN
Mengembangkan ASN yang memiliki talenta
tinggi sesuai kebutuhan

Menciptakan kaderisasi di setiap jabatan

Meningkatkan kinerja organisasi


POSISI KUNCI
Jabatan dan posisi
apa yang akan
dijadikan sebagai
posisi kunci dalam
manajemen talenta
tersebut ?
KRITERIA TALENTA (PT.
Telkom)
KRITERIA TALENTA (Kajian
LAN)

Penilaian berbasis Q - CAP diterjemahkan sebagai:


a. Kualifikasi (Qualification), adalah kriteria pegawai dilihat dari aspek pendidikan, pelatihan,
pangkat, jabatan, dan golongan, dan lainnya sesuai kebutuhan
b. Kompetensi (Competency), adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang pegawai untuk
mencapai keberhasilan suatu pekerjaan tertentu
c. Attitude, adalah perilaku yang lahir dari sikap dan pola fikir yang sudah melekat pada seorang
pegawai sehingga menjadi kebiasaan dan tercermin dalam semua aktivitas pekerjaannya
d. Performance, adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai, baik dilihat dari kuantitas
maupun kualitasnya
TAHAPAN
MANAJEMEN
TALENTA
Talent Recruitment Talent Development Talent Retention

Memberikan program
Mempertahankan
Merekrut PEGAWAI pengembangan bagi pegawai
pegawai yang bertalenta
potensial untuk dimasukkan bertalenta dan menciptakan
agar selalu berkinerja
ke dalam talent pool sesuai lingkungan yang kondusif agar
prima dan tetap loyal
mereka berkembang secara
pada organisasi
optimal
TALENT
RECRUITMEN
T
BEBERAPA
STRATEGI
STRATEGI S-O STRATEGI S-T
• Implementasi Manajemen Talenta secara Melakukan diversifikasi model kebijakan
bertahap (Milestone jelas) operasional Manajemen Talenta disesuaikan
• Kolaborasi dengan Perusahaan dan Negara dengan kondisi dan tantangan
eksternal lain dalam implementasi Manajemen
Talenta

STRATEGI W-O STRATEGI W-T


 Perubahan pola fikir dan budaya kerja Penguatan karakter ASN terutama dengan
birokrasi (kompetitif, inovatif, dll) nilai-nilai etika public, nasionalisme, dan
 Pembenahan struktur birokrasi, kebangsaan
peningkatan kompetansi, redistribusi ASN.
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN PUBLIK DI
ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0*)
Disampaikan Oleh
IBRAHIM HAMID widayiswara Ahli Madya BPSDMD
Provinsi Sumatera Selatan
Copy files of Dr. Baban Subandi
OUTLIN
E
I. PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
🠶KEBIJAKAN PELAYANAN PUBLIK
🠶KINERJA PELAYANAN PUBLIK
II. REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN
PUBLIK
III.STRATEGI PELAYANAN DAN SISTEM
PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK DI
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
POTRET PELAYANAN
PUBLIK DI
INDONESIA
KEBIJAKA
N
1. UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
PELAYANAN PUBLIK

2. PP NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG


PELAKSANAAN UU NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG PELAYANAN PUBLIK

3. TURUNAN-TURUNANNYA
KARAKTERISTIK
KEBIJAKAN PELAYANAN
PUBLIK
 Penguatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
 Umumnya UU mengatur bagaimana
Pemerintah melaksanakan tugasnya,
NAMUN UU ini mengatur bagaimana rakyat
melaksanakan hak dan kewajibannya
dalam memperoleh pelayanan.
KEBIJAKAN
LAINNYA
Indonesia
Melayani
KemenpanR
Indonesia Bersih B Indonesia
Kemenko Bersatu
Kemaritiman Kemendagr
i

Indonesia
Tertib Indonesia
Kemenko Mandiri
10 FOKUS PROGRAM
INDONESIA MELAYANI
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara
2. Peningkatan Penegakan disiplin Aparatur Pemerintah dan Penegak Hukum
3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif (e-government)
4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja (performance-based management system)
Aparatur Sipil Negara
5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan, akuntabel, dan
responsif
6. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan (deregulasi)
7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi)
8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan publik
9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di bidang pelayanan publik
10. Penerapan sistem penghargaan dan sanksi beserta keteladanan pimpinan
Beberapa
Program/Kegiatan Yang
Sudah Dilaksanakan
Dalam Rangka
Peningkatan Pelayanan
Publik
Meningkatkan Kapasitas SDM ASN

Mewujudkan
Profesionalisme ASN,
Standar
Kompetensi
Jabatan
dicapai melalui :
1. Penetapan standar kompetensi
Diklat
Peningkatan
Berbasis jabatan
Kesejah-
“gap”
teraan
Kompetensi 2. Pemetaan kompetensi dan
penyusunan data base kompetensi
Profesionalisme ASN
ASN
3. Diklat berbasis “gap” kompetensi
Pengukuran
Kinerja
Internship, 4. Internship, coaching & counseling
coaching &
Individu &
Displin
konseling 5. Pengukuran kinerja individu &
disiplin
Penguatan
jabatan 6. Penguatan jabatan fungsional
fungsional
7. Peningkatan kesejahteraan berbasis
kinerja
INOVASI PELAYANAN
PUBLIK
Beberapa Media
Pengembangan Inovasi
Pelayanan Publik a.l:
SINOVI
K
• Kompetisi INOVASI
Proper Kemenpan dan RB
IG
Diklatpim melalui SINOVIK
A
• Innovation
INOVA Government
SI Award (IGA)
YANLIK Kemendagri
Direktor • Direktori Inovasi
SL
i (LAN)
I Inovasi • Laboratorium Inovasi
LAB (LAN)
Inovasi • Street Level
Innovation
(LAN)
STANDAR
PELAYANAN
1. Tujuan
Untuk memberikan kepastian,
meningkatkan kualitas dan kinerja
pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan selaras
dengan kemampuan
penyelenggara sehingga
mendapatkan kepercayaan
masyarakat

S
2. Sasaran
Agar setiap penyelenggara mampu
menyusun, menetapkan, dan
menerapkan Standar Pelayanan

P Publik dengan baik dan konsisten


3. Komponen SP
Service Delivery Manufacturing
1. Persyaratan 1. Dasar Hukum
2.Sistem, Mekanisme, 2. Sarana Dan Prasarana, dan/Atau
dan Fasilitas
Prosedur 3. Kompetensi Pelaksana
3.Jangka Waktu 4. Pengawasan Internal
Pelayanan 5. Jumlah Pelaksana
4.Biaya/Tarif 6. Jaminan Pelayanan
5.Produk 7. Jaminan Keamanan dan
Pelayanan Keselamatan
6.Penanganan Pelayanan
TERIMA
KASIH
PELAYANAN
PUBLIK
PRIMA
DISAMPAIKAN OLEH
IBRAHIM HAMID
WIDYAISWARA AHLI MADYA BPSDSMD PROVINSI
SUMATERA SELATAN
COPY FILES OF Dr. Baban Subandi
PENDAHULUAN
4 PRINSIP LAYANAN
PUBLIK ( EUROPEAN
OMBUDSMAN:2012)
Komitmen (Commitment)

Integritas (Integrity)

Objektif (Objective)

Menghormati orang lain (Respect for others)


HUBUNGAN PENYELE NGGARA LAYANAN DAN
MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK
(DALAM PARADIGM NPS)

Bukan lagi hubungan produsen dan pelanggan


(producer-customer paradigm)

Melainkan hubungan antara pemerintah dengan


masyarakat/ pe nduduk (government-citizen paradigm)
INDIKATORKEPUASAN PELAYANAN PUBLIK
DALAM PARADIGM NEW PUBLIC S E RV I C E

Tangg u ng
jawab
Keuangan

Problem
Aksesibilitas
Solving

Reliabilitas

Keamana
Partisipasi
n

Kead ilan
K E B I JA K A N PELAYANAN
PUBLIK PRIMA
K E B I JA K A N PELAYANAN
PUBLIK
TURUNAN-TURUNANNYA

PP NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG


PELAKSANAAN UU NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG PELAYANAN PUBLIK

UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG


PELAYANAN PUBLIK
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS
ASN PELAYANAN PUBLIK
Standar
Kompeten
si Jabatan

Diklat
Pening katan
Berbasis
Kesejah-
Kom peten
teraan
Profesi- si

onalisme
Pelayanan
Peng ukura Publik Internship
n Kinerja , coaching
Individu &
& Displin konseling

Penguatan
jabatan
f ung sional
MEND ORON G
INOVASI PELAYANAN
PUBLIK Top 99
Inovasi
Pelayanan
(Kemenpan
& RB)

Proper
IGA
Diklatpim

INOVASI
YANLIK

Kontes Direktori
Inovasi
Inovasi
Solusi

LAB Inovasi
PENGUATAN STANDAR
PELAYANAN
1. Tujuan
Untuk memberikan kepastian,
meningkatkan kualitas dan
kinerja pelayanan

2. Sasaran

SP
Agar setiap penyelenggara
ma mpu menyus un,
menetapkan, dan menerapkan
Standar Pelayanan Publik dengan
baik dan konsisten
3. Komponen SP
Manufacturing
1. Dasar Hukum
Service Delivery
2. Sarana Dan Prasarana, dan/Atau Fasilitas
1. Persyaratan
3. Kompetensi Pelaksana
2.Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
4. Pengawasan Internal
3.Jangka Waktu Pelayanan
5. Jumlah Pelaksana
4.Biaya/Tarif
6. Jaminan Pelayanan
5. Produk Pelayanan
7. Jaminan Keamanan dan Keselamatan
6. Penanganan Pengaduan, Saran, dan
Pelayanan
Masukan
8. Evaluasi Kinerja Pelaksana
PENYEMPURNAAN SYST E M
MANAJEMEN K I N E R JA
PELAYANAN
SASARAN BERORIENTASI
Clarity about objectives (Outcomes) HASIL
1

Information on results (performance UKURAN KINERJA JELAS 2


indicators)

PROGRAM/KEGIA TA N
Targets for results TERKAIT DENGAN SASARAN 3

RINCIAN KEGIATAN SESUAI


Link between objectives and DENGAN MAKSUD 4
KEGIATAN
means
PERBAIKAN
PERILAKU
1
PELAYANAN 3
Indeks Integritas Indeks Pelayanan Publik
Organisasi Indeks Pelayanan Publik adalah indeks yang diinisiasi oleh
KemenPANRB untuk mengukur kinerja pelayanan publik
Indeks Integritas Organisasi adalah berdasarkan 6 aspek, yaitu: Kebijakan Pelayanan,
hasil survei yang menggambarkan Profesionalisme SDM, Sarana Prasarana, Sistem
keyakinan ASN atas kualitas Informasi Pelayanan Publik, Konsultasi dan Pengaduan,
Inovasi Pelayanan Publik
penerapan integritas di instansi
masing-masing.

2 Indeks Persepsi Korupsi Indeks Kepuasan 4


Indeks Persepsi Korupsi merupakan hasil
Masyarakat
survei atas persepsi masyarakat pen gguna
layanan mengenai perilaku koruptif pada Indeks ini disusun berdasarkan hasil
instansi pemerintah atas dasar survey terhadap kepuasan pelanggan
pengalaman mereka menerima pelayanan terhadap layanan yang diberikan
instansi pemerintah. pemerintah
OLEH
KARENA
ITU,Perlu cara untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
BAGAIMANA CARANYA?
WHOLE OF GOVERNMENT (WoG)
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
Oleh

BPSDMD PROVINSI SUMATERA SELATAN


A

Konsep
WoG

13
W0G menekankan adanya penyatuan
keseluruhan (whole) elemen pemerintahan

Koordinasi  pengaturan
Koordinasi waktu,
-> pengaturan peran,
waktu, urutan
peran, pelaksanaan
urutan
(sebagai bagian (sebagai
pelaksanaan dari fungsi organisasi),
bagian mencegah
dari fungsi kekacauan,
organisasi),
ketidakharmonisan, tumpang
mencegah kekacauan, tindih pekerjaan
ketidakharmonisan, tumpang
tindih pekerjaan
Kolaborasi  tujuan mencapai tujuan bersama,
komunikasi, kewenangan di struktur (untuk
memecahkan masalah dan komit untuk tujuan bersama)

WoG –pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


Pola
Fungsional
A

Manfaat WoG

ningkatkan Menurunkan
Me
• Efisiensi • Biaya (cost)
• Sharing Informasi • Pemborosan (waste)
• Lingkungan kerja • Duplikasi pekerjaan
• Daya saing • Inkonsistensi kebijakan
• Akuntabilitas • Waktu penyelesaian
• Koherensi kebijakan layanan tertentu
A
Keuntungan WoG

Outcomes- Boundary- Enabling Strengthening


focused spanning: • WoG membuat prevention
• Berfokus pada
outcome yang • Implementasi
kebijakan tidak pemerintah
lebih mampu • WoG
mendorong
tidak dapatyang hanya menangani
lebih mampu pencegahan
outcome kebijakan tidak mendorong
dicapai oleh K/L melibatkan satu tantangan
menangani terhadap
tidak dapat hanya kebijakan yang pencegahan
sektoraloleh
dicapai secaraK/L instansi, tetapi
melibatkan satu tantangan masalah yang
terhadap
masing-masing. lintas instansi kompleks mungkin
sektoral secara instansi, tetapi kebijakan yang masalah yang
kompleks berkembang
masing-masing. lintas instansi mungkin
lebih jauh
berkembang
lebih jauh
A

• Kebhinekaan, keberagaman - semuanya melempar bola warna biru


• Permainan tujuan bersama - semua melemparkan bola warna
merah ke dalam satu keranjang
• Diskusi
– Adakah perbedaan prinsip diantara kedua jenis kegiatan permainan
ini?
– Poin-poin pelajaran apa saja yang bisa diambil dari permainan
tujuan bersama ini?
A
Bentuk WoG
• Integrating Service Delivery (ISD)
Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
• Koordinasi dan Kolaborasi
Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau
berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama
• Integrating and Rebalancing Governance
Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di
Inggris

Culture Change
Konsep-konsep social glue, budaya organisasi
Cara melakukan WoG A
Perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
(Perry, 2006) - (upaya menyatukan)
Kategori Tipe Keterangan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
(tidak ada dampak
perubahan Dialog Pertukaran informasi
kelembagaan) Joint planning Perencanaan bersama, kerjasama sementara
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
(ada penetapan Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan
tujuan besama dan
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
pembagian tugas kerjasama
bersama-mulai cair)
Satelit Entitas yang terpisah, dimilihi bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif
Kedekatan dan Aliansi strategis Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang
pelibatan menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama
ada kelembagaan Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
baru Merger Penggabungan ke dalam struktur baru 33
PELAYANAN
SATU
ATAP
Karakteristik
Pelayanan Satu
Atap
1. Tersedia gedung khusus untuk pelayanan perijinan dan non perijinan,
di mana di dalamnya terdapat banyak unit/instansi teknis yang
melayani pengurusan perijinan/non perijinan sesuai dengan
bidangnya
2. Bertugas mengkoordinir instansi/unit teknis untuk melaksanakan
pelayanan umum di satu gedung/tempat
3. Unit/Instansi Teknis membuka counter/loket khusus sebagai front
office atau menempatkan kantornya di gedung tersebut
4. Antar counter/loket tidak memiliki keterkaitan antara satu dengan
yang lain, karena petugas counter/loket disediakan oleh masing-
masing unit/instansi teknis
5. Masyarakat cukup datang ke gedung tersebut untuk mengurus segala
jenis perijinan/non perijinan, namun di dalamnya masyarakat
mendatangi counter/loket/kantor unit atau instansi teknis masing-
masing terkait perijinan/non perijinan yang diurus
6. Surat Ijin/Non Perijinan ditandatangani oleh kepala Unit/Instansi
terkait perijinan/non perijinan yang diurus.

20
Proses
Pelayanan Satu
Atap

21
Kelebihan Pola Satu
Atap
Meningkatkan akses masyarakat
terhadap perijinan dan non
perijinan

Segala pengurusan perijinan dan non


perijinan di bawah wewenang
Instansi berada dalam satu
gedung/tempat

Masyarakat cukup datang ke satu


tempat untuk mengurus perijinan
dan non perijinan

22
Kelemahan
Pola Satu Atap
1. SDM umumnya masih berstatus pegawai pada instansi/dinas
teknis sehingga koordinator Satu Atap sulit melakukan control
2. Tidak secara signifikan mengurangi pungutan liar dan suap,
karena banyaknya kemungkinan pemohon kontak langsung
dengan petugas teknis
3. Tidak secara signifikan menciptakan transparansi prosedur,
waktu, persyaratan dan biaya
4. Masyarakat tetap harus melalui banyak meja/pintu dalam
proses pelayanannya
5. Waktu penyelesaian perijinan masih tergantung kebijakan dari
masing-masing instansi/unit teknis
6. Penyelesaian perijinan kadang lebih cepat dilakukan langsung
23
melalui dinas/instansi teknis daripada melalui satu atap
PELAYANAN
SATU
PINTU
TUJUAN
PELAYANAN SATU
PINTU
Menyeder-
hanakan
Menekan biaya Persyaratan.
perijinan

Meningkatkan
koordinasi antar
instansi terkait

Mempercepat
pelayanan
dengan
mengurangi
tahapan
25
Karakteristik Pelayanan
Satu Pintu
1. Berbagai macam jenis perijinan/non perijinan bisa diurus dalam satu lokasi/
tempat/ gedung
2. Tersedia customer service
3. Masyarakat hanya berhubungan dengan customer service (satu pintu)
untuk mengurus semua jenis perijinan/non perijinan
4. Pembayaran seluruh jenis perijinan/non perijinan biasanya terpusat di
kasir/bank
5. Pelayanan satu pintu memiliki tugas koordinasi dan administrasi
6. Pro s e s te k n i s d i l a k u k a n o l e h i n s t a n s i / u n i t te k n i s d e n g
a
n mengikutsertakan petugas pelayanan satu pintu
7. Surat perijinan/non perijinan ditandatangani oleh bupati atau sekda atau
instansi/unit teknis
26
Manfataat Pelayanan
Satu Pintu (PTSP)
Pela ya na n Kepa stia n dan Kem uda ha n
publik lebih baik ja m ina n hukum da la m perizinan
usaha

Meningkatkan Mengurangi beban Menghinda ri a da nya


minat pelaku a dm inistra tif, duplikasi kegiatan
usaha untuk karena pelaya nan penda taa n ya ng
melakukan menjadi lebih tida k perlu
investasi dan efektif dan efisien
m engem ba ngkan
usahanya

Untuk PEMDA, Meningkatkan Mencega h sejak


peningkatan da ya saing dini terja dinya KKN
penda pa tan a sli dan da n pungutan liar
daerah (PAD) 27
kemandirian
daerah
Proses Pelayanan Satu
Pintu

28
Kelebihan Pola
Pelayanan Satu Pintu
1. Daya jangka masyarakat terhadap pelayanan perijinan dan non perijinan menjadi
lebih baik
2. Proses perijinan dan non perijinan terlaksana secara transparan, jelas biaya,
waktu penyelesaian, syarat dan prosedur
3. Memberi kemudahan kepada masyarakat karena sistem yang efekti dan
efsien
4. Proses suap yang biasa diberikan oleh pengurus perijinan kepada petugas
menjadi sangat berkurang, bahkan tidak ada
5. Memungkinkan pengurusan perijinan secara pararel
6. Meningkatkan kedisiplinan pengurus perijinan (masyarakat) dan petugas, karena
segalanya harus mengikuti system
7. Efsiensi sumber daya (SDM dan sarana prasarana) karena setiap jenis 29
perijinan/non perijinan yang masuk/keluar hanya melalui satu pintu.
Kelemahan Pola
Pelayanan Satu
Pintu

1. Hanya merupakan front ofce.


2. Kewenangan terbatas hanya kewenangan
koordinasi dan administrasi saja.
3. Secara umum proses teknis masih lebih banyak di
unit/instansi teknis, sehingga masih banyak kendala
yang kemungkinan tidak terpantau oleh pelayanan
satu pintu.
30
ONE STOP
SERVICE
(OSS)
1. Tersedia customer service yang bertugas menjelaskan, menerima
persyaratan dan memberikan surat perijinan/non perijinan yang diurus
2. Berbagai macam jenis perijinan/non perijinan bisa diurus dalam satu
lokasi/tempat/ gedung
3. Masyarakat hanya berhubungan dengan customer service (satu
pintu) untuk
mengurus semua jenis perijinan/non perijinan
4. Pembayaran biasanya terpusat di kasir/bank
5. Pada pelayanan perijinan dan non perijinan dengan mekanisme OSS, seluruh
proses perijinan dilakukan di satu lokasi (tempat)
6. OSS merekrut tenaga teknis dari Unit/Instansi Teknis untuk melaksanakan
kegiatan teknis
7. Surat perijinan/non perijinan ditandatangani oleh Penanggungjawab
(Kepala) One Stop Service (OSS)
32
33
1. Daya jangkau masyarakat terhadap pelayanan perijinan dan non perijinan menjadi
lebih baik
2. Koordinasi antara unit/instansi teknis menjadi lebih baik, karena unit/ teknis
memiliki perwakilan di OSS
3. Proses perijinan dan non perijinan terlaksana secara transparan, jelas biaya,
waktu
penyelesaian, syarat dan prosedur
4. Memungkinkan pengurusan perijinan secara pararel
5. Memberi kemudahan kepada masyarakat karena sistem yang efektif dan
efsien
6. Proses suap yang biasa diberik an oleh pengurus perijinan kepada petugas
menjadi
sangat berkurang, bahkan tidak ada
7. Meningkatkan kedisiplinan pengurus perijinan (masyarakat) dan petugas, karena
segalanya harus mengikuti system
8. Pengurusan perijinan yang bisa dilakukan secara pararel mampu meningkatkan
investasi di daerah
34
9. Membantu Pemerintah Daerah dalam meningkatkan PAD
10. Sangat disukai oleh investor dalam pengurusan perijinan
PELAYANA
N
BERBASIS
ELEKTRONI
K
TERIMA
KASIH
Semoga Bermanfaat

36

Anda mungkin juga menyukai