UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG
Dosen Pembimbing :
Asisten :
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : FAUHAN KASYFI
NIM : 195060107111052
MATA KULIAH : SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
DOSEN : Dr. Eng. Ir. INDRADI WIJATMIKO, ST., M.Eng
(Prac.)
ASISTEN : MARCELINO KRISDIAN GUNTARA
No. TANGGAL KETERANGAN PARAF ASISTEN
1 20 Maret 2021 BAB 1 dan 2 OK!
Lanjut petak sawah
ACC!!!
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
No Komponen Nilai Bobot Nilai Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9
1 Kehadiran 10 % 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2 Progres/ Minggu 20 % 18,89 100 95 100 100 95 85 95 85 95
3 Etiket 10 % 8,94 90 90 90 90 90 85 90 90 90
4 Pemahaman 30 %
5 Laporan Akhir 30 %
Jumlah 100 %
Paraf Asisten
Paraf Dosen
ASISTEN
NIM. 185060100111039
TUGAS BESAR
MATA KULIAH SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
TAHUN AJARAN 2020/2021
NIM : 195060107111052
1. Buatlah peta jaringan irigasi dari peta kontur sungai pada lampiran yang diberikan sesuai
area irigasi !
2. a. Hitung besarnya evapotranspirasi tanaman pada daerah irigasi tersebut dengan
menggunakan Metode Penman ! (dapat menggunakan software Cropwat)
b. Hitung kebutuhan air irigasi sesuai dengan data yang tersedia !
* Data diberikan dalam bentuk lampiran sesuai dengan daerah irigasi.
3. Ditentukan skema pengambilan air sebagai berikut :
(Pengambilan bersudut/tegak lurus)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp. (0341) 551615 Pes. 156,
157 dan (0341) 551430
Dari data tersebut, rencanakan desain bangunan utama beserta detail gambar bangunan :
a. Tubuh Bendung
b. Peredam Energi
c. Pintu Pembilas
d. Pintu Pengambilan
e. Saluran Pengambilan (Saluran Primer)
f. Kantong Lumpur
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
TTD
Dr. Eng. Alwafi Pujiraharjo, ST., MT. Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D.
NIP. 19700829 200012 1 001 NIP. 19610813 198802 1 001
TTD
Dr. Eng. Yatnanta Padma Devia, ST., MT Dr. Eng. Indradi Wijatmiko, ST., M.Eng. (Prac.).
NIP. 19740813 199903 2 002 NIP. 19810220 200604 1 002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp. (0341) 551615 Pes. 156,
157 dan (0341) 551430
Lembar Asistensi
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
2. Dasar Teori
2.1 Peta Jaringan Irigasi
2.2 Metode Penman Moteith
2.3 Bangunan Pengelak
2.4 Bendung Tetap
2.5 Bangunan Pengambilan
2.6 Bangunan Pembilas
2.7 Kantong Lumpur
2.7.1 Penetapan Lokasi Kantong Lumpur
2.7.2 Perencanaan Kantong Lumpur
3. Pembahasan Perencanaan
3.1 Tata Letak Saluran dan Layout Petak
3.2 Menentukan Kebutuhan Air Irigasi
3.2.1 Menghitung Besarnya Evapotranspirasi Tanaman pada Daerah Irigasi dengan
Metode Penman
3.2.2 Menentukan Kebutuhan Air Irigasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
3.3 Perencanaan Bendung Tetap
3.3.1 Elevasi Puncak Mercu
3.3.2 Profil Bendung
3.3.3 Profil Aliran
3.3.4 Kolam Olakan
3.3.5 Struktur Bawah
3.4 Perencanaan Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pembilas
3.4.1 Bangunan Pengambilan
3.4.2 Bangunan Pembilas
3.4.3 Kantong Lumpur
3.5 Analisis Stabilitas
3.5.1 Stabilitas Terhadap Rembesan
3.5.2 Tekanan Air Banjir
3.5.3 Tekanan Tanah Aktif
3.5.4 Stabilitas Terhadap Geser
3.5.5 Stabilitas Terhadap Guling
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
5. Lampiran
- Gambar Perencanaan
- Peta Petak
- Data BMKG
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuknya,
kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Sistem dan Bangunan Irigasi yang dikerjakan
pada semester IV (empat) ini.
Adapun manfaat dari tugas besar Sistem dan Bangunan Irigasi ini bagi kami adalah kami
menjadi lebih mengerti tentang perencanaan sistem dan bangunan irigasi. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D selaku dosen pembimbing tugas besar Sistem dan
Bangunan Irigasi.
2. Sagung Istri Pramitari Wima D. selaku asisten tugas besar Sistem dan Bangunan Irigasi yang
telah membantu kami selama pengerjaan tugas besar serta dalam menyusun laporan tugas
besar Sistem dan Bangunan Irigasi ini.
3. Serta bantuan teman–teman mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya yang sangat kami sayangi.
Laporan ini kami sadari jauh dari kesempurnaan sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terlebih
mengenai perencanaan sistem dan bangunan irigasi.
Penyusun
i
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
DAFTAR ISI
ii
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
iii
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
DAFTAR GAMBAR
iv
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
5
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
1.2 Tujuan
Mengingat pentingnya irigasi bagi kehidupan manusia, maka dibutuhkan adanya
pengaturan irigasi, dimana perlu dibangun beberapa bangunan yang dapat menunjang
proses irigasi tersebut.Perancangan yang didasarkan keahlian serta pengelolaan yang
seksama merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tingkat efisiensi
pemanfaatan air yang dibutuhkan di masa mendatang. Perancangan memerlukan adanya
konsepsi, rencana konstruksi, dan operasi serta sarana pemanfaatan air.
Melihat dari pembatasan masalah yang telah dibahas sebelumnya, pengerjaan
tugas ini yaitu dalam perencanaan saluran irigasi ( bendung tetap) sesuai dengan tahap-
tahap perencanaan bendung tetap saluran irigasi sesuai KP-02 yaitu standart peraturan
perencanaan saluran irigasi. Yang kedua melalui analisa perhitungan terhadap langkah-
langkah perencanaan dapat diketahui apakah bangunan ini aman terhadap gaya gaya B
V sekitar yang bekerja.
Dan tidak kalah pentingnya yaitu sketsa gambar dimana gambar-gambar ini
adalah tahap akhir perencanaan saluran irigasi hasil dari perhitungan yang telah
dilaksanakan sesuai standart perencanaan saluran irigasi.
Adapun analisa perhitungan dengan menggunakan rumus tertentu seperti rumus Strickler atau
perhitungan grafis.Selanjutnya hasil-hasil perhitungan akan dicantumkan dalam tabel-tabel
untuk mempermudah pemahaman dan perencanaan gambar-gambar.
6
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
BAB II
DASAR TEORI
7
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
8
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
900
0,408 Rn + γ U (e s − ea )
( T + 273 ) 2
ETo = ........................................ (1)
+ γ ( 1 + 0,34U 2 )
Dengan pengertian :
ETo = evapotranspirasi tanaman acuan, (mm/hari).
9
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
(m/s).
es = tekanan uap air jenuh, (kPa).
Dengan pengertian :
Dengan pengertian :
α = koefisien pantulan radiasi tajuk = 0,23 (nilai koefisien ini dipengaruhi oleh
kondisi tanaman penutup lahannya, pada beberapa literature menggunakan
kisaran nilai 0,23 – 0,25).
Rs dihitung dengan :
n
Rs = ( 0,25 + 0,5 ) Ra .......................................................................... (4)
N
Dengan pengertian :
n = lama matahari bersinar dalam satu hari, (jam).
N = lama maksimum matahari bersinar dalam satu hari, (jam).
10
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Ra adalah :
Dengan pengertian :
= letak lintang, (rad). Jika berada pada lintang utara nilainya positif, pada
lintang selatan nilainya negatif.
ωs = sudut saat matahari terbenam, (rad).
ωs dihitung dengan :
Dengan pengertian :
δ = deklinasi matahari, (rad).
2π
dr = 1 + 0 ,033 cos ( J) = 1 + 0 ,033 cos ( 0 ,0172 J) .................. (7)
365
2π
δ = 0,409 sin ( J −1,39 ) = 0,409 sin ( 0,0172J − 1,39 ) ................................... (8)
365
Dengan pengertian :
J = nomor urut hari dalam setahun (hari julian)
Nilai ( 0,0172 J ) pada persamaan (7) dan ( 0 ,0172J − 1,39 ) pada persamaan
(8) dalam satuan radian.
Besarnya nilai J secara matematis dapat dihitung dengan:
11
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Untuk melakukan penghitungan dengan periode 10 harian, maka nilai J diperoleh dari
persamaan (8b) dengan D sama dengan 5, 15, dan 25 pada setiap bulannya.
Besarnya N dihitung dengan rumus:
24
N= ωs ......................................................................................................... (9)
π
Rnl dihitung dengan:
Dengan pengertian :
Rnl = radiasi gelombang panjang, (MJ /m2/hari).
(MJ/m2/hari).
Rld = radiasi gelombang panjang termal yang dipancarkan dari atmosfer dan awan
ε vs = nilai emisivitas oleh vegetasi dan tanah 0,98 (Jensen dkk., 1990).
12
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Faktor penutupan awan (f) dihitung dengan rumus (FAO No. 24, 1977):
n
f = 0,9 + 0,1 ..................................................................................................... (11)
N
Emisivitas ( ε , ) dihitung dengan rumus (Jensen dkk. ,1990) :
Dengan pengertian :
ε , = emisivitas atmosfer
17,27 T
e s = 0 ,611exp` ........................................................................... (14)
T + 237,3
ea = e s x RH ............................................................................................(15)
Dengan pengertian :
RH = kelembaban relatif rata-rata, (%).
13
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
(d) Kemiringan kurva tekanan uap air terhadap suhu udara dihitung dengan
(Murray, 1967) :
4098 e s
= ` ............................................................................................ (16)
(T + 237,3 ) 2
Dengan pengertian :
= kemiringan kurva tekanan uap air terhadap suhu udara, (kPa/o C).
14
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Jika tekanan udara pada suatu stasiun tidak tersedia, maka gunakan asumsi
Tko = 293 K untuk T = 20o C dan Po = 101,3 kPa pada zo = 0.
(f) Panas laten untuk penguapan () dihitung dengan rumus (Harrison, 1963) :
15
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
16
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Bendung tetap adalah suatu bangunan peninggi muka air yang terdapat di
sungai. Jenis ini selain meninggikan muka air, juga melemparkan air banjir kehulu
suatu bendungan, biasanya dilengkapi dengan pintu pembilas yang berfungsi untuk
membuang endapan di depan pintu pengambilan (intake storage).
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
▪ Bendung harus stabil terhadap guling, geser maupun perlokasi
▪ Cukup lebar sehingga waktu banjir tidak membahayakan sekelilingnya
▪ Lebar pintu pembilas 1/5 sampai dengan 1/10 lebar bendung
▪ Untuk sungai yang membawa batu, sisi belakang dibuat tegak untuk
menghindari gesekan batu.
▪ Pintu pengambilan dan pintu pembilas harus direncanakan transmisinya
sehingga pengoperasiannya mudah.
17
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Bendung jenis ini biasanya sangat sederhana, dan tidak tahan lama. Bendung ini
dibuat dari bahan-bahan yang ada disekitar tempat tersebut, dan sering kali
hanya bermanfaat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan akan
hancur.
▪ Bendung permanent
Untuk bendung permanent yang lebih kokoh, banyak terdapat di pulau jawa, dan
pada umumnya dibangun oleh pemerintah, karena bendung-bendung ini
kanstruksinya sukar, dan memerlukan biaya yang mahal.Beberapa diantaranya
adalah warisan dari pemerintah Belanda, ban berusia sangat tua.
▪ Bendung tumpah dengan loncatan
Bendung ini bermanfaat pada daerah kemiringan yang besar. Ciri-ciri bendung
ini adalah, airnya mengalir melalui dinding miring dengan kecepatan yang tinggi
dan kemudian (karena bidang tumpah membelok vertical kebawah dengan tiba-
tiba) meloncat horizontal atau bahkan sedikit keatas untuk akhirnya jatuh
ketanah agak jauh dari kaki bendung.
▪ Bendung dari beton bertulang
Keistimewaan dari bendung tipe ini adalah di belakang tubuh bendung dibuat
lubang-lubang di antara sekat-sekat pelat beton, hal ini dibuat agar air dapat
masuk kedalam tubuh bendung untuk menjaga stabilitas bendung.
18
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
19
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
B. Pengambilan gorong-gorong
Pengambilan dengan pintu berlubang lebih dari satu dengan lebar
masing-masing kurang 2,5 m dan diletakkan di bagian hilir gorong-gorong.
Pengoperasian pintu pengambilan dilakukan secara mekanis.
C. Pengambilan frontal
Pengambilan diletakkan di tembok pangkal, jauh dari bangunan
pembilas/bendung. Arah aliran sungai dari udik frontal terhadap mulut
pengambilan sehingga tidak menyulitkan penyadapan aliran. Tetapi angkutan
sedimen relatif banyak masuk ke intake, yang ditanggulangi dengan sand ejector
dan kantong sedimen.
20
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
D. Dua Pengambilan d i S a t u S i s i B e n d u n g
Pintu pengambilan untuk sisi yang diletakkan di pilar pembilas bending.
Pengaliran ke sisi yang lain itu melalui gorong-gorong di dalam tubuh bending.
Jumlah gorong-gorong dapat dua buah. (Alfabeta, Desain Hidraulik Bnedung
Tetap untuk Irigasi 2002)
21
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
.
Gambar 2.9 Bangunan Pengambilan dan Pembilas
22
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
23
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Pintu pembilas merupakan bagian dari bendung, pada umumnya dipilih jenis
sorong dari kayu dengan rangka baja, atau plat besi dengan rangka baja. Dapat dibuat satu
pintu atau dua pintu (pintu atas dan pintu bawah)
Fungsi pintu pembilas:
• Pintu bawah untuk pembilas sedimen yang terdapat di dalam, di udik, dan di
sekitar underslice. Pengoperasian pintu dengan cara mengangkat pintu.
• Pintu atas untuk menghanyutkan benda-benda padat yang terapung di udik
pintu. Pengoperasian pintu dengan cara menurunkan pintu.
Dalam mendesain pintu, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah beban
yang bekerja pada pintu, alat pengangkat (tenaga manusia atau mesin),sistem kedap air,
bahan bangunan. Sedangkan untuk ukuran pintu adalah:
1. Untuk satu lubang/ruang pintu sorong yang dioperasikan dengan
tenaga manusia, lebar maksimum 2,50m. Sedangkan ukuran untuk
satu balok kayu pintu harus dihitung; biasanya berukuran 0,2 × 2,5 m.
2. Untuk pintu yang dioperasikan dengan mesin dapat dibuat lebih lebar 2,5m
tapi tidak lebih dari 5m. ketinggian mercu pintu pembilas ditentukan sama
tinggi yang terakhir ini umumnya yang digunakan dan ketentuan ini untuk
pembilas tanpa dinding banjir.
Lantai pembilas merupakan kantong tempat mengendapnya bahan-bahan kasar
didepan pembilas pengambilan. Sedimen yang terkumpul dapat dibilas dengan
jalanmembuka pintu pembilas secara berkala guna menciptakan aliran
terkonsentrasitepat di depan pengambilan. Pengalaman yang diperoleh dari banyak
bendung dan pembilas yang sudah dibangun, telah menghasilkan beberapa pedoman
menentukan lebar pembilas :
a. Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6 -1/10
dari lebar bersih bendung, untuk sungai-sungai yang lebarnya kuramg dari 100m
b. Lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan termasuk
pilar-pilar
24
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
25
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
26
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
BAB III
PEMBAHASAN PERENCANAAN
3.1 Perencanaan Petak
Dasar teori
Jaringan irigasi terdiri dari petak-petak tersier, sekunder dan primer yang
berlainan antara saluran pembawa dan saluran pembuang terdapat juga bangunan utama,
bangunan pelengkap, yang dilengkapi keterangan nama luas dan debit.
Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi. Sedangkan
kumpulan petak irigasi yang merupakan satu kesatuan yang mendapat air irigasi melalui
saluran tersier yang sama disebut petak tersier. Petak tersier menduduki menduduki
fungsi sentral, luasnya sekitar 50-100 Ha, kadang-kadang sampai 150 Ha. Pemberian
air pada petak tersier diserahkan pada petani. Jaringan yang mengalirkan air ke sawah
disebut saluran tersier dan kuarter.
Untuk membawa air dari sumbernya hingga ke petak sawah diperlukan saluran
pembawa. Saluran-saluran ini terdiri dari saluran primer, sekunder, tersier, dan kuarter.
Dengan saluran pembuang, air tidak tergenang pada petak sawah sehingga tidak
berakibat buruk. Kelebihan air ditampung dalam suatu saluran pembuang tersier dan
kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang primer.
Jaringan irigasi dengan pembuang dipisahkan sehingga keduanya berjalan sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Dalam hal-hal khusus dibuat sistem tabungan
saluran pembawa dan pembuang. Keuntungan sistem gabungan adalah pemanfaatan air
lebih ekonomis dan biaya lebih murah. Kelemahannya adalah saluran semacam ini lebih
sulit diatur dan dieksploitasi, lebih cepat rusak dan menampakkan pembagian air yang
tidak merata.
Saluran-saluran dapat dilengkapi bermacam-macam bangunan yang berfungsi
untuk mempermudah pengaturan air yang berada pada saluran yang lebih kecil atau
pada petak sawah. Pada jaringan irigasi terdapat bangunan-bangunan pelengkap yang
terdiri dari :
I. Tanggul-tanggul untuk melindungi daerah irigasi dari banjir. Biasanya dibangun
disepanjang tepi sungai sebelah hulu bendung atau sepanjang saluran primer.
27
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
II. Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (pada sipon atau
gorong-gorong)
III. Jembatan dan jalan penghubung dari desa untuk keperluan penduduk.
Selain bagunan utama dan pelengkap terdapat bangunan pengontrol yang terdiri
dari bangunan bagi, sadap, bagi sadap, bangunan terjun, talang, got miring.
Sebelum diambil keputusan, terlebih dahulu dicek apakah apakah daerah ini tidak
mungkin diari selamanya atau hanya untuk sementara saja. Jika sudah pasti tidak bisa
ditanami, daerah ditandai pada peta. Daerah semacam ini dapat digunakan sebagai
pemukiman, pedesaan, dan daerah lai selain persawahan/perkebunan.
Dalam pembagian petak tersier dan kuarter harus diperhatikan keadaan lapangan
dan batas-batas alam yang ada misalnya saluran-saluran lama, sungai, jalan raya, kereta
api dan sebagainya. Perencanaan jaringan irigasi mempertimbangkan faktor-faktor
seperti medan lapangan, ketersediaan air dan lain-lain. Sebelum merencanakan suatu
daerah irigasi terlebih dahulu harus diadakan penyelidikan mengenai jenis-jenis tanah
pertanian yang akan dikembangkan, bagian yang akan dilewati jaringan irigasi (kontur,
sungai, desa, dan lainnya). Keseluruhan proses tersebut harus mempertimbangkan
faktor ekonomis dan dampak setelah serta sebelum pelaksanaan proyek.
Dasar tiap-tiap sistem adalah membawa air irigasi ke tempat yang mungkin diairi.
Daerah yang tidak dapat diari dapat digunakan sebagai daerah non persawahan misalnya
perumaha. Sistem yang direncanakan harus mudah dimengerti dan memperhatikan
faktor pemberian air serta pemanfaatan daerah yang lebih efektif. Data yang
dibutuhkan untuk daerah perencanaan daerah irigasi adalah keadaan topografi,
gambaran perencanaan atau pelaksanaan jaringan utama, kondisi hidrometeorologi
untuk menentukan kebutuhan air irigasi atau pembuangan, serta daerah-daerah
tergenang atau kering.
Saluran irigasi direncanakan dengan mempertimbangkan garis kontur, sistem
irigasi menggunakan sistem grafitasi, yaitu air mengalir karena gaya tarik bumi dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Sebagai contoh, saluran pembawa biasanya
dibuat sejajar searah dengan kontur yang akan mengalirkan air dari puncak bagian atas
menuju ke bawah melalui lembah kontur.
28
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
29
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
30
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Dasar perencanaan lahan untuk jaringan irigasi adalah unit tersier. Petak tersier
adalah petak dasar disuatu jaringan irigasi yang mendapatkan air irigasi dari suatu
bangunan sadap tersier dan dilayani suatu suatu jaringan tersier. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam pembuatan Lay Out tersier adalah :
a. Luas petak tersier
b. Batas-batas petak
c. Bentuk yang optimal
d. Kondisi medan
e. Jaringan irigasi yang ada
f. Eksploitasi jaringan
31
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
32
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Keadaan Topografi
Untuk perencanaan detail jaringan irigasi tersier dan pembuang, diperlukan peta
topografi yang secara akurat menunjukkan gambaran muka tanah yang ada. Untuk
masing-masing jaringan irigasi dan digunakan titik referensi dan elevasi yang sama.
33
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Peta-peta ini dapat diperoleh dari hasil-hasil pengukuran topografi (metode terestris)
atau dari foto udara (peta ortofoto). Peta-peta ini harus mencakup informasi yang
berkenaan dengan :
▪ Garis-garis kontur
▪ Batas-batas petak sawah
▪ Tata guna lahan
▪ Saluran irigasi, pembuang dan jalan-jalan yang ada beserta bangunannya
▪ Batas-batas administratif (desa, kampung)
▪ Rawa dan kuburan
▪ Bangunan
Skala peta dan interval garis-garis kontur bergantung kepada keadaan topografi :
Kontur Medan Kemiringan Medan Skala Interval
Sangat Datar <0,25 % 1: 5000 0,25
Datar 0,25 - 1,0 % 1 : 5000 0,5
Bergelombang 1-2% 1 : 2000 0,5
Terjal >2 % 1 : 2000 1,0
Tabel definisi Medan untuk Topografi Makro
Selain itu juga akan diperhatikan kerapatan atau densitas titik-titik di petak-
petak sawah agar arah aliran antar petak dapat ditentukan. Peta ikhtisar harus disiapkan
dengan skala 1 : 25000 dengan lay out jaringan utama dimana petak tersier terletak. Peta
ini harus mencakup trase saluran pembuang, batas-batas petak tersier dan sebagainya.
Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai pengukuran dan pemetaan, lihat
persyaratan teknis untuk Pemetaan Terestris dan pemetaan ortofoto.
34
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
35
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Batas Petak
Batas berdasarkan pada kondisi topografi. Daerah itu hendaknya diatur sebaik
mungkin, sedemikian hingga satu petak tersier terletak dalam satu daerah administratif
desa agar eksploitasi dan pemeliharaan jaringan lebih baik.
Jika ada dua desa di petak tersier yang sangat luas maka dianjurkan untuk
membagi petak-petak tersebut menjadi dua petak subtersier yang berdampingan sesuai
dengan daerah desa masing-masing.
Batas-batas petak kuarter biasanya akan berupa saluran irigasi dan pembuangan
kuarter yang memotong kemiringan medan dan saluran irigasi serta pembuangan
kuarter yang memotong kemiringan medan. Jika mungkin batas ini bertepatan dengan
batas-batas hak milik tanah.
36
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu”. Untuk menghitung
ET-tanaman direkomendasikan suatu prosedur tiga tahap, yaitu:
1) Pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh ETo
(evapotranspirasi tanaman referensi), yaitu “laju evapotranspirasi dari
permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya
seragam, tumbuh aktif, secara lengkap menaungi permukaan tanah dan tidak
kekurangan air”. Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-Criddle,
Radiasi, Penman dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk menghitung ETo
dengan menggunakan data iklim harian selama periode 10 atau 30 hari.
2) Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh
koefisien tanaman (kc) yang menyatakan hubungan antara ETo dan ET tanaman
(ETtanaman = kc . ETo). Nilai-nilai kc beragam dengan jenis tanaman, fase
pertumbuhan tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca yang ada.
3) Pengaruh kondisi lokal dan praktek pertanian terhadap kebutuhan air tanaman,
termasuk variasi lokal cuaca, tinggi tempat, ukuran petak lahan, adveksi angin,
ketersediaan lengas lahan, salinitas, metode irigasi dan kultivasi tanaman.
Kebutuhuan air tanaman berhubungan dengan Penggunaan Konsumtif.Penggunaan
konsumtif adalah jumlah total air yang dikonsumsi tanaman untukpenguapan
(evaporasi), transpirasi dan aktivitas metabolisme tanaman.Kadang-kadang istilah itu
disebut juga sebagai evapotranspirasi tanaman.Jumlah evapotranspirasi kumulatif
selama pertumbuhan tanaman yang harus dipenuhi oleh air irigasi, dipengaruhi oleh
jenis tanaman, radiasi surya, sistim irigasi, lamanya pertumbuhan, hujan dan faktor
lainnya.Jumlah air yang ditranspirasikan tanaman tergantung pada jumlah lengas yang
tersedia di daerah perakaran, suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, intensitas
dan lama penyinaran, tahapan pertumbuhan, tipe dedaunan.
Secara tidak langsung dengan menggunakan rumus empirik berdasarkan data
unsurcuaca, pertama perlu menduga nilai evapotranspirasi tanaman acuan1 (ETo). ETo
adalah jumlah air yang dievapotranspirasikan oleh tanaman rumputan dengan tinggi
15~20 cm, tumbuh sehat, menutup tanah dengan sempurna, pada kondisi cukup air. Ada
berbagai rumus empirik untuk pendugaan evapotranspirasi tanaman acuan (ETo)
tergantung pada ketersediaan data unsur cuaca. Akhir-akhir ini (1999) FAO
37
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
𝐈𝐑 = 𝐄𝐓 + 𝐏𝐝 + 𝐏&𝐈 – 𝐑𝐞
38
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
ETo Maks
39
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
40
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
𝐸𝑇 = 1,15 𝑥 5,18
𝐸𝑇 = 5,957 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
IR = ET + Pd + P&I – Re
Dimana :
Pd : Kebutuhan air untuk pengolahan lahan.
P&I : Kehilangan air akibat perkolasi dan infiltrasi.
Re : Hujan efektif.
ET : Kebutuhan Air Tanaman
Diasumsikan tanah yang ada di sawah termasuk kelompok jenis tanah B dengan
potensi aliran permukaan sedang, maka nilai yang diambil :
P&I = 0.5 mm/jam x 24 jam
P&I = 12 mm/hari
• Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan (Pd)
𝑀. 𝑒 𝑘
𝑃𝑑 =
𝑒𝑘 − 1
Dimana :
M : kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi
di sawah yang sudah dijenuhkan. (mm/hari)
41
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
M = 𝐸𝑜 + P&I
𝑃𝑑 = 20,311 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
• Nilai Hujan Efektif (Re)
Tinggi hujan yang dinyatakan dalam mm menentukan saat mulai tanam pertama
dan menentukan pula kebutuhan air irigasi. Untuk perencanaan kebutuhan air
irigasi, curah hujan efektif.
Perhitungan curah hujan didasarkan pada curah hujan tengah bulanan (15
harian), berdasarkan persamaan sebagai berikut (KP-01, 1986):
𝑅𝑒
𝑅5
= 0,7 ×
15
Dimana,
Re = Curah hujan efektif
42
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
43
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Dari pertimbangan a & b di atas ditetapkan elevasi puncak mercu adalah: 303,2m
44
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
303.2 m
302.9 m
301.5 m
300.5 m
𝑛×𝑄
= 𝐴 × 𝑅 2/3
√𝑆𝑜
45
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Es = 2.387
Yn
Y
18 m
18.1
mm
Sketsa Penampang Sungai
Dengan bentuk penampang persegi seperti gambar diatas, maka :
𝑛×𝑄 𝐵 × 𝑦𝑛 2/3
= 𝐵 × 𝑦𝑛 × ( )
√𝑆𝑜 𝐵 + 2𝑦𝑛
Keterangan:
A = Luas penampang basah (m2)
So = Kemiringan sungai
n = Koefisien Kekasaran Manning
Q = Debit banjir rancangan (m3/s)
B = Lebar sungai (m)
0.03×50 18×𝑦𝑛
= 18 × 𝑦𝑛 × (18+2𝑦𝑛)2/3
√0.001
Dengan cara ‘Goal Seek’ pada Microsoft Excel, didapatkan kedalaman normal
saluran sebelum dibendung : Yn = 2.3214 m
502
𝐸𝑠 = 2.3214 + 2×9,81×152 ×2,3214 2
46
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
2,3944
2,3124 m
18
mm
𝛥𝑍 > 𝛥𝑍𝑐𝑟
- Menghitung nilai Kedalaman Kritis (𝑌𝑐𝑟) ∶
3 𝑄2
𝑌𝑐𝑟 = √
𝑔𝐵 2
3 502
𝑌𝑐𝑟 = √
9.81𝑥182
𝑌𝑐𝑟 = 0.9231 𝑚
- Menghitung Nilai Energi Spesifik Kritis (EScr) :
47
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
𝛥𝑍𝑐𝑟 = 𝐸𝑆 − 𝐸𝑆𝑐𝑟
Q = Cd Beff 23 H11.5 2
3 g
Keterangan :
Q = Debit banjir rencana (m3/det)
Cd = Koefisien Debit (Cd = C0 C1 C2)
Beff = Lebar Efektif Bendung (m)
H1 = Tinggi Eneri di atas mercu
- Menghitung Nilai Lebar Efektif Bendung (Beff) :
Keterangan :
B = Lebar Mercu Bendung Netto (m)
N = Jumlah Pilar
Kp = Koefisien Kontraksi Pilar
Ka = Koefisien Kontraksi Abutmen
H1 = Tinggi Energi di atas mercu.
𝐵𝑒𝑓𝑓 = 18.1 − 2(2 × 0.01 + 0.1)𝐻1
48
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
2 2
50 = 1.02 𝑥 (18.1 − 0.24𝐻1 ) × 𝐻11.5 √ × 9.81
3 3
Dengan fungsi ‘Goal Seek’ pada Microsoft Excel, didapatkan nilai Beff
dan H1 :
𝐻1 = 1.3795 (OK!!)
𝐵𝑒𝑓𝑓 = 18.1– 0.24(1.3795)
𝐵𝑒𝑓𝑓 = 17.7689 𝑚 (OK!!)
49
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
0.97
0,97 m
m
1.73 mm
1,73
m 45°
Q = Cd Beff 23 H11.5 2
3 g
50
𝑌1 =
18√2 𝑥 9.81(0.5𝑥1.3795+2,7)
𝑌1 = 0.341 m
▪ Loncatan Hidrolik
- Perhitungan Kecepatan Awal Loncat Air (V1) :
𝑞
𝑉1 = 𝑌1
50
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Keterangan :
H1 = Tinggi Energi diatas Mercu
p = Tinggi Mercu (m)
2,778
𝑉1 = 0.341
v = 8,155 m/det
2.778
𝑌𝑢 = 8,155
𝑌𝑢 = 0.3406 𝑚
8.155
𝐹𝑟 =
√9.81𝑥0.341
Fr = 4,4614 (Aliran Super Kritis)
Y2 = 1,9855 m
50
V2 = 2,778 𝑥 1,9855
V2 = 1.399 m/s
51
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
1.399 2
H2 = 1,9855 + 2𝑥9.81
H2 = 2,085 m
▪ Kecepatan Aliran
Berdasarkan Teori :
𝑉𝑧 = √2𝑔 (0.5 𝐻1 + 𝑍𝑛 )
52
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Profil
Elevasi Profil
X z hz Vz Fr Aliran
Dasar Sungai Bendung (y)
(y+hz)
-2 300,5 300,5
-1,5 300,5 300,5
-1 300,5 300,5
-0,97 300,5 300,5
-0,97 300,5 302,23
-0,9 300,5 302,60
-0,8 300,5 302,78
-0,7 300,5 302,90
-0,6 300,5 302,99
-0,5 300,5 303,06
-0,4 300,5 303,12
-0,3 300,5 303,15
-0,2 300,5 303,18
-0,1 300,5 303,20
0 300,5 303,20 0,0000 0,7551 3,726582 1,369232 303,96
0,1 300,5 303,19 0,0052 0,7523 3,740581 1,376954 303,95
0,2 300,5 303,18 0,0209 0,7439 3,782721 1,400288 303,92
0,3 300,5 303,15 0,0478 0,7302 3,853497 1,439771 303,88
0,4 300,5 303,11 0,0867 0,7117 3,953961 1,496441 303,82
0,5 300,5 303,06 0,1395 0,6886 4,08614 1,572102 303,75
0,6 300,5 302,99 0,2090 0,6615 4,253913 1,669913 303,65
0,68 300,5 302,92 0,2800 0,6368 4,418736 1,767901 303,56
0,78 300,5 302,82 0,3800 0,6063 4,640969 1,902935 303,43
0,88 300,5 302,72 0,4800 0,5798 4,853035 2,034844 303,30
0,98 300,5 302,62 0,5800 0,5565 5,056216 2,16396 303,18
1,08 300,5 302,52 0,6800 0,5358 5,251541 2,290557 303,06
1,18 300,5 302,42 0,7800 0,5173 5,439857 2,414861 302,94
1,28 300,5 302,32 0,8800 0,5005 5,621869 2,537067 302,82
1,38 300,5 302,22 0,9800 0,4853 5,79817 2,657341 302,71
1,48 300,5 302,12 1,0800 0,4714 5,969266 2,775827 302,59
1,58 300,5 302,02 1,1800 0,4586 6,135593 2,892649 302,48
1,68 300,5 301,92 1,2800 0,4468 6,297528 3,007919 302,37
1,78 300,5 301,82 1,3800 0,4359 6,455403 3,121735 302,26
1,88 300,5 301,72 1,4800 0,4257 6,609508 3,234183 302,15
1,98 300,5 301,62 1,5800 0,4163 6,7601 3,345343 302,04
2,08 300,5 301,52 1,6800 0,4074 6,90741 3,455285 301,93
2,18 300,5 301,42 1,7800 0,3990 7,051644 3,564072 301,82
2,28 300,5 301,32 1,8800 0,3912 7,192986 3,671764 301,71
2,38 300,5 301,22 1,9800 0,3838 7,331603 3,778413 301,60
2,48 300,5 301,12 2,0800 0,3768 7,467648 3,884067 301,50
2,58 300,5 301,02 2,1800 0,3702 7,601259 3,988772 301,39
2,68 300,5 300,92 2,2800 0,3639 7,732561 4,092569 301,28
FAUHAN KASYFI (195060107111052)
2,78 300,5 300,82 2,3800 0,3579 7,86167 4,195495 301,18
2,88 300,5 300,72 2,4800 0,3522 7,988694 4,297586 53301,07
2,98 300,5 300,62 2,5800 0,3468 8,113728 4,398875 300,97
3,08 300,5 300,5 2,6900 0,3411 8,249078 4,509403 300,85
54
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Maka Profil Bendung dan Profil Aliran dapat digambarkan dengan grafik
berikut ini :
▪ Kedalaman Konjugasi
Kedalaman konjugasi direncanakan menggunakan persamaan, dimana
data masukannya berupa bilangan froud (Fr), dan kedalaman air di awal
loncatan (Hz). Dan sebelum kita dapat menentukan nilai kedalam konjugasi
(y2) terlebih dahulu harus menentukan kedalaman air di awal loncatan (Hz) ,
dengan data masukan seperti percepatan gravitasi (g). Kecepatan awal
loncatan (V1) dan bilangan froud (Fz). Berikut hasil perhitungan yang juga
merupakan rumus untuk menentukan yu digunakan untuk menentukan y2
𝑌2 = 𝑌𝑗𝑢𝑚𝑝 = 0,5 (√1 + 8𝐹𝑟 2 – 1) hz
𝑉𝑢
Fr = = 4,461366443
√𝑔 𝑥 𝐻𝑧
55
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
56
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
57
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
GAMBAR PINTU
PENGAMBILAN 1
+303.54 m
+303.49 m
2,041 m
+301.5 1,9855 m
m
+300.5 m
3,82 m
0,5m
0,5m
58
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
keterangan :
Qr = Debit Pengambilan rencana
A = Luas saluran (m2)
V = Kecepatan air pada saluran primer
Menurut KP-02, Hal.110 kecepatan masuk sebesar 1 – 2 m/det yang
merupakan besaran perencanaan normal, diharapkan bahwa butir-butir
berdiameter 0.01 sampai 0.04m dapat masuk ke saluran.
Direncanakan V= 2 m/det
𝑄𝑟 5,0317
A= = = 2,5159 m2
𝑉 2
59
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
keterangan :
C : Koefisien endapan material (3.2 – 5.5)
d : Diameter maksimum endapan.
Vc = 1.5 𝑥 5.5 𝑥√0.005
Vc = 0,583 m/det
Kemudian kecepatan aliran tersebut dikontrol terhadap kecepatan izin
yang harus dialirkan. Direncanakan Vcrit
Menghitung nilai hc :
3 𝑞2
ℎ𝑐 = √
𝑔
3 1,9932
ℎ𝑐 = √
9,81
ℎ𝑐 = 0,740 𝑚
60
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
1m
0,5m
1m
0,5m
+303,2
+300,5
18 m
0,5m 0,5m
1m 1m
61
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Perhitungan:
• Volume sedimen yang harus ditampung (Vs) :
𝑉𝑠 = 0,0001 𝑥 𝑇 𝑥 𝑄
𝑄
𝐿𝐵 =
𝑊
5.032
LB = 0.02
LB = 251,6 m2
A = 12,6 m2
• Kedalaman aliran saat sedimen dalam keadaan penuh
𝐴
ℎ=
𝐵
12,6
h= 10
h = 1.26 m
• Kedalaman sedimen saat kantong penuh
𝑉𝑠
ℎ𝑠 =
𝐿. 𝐵
62
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
304,317
hs = 251,6
hs = 1.21 m
Is = 0.00253
63
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
PH = ½ .w.hl2
keterangan :
PH= Tekanan hidrostatis air (Kn)
w = berat jenis air (kN/m3)
hl = kedalaman air di hulu (m)
64
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
• Tekanan Lumpur
Tekanan Lumpur ini akan terjadi setalah bendung beroperasi sehingga didepan.
Bendung tertutup endapan Lumpur atau sedimen setinggi ambang bendung.
Ps = ½.h2.s..B
keterangan :
Ps = gaya horizontal karena lumpur
H = kedalaman Lumpur (m)
s = berat isi lumpur
= koefisien tekanan tanah
B = lebar bangunan (m)
65
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
• Gaya Hidrodinamis
Pe = 7/12.h2.w.B
keterangan :
Pe = tekanan hidrodinamis (kN) bekerja pada 3/5 kedalaman air (m)
e = intensitas gempa
h = kedalaman air (m)
w = berat jenis air (kN/m3)
B = lebar kontruksi bendung
𝟏 𝟏−𝒔𝒊𝒏𝝋
Fa = 𝟐 𝒙 𝜸 𝒙 𝒉𝟐 𝒙 𝟏+𝒔𝒊𝒏𝝋
keterangan:
Fa = gaya tekan tanah aktif (kN)
γ' = berat volume tanah terendam (kN/m3) = 10 kN/m3 (KP-02, hal 117)
h = Kedalaman tanah (m)
φ = sudut gesek internal tanah (derajat) (Direncanakan 30o)
66
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
= 8.44 kN/m
3.5.4 Stabilitas Terhadap Geser
Jika direncanakan menggunakan beton sebagai material dasar dengan berat
volume = 24 kN/m3 (KP-02 hal.187). Dan faktor keamanan untuk kondisi normal
sebesar 1,5 dan pada kondisi banjir sebesar 1,25. Maka perhitunga stabilitas
terhadap geser adalah sebagai berikut.
W1 = 𝐵 𝑥 𝐿 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 0.69 𝑥 1.36 𝑥 24 = 22,58kN/m’
V1 = 𝐵 𝑥 𝐿
= 5.97 𝑥 1 = 5.97 kN/m’
H1 = 𝐵 𝑥 𝐿 / 2𝑔
= 2.7 𝑥 0,34 / 2 𝑥 9.81 = 9,01 kN/m’
67
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
68
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
Gaya Berat
L
W V H
B (vertikal) (horizontal
(kN/m2) (kN/m2) (kN/m2)
)
W1 0,69 1,36 22,58
W2 1,73 1,65 68,55
W3 2,40 2,42 69,69
W4 2,25 1,00 54,00
W5 0,75 3,05 54,90
W6 0,75 10,00 180,00
W7 2,25 1,00 54,00
Gaya Angkat
V1 5,97 1,00 5,97
V2 4,18 3,05 12,75
V3 3,49 10,00 34,90
V4 0,69 10,00 3,45
V5 4,75 1,00 4,75
Tekanan
H1 2,70 0,34 9,01
H2 2,70 1,65 21,85
H3 2,25 1,89 20,86
H4 2,25 4,08 90,06
H5 1,50 4,18 -61,51
H6 1,50 1,74 -12,79
H7 1,50 1,26 9,28
H8 1,50 3,49 51,36
H9 2,25 2,09 -46,03
H10 2,25 2,60 -28,69
Daya dukung tanah
Fa1 8,44
Fa2 -8,44
JUMLAH TOTAL 503,72 61,82 53,39
69
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
70
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
71
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
72
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum jenis bangunan utama dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Bangunan pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar
dibangun dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan
dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi.
2. Bangunan pengambilan
Bangunan pengambilan adalah suatu bangunan berupa sebuah pintu air, air irigasi
dari sungai dibelokkan di bangunan ini.
3. Bangunan pembilas
Bangunan pembilas adalah banguan yang dibuat dengan tujuan untuk mencegah
masuknya bahan sedimen kasar kedalam jaringan saluran irigasi.
4. Kantong lumpur
Kantong lumpur adalah bangunan yang berfungsi mengendapkan fraksi-fraksi
yang lebih besar dan fraksi halus (0,06 – 0,07 mm) agar tidak masuk ke jaringan
irigasi biasanya ditempatkan di hilir bangunan pengambilan (intake).
5. Bangunan pengambilan bebas
Bangunan pengambilan bebas ini dibuat untuk memungkinkan dibelokannya air
dari sungai ke jarinagan irigasi tanpa merubah kondisi sungai tersebut.
73
TUGAS BESAR SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI 2020/2021
4.2 Saran
Tugas Sistem Bangunan Irigasi ini merupakan salah satu bentuk perencanaan
yang ketentuannya telah diatur dalam buku Kriteria Perencanaan (KP) yang diterbitkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum. Untuk itu, baik sebelum maupun pada saat
mengerjakan tugas ini, hendaknya mahasiswa membaca ketentuan-ketentuan yang ada
dalam buku tersebut, terutama KP-02.
Sebaiknya dalam perencanaan bendung, diperlukan suatu perhitungan yang
benar-benar teliti, agar dalam perencanaan bendungnya mulai dari perhitungan awal
(Saluran Primer ) sampai Perhitungan Volume dapat dirancang sesuai dengan
perencanaan yang akan kita buat. Dan Dimensi dari perencanaan bendung tersebut dapat
direncanakan dengan memperhatikan angka keamanan dan tegangan ijinnya, agar
Perencanaan Bendung yang direncanakan lebih aman, efektif dan efisien. Sehingga
dapat bermanfaat untuk berbagai hal mengenai sistem pengairan dan irigasi.
Hasil dari penganalisaan dan pengolahan data dan dimensi bendung yang
direncanakan tersebut , kemudian akan kita plotkan pada gambar yang merupakan
media visual 2 dimensi mengenai perencanaan bendung . Sehingga bentuk dari
perencanaan bendung dapat dilihat secara detail, dimana gambar itulah yang akan
digunakan ( atau dengan kata lain dapat digunakan sebagai patokan ) dalam proyek
dalam pembangunan bendung.
Mengenai waktu pengerjaan, mahasiswa diharapkan melakukan asistensi dan
komunikasi dengan asisten sesering mungkin. Karena dengan adanya asisten,
diharapkan kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa selama mengerjakan tugas
dapat langsung terselesaikan sehingga tugas dapat terselesaikan
74
75
LAMPIRAN
Data BMKG
Unsur Klimatologi Satuan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Temp. Maks. Rata-rata C 27,5 28,4 28,1 28,4 28,2 27,7 26,6 27 28,1 29,6 28,3 26,9
Temp. Min. Rata-rata C 21 18 20,4 21,4 21 21,6 19,2 17,7 18,4 19,4 20,1 20,1
Lembab Nisbi Rata-rata % 83 80 83 80 79 81 77 72 68 69 78 84
Lembab Nisbi Maks. % 94 92 82 93 91 94 92 88 85 87 92 81
Lembab Nisbi Min. % 55 54 49 51 52 57 54 27 20 31 37 46
Penyinaran Matahari % 32 50 56 57 58 57 63 78 85 73 51 31
Kecepatan Angin Km/jam 6 6 5,8 5,8 6,2 5,7 7,3 8,5 8,8 8,9 6,5 5,5
SALURAN PRIMER CANDIPURO
BC 1
BC 3
BC 2
RK 1
RR 1
RN 1
FAKULTAS TEKNIK Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 4 Petak 5
BK 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL 42 ha 164 l/dt 63,9 ha 249 l/dt 36,5 ha 142 l/dt 32,9 ha 128 l/dt 9,1 ha 36 l/dt
RN 2
BN 1 BR 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RK 2
M A L A N G
RR 2
Petak 9
76,7 ha 299 l/dt BN 2
RN 3
NAMA TUGAS
Petak 10 Petak 8 Petak 6 BR 2
58,4 ha 228 l/dt
BK 2 BN 3 7,3 ha 28 l/dt 43,8 ha 171 l/dt
RK 3
RN 4
BN 4
RR 3
Petak 11 Petak 12 Petak 7
32,9 ha 128 l/dt
BK 3 25,6 ha 100 l/dt 18,3 ha 71 l/dt
TUGAS
RK 4
KALI
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
RN
BK 7
5
RN
Petak 18 RK 9 Petak 14 Petak 13
8
76,7 ha 299 l/dt Petak 16 Petak 15 20,1 ha 78 l/dt 18,3 ha 71 l/dt
BK 4 Petak 17 49,3 ha 192 l/dt 25,6 ha 100 l/dt
BR 3
12,8 ha 50 l/dt BN 5 BN 7
RK 5
RK 10
RR 4
RN 6
RN 9
NAMA GAMBAR
BK 8
Petak 19 Petak 20 Petak 21
73 ha 285 l/dt 12,8 ha 50 l/dt 18,3 ha 71 l/dt Petak 22 Petak 23 Saluran Sekunder Rejobalen
51,1 ha 199 l/dt 40,2 ha 157 l/dt
BK 5
BN 6 BN8
RK 11
RK 6
RN 10
RN 7
BAGAN SALURAN
Petak 24
21,9 ha 85 l/dt
BK 5
RK 12
RK 7
N.I.M DIGAMBAR
Petak 25 Petak 26
16,4 ha 64 l/dt
BK 6 29,2 ha 114 l/dt
BK 9
FAUHAN
195060107111052 KASYFI
RK 13
RK 8
TANDA
DOSEN
TANGAN
+ 302,8 m
E E
+ 302,8 m
+ 305 m
+ 300,5 m
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
M A L A N G
NAMA TUGAS
+ 305 m + 305 m
TUGAS
1m
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
0,5 m + 305 m
70°
+303,2 m
1m
+ 300,5 m
+ 303,54 m
+ 302,49 m
+ 300,5 m
+ 305 m
A C C A
NAMA GAMBAR
+ 353,2 m
18 m
DENAH BENDUNG
+ 303,54 m
+ 302,49 m
+ 300,5 m
+ 303,2 m
+ 300,5 m + 300,5 m
+ 300,5 m
+303,2 m
N.I.M DIGAMBAR
Fauhan
195060107111052
Kasyfi
B
TANDA
DOSEN
TANGAN
+ 305 m
+ 305 m
NAMA TUGAS
TUGAS
+ 305 m
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
+ 304 m
+ 303,54 m
+ 303,2 m + 302,49 m
NAMA GAMBAR
1,7 m
+ 301,5 m
1m
POTONGAN A - A + 300,5 m + 300,5 m
4,21 m
N.I.M DIGAMBAR
1m 3,05 m 10 m 1m
Fauhan
195060107111052
Kasyfi
TANDA
DOSEN
TANGAN
NAMA TUGAS
+ 305 m
TUGAS
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
+ 303,54 m + 303,54 m
+ 304 m
+ 302,49 m + 303,2 m + 303,2m
NAMA GAMBAR
+ 301,5 m 1,9 m
+ 300,5 m + 300,5 m
N.I.M DIGAMBAR
Fauhan
195060107111052
Kasyfi
TANDA
POTONGAN B - B
DOSEN
TANGAN
NAMA TUGAS
TUGAS
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI + 303,54 m
POTONGAN C - C
+ 300,5 m
N.I.M DIGAMBAR
Fauhan 1m 10 m 3,05 m 1m
195060107111052
Kasyfi
TANDA
TANGAN
DOSEN POTONGAN C - C
Dr. Eng. Indradi
Wijatmiko, ST., M.Eng.
(Prac.).
NAMA TUGAS
+ 305 m
TUGAS
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
+ 303,54 m
POTONGAN D - D
+ 300,5 m
N.I.M DIGAMBAR
195060107111052
Fauhan
Kasyfi 0,5 m 1m 0,5 m 1m
TANDA
DOSEN
TANGAN
NAMA TUGAS
TUGAS
SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI
+ 305 m
NAMA GAMBAR
+ 303,2 m
+ 301,9 m
POTONGAN E - E
+ 300,5 m
Fauhan
195060107111052 Kasyfi
TANDA
DOSEN
TANGAN