Anda di halaman 1dari 7

Uji sreening

A. Metode Marquis
1) Prinsip
Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan formaldehid dalam
suasana asam sulfat pekat
2) Alat
a) Pipet tetes
b) Pipet
c) Vortex mixer
d) Sentrifus
3) Reagen
a) Pereaksi Marquis 8-10 tetes formaldehid 40 % diteteskan ke dalam 10 mL asam sulfat
pekat
b) Eter
c) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N
d) Etanol 95 %
4) Cara Kerja
Untuk pemeriksaan urin :
a) Masukkan 3 mL urin ke dalam tabung sentrifus
b) Tambahkan NaOH 4 N sampai pH 9-10
c) Ekstraksi dengan 5 mL eter, masukkan dalam vortex mixer dan sentrifus
d) Ekstrak eter pisahkan dan uapkan sampai kering
e) Residu larutkan dalam 1 mL etanol 95 % (secukupnya), keringkan lagi
f) Tambahkan 1 tetes larutan pereaksi
Untuk pemeriksaan sampel obat/makanan
Letakkan 1-2 mg sampel bubuk/1-2 tetes bila berbentuk cairan ke dalam lekukan plat tetes,
tambahkan pereaksi, tak lebih dari 3 tetes.
5) Pembacaan Hasil
B. Metode Mecke
1) Prinsip
Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan asam selenius dalam
suasana asam sulfat pekat
2) Alat
a) Pipet tetes
b) Pipet
c) Vortex mixer (untuk urin)
d) Sentrifus(untuk urin)
3) Reagen
a) Pereaksi Mecke : 0,25 gram asam selenius larutkan dalam 25 mL asam sulfat pekat panas
b) Eter (untuk urin)
c) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N (untuk urin)
d) Etanol 95 % (untuk urin).
4) Cara kerja
Lihat Metode Marquis
5) Pembacaan Hasil
Lihat Metode Marquis
C. Metode Frohde
1) Prinsip
Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan asam molibdat/natrium
molibdat dalam suasana asam sulfat pekat
2) Alat
a) Pipet tetes
b) Pipet
c) Vortex mixer (untuk urin)
d) Sentrifus(untuk urin)
3) Reagen
a) Pereaksi Frohde :
1,0 gram asam molibdat/natrium molibdat larutkan dalam 100 mL asam sulfat pekat panas,
larutan akhir haruslah tak berwarna
b) Eter (untuk urin)
c) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N (untuk urin)
d) Etanol 95 % (untuk urin).
4) Cara Kerja
Lihat Metode Marquis
5) Pembacaan Hasil
Lihat Metode Marquis
D. Metode Simon
1) Prinsip
Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan Reagen Simon dalam
suasana basa
2) Alat
a) Pipet tetes
b) Pipet
c) Vortex mixer (untuk urin)
d) Sentrifus (untuk urin)
3) Reagen
a) Pelarut I = 20 % larutan sodium karbonat akuos
Pelarut II = 50 % larutan asetaldehida etanolik
Pelarut III = 1 % larutan sodium nitroprusida akuos
b) Eter (untuk urin)
c) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N (untuk urin)
d) Etanol 95 % (untuk urin).
4) Cara Kerja
1) Untuk pemeriksaan urin lakukan dulu seperti pada metode Marquis, langkah a-e
2) Letakkan sejumlah kecil sampel pada lekukan plat tetes dan campurkan dengan larutan I
satu tetes, lalu tambahkan 2 tetes larutan II, kemudian tambahkan beberapa tetes larutan III
memberikan warna biru untuk metamfetamin dan amin sekunder lain. Amfetamin dan amin
primer lain memberikan warna merah muda perlahan sampai merah cherry. Tes ini dapat
membedakan amfetamin dan metamfetamin.
5) Pembacaan Hasil
Hasil akhir memberikan warna biru untuk metamfetamin dan amin sekunder lain.
Amfetamin dan amin primer lain memberikan warna merah muda perlahan sampai merah
cherry. Tes ini dapat membedakan amfetamin dan metamfetamin. Namun beberapa zat
tambahan dapat memberikan negatif palsu.
NR = no reaction/tidak bereaksi
* = warna reagen, dianggap negatif

E. Metode Bratton Marshall


1) Prinsip
Pembentukan senyawa berwarna violet dengan natrium nitrit dan asam sulfamat dalam
suasana asam
2) Alat.
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
3) Reagen
a) Asam sulfat (H2SO4) 10 %
b) Natrium nitrit (NaNO2) 0,1 % harus dibuat baru
c) Asam sulfamat 0,5 %
d) N-1 naftilendiamin dihidroklorid 0,1 %
4) Cara Kerja
a) Ke dalam tabung reaksi masukkan 4 mL urin
b) Tambahkan 1 tetes H2SO4 10 % dan 1 tetes natrium nitrit 0,1 %
c) Biarkan selama 0,5 menit
d) Tambahkan 1 tetes larutan asam sulfamat 0,5 % dan biarkan 0,5 menit
e) Teteskan larutan N-1 naftilendiamin dihidroklorid 0,1 %
5) Pembacaan Hasil

F. Metode Lieberman
1) Prinsip
Sampel yang diperiksa setelah diekstraksi dengan eter pada pH 3-4 (HCl 2 N), bereaksi
dengan NaNO2 dalam suasana H2SO4 pekat membentuk senyawa berwarna. Tes dilakukan
untuk memberi warna jelas pada fenol.
2) Alat
a) Tabung reaksi
b) Sentrifus
c) Waterbath
d) Pipet tetes
e) Pipet ukur
3) Reagen
a) HCl 2 N
b) Eter
c) Pereaksi Liebermann
d) 1g NaNO2 atau KNO2 dalam 10 mL H2SO4 pekat
4) Cara Kerja
a) Ke dalam tabung reaksi masukkan 2 mL urin kemudian tambahkan HCl 2 N sampai pH 3-4
b) Ekstraksi dengan 5 mL eter selama 15 menit
c) Kemudian sentrifus selama 5 menit
d) Keringkan ekstrak di waterbath
e) Residu yang didapat tambahkan 2-3 tetes pereaksi Liebermann
5) Pembacaan Hasil
Contoh pada tabel berikut (lengkapnya baca Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons)

G. Metode Garam Fast Blue B (1)


1) Prinsip
Sampel diekstraksi dengan petroleum eter, kemudian direaksikan dengan Garam Fast Blue B
membentuk senyawa berwarna
2) Alat
a) Kertas saring
b) Spatel
c) Pipet tetes
3) Reagen
a) Reagen padat : Garam Fast Blue B (di-o-anisidinetetrazolium klorida) encerkan Garam Fast
Blue B dengan natrium sulfat anhidrous (1 :100)
b) Larutan I : Petroleum eter
Larutan II : Larutan cair dari natrium bikarbonat 10 % (w/w)
4) Cara Kerja
a) Lipat 2 kertas saring menjadi seperempat, buka sebagian untuk membentuk corong
b) Letakkan sejumlah kecil bubuk tanaman kanabis atau resin atau setetes kecil kanabis cair
pada bagian tengah kertas sebelah atas
c) Tambahkan 2 tetes larutan 1
d) Biarkan cairan sampai menembus kertas sebelah bawah
e) Pisahkan kedua kertas saring
f) Buang kertas bagian atas dan biarkan kertas bagian bawah mengering
g) Tambahkan sejumlah kecil reagen padat pada kertas saring bawah dan tambahkan 2 tetes
larutan 2
5) Pembacaan Hasil
Warna noda merah keunguan pada bagian tengah kertas saring menunjukkan adanya
kanabis, warna ini adalah kombinasi bermacam warna dari berbagai kanabinoid yang
berbeda yang adalah komponen mayor dari kanabis; THC=merah, CBN = ungu, CBD = oranye.
Catatan :
1. Reagen padat berwarna putih/putih kekuningan saat baru dibuat. Simpan reagen dalam
kantong plastik pada tempat kering dingin, dianjurkan di dalam freezer. Jika reagen
terdekomposisi, ia akan berubah warna menjadi keabuan dan harus dibuang.
2. Fast Blue B bersifat potensial karsinogenik, dianjurkan menggantinya dengan dye Fast
blue B.
3. Untuk meningkatkan spesifisitas tes, sangatlah penting untuk menggunakan materi yang
diperiksa sesedikit mungkin, tak lebih dari ujung korek api dan menggunakan 2 kertas saring.
Kertas saring sebelah atas yang dibuang sebelum terjadinya warna, mencegah ekstraksi
kembali dyes yang ada pada materi tanaman sebelum mencapai kertas saring bawah dan
menghasilkan reaksi positif palsu.
4. Larutan 2 menghasilkan kondisi basa yang akan meningkatkan intensitas reaksi warna
antara kanabinoid dan garam Fast Blue B.

H. Metode Garam Fast Blue B (2)


1) Prinsip
Sampel diekstraksi dengan kloroform, kemudian direaksikan dengan Garam Fast Blue B
membentuk senyawa berwarna
2) Alat
a) Tabung reaksi
b) Spatel
c) Pipet tetes
d) Pipet ukur
3) Reagen
a) Reagen padat : Garam Fast Blue B (di-o-anisidinetetrazolium klorida) Encerkan Garam Fast
Blue B dengan natrium sulfat anhidrous (2,5 :100)
b) Larutan I : Kloroform
Larutan II : Larutan natrium hidroksida cair 0,1 N
4) Cara Kerja
a) Letakkan sejumlah kecil zat yang akan diperiksa dalam tabung
reaksi
b) Tambahkan sedikit sekali reagen padat dan 1 mL larutan I
c) Kocok tabung selama 1 menit
d) Tambahkan 1 mL larutan II
e) Kocok tabung reaksi selama 2 menit
f) Tegakkan tabung rekasi selama 2 menit
5) Pembacaan Hasil
Warna, seperti pada metode I, pada lapisan cairan kloroform bagian bawah menunjukkan
hasil positif. Warna dari lapisan atas diabaikan.
Catatan :
Perhatikan catatan di atas.
I. Tes Duquenois
1) Prinsip
Cuplikan bereaksi dengan asetaldehid/vanilin dalam suasana asam sehingga terjadi
perubahan warna yang larut dalam kloroform.
2) Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Vorteks Mixer
3) Reagen
a) Larutan I: Lima tetes asetaldehida dan 0,4 g vanilin dilarutkan dalam 20 mL etanol 95 %
b) Larutan II : Asam Hidroklorida pekat
c) Larutan III : Kloroform
Catatan
Larutan I harus disimpan dalam tempat gelap dan dingin, buang bila ada perubahan warna
menjadi kuning tua
4) Cara kerja
a) Masukkan sedikit zat yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi
b) kocok dengan 2 mL larutan I selama 1 menit
c) tambahkan 2 mL larutan II, kocok campuran
d) Biarkan selama 10 menit, jika muncul warna, tambahkan 2 mL larutan III.
5) Pembacaan Hasil
Jika lapisan bagian bawah (kloroform) menjadi berwarna ungu violet, menunjukkan adanya
produk kanabis.

Anda mungkin juga menyukai