Anda di halaman 1dari 43

LAYOUT SEMINAR KASUS KDP

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN


DASAR AKTIVITAS DI RUANG KERINCI
RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
Juwatiningrum P17212205001
Mohammad Muchlas P17212205007
Rumani P17212205019
Sugeng Prasetyo P17212205021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN 2020
LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN


DASAR AKTIVITAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktek Profesi Keperawatan


Departemen Keperawatan Dasar Profesi
DI RUANG KERINCI
RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
Juwatiningrum P17212205001
Mohammad Muchlas P17212205007
Rumani P17212205019
Sugeng Prasetyo P17212205021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Kuasa

atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Seminar Asuhan Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Dengan Kebutuhan Dasar Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar

Malang”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Seminar Asuhan

Keperawatan ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Bersama ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Taufan###.

2. Naning##.

3. Helmi
4. selaku pembimbing yang telah dengan setia memberikan masukan dan arahan

yang tulus sehingga saya termotivasi untuk menjadi lebih baik dengan

menyelesaikan Laporan Seminar Asuhan Keperawatan ini tepat pada waktunya.

5. Semua pihak yang telah menolong saya dalam pembuatan Laporan Seminar

Asuhan Keperawatan ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Seminar

Asuhan Keperawatan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Malang, Oktober 2020

Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia

kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka prevalensi sebesar 2,7%,

sementara pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur

dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi 21 juta orang dengan

angka prevalensi sebesar 3,5%.

Berdasarkan hasil RISKESDAS oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

KEMENKES RI tahun 2013 kasus cedera yang mengalami patah tulang (fraktur)

dengan angka pervalensi sebesar 5,8%, sedangkan berdasarkan hasil RISKESDAS

tahun 2018 kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalulintas di Indonesia dengan

angka pervalensi sebesar 2,2% dan data yang didapat dari bagian rekam medik RSUD

AWS didapati jumlah pasien fraktur berjumlah 657 orang dari 32.004 pasien RSUD

AWS selama tahun 2016 atau sekitar 2,05% dari seluruh pasien pada tahun 2016,

sedangkan di tahun 2017 jumlah pasien fraktur berjumlah 770 orang dari 33.241

pasien RSUD AWS atau sekitar 2,31% dari seluruh pasien pada tahun 2017.

Dengan tingginya kecelakaan lalulintas pemerintah pusat telah membuat

program yang didalamnya melibatkan beberapa kementrian dan lembaga terkait, yang

disebut dengan program Rencana Umum Nasional Keselamatan ( RUNK ) bagi

pengguna angkutan jalan dimana ada 5 pilar dalam program tersebut diantaranya

1
2

Bapenas, Kementrian PUPR untuk memeperbaiki jalan, Kemenhub untuk

memperbaiki kualitas kendaraannya, Kepolisian untuk meningkatkan kualitas

pengemudinya, kemudian Poskes dari kementrian kesehatan.

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien fraktur adalah nyeri akut,

perfusi perifer tidak efektif, gangguan integritas kulit, gangguan mobilitas fisik,

defisit perawatan diri: mandi, resiko infeksi, dan resiko syok (SDKI 2016). Tindakan

keperawatan yang dapat dilakukan sebagai perawat adalah sesuai diagnosa yaitu nyeri

akut dapat dilakukan dengan manejemen nyeri, perfusi perifer tidak efektif dapat

dilakukan memonitoring tanda tanda vital, gangguan integritas kulit dapat dilakukan

monitor kulit akan adanya kemerahan, gangguan mobilitas fisik dapat dilakukan

tindakan mengajarkan pasien dan keluarga tentang teknik ambulasi, defisit perawatan

diri dapat dilakukan tindakan membantu pasien melakukan perawatan diri, resiko

infeksi dapat dilakukan tindakan dengan kolaborasi pemberian obat, resiko syok

dapat dilakukan tindakan monitoring status sirkulasi BP, warna kulit suhu kulit,

denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk membuat

karya tulis ilmiah dengan judul Laporan Seminar Asuhan Keperawatan yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Dasar Aktivitas Di Ruang

Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang”.


3

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Dasar

Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang”.

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Dasar

Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang”.

1.1.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Kebutuhan Dasar
Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang
2. Melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan Kebutuhan Dasar Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr
Saiful Anwar Malang
3. Menyusun rencana intervensi keperawatan pada pasien dengan
kebutuhan dasar Kebutuhan Dasar Aktivitas Di Ruang Kerinci
RSUD Dr Saiful Anwar Malang
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
Kebutuhan Dasar Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful
Anwar Malang
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan Kebutuhan Dasar
Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang
6. Melakukan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan Kebutuhan
Dasar Aktivitas Di Ruang Kerinci RSUD Dr Saiful Anwar Malang
1.2 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Pada Kebutuhan Dasar
Aktivitas

Menambah ketrampilan dalam pemberian asuhan keperawatan pada kebutuhan


dasar aktivitas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi 
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.  Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.  Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal.
(Heriana, 2014)
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Asmadi, 2008). Jadi
dapat diartikan bahwa gangguan aktivitas merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas sehari-hari (ADL)  merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang
termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat
tidur, berpindah dan ambulasi/ROM. Pemenuhan terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga
diri serta gambaran diri pada seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat
mencegah individu tersebut dari suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut
pemenuhan dalam mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan intoleransi aktifitas harus
diprioritaskan.

B. Etiologi 
Aktivitas dan pergerakan memerlukan energy. Energi untuk sel-sel tubuh manusia
adalah dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang diperoleh dari katabolisme glukosa dalam
sel-sel tubuh. Glukosa akan dipecah menjadi energy dan hal ini terutama ditentukan oleh suplai
oksigen. Ketika oksigen terpenuhi maka glukosa akan melalui katabolisme aerobic di
sitoplasma dan mitokondria sel melalui 4 proses : glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam
piruvat, siklus asam sitrat, dan transport elektron dengan hasil akhir ATP, karbondioksida , dan
uap air. Jika oksigen tidak terpenuhi, maka katabolisme energy akan dilakukan secara
anaerobic dengan produk akhir ATP, asam laktat dan NADH. Namun produksi ATP dari
metabolism anaerobic jauh lebih sedikit dibanding metabolism aerobic, yaitu sekitar 1/18
kalinya (36 ATP berbanding 12 ATP).Karena oksigen amat penting bagi konservasi energy
tubuh, maka aktivitas dan latihan pada manusia terkait erat dengan kerja sistem kardiovaskuler,
respirasi, dan hematologi untuk penyediaan oksigen dan pembuangan karbondioksida dan uap
air. Beberapa kondisi seperti anemia, syok hipovolemik, hipertensi, penyakit jantung, dan
penyakit pernapasan dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas dari manusia.
Aktivitas dan latihan adalah proses gerakan tubuh manusia yang melibatkan sistem
lokomotorik yaitu tulang dan otot.  Tulang berperan sebagai alat gerak pasif, memberikan
kesetabilan dalam postur tubuh dan memberi bentuk tubuh.Sedangkan otot berperan sebagai
alat gerak aktif dimana tendon-tendon otot melekat pada tulang dan berkontraksi untuk
menggerakkan tulang.
Jaringan otot merupakan sistem yang berperan sebagai alat gerak aktif. Hal ini karena
kemampuan jaringan otot untuk berontraksi dan relaksasi. Di balik mekanisme otot yang
secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik,  terjadi beberapa proses kimiawi dasar
sebagai  kelangsungan kontraksi otot.  Mekanisme kontraksi otot dijelaskan melalui proses
pergeseran aktomiosin dimana aktin berperan sebagai rel kereta dan myosin berperan sebagai
kereta. Ketika terjadi kontraksi otot, maka myosin akan bergeser di sepanjang aktin sehingga
terjadilah pemendekan myofibril. Agar terjadi pergeseran ini maka ikatan troponin pada aktin
dan myosin harus hlang dan hal ini memerlukan peran aktomiosin. Aktivitas aktomiosin ini
dipengaruhi oleh adanya ion kalisum dan neurottansmitter asetilkolin. Adanya kekurangan
kalsium dalam tubuh akan berdampak pada gangguan kontraksi otot. Begitu juga adanya
gangguan trasnmisi kolinergik pada neuromuscular akan berdampak pada gangguan kontraksi
otot.
     Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :
1.      Kelainan Postur
2.      Gangguan Perkembangan Otot
3.      Kerusakan Sistem Saraf Pusat
4.      Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
5.      Kekakuan Otot
     C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau
perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam
berjalan. (Potter & Perry, 2006)

     D. Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab
gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya
adalah :
1.    Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan sebagai
sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak
akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligament,
radang dan lainnya.
2.    Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi
tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat
mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur,
radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
3.   Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu
maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak
sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.

     E. Pemeriksaan Penunjang
1.   Pemeriksaan Diagnostik
a)   Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan
hubungan tulang).
b)    CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit
untuk dievaluasi)
c)    MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur jaringan lunak melalui
tulang)
2.   Pemeriksaan laboratorium
a)   Pemeriksaan darah dan urine
b)   Pemeriksaan Hb

     F. Komplikasi
1.        Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
2.        Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
3.        Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
4.        Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5.        Status emosi labil
(Rosidawati, dkk 2008)

     G.  Penatalaksanaan
1.    Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan dan episodic.
Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang khidupan, mobilitas dan aktivitas tergantung
pada system musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal.  Sebagai suatu proses episodic
pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat
imobilitas atau ketidakaktifan.
a)   Hambatan  terhadap latihan
b)   Pengembangan program latihan
c)   Keamanan
2.    Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
3.    Penatalaksanaan terapeutik
     H.   Pengkajian Fokus
Menurut (Hidayat, 2014) pengkajian yang penting dalam gangguan aktivitas sebagai berikut :
a)          Biodata pasien
b)     Riwayat Kesehatan termasuk pola istirahat/tidur, pola aktivitas/latihan. Pola aktivitas atau
latihan dapat dinilai dengan tabel berikut :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Eliminasi (BAK&BAB)
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat,                        4 : tergantung total
I.              Diagnosa keperawatan
1.      Intoleransi aktivitas
2.      Gangguan mobilitas fisik
3.      Keletihan
4.      Nyeri akut
5.       Risiko kerusakan integritas kulit
Dx Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
No. Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)

D.0054 Dx Keperawatan: Gangguan Mobilitas  Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi


Fisik  Keseimbangan  Identifikasi adanya keluhan nyeri fisik klien
 Memberikan toleransi fisik melakukan perge
Definisi: Keterbatasan dalam Gerakan  Monitor kondisi umum klien sebelum melak
fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
mandiri ……x24 jam Dukungan Perawatan Diri
 Pasien dapat melakukan pergerakan  Melihat kebiasaan aktivitas yang sering dilak
Berhubungan dengan (penyebab): ekstermitas secara normal  Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu keber
 Kerusakan integritas struktur tulang  Kekuatan otot meningkat berpakaian , berhias dan makan
 ROM Aktif dapat dilakukan  Mendampingi kebutuhan klien sampai klien
 Mampu bangkit dari posisi duduk secar amandiri
Dibuktikan dengan:  Dapat seimbang saat berdiri atau berjalan  Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif:
 Mengeluh sulit menggerakkan
ekstermitas
Objektif:
 Kekuatan otot menurun
 Rentang gerak (ROM) menurun
Gejala dan Tanda Minor:
Subjektif:
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak
Objektif:
 Sendi kuku
 Gerakan tidak terkoordinasi
 Gerakan terbatas
 Fisik lemah
Dx Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
No. Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
Tgl: Jam:
D.0056 Dx Keperawatan (intoleransi aktivitas b.d  toleransi aktifitas Manajemen Energi
ketidakseimbangan antara suplai Definisi: mengidentifikasi dan mengelola pengguna
kebutuhan oksigen d.d frekuensi jantung definisi: respon fisiologis terhadap aktifitas yang mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptim
menigkat, lelah, dispnea) membutuhkan tenaga pemulihan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
Definsi: ketidakcukupan energi untuk ……x24 jam maka toleransi aktifitas “membaik” Observasi
melakukan aktifitas sehari-hari denga kriteria hasil:  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengak
 Frekuensi nadi kelelahan.
Berhubungan dengan (penyebab):  Saturasi oksigen  Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Ketidakseimbangan antara suplai dan  Kemudahan dalam melakukan aktifitas sehari-
kebutuhan oksigen hari
 Tirah baring  Kekuatan tubuh bagian atas Terapeutik
 kelemahan  Kekuatan tubuh bagian bawah  Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
 imobilitas  Keluhan lelah  Berikan aktifiitas distraksi yang menenangkan
 gaya hidup monoton  Perasaan lemah  Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika dapat b
 Dispnea saat aktivitas berjalan.
Dibuktikan dengan:  Dispnea setelah aktivitas
Gejala dan Tanda Mayor:  Aritma saat aktivitas
 Aritma setelah aktivitas Edukasi
Subjektif:  Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
 mengeluh lelah  Sianosis
 Tekanan darah  Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan g
Objektif: tidak berkurang
 frekuensi jantung meningkat >20% dari  EKG iskemia  Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelela
kondisi istirahat
 Curah jantung
Definisi: keadaan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
Gejala dan Tanda Minor: ……x24 jam maka Curah jantung “meningkat”
Subjektif: dengan kriteria hasil Rencana Tindakan (managemen aritma)
 dispnea saat/setelah aktifitas Definisi: mengidentifikasi dan mengelola gangguan
 merasa tidak nyaman setelah □ Kekuatan nadi perifer frekuensi jantung yang berpotensi mengganggu hem
beraktifitas □ Palpitasi mengancam nyawa
 merasa lemah □ Bradikardi
Objektif: □ Takikardia Observasi
 tekanan darah berubah >20% dari □ Gambaran EKG aritma  Identifikasi jenis aritmia
kondisi istirahat □ Lelah  Monitor frekuensi dan durasi aritma
 gambaran EKG menunjukan aritma  Monitor saturasi oksigen
□ Edema
saat/setelah aktifitas
□ Distensi vene jugularis
 gambaran EKG menunjukan iskemia
 sianosis □ Dipsnea Terapeutik
□ Murmur jantung  Berikan lingkungan yang tenang
Kondisi klinis terkait □ Hepato megali  Pasang akses intravena
1. anemia  Pasang monitor jantung
2. gagal jantung kongestif  Rekam EKG 12 sadapan
3. penyakit jantung koroner  Periksa interval QT sebelum dan sesudah pembe
4. penyakit katup jantung dapat memperpanjang interval QT
5. aritmia  Lakukan maneuver valsava
6. penyakit paru obstruktif kronis  Lakukan masase karotis unilateral
(PPOK)  Berikan oksigen sesuai indikasi
7. gangguan metabolik
8. gangguan muskuloskeletal
Dx Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
No. Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
Tgl: Jam:
D.0057 Dx Keperawatan (keletihan b.d kondisi  Tingkat keletihan Edukasi Aktifitas/Istirahat
fisiologi d.d lelah, kurang tenaga, libido Definisi: mengajarkan pengaturan aktifitas dan i
menurun) Definisi: kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak
pulih dengan isitirahat Observasi
Definisi: penurunan kapasitas kerja fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama  Identifikasi kesiapan dan kemampuan mener
dan mental yang tidak pulih dengan ……x24 jam maka tingkat keletihan “membaik” informasi
istirahat dengan kriteria hasil:
 Verbalisasi kepulihan energi
Berhubungan dengan (penyebab):  Tenaga Terapeutik
□ gangguan tidur  Kemampuan melakukan aktivitas rutin  Sediakan materi dan media pengaturan aktifi
□ gaya hidup monoton  Motivasi istirahat
 Verbalisasi lelah lesu  Berikan kesempatan pada pasien dan keluarg
□ kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis,
 Pola istirahat bertanya
penyakit terminal, anemia, malnutrisi,
kehamilan)
 Konservasi energi Edukasi
□ program perawatan/ pengobatan jangka
 Jelaskan pentingnya melakukan aktifitas fisik
panjang Definisi: kemampuan menggunakan energi secara secara rutin
□ peristiwa hidup negatif efektif dan efesien  Anjurkan menyusun jadwal aktifitas dan istir
□ stres berlebihan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama  Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan isti
□ depresi ……x24 jam maka Konservasi energi  Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jen
“membaik” dengan kriteria hasil: sesuai kemampuan
□ Aktifitas fisik yang direkomendasikan
□ Aktifitas yang tepat
Dibuktikan dengan: □ Pembatasan energi
Gejala dan Tanda Mayor: □ Pembatasan aktifitas
Subjektif:
□ merasa energi tidak pulih walaupun
Keterangan:
lelah tidur 1. Menurun (1)
□ merasa kurang tenaga 2. Cukup menurun (2)
□ mengeluh lelah
Objektif: 3. Sedang (3)
□ tidak mampu mempertahankan aktifitas 4. Cukup meningkat (4)
rutin 5. Meningkat (5)
□ tampak lesu

Gejala dan Tanda Mayor:


Subjektif:
□ merasa bersalah akibat tidak mampu
menjalankan tangung jawab
□ libido menurun
objektif:
□ kebutuhan istirahat meningkat

Dx Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


No. Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
Tgl: Jam:
D.0143 Dx Keperawatan Resiko: RESIKO jatuh Luaran Utama : Tingkat Jatuh
Definisi: berisiko mengalami □ Jatuh dari tempat tidur Intervensi Utama :
kerusakanfisik dan gangguan kesehatan □ Jatuh saat berdiri  Pencegahan Jatuh
akibat terjatuh. □ Jatuh saat duduk  identifikasi faktor resiko jatuh (mis.usia >65
□ Jatuh saat berjalan thn , penuran tingkat kesadaran,defisit
□ Jatuh saat dipindahkan kognitif,hipotensi ortostatik,gangguan
Fator Resiko: penglihatan,neuropati)
□ Usia >_ 65 tahun (pada dewasa) □ Jatuh aat naik tangga
□ Jatuh saat di kamar mandi  identifkasi risikojatuh setidaknya sekali setia
atau _< 2 tahun (pada anak) sifht atau sesuaidengan kebijakan instutusi
□ Riwayat jatuh □ Jatuh saat membungkuk
 hitung resiko jatuh dengan mengunakan ska
□ Anggota gerak bawah  orientasikan ruangan pada pasien dan keluar
prosthesis (buatan)  atur tempat tidur ekanis pada posisi terendah
□ Penggunaan alat bantu berjalan Fungsi Sensori :  gunakan alat bantu berjalan
□ Penurunan tingkat kesadaran □ Keteajaman pendengaran  anjurkan emanggil perawat jika membutuhk
□ Perubahan fungsi kognitif □ Ketajaman penglihatan bantuan untuk berpinah
□ Lingkungan tidak aman □ Persepsi stimulasi kulit  anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
(mis.licin,gelap,lingkungan □ Persepsi dosis 1 kepala keseibangan tubuh
asing) □ Persepsi posisi tubuh
Mnajemen Keselamatan Lingkungan
□ Kondisi pasca oprasi □ Perbedaan bau
 identifikasi keselamatn (mis.kondisi
□ Hipotensi ortostatik □ Perbedaan rasa fisik,fungsi kognitif dan riayat perilaku
□ Perubahan kadar glukosa darah  monitor perubahan status keselamatan
□ Anemia lingkungan
Mobilitas :
□ Kekuatan otot menurun  modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
□ Pergerakan ekstremitas
□ Gangguan pendengaran bahaya dan risiko
□ Kekuatan otot
□ Gangguan keseimbangan  sediakan keaman lingkungan (mis.commode
□ Rentang gerak (ROM)
□ Gangguan pengihatan chair dan pengangan tangan )
□ Nyeri
(mis.glaukoma,katarak,ablasio  fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
□ Kecemasan  lakukan program skirining bahaya lingkunga
retina,neuritis optikus)
□ Neuropati □ Kaku sendi ajarkan individu,keluarga dan kelompok risi
□ Efek agen farmakologis □ Gerakan tidak terkoordinasi tinggi bahaya lingkungan
(mis.sedasi,alkhol,anastesi □ Gerakan terbatas
umum) □ Kelamahan fisik
Intervensi Tambahan :
Keseimbangan Edukasi Keselamatan Lingkungan
□ Kemampuan duduk tanpa sandaran  identifikasi kesiapan dan kemamuan meneri
□ Kemampuan bangkit dari duduk informasi
□ Keseimbangan saat berdiri  identifikasi kebutuhan keselamatan
□ Keseibangan saat berjalan berdasarkan tingkat fungsi fisik kognitif dan
□ Keseimbangan saat berdiri dengan satu kebiasaan identfikasi bahaya keamanan di
kaki lingkungan
□ Pusing  anjurkan menghilangkan baha lingkungan
 anjurkan menyediakan alat bantu
□ Perasaan bergoncang
 anjurkan melakukan program skirining
□ Tersandung
lingkungan
□ Postur  kolaborasi dengan pihak lain untuk
meningkatkan keamanan lingkungan
indifikasi Risiko
 identifikasi risiko biologis lingkungan dan
perilaku
 idenifikasi risiko secra berkala di asing-mas
unit tentukan metode pengelolaan resiko yan
baik dan ekonomis
 lakukan pengelolaan risiko secara efektif
 buat perasaan tindakan yang memiliki timeli
dan penanggung jawaban uang jelas
DAFTAR PUSTAKA

1.        Asmadi. 2008.  Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.  Jakarta: Salemba


Medika.
2.        Gunawan, Adi. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot.INTEGRAL, vol. 6, no.
2, Oktober 2001
3.        Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba medika
4.        Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan :
Binarupa aksara
5.        Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007.  Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori Dan
Aplikasi Dalam Praktek.  Jakarta: EGC
6.        NANDA - I. 2018 - 2020. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC
7.        Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Bahasa Indonesia Edisi Keenam
8.        Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi Bahasa Indonesia Edisi Kelima
9.        Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
praktik.  Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.
10.    Rosidawati, dkk.  2008.  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.  Jakarta: Salemba
Medika
11.    Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
BAB 3
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal MRS : 30 Sept 2020 Jam Masuk : 18.45
Tanggal Pengkajian : 5 Okt 2020 No. RM : 2022448 / 11451889
Jam Pengkajian : 14.00 Diagnosa Masuk :
Hari rawat ke : 5/ Post Op hari ke 3 Non Union Humerus Post External Fixation with BPI
Pre Ganglionic Syndrom

IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Sdr EL
2. Jenis Kelamin : Laki laki
3. Umur : 17 tahun
4. Status Kawin : belum kawin
5. Suku/ Bangsa : Indonesia
6. Agama : Kristen
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Belum bekerja
9. Alamat : Jl.Kenongo 4/17 Perunas Ngronggo Kediri
10. Sumber Biaya : JKN

IDENTITAS KELUARGA PASIEN (Yang dapat Dihubungi)


1. Nama : Tn A
2. Jenis Kelamin : Laki laki
3. Umur : 45
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Jl.Kenongo 8/21 Perunas Ngronggo Kediri
8. Hubungan dengan klien: Paman

KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Pasien mengatakan tangan kirinya belum bisa digerakkan dan terasa agak nyeri dengan skala 4
dalam rentang 1-10

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengatakan hari jumat tanggal 2 Oktober dilakukan operasi kedua pada lengan atas kirinya dan setelah itu
dirawat di R. Kerinci sampai
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pernah dirawat sekarangmengalami tabrakan setahun yang lalu dan langsung dibawa ke IGD pada tanggal 22 Agustus
2019. Di IGD pasien mendapat perawatan dan dilakukan rontgen kemudian pasien dibawa ke ok IGD untuk dilakukan
operasi debridement dan pemasangan eksternal fiksasi pada lengan atas tangan kirinya.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit diabetes mellitus dalam keluarga
Saat ini hidup bertiga satu rumah Pasien, Ibu dan Kakak, semenjak ayahnya sudah tiada
- Genogram :
: tinggal serumah
: Perempuan
: Pasien

: Laki Meninggal

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Pasien mengatakan tidak merokok dan tidak minum minuman keras serta narkoba

POLA AKTIVITAS LATIHAN


KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI:
0 = Mandiri 1 = Alat Bantu 2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang dan peralatan 4 = Ketergantungan/tidak mampu

0 1 2 3 4
Makan minum V

Mandi V

Berpakaian/dandan V

Toileting V

Mobilitas ditempat tidur V

Berpindah V

Berjalan V

Naik tangga V

Berbelanja V

Memasak V

Pemeliharaan rumah V

ALAT BANTU: √ Tidak  Kruk  Pispot disamping tempat tidur  Walker


 Tongkat  Kursi Roda  Lain-Lain, sebutkan: ..............................................................

POLA NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis diet khusus/suplemen : Tidak ada diet khusus maupun suplemen
Diet/makanan pantangan : √ Tidak  Ya Macam: .........................................................................
Instruksi diit saat ini :  Tidak √ Ya Macam: TKTP
Jumlah porsi setiap kali makan : Sedang Frekwensi dalam 1 hari: 3 X sehari
Nafsu makan : √  Normal  Bertambah  Berkurang  Penurunan sensasi rasa
 Mual  Muntah  Stomatitis
Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir : √ tidak naik/turun 80 Kg …….. naik.................Kg
Kesukaran menelan : √  Tidak  Ya  padat  cairan
Gigi palsu : √  Tidak  Ya  bagian atas  bagian bawah
Gigi ompong : √  Tidak  Ya  Bagian atas  Bagian bawah  Sebagian
besar
Jumlah cairan/minum :  < 1 ltr/hari √ 1-2 ltr/hari  > 2 ltr/hari
Jenis cairan : air putih dan Infus NS
Riwayat masalah penyembuhan kulit :  Tidak ada  Penyembuhan Abnormal √ ada ruam
 Kering √ ada luka/lesi 
Pruritus

Hasil pengkajian lain:


Terlihat kemerahan sekitar pin track dan keluar cairan serous agak kekuningan

POLA ELIMINASI
Pola BAB saat ini : V dalam batas normal  Konstipasi  Diare  Inkontinensia
 Nyeri  Keluar darah Warna faeces: .kecoklatan ±100cc/hr
Kebiasaan BAK : 3 - 4 kali/hari Jumlah: ±200-300 cc/hari dan tidakada gangguan
Warna Urin : agak kekuningan Alat Bantu: tanpa alat bantu

POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur : 5-6 jam/malam hari dan 1,5-2 jam/tidur siang
Nyenyak tidur : V  Ya  tidak
Masalah tidur : V  Tidak ada  Ya  terbangun malam hari  Sulit
tidur/Insomnia  Mimpi buruk  Nyeri/tdk nyaman  Gangg.
Psikologis,
Sebutkan:

POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental :  stabil  Afasia V Sukar bercerita  Disorientasi
 Kacau mental  Menyerang/agresif  Tidak ada respons
Berbicara : V  Normal  Bicara tidak jelas  Berbicara inkoheren
 Tidak dapat berkomunikasi verbal
Bahasa yang dikuasai : V  Indonesia Lain-lain: ..........................................................................................
Kemampuan memahami : V Ya  Tidak
Ansientas :  Ringan V Sedang  Berat  Panik
Ketakutan : V  Tidak  Ya
Pendengaran : V  DBN  Terganggu ( Ka  Ki)  Tuli ( Ka  Ki)
 Alat Bantu dengar  Tinitus
Penglihatan : V  DBN  Kacamata  Lensa kontak  Mata kabur ( Ka  Ki)
 Buta ( Ka  Ki) Vertigo:  Ya  Tidak
Nyeri :  Tidak V Ya V Akut  Kronis
Lokasi Nyeri : Lengan atas tangan kiri
Nyeri berkurang saat posisi diam
POLA TOLERANSI KOPING STRES/PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI
Masalah utama sehubungan dengan dirawat di rumah sakit atau penyakit:
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan :  Tidak V Ya
Adakah penurunan harga diri :  Tidak V Ya
Adakah ancaman kematian : V Tidak  Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit :  Tidak V Ya
Adakah masalah biaya perawatan di RS : V Tidak  Ya
Pola koping individual : V Konstruktif/efektif  Tidak efektif  Tidak mampu
Hasil pengkajian lain:
Pasien masih berharap bisa menggerakkan tangan kirinya. Saat membicarakan tangan kirinya pasien terlihat agak malu
dan sedih tetapi memaksa untuk tersenyum

POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Anak dan sekolah
Penampilan peran sehubungan dengan sakit :  Tidak ada masalah VAda masalah,
Sebutkan :
Sistem pendukung :  Pasangan(Istri/Suami) VSaudara/famili
VOrang tua/wali  teman dekat  tetangga
Interaksi dengan orang lain : V Baik  Ada masalah
Menutup diri : V Tidak  Ya
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : V Tidak  Ya

POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Kristen
Pantangan agama : V Tidak Ya (sebutkan)
Meminta dikunjungi Rohaniawan :  Ya  VTidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita: Pasien mengatakan ini adalah sebuah ujian
Distres Spiritual : V  Tidak  Ya, sebutkan

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda tanda vital
S : 37 N : 89x/mnt T : 130/80mmHg RR : 20x/mnt
Kesadaran V.Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

2. Sistem Pernafasan (B1)


Keluhan :
Pasien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan batuk
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama nafasteratur, pernafasan cuping hidung tidak ada,
penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas.
Palpasi :
Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru
Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan dan kiri
Tidak ada kelainan
Perkusi :
Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan
3. Sistem Kardio vaskuler (B2)
Tidak ada keluhan nyeri dada
N : 89x/mnt T : 130/80mmHg
Inspeksi
Tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordis, CRT < 2 detik dan Tidak ada sianosis
Palpasi
Ictus Kordis teraba di ICS 5, dan Akral Hangat
Perkusi
a. Batas atas : ICS II line sternal dekstra
b. Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra
c. Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
d. Batas kiri : ICS III line sternal sinistra
Auskultasi
e. BJ II Aorta : Dub, reguler dan intensitas kuat
f. BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan intensitas kuat
g. BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan intensitas kuat
h. BJ I Mitral : Lub, reguler dan intensitas kuat
i. Tidak ada bunyi jantung tambahan

4. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : 456..
b. Refleks patologis --babinsky --brudzinsky --kernig
b. Refleks Fisiologis
• Achilles : +
• Bisep :+ (pada lengan kiri tidak terukur terdapat PBI)
• Trisep :+
• Brankioradialis : +
c. Pemeriksaan syaraf kranial
 N1 : Pasien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alkohol
 N2 : Pasien mampu melihat dalam jarak 30 cm
 N3 : Pasien mampu mengangkat kelopak mata
 N4 : Pasien mampu menggerakkan bola mata kebawah
 N5 : Pasien mampu mengunyah
 N6 : Pasien mampu menggerakkan mata kesamping
 N7 : Pasien mampu tersenyum dan mengangkat alis mata
 N8 : Pasien mampu mendengar dengan baik
 N9 : Pasien mampu membedakan rasa manis dan asam
 N10 : Pasien mampu menelan
 N11 : Pasien mampu menggerakkan bahu dan melawan tekanan
 N12 : Pasien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkan lidah keberbagai arah
d. Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor
5. Sistem perkemihan (B4)
a. Kebersihan genetalia: V Bersih Kotor
b. Sekret: Ada V Tidak
c. Ulkus: Ada V Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: V Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: Ada V Tidak
f. Intake cairan oral : ……… cc/hari parenteral................cc/hari
g. Balance cairan:
IWL 10x80=800, Cairan Masuk=infus 1000 cc Per oral 1000cc, Cairan Keluar= BAB 100cc, BAK=250cc
Cairan Keluar= IWL+BAB+BAK=800+100+250=1.050cc
Cairan Masuk= 2000cc
Balance Cairan 2000-1050=950cc/24jam
6. Sistem pencernaan (B5)
a. TB :172 cm BB 80 kg
b. IMT :28,5 Interpretasi Kelas 1

Abdomen
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada bayangan vena, tidak terlihat adanya benjolan abdomen, tidak ada luka operasi
pada abdomen, dan tidak terpasang drain Auskultasi
- Peristaltik 9 kali/menit
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa, dan tidak ada pembesaran pada hepar dan lien
Perkusi
- Shifting Dullness tidak ditemukan
- Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi ginjal
7.
8. Sistem muskuloskeletal (B6)
a. Pergerakan sendi: bebas terbatasV pada lengan kiri negatif
b. Kekuatan otot: 0 5

5 5

c. Kelainan ekstremitas: terdapat atropi


pada tangan kiri dan riwayat Pleksus Brachial
Injury
d. Kelainan tulang belakang: tidak
Frankel: e
e. Fraktur: ya ,pada Humerus kiri dan terlihat atropi otot (tangan kiri lebih kecil dari yang kanan)
f. Terpasang External Fiksasi pada tangan kiri
g. Keluhan nyeri: ya
P :Nyeri sekitar pemasangan implant
Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk
R : pada daerah lengan atas kiri
S : skala nyeri 4 dari 10
T : Nyeri terutama saat tersenggol bagian pin track durasi 1-2 menit

ROM : .ROM pasif pada tangan kiri.

o. Cardinal Sign : Kalor- Rubor sekitar pin track - Tumor- Dolor /nyeri pada sekitar pin track
Fungsiolesa + pada lengan kiri

10. Sistem Integumen


a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai 1 2 3 4
Persepsi Sensori Terbatas Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 4
Sepenuhnya Ringan Gangguan
Kelembaban Terus Menerus Sangat Lembab Kadang2 Basah Jarang Basah 4
Basah
Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Jalan Lebih Sering 4
jalan
Mobilisasi Immobile Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 3
Sepenuhnya Ringan Keterbatasan
Nutrisi Sangat Buruk Kemungkinan Adekuat Sangat Baik 3
Tidak Adekuat
Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak 4
Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko Total Nilai 24
mengalami dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)

Tidak ada pitting edema

11. Sistem Endokrin


a. Pembesaran tyroid: ya Vtidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening: ya Vtidak
c. Hipoglikemia: ya Vtidak
d. Hiperglikemia: ya Vtidak
e. Tidak ada DM

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG , dll)


Foto X Ray Humerus sinistra
Leukosit 7,36 (4,3-10,3)
Eritrosit 5,19 (4,0-5,5)
Hemoglobin 13,5 (13,4-17,7)
Hematokrit 41,1% (40-47)
l...
PLT 267 (142-424)
Glukosa sewaktu 110
CRP Kuantitatif 1,27mg/dl (<0,3)
TERAPI MEDIS
Terapi Injeksi
Ketorolac 30 mg 2x1
Ranitidin 50mg 2x1
Cocoxin 1g 3x1

Malang, 05 Oktober 2020

Tanda Tangan

(Sugeng Prasetyo)
ANALISA DATA

Nama Pasien : Sdr EL


Umur : 17 th
No. Register : 2022448 / 11451889

Hari/
Tgl/ DATA ETIOLOGI MASALAH
Jam
5/10/2020 Data Subjektif :
a. Pasien mengatakan tangan
kirinya tidak bisa digerakkan
Gangguan (D.0054) Gangguan
Data Objektif : Muskulosekletal dan mobilitas
a. Pasien menderita fraktur pada tangan Kerusakan
kiri Neurosensori motorik
b. Terlihat membutuhkan bantuan
terutama saat memakai baju atau
toileting dan berpindah posisi
c. Kekuatan otot lengan kiri 0 dan reflek
fisiologis tidak terukur
d. Riwayat Pleksus Brachial Injury
Terpasang eksternal fiksasi pada lengan
kiri dan terlihat atropi otot (tangan kiri
lebih kecil dari yang kanan)
5/10/2020 Agen pencedra fisik (D. 0077) Nyeri
Data Subjektif : akut
Pasien mengatakan nyeri pada tangan
kiri skor 4 terutama saat tersenggol di
bagian pin track, berlansung sekitar 1-2
menit
Data Objektif :
a. Wajah pasien terlihat meringis
b. Pasien menderita fraktur humerus kiri
post eksternal fiksasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Sdr EL


Umur : 17 th
No. Register : 2022448 / 11451889

1. D.0054)
h. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Gangguan Muskulosekletal dan Kerusakan
Neurosensori motorik yang dibuktikan dengan Kekuatan otot lengan kiri 0 dan reflek
fisiologis tidak terukur, riwayat Pleksus Brachial Injury, serta terpasang eksternal fiksasi
pada lengan kiri dan terlihat atropi otot (tangan kiri lebih kecil dari yang kanan)

2. (D.0077)
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan wajah pasien tamak meringis
dan pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri sekitar pin track dengan skala nyeri 4 dan durasi nyeri saat
timbul 1-
2 menit.
3. (PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Nama Pasien : Sdr EL


Umur : 17 th
No. Register : 2022448 / 11451889
No TANGGAL TANGGAL TANDA
DX MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1 5/10/2020 1. D.0054)
i. Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
dengan Gangguan
Muskulosekletal dan
Kerusakan
Neurosensori motorik
yang dibuktikan
dengan Kekuatan otot
lengan kiri 0 dan reflek
fisiologis tidak terukur,
riwayat Pleksus
Brachial Injury, serta
2 5/10/2020 terpasang eksternal
fiksasi pada lengan kiri
dan terlihat atropi otot
(tangan kiri lebih kecil
dari yang kanan)

2. (D.0077)
Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik dibuktikan
dengan wajah pasien tamak
meringis dan pasien mengeluh
nyeri pada lengan kiri sekitar
pin track dengan skala nyeri 4
dan durasi nyeri saat timbul 1-
2 menit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Sdr EL
Umur : 17 th
No. Register : 2022448 / 11451889

Diagnosa
No. Tanggal Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan
1. 5 Okt 2020 1. D.0054) Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi Observasi
Gangguan mobilitas fisik keperawatan selama 3x8 jam 1.1 Identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
berhubungan dengan mobilitas fisik meningkat 1.2 Monitor kondisi umum selama melakukan
Gangguan Muskulosekletal dengan kriteria hasil: mobilisasi
dan Kerusakan
1. Pergerakan ekstremitas Teraupetik
Neurosensori motorik yang
dibuktikan dengan meningkat 1.3 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (
Kekuatan otot lengan kiri 0 2. Kekuatan otot mis. Pagar tempat tidur )
dan reflek fisiologis tidak meningkat Rentang 1.4 Fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu
terukur, riwayat Pleksus gerak (ROM) 1.5 Libatkan keluarga dalam merencanakan dan
Brachial Injury, serta meningkat memelihara program latihan fisik
terpasang eksternal fiksasi 3. Kelemahan fisik Edukasi
pada lengan kiri dan menurun 1.6 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
terlihat atropi otot (tangan
kiri lebih kecil dari yang 1.7 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
kanan) 1.8 Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan dan
motivasi latihan saat di rumah
Kolaborasi
1.9 Konsultasi untuk rehabilitasi medis
dalam pemberian latihan ROM pasif
dan aktif

Stase KDP 2020/2021 42


2 Setelah dilakukan tindakan
5 Okt 2020 keperawatan selama 3x8 jam
maka tautan nyeri meningkat
2. (D.0077) dengan kriteria hasil:
Nyeri akut berhubungan 1. Melaporkan nyeri
dengan agen pencedera terkontrol meningkat Manajemen Nyeri Observasi
fisik dibuktikan dengan
2. Kemampuan mengenali 2.1 Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
wajah pasien tamak
meringis dan pasien onset nyeri meningkat 2.2 Monitor kualitas nyeri
mengeluh nyeri pada 3. Kemampuan 2.3 Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
lengan kiri sekitar pin menggunakan teknik 2.4 Monitor intensitas nyeri dengan
track dengan skala nyeri nonfarmakologis menggunakan skala
4 dan durasi nyeri saat meningkat Monitor durasi dan frekuensi nyeri
timbul 1- 5. Keluhan nyeri Teraupetik
2 menit. penggunaan 2.5 Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
analgesikmenurun mengurangi rasa nyeri
6. Meringis menurun 2.6 Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Frekuensi nadi membaik Edukasi
8. Pola nafas membaik 2.7 Anjurkan memonitor nyeri secara
Tekanan darah membaik
mandiri
2.8 Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Kolaborasi
2.9 Kolaborasi pemberian obat analgetik

Stase KDP 2020/2021 42


IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Sdr EL
Umur : 17 th
No. Register : 2022448 / 11451889
Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan
Tindakan

1. Senin, 06/10
15.00 WIB 2.1 Menanyakan pada pasien Nyeri timbul saat
factor pencetus dan Pereda ada pergerakan,
nyeri dan pasien
mengatakan
Pereda nyerinya
merupakan obat
nyeri dan teknik
nonfarmakologis
(nafas dalam)

2.2 Menanyakan pada pasien Nyeri yang dira


kualitas nyeri yang sakan seperti
dirasakan seperti apa ditusuk – tusuk

2.4 Menanyakan intensitas Skala nyeri yang


nyeri dengan skala dirasakan pasien
yaiu 4(sedang )
2.5 Melihat kemampuan pasien Pasien terlihat
dalam beraktivitas masih kesulitan
Dalam memakai
pakaian dan
bangun dari
tidurnya
1.2.Melihat kondisi umum Pasien lebih sering
pasien selama melakukan terlihat hanya
mobilisasi berbaring
ditempat tidur
dengan ttv
TD : 120/80
MMhg
N : 86 x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,4

Stase KDP 2020/2021 43


Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan
Tindakan

1.5. Meminta keluarga Keluarga berperan


membantu dalam aktif dalam
merencanakan program membantu pasien
latihan pergerakan melakukan
gerakan gerakan
1.8. Mengajarkan mobilisasi dini mengangkat
sederhana yang harus tangan kirinya
dilakukan dan motivasi dengan tangan
latihan saat di rumah kanannya

pasien
1.7 Menganjurkan pasien mengkonsumsi
mengkonsumsi makanan makan makanan
tinggi kalori daan protein yang di sedikan
rumah sakit

pasien
mengatakan lebih
nyaman setelah
2.7 Memberi injeksi obat
Ketorolac 30 mg diberikan injeksi
obat
melalui IV sesuai resep dokter pasien
mengatakan lebih
nyaman setelah
diberikan injeksi
obat
Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan
Tindakan

2. Selasa, 6/10 2020


15.00 WIB 2.2 Menanyakan kualitas nyeri
Nyeri yang dirasa
yang dirasakan pasien seperti ditusuk –
tusuk
2.4 Mengukur dan menanyakan Nyeri yang
intensitas nyeri dengan dirasakan pasien
skala berkurang dengan
skala nyeri 2

Pasien dapat
2.6 Mengajarkan pasien teknik mengontrol nyeri
rileksasi nafas dalam dengan teknik
nafas dalam
Pasien melakukan
1.7.Menganjurkan pasien Gerakan turun dari
Melakukan mobilisasi dini tempat tidur
mencoba duduk
dengan
berpegangan
pagar tempat
tidurdan berjalan
ke luar ruangan

2.7 Memberi injeksi obat Pasien mengtakan


Ketorolac 30 mg nyaman setelah
melalui IV sesuai resep dokter diberikan injeksi
santagesik
Pasien mengtakan
keadaanya merasa
lebih baikan
Evaluasi
No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan
Tindakan

3. Rabu, 7/10 2020 2.2 Menanyakan kualitas nyeri Pasien


15.00 WIB yang dirasakan pasien mengatakan
nyerinya tidak
terlalu sakit lagi

2.4 Mengukur dan melihat Nyeri yang


intensitas nyeri dengan dirasakan pasien
skala berkurang dengan
skala nyeri 1
1.1.Melihat kemampuan pasien
Pasien terlihat
dalam beraktivitas
sudah bisa duduk
sendiri dengan
memegang pagar
tempat tidur
Pasien terlihat
sudah melakukan
perawatan diri
secara mandiri

2.7 Memberi injeksi obat Pasien mengatan


Ketorolac 30 mg nyeri sudah
melalui IV sesuai resep berkurang dan
dokter merasa lebih
nyaman
Pasien
mengatakan lebih
baikan
EVALUASI

No. Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi (SOAP)


Keperawatan
1. Selasa, (D.0054) S:
Gangguan - Pasien mengatakan tangan kirinya
mobilitas tidak bisa digerakkan
fisik - Pasien mengatakan tidak bisa
berhubungan beraktivitas normal seperti
biasanya
dengan
O:
gangguan
- Pasien menderita fraktur pada
muskulosekletal tangan kiri
Aktivitas pasien telihatdibantu
oleh keluarga
- Pasien terlihat kesulitan memakai
baju dan merubah posisi
A : Masalah gangguan mobilitas fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.1.Identifikasi
kemampuan pasien beraktivitas
1.2.Monitor
kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
- 1.8.Anjurkan mobilisasi dini
dan kolaborasi konsul rehab medik
untuk pemberian latihan ROM
pasif

2. Selasa (D.0077) Nyeri S : Pasien mengatakan nyeri pada tangan


akut berhubungan kiri bagian paha, nyeri yang dirasa
dengan agen seperti ditusuk tusuk dengan skala nyeri
pencedera fisik 2 dan durasi saat nyeri timbul sekitar1 –
2 menit
O : - Wajah pasien terlihatmeringis
- Pasien menderita fraktur humerus
kiri post eksternal fiksasi
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
2.2 Monitor
kualitas nyeri
2.4 Monitor intensitas nyeri dengan
menggunakan skala
2.6Ajarkan teknik nonfarmakolo gi
untuk mengontrol rasa nyeri
Kolaborasi pemberian obat analgetik
FORMAT RESUME

Tanggal MRS : 30 Sept 2020 Diagnosa Masuk


No. RM : 2022448 / 11451889 Non Union Humerus Post External Fixation with BPI
Ruang Kerinci :5.4 Pre Ganglionic Syndrom

Subjektif Objektif Analis Planning Implementation Evaluation


a
Data Subjektif : Data Objektif : 1. D.0054) Setelah dilakukan S:
1.2.Melihat
a. Pasien a. Pasien Gangguan mobilitas tindakan - Pasien
kondisiumum
mengataka menderita fisik berhubungan keperawatan mengatakan
n tangan fraktur pada dengan Gangguan pasien selama
selama 3x8 jam tangan kirinya
kirinya tangan kiri Muskulosekletal dan melakukan
mobilitas fisik tidak bisa
tidak bisa b. Terlihat Kerusakan mobilisasi digerakkan
digerakkan membutuhkan Neurosensori meningkat dengan
1.5. Meminta - Pasien
bantuan motorik yang kriteria hasil: mengatakan
terutama saat dibuktikan dengan keluarga membantu
4. Pergerakan tidak bisa
memakai baju Kekuatan otot lengan dalam
ekstremitas merencanakan beraktivitas
atau toileting kiri 0 dan reflek meningkat normal seperti
dan berpindah fisiologis tidak program latihan
5. Kekuatan otot pergerakan biasanya
posisi terukur, riwayat O:
c. Kekuatan otot Pleksus Brachial meningkat
Rentang - Pasien
lengan kiri 0 Injury, serta 1.8. Mengajarkan menderita
dan reflek terpasang eksternal gerak (ROM)
mobilisasi fraktur pada
fisiologis tidak fiksasi pada lengan meningkat sederhana yang tangan kiri
terukur kiri 6. Kelemahan harus dilakukan Aktivitas
d. Riwayat fisik menurun pasien
Pleksus Dukungan telihatdibantu
Brachial Injury 1.7 Menganjurkan
Ambulasi oleh keluarga
Stase KDP 2020/2021 45
e. Terpasang Observasi pasien - Pasien terlihat
eksternal fiksasi 1.2 Identifikasi mengkonsumsi kesulitan
pada lengan kiri kemampua makanan tinggi memakai baju
kalori daan protein dan merubah
n pasien
posisi
beraktivita A : Masalah gangguan
s mobilitas fisik belum
1.2 Monitor teratasi
kondisi umum P : Lanjutkan intervensi
selama 1.1.Identifikasi
melakukan kemampuan
pasien
mobilisasi
beraktivitas
Teraupetik 1.2.Monitor
1.9 Fasilitasi kondisi umum
aktivitas selama melakukan
mobilisasi mobilisasi
dengan alat - 1.8.Anjurkan
bantu ( mis. mobilisasi dini
dan kolaborasi
Pagar tempat
konsul rehab medik
tidur ) untuk pemberian
1.10 Fasilitasi latihan ROM pasif
melakukan
pergerakan
jika perlu
1.11 Libatkan
keluarga dalam
merencanakan
dan
memelihara
program
latihan fisik
Stase KDP 2020/2021 46
Edukasi
1.12 Jelaska
n tujuan
dan
prosedur
mobilisas
i
1.13 Anjurka
n
melakukan
mobilisasi
dini
1.14 Ajarkan
mobilisasi
sederhan
a yang
harus
dilakuka
n

Stase KDP 2020/2021 47


BAB

PENUTUP

Kesimpulan
1. Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar
Aktivitas dibutuhkan informasi yang terfokus pada pa yang
menjadi penghambat baik dari dalam maupun luar penderita
atau pasien
2. Pemberian latihan ROM disesuaikan dengan tingkat
keterbatasan yang dialami pasien
3. Koordinasi dengan pihak rehabilitasi medis sangat
mendukung untuk pasien dengan gangguan mobilitas khusus
dlam perkembangan kondisi baik tulang maupun kekuatan
dan massa otot
Saran.
1. Perlu adanya suuport dini dari keluarga untuk mencegah terjadinya
atropi otot pada pasien dengan Pleksus Brachial Injury

Anda mungkin juga menyukai