BAB I
PENDAHULUAN
yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak
yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Dalam
usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga
kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain itu bank juga berfungsi bagi
bank merupakan pengumpul dana dari surplus unit dan penyalur kredit kepada
defisit unit, tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat, serta
Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom
berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang
dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah dalam Islam.
Oleh karena itu, didirikan mekanisme perbankan yang bebas bunga (bank
1
Dhika Rahma Dewi, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia, Artikel_Jurnal-Skripsi, diakses tgl 14-01-2014 jam 11.19 WIB
2
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176]
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogya: UPP AMP YKPN, 2001), hal. 13
3
negara. Semakin baik kondisi perbankan suatu negara, maka semakin baik pula
yang kelebihan dana (surplus spending unit) dengan pihak yang membutuhkan
dana (defisit spending unit) sehingga hal ini mempunyai posisi yang strategis
Bank dilihat dari segi cara menentukan harga terbagi menjadi dua kelompok
bank yaitu bank konvensional dan bank syariah. Dimana bank konvensional
bunga dan biaya yang telah ditetapkan, sedangkan pada bank syariah
islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
mengelola uang. Sebagian besar masyarakat saat ini lebih memilih memanfaatkan
bank syariah, karena bank syariah menjadi perhatian bagi kalangan masyarakat.
4
Dimana pada tahun 1998 terjadi krisis moneter sehingga menimbulkan dampak
Tak dapat dihindari sektor perbankan juga mengalami imbas dari krisis
terkena imbasnya karena bank syariah tidak menganut sistem bunga sehingga
ini.3
adalah tingkat loan to deposit ratio (LDR) yang sering dipakai dalam melihat
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dikerahkan oleh bank. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank syariah
dalam menyalurkan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank syariah
yang bersangkutan.4
konvensional maupun bank syariah. Dalam bank syariah penyaluran dana ini lebih
disebut kredit. Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian
3
Nur Suhartatik Rohmawati Kusumaningtias, Determinan Financing To Deposit Ratio Perbankan
Syariah Di Indonesia (2008-2012), Jurnal Ilmu Manajemen, diakses tgl 15-02-2014 jam 13.50
WIB
4
Aluisius Wishnu Nugroho, Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP dan PLO erhadap Return
On Asset Pada Bank Syariah di Indonesia (2006-2010), diakses tgl 14-01-2014 jam 11.20 WIB
5
dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana. Pembiayaan
merupakan fungsi penggunaan dana terpenting bagi bank komersial, dalam hal ini
adalah khususnya bagi bank syariah. Oleh karena itu, bank seharusnya
memperhatikan berbagai faktor dan aspek apa saja yang harus dipertimbangkan
akuntansi dapat diperoleh melalui laporan keuangan bank baik berupa rasio
pembiayaan bermasalah dan rasio-rasio lainnya. Rasio yang sangat terkait erat
dengan kegiatan penyaluran dana adalah rasio pembiayaan bermasalah atau NPF,
Informasi lain yang diperoleh dari laporan keuangan adalah berupa sumber
dana bank. Sumber DPK yang dihimpun merupakan dana yang terbesar yang
paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank). Sumber dana yang lain berasal dari kebijakan Bank Indonesia
yaitu berupa bonus atas penempatan dana bank. Penempatan aktiva dalam bentuk
6
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang termasuk dalam banking book yang
ditetapkan risiko sebesar 0% (zero risk), dimana bonus tersebut dapat dijadikan
SWBI, dan pembiayaan bermasalah atau NPF. Dimana dana pihak ketiga
merupakan sumber dana bank yang diperoleh dari masyarakat yang berbentuk
giro, tabungan, dan deposito, sedangkan bonus SWBI adalah sumber dana bank
yang diperoleh dari Bank Indonesia atas penitipan dana wadiah atas kelebihan
Dilihat dari sisi penyaluran dana, kinerja Bank Syariah Mega Indonesia
pada awalnya mengalami kemajuan yang cukup baik, namun pasca konversi dari
bank berbasis konvensional menjadi bank berbasis syariah justru terus menerus
terjadi hanya karena Bank Syariah Mega Indonesia memerlukan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan basis baru yang digunakan, ataukah bank yang
yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian
lebih lanjut untuk membuktikan secara empiris bagaimana penurunan kinerja itu
terjadi pasca konversi Bank Umum Tugu menjadi Bank Syariah Mega Indonesia.5
5
Siswati, Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah, Jurnal Dinamika Manajemen, dalam
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm, diakses tgl 15-02-2014 jam 20.35 WIB
7
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang
2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank umum
bank umum konvensional menjadi bank umum syariah. Pada 25 Agustus 2004,
tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini
memiliki komitmen dan tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega
6
http://www.megasyariah.co.id/report/annual/2012.pdf, diakses tgl 14-1-2014 jam 13.42 WIB
8
Indonesia, posisi dana pihak ketiga (DPK) PT. Bank Mega Syariah Indnesia
secara berurutan adalah deposito Rp 4.711,809 miliar (66,28%) serta giro dan
Posisi aktiva produktif hingga akhir 2012 sebesar Rp 7.546 miliar, terjadi
Indonesia Syariah atau SBIS) senilai Rp 1.289 miliar (17,06%) serta antar bank
financing atau NPF) gross menjadi 2,67% pada akhir Desember 2011 dari 3,03%
pada akhir Desember 2012. Selain masih di bawah 5%, angka maksimal yang
pembiayaan perusahaan semakin baik. Rasio antara dana pihak ketiga dan
pembiayaan (financing deposit ratio atau FDR) selama 2012 mencapai 88,88%,
banyak disalurkan dalam bentuk pembiayaan, bukan investasi atau kegiatan non
pembiayaan.
7 http
://www.megasyariah.co.id/report/annual/2012.pdf, diakses tgl 14-1-2014 jam 13.42 WIB
9
Rasio tingkat pengembalian aset (return of assets atau ROA) selama 2012
Di sisi lain, pertumbuhan kredit selama 2012 lebih lambat dibandingan dengan
selama 2011, yakni dari 24,6% menjadi 23,1% (year on year atau YOY).
kredit modal kerja 23,2%, dan kredit konsumsi 19,9%. Sedangkan, dari sektor
kredit semakin baik, yang tercermin dari menurunnya rasio non performing
Dari latar belakang diatas, peneliti ingin menguji NPF dan FDR
dari bank umum konvensional yang berubah menjadi bank umum syariah.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh NPF dan FDR keuntungan Bank
digunakan antara lain, variabel likuiditas yaitu FDR, variabel kualitas aktiva
diukur dengan NPF. keuntungan diukur dengan Earning After Tax (EAT) untuk
8
http://www.megasyariah.co.id/report/annual/2012.pdf, diakses tgl 14-1-2014 jam 13.42 WIB
10
dan non performing financing (NPF) terhadap keuntungan PT. Bank Mega
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari FDR terhadap
2. Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari NPF terhadap
D. Hipotesis Penelitian
Syariah Indonesia.
11
Syariah Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang besar bagi penulis
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi Bank
Mega Syariah Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan 2013. Dan
b. Bagi akademisi
12
Perbankan Syariah.
c. Bagi Investor
Indonesia. Adapun penelitian ini penulis akan membatasi diri dalam melihat
kinerja keuangan yaitu financing to deposit ratio (FDR) dan non performing
financing (NPF) Bank Mega Syariah Indonesia selama tahun 2004-2013 dan
menggunakan Earning After tax (EAT) untuk mengetahui kinerja aset yang
dimiliki bank syariah dalam memperoleh keuntungan pada PT. Bank Mega
Syariah Indonesia.
13
G. Penegasan istilah
1. Konseptual
a. Pengaruh adalah “daya yang ada atau yang timbul dari seseorang
pada bunga. Dengan kata lain, bank islam adalah lembag keuangan
dengan pembiayaan.
2. Operasional
11
Muhammad, Manajemen Dana....hal.159
12
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2003), hal. 139
14
Pendapatan 50%
H. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran singkat apa yang akan dibahas
Dalam bab ini berisisi landasan teori yang membahas tentang pengertian
bank baik secara konvensional maupun syariah, pengertian FDR, NPF dan
IV.
analisis data.
BAB V : Penutup
ini, baik kepada pihak bank maupun kepada pihak lain yang ingin
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi yang
kreditur. Laporan keuangan yang utama terdiri dari laporan laba/rugi, laporan
Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
untuk dua periode atau lebih, dan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat
diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
meliputi:
b. Untuk menilai prospek arus kas baik penerima maupun pengeluaran kas
di masa datang;
13
Dwi Suwiknyo, SEI.,M.Si. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta, PUSTAKA
BELAJAR : 2010), hal.145-148
17
bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau
dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah dan bagaimana
penyaluran zakat.
laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank
umum antara lain : neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi
yang dilengkapi kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, perhitungan rasio
14
H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hal. 876-877
18
berikut: 15
perusahaan.
keuangan perusahaan.
(IAI, 2002), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu:
adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang
sebagai penyajian yang tulus dan yang seharusnya disajikan atau yang
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena
lampau.
b) Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna.
(formalitas).
Loan to deposit ratio (LDR) adalah perbandingan antara total kredit yang
diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh
16
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,(Yogyakarta:Ekonosia,2005), hal. 144
21
menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang
bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan
tingkat likuiditas bank tersebut. Sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank,
berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank
untuk mengukur likuiditas. Sebagai indikator pinjaman FDR adalah jumlah atau
tabungan yang masing-masing tercantum pada sisi pasiva neraca bank. Tujuan
17
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta : Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal.146
18
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan....hal.148
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah. (Yogyakarta: UII Pres, 2000),
19
hal.74
22
sebuah bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan
110%.21 Karena Bank Indonesia menetapkan besarnya FDR tidak boleh melebihi
110%. Yang berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi
jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110%.22
keamanan dan kemaslahatannya bagi pemilik dana dan bank. Oleh karenanya
ketentuan peraturan Bank Indonesia, fatwa DSN maupun peraturan intern bank
mengelola dana masyarakat harus memiliki suatu komitmen dan integritas, dan
22
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah.... hal.75
23
menempuh prosedur penerimaan dana yang sehat dan benar serta prosedur
yang dikategorikan sebagai transaksi keuangan yang mempunyai resiko tinggi dan
atau mencurigakan.
c) Pengkinian data
dengan cara penyelesaian kembali data nasabah Penghimpun dana yang telah
d) Penyelesaian pengaduan
harus didasarkan kepada program tindak lanjut yang telah dibuat dan disetujui
larangan yang harus ditetapkan secara khusus melalui Surat Keputusan Direksi.
Ketentuan tersebut harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh pejabat dan staf
Penghimpunan dana tidak sesuai syariah Islam dan kebijakan pemerintah, antara
lain berupa hasil korupsi, hasil perjudian dan money laundring. Hal ini sebagai
hibah.23
Penyaluran dana adalah transaksi penyediaan dana dan atau barang serta
fasilitas lainnya kepada nasabah yang tidak bertentangan dengan syariah islam
23
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 59-62
25
c) Pejabat Bank
Pejabat bank dalam kebijakan dan prosedur ini meliputi Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas Syariah (DPS), Direksi, Satuan kerja penyaluran dana (Manajer
f) Evaluasi
(KPD), maka BPR Syariah akan melakukan kajian secara berkala sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun. Apabila terdapat perubahan dan atau
kebijakan baru dalam penyaluran dana yang belum termaktub dalam KPD, maka
26
perubahan dan atau kebijakan tersebut dituangkan terlebih dahulu dalam KPD
Setiap proses penyaluran dana harus mengacu pada pedoman yang berlaku
sebagai berikut:
tidak terpusat pada nasabah tertentu. Selain itu terdapat tujuan lain,
dari segi sektor ekonomi, dari segi sektor wilayah kerja, dari segi
yang berlaku.
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. Am-Nisa (4): 58)
amanah, obyektif dan cermat, c) taat azas terhadap peraturan, d) menyadari dan
d) Kode etik pejabat penyaluran dana. Kode etik bank mengacu kepada
a) Piutang Murabahah
Adalah akad jual beli atas barang tertentu, Dimana penjual menyebutkan
dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian
barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya
laba/keuntungan dalam jumlah tertentu. Sedangkan dalam teknis
perbankan, Murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.
oleh dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual bank adalah harga beli dari
jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 25
b) Piutang Salam
24
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 94-102
25
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 103
29
Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu
transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada
pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini
disebut salam paralel. Salam adalah akad jual-beli suatu barang (komoditi) dimana
harganya dibayar dengan segera (pada saat akad disepakati), sedang barangnya
Salam paralel adalah suatu transaksi dimana bank melakukan dua akad
salam dalam waktu yang sama. Dalam akad salam pertama bank (selaku muslim)
melakukan pembelian suatu barang pihak penyedia barang (muslam ilaihi) dengan
pembayaran di muka dan pada akad salam kedua bank (selaku muslim alaih)
menjual lagi kepada pihak lain (muslim) dengan jangka waktu penyerahan yang
dalam akad salam kedua tidak tergantung pada akad salam yang pertama.26
c) Piutang Istishna
berarti akad jual beli dimana Shanni’ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu
sama dengan salam yaitu dari segi obyek pesanannya yaitu harus dibuat atau
26
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 112-113
30
dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaanya hanya pada sistem
Istishna adalah jual beli dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan
mustasni’) dan penjual (pembuat, shani). Jika pembeli dalam akad istishna tidak
mewajibkan bank untuk membuat sendiri barang pesanan, maka untuk memenuhi
kewajiban pada pertama, bank dapat mngadakan akad istishna kedua dengan
pihak ketiga (subkontraktor). Akad istishna kedua ini disebut istishna paralel.
Akad istishna dapat dihentikan jika kedua belah pihak telah memenui
kewajibannya.27
tempat, cara, dan objek investasi. Bank bertindak sebagai agen penyalur dana
dana. Bank bertindak sebagai agen penyalur dana investor (chanelling agent)
kepada nasabah yang bertindak sebagai pengelola dana untuk kegiatan usaha
fiqih, Musyarakah berarti:" Akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal
27
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 120
28
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 133
31
modal dan keuntungan." Bentuk kerja sama (syirkah) terbagi dalam beberapa
golongan: a) Syirkah Al 'inan, penggabungan harta atau modal dua orang atau
Syirkah Al Mudharabah, bentuk kerja sama antara pemilik modal dan seseorang
yang punya keahlian dagang dan keuntungan perdagangan dari modal itu dibagi
29
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 135
30
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah....hal. 140
32
Ijarah muntahiyyah bittamlik adalah ijarah yang diakhir masa sewa nasabah
mempunyai hak opsi untuk memiliki objek sewa. Memberikan fasilitas kepada
nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang dengan system sewa dan pada
pengganti yang sama". Al Qard adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
i) Qardhul Hasan
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.31
kelompok umum, yaitu: produk kelompok produk pengerahan dana dan prosedur
2) Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun dari masyarakat
kesehatan kualitas aset bank. NPL yang digunakan adalah NPL gross yaitu NPL
kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen resiko kredit. Semakin tinggi nilai
NPL maka bank tersebut semakin tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan
menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan
Sedangkan kualitas aktiva produktif pada bank syariah diukur dengan Non
diberikan. Besarnya NPF yang diperolehkan Bank Indonesia saat ini adalah
kesehatan bank bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai /skor yang
diperolehnya.33
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh
32
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability....hal. 141
33
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability....hal. 142
35
analis kredit.
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini
adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.pengertian
dana pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang
syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan
bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.34
34
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2008), hal. 102
36
a. Faktor Internal
Faktor kenyataan yang perlu sekali digaris bawahi adalah bahwa keberhasilan
b. Faktor Eksternal
1) Lancar
3) Kurang Lancar
4) Diragukan
5) Macet
37
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
hal. 165
38
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hal.64
39
Hermansyah, Hukum Perbankan.....,hal.63
38
dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan
a. Pemegang saham yang memiliki 10% atau lebih modal setor bank.
c. Anggota Direksi.
40
Hermansyah, Hukum Perbankan.....,hal.64
41
H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hal.784
39
menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apa pun
(kredit), kemungkinan pembiayaan (kredit) tersebut macet pasti ada. Hanya saja
dalam hal ini, bagai mana meminimalkan resiko tersebut seminimal mingkin.
apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah
dalam melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal yaitu:
1) adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar,
Dalam hal ini macet pihak bank prlu melakukan penyelamatan, sehingga
pembiayaan (kredit) yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang
mengalami kerugian.
antara lain:
layak.
D. Keuntungan
Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tentu harapan pertama
berbagai cara dilakukan bank sebagai bisnis keuangan dalam mencari keuntungan
juga memiliki cara tersendiri. Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini
terdapat dua model dalam mencari keuntungan yaitu bank yang berdasarkan
Laba merupakan salah satu fungsi penting dari ekonomi dan perbankan
Sterling mengemukakan:
Memaknai laba atau income sebagai nama yang diberikan kepada konsep
keluarga di dunia tentang ide-ide yang secara erat berkaitan dengan
kekayaan dan nilai yang mereka miliki. Keluarga dalam pengertian laba
versi Sterling di atas mengarah pada berbagai nama, antara lain; personal
income, business income, net income dan sebagainya.
Definisi lain dari laba juga dapat disimak dari penuturan Kam berikut ini:
Income is the change inthe capital of an entity between two point in time,
excluding changes due to investment by and distributions to owners,
where capital is expressed in term of value and based on a given scale.
(value), modal (capital), dan skala (scale). Ketiganya saling terkait (interrelated).
Nilai terkait dengan konsep nilai ekoomis terutama menyangkut hak prefensi
orang satu sama lain berbeda terhadap suatu komoditas karena adanya perbedaan
43
Kasmir, Manajemen perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2002), hal. 36-37
42
ekspektasi terhadap profit di masa yang akan datang. Sedangkan modal (uang dan
proses pengukuran agar dapat memberikan arti atas obyek yang diukur.44
aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
EAT (Laba Setelah Pajak) = Laba Sebelum Pajak (EBT) – Pajak Pendapatan
50%
E. Bank
1. Bank Konvensional
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal
membutuhkan. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar
46
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan.... hal. 44
43
uang, memindahkan uang atau menerima segala segala bentuk pembayaran dan
setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan
pembayaran lainnya.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
memberikan balas jasa kepada penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa
akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan dunia
perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada
syomin ginko.
2. Bank Syariah
menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan
syari’ah itu sendiri. Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu
47
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999), 24-
29.
45
respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang berupaya
transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-
prinsip syari’ah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktik riba,
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syari’ah, adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa
disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan
Hadits nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
Bank Islam dan bank yang beroperasi dengan prinsip syari’ah Islam. Bank
Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah Islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan hadits; sementara bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip syari’ahIslam adalah bank yang dalam
beroperasinya ini mengikuti ketentuan-ketentuan syari’ah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.
Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-
praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi
dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.
berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan
dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang
utama. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan komoditas, antara lain:
a. Memindahkan uang
Syari’ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan
antara bungan bank dan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia
yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan
lahirnay bank Islam. Bank islam lahir di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar
tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang no. 7 thun 1992, yang
sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syari’ah.
Kaitan antara bank dengan uang dalam suatu unit bisnis adalah penting,
ketidak jujuran dan “penghisapan”dari satu pihak ke pihak lain (bank dengan
adalah sebagai mitra investor dan oedagang, sedangkan dalam hal bank pada
investasi seperti kontrak mudharabah. Disamping itu, bank islam juga terlibat
prinsip mitra usaha, adalah bebas bunga. Oleh karena itu, soal membayar bunga
kepada para debitur atau pembebanan suatu suku bunga dari para klien tidak
timbul.49
karena sistem keuangan dan perbankan islam adalah merupakan subsistem dari
suatu sistem ekonomi Islam yang cakupannya lebih luas. Oleh karena itu,
nilai syari’ah.
seperti minuman keras (haram), kegiatan yang sangat dekat dengan gambling
49
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Kampus Fakultas Ekonomi UII,
2005), hal.1-2
48
syari’ah, dan trasisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis
lain yang terkait agar umat terhindar dari hal-hal yang tersebut, meskipun
bunga. Penentangan terhaadap bunga bahkan sudah terjadi sejak zaman Yunani
Prinsip utama yang dianut oleh Bank islam adalah 1) larangan riba (bunga)
yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syari’ah; dan 30
perbankan mereka dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Untuk itu dewan syariah
bahwa bankk islam tidak terlibat dengan unsur-unsur yang tidak setujui oleh
islam.
50
H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking...., hal. 675-678
49
dan bank islam, yaitu antara lain konsep antara investasi dengan membungakan
uang, dan perbedaan konsep antara utang uang, dan utang barang.
F. Peneliti Terdahulu
Ema Nasrotul Hidayah, Strategi Pembiayaan Bermasalah pada Produk Musyarakah di BMT AR
52
maka diberi surat peringatan sampai dengan 3 kali, jika tetap tidak merespon
maka BMT berhak untuk menjual barang jaminan. Bentuk penyelesaian jika
dengan menjual barang jaminan tidak bisa terselesaikan maka tindakan akhir yaitu
penanganan dari tim khusus gabungan dari beberapa cabang BMT Ar-RAHMAN
Ratio (FDR) profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Sampel dari kajian ini
meliputi 11 bank syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS). Data peneitian ini
diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
dari bulan Januari 2008 hingga Desembar 2010 (Kajian mengenai Financial Ratio
Suryani, Analisis Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada
53
penelitian ini penulis menganalisis kondisi Financing To Deposit Ratio (FDR) pada Perbankan
Syariah di Indonesia, (Lhokseumawe: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
51
BUS dan UUS dalam periode 2008-2010) Sebanyak 34 bank dilibatkan dalam
penelitian ini. Adapun teknik yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis
regresi linear dengan bantuan program EVIEWS versi 5. Hasil analisis dan
(FDR) bank syariah memiliki rata-rata sebesar 103,65% sepanjang tahun 2008,
sebesar 89,70% di tahun 2009 dan sebesar 94,37% di tahun 2010. Secara
tahun pengamatan adalah sebesar 98,79%; (2) Return on Asset (ROA) merupakan
(ROA) di tahun 2008 sebesar 1,77%, 1,98% di tahun 2009 dan 1,74% di tahun
2010. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata Return on Asset (ROA) dalam tiga
tahun pengamatan masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia yaitu standar
Return on Asset (ROA) yang baik adalah sekitar 1,5%; (3) Hasil analisis regresi
tabel 2,032.
54
Dhika ahma Dewi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di
Indonesia, (Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
52
penelitian ini adalah bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun
2005-2008, sampel yang dapat digunakan sebanyak 3 bank umum syariah. Sampel
analisis terhadap data-data yang diperoleh. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji
hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio (FDR)
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non
Endah Diana Nuroini, Kajian Keuntungan Dalam Prespektif Ekonomi Konvensuional dan Islam,
55
sosialis, dan dalam aliran konvensional ini mengandung unsur riba serta tidak
keuntungan tidak hanya bersifat materi samata, akan tetapi dalam mengambil
keuntungan harus membawa serta keimanan kepada Allah SWT agar keuntungan
Dari beberapa kajian penelitian yang sudah ada, seperti yang dipaparkan
diatas untuk itu peneliti mengkaji suatu penelitian yang berbeda dengan penelitian
1
X1
2
Y
X2
Variabel financing to deposit ratio (FDR) (X1) dan non performing financing
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. pada hakekat merupakan suatu
bagian pokok dari ilmu pengetahuan, yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan
pengetahuan”.57
financing to deposit ratio (FDR) dan non performing financing (NPF) terhadap
Metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
57
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi ..., hal. 3
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.59
penelitian ini merupakan jenis asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang
penelitian adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat.
(dipengaruhi). Variabel independent dalam penelitian ini FDR (X1) dan NPF
B. Populasi
dipakai. Populasi diartikan sebagai jumlah kumpulan unit yang akan diteliti
diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. 60 Adapun yang menjadi
1. PT. Bank Mega Syariah Indonesia merupakan Bank Umum Syariah yang
Cipta,2010),hal. 12.
hlm.257.
57
laporan keuangan PT. Bank Mega Syariah Indonesia dari periode tahun
2004 triwulan ke-1 sampai dengan tahun 2013 triwulan ke-4. Jadi
1. Sumber Data.
Data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan
untuk tujuan tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu data yang lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau instansi di luar dari peneliti sendiri, walaupun
yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data yang
dengan tahun 2013 triwulan ke-4 PT. Bank Mega Syariah Indonesia.
2. Variabel Penelitian.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau
58
dengan satu obyek dengan obyek lang lain. Variabel juga dapat merupakan
mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi
RUMUS FDR =
RUMUS NPF =
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 60
61
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah. (Yogyakarta: UII Pres, 2000),
63
hal.74
64
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability....hal. 142
59
RUMUS keuntungan =
Pendapatan 50%
3. Skala Pengukuran.
rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antar titik pada skala,
cara mencari dan mengunpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dll. Data-data yang diperoleh dalam
penelitian ini meliputi data mengenai variabel yang diteliti yaitu FDR dan NPF
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2003), hal. 139
65
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, (Jakaarta: Salemba Empat, 2006), hal. 20
66
60
dependent.
keuangan yang bertujuan untuk memperoleh data sekunder dan untuk mengetahui
Penelitian ini juga berguna sebagai pedoman teoritis pada waktu melakukan
penelitian lapangan serta untuk mendukung dan menganalisis data, yaitu dengan
cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti.
E. Anaisis Data
a. Uji Multikolonearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas.
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
c. Uji Autokorelasi.
berderetan, biasanya terjadi pada data time series.68 Uji ini bertujuan
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara
1 atau sebelumnya.
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
67
20090 hal. 79
penelitian ini, variabel terikat dipengaruhi oleh dua variabel bebas. Maka
untuk menguji atau melakukan estimasi dari suatu permasalahan yang terdiri
dari lebih dari satu variabel bebas tidak bisa dengan regresi sederhana. Alat
Y = a + b1X1 + b2X2+...bnXn
Keterangan :
b1, b2, bn= angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
4. Uji Hipotesis
pengujian yang digunakan yaitu : Ho diterima jika t hitung <t tabel => tidak ada
ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel => ada pengaruh yang
pengujian yang digunakan yaitu : Ho diterima jika t hitung <t tabel => tidak ada
ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel => ada pengaruh yang
diterima jika Fhitung < Ftabel => Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
FDR dan NPF terhadap Keuntungan. Ho ditolak jika F hitung > Ftabel =>
Keuntungan.
masing-masing variabel independent yaitu FDR dan NPF secara parsial dan
64
variabel dependen).
pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada tabel model
Rumus:
R2 = r2 x100
%
2
R = Koefisien Determinasi
65
BAB IV
A. Analisis Data
1. Analisis FDR
diperoleh akan naik, karena pendapatan tersebut naik secara otomatis keuntungan
juga akan mengalami kenaikan. Dari analisa dan perhitungan, dapat diperoleh data
FDR selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikiut:
Gambar 4.1
Kurva FDR dalam (%)
Sumber : lampiran 15
66
FDR memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 32% pada Bank Mega
Syariah Indonesia periode Desember 2004 dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar
91% pada Bank Mega Syariah Indonesia periode September 2004. Dengan rata-
rata sebesar 56,45% Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pada periode
penelitian, nilai FDR pada Bank Mega Syariah Indonesia tidak melebihi standar
2. Analisis NPF
Kualitas aktiva produktif pada bank syariah diukur dengan NPF. Aktiva
diperolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5%
bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai / skor yang diperolehnya.70 Dari analisa
dan perhitungan, dapat diperoleh data NPF selama periode tahun 2004 sampai
Gambar 4.2
Kurva NPF dalam (%)
70
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability....hal. 142
67
Sumber : lampiran 16
Syariah Indonesia dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 4% pada Bank Mega
Syariah Indonesia periode September 2009, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
3,8483%. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pada periode penelitian
nilai NPF Bank Umum Syariah tidak melebihi standar maksimal yang ditetapkan
3. Analisis Keuntungan
atau proyek yang dikembangkan.71 Bank yang sehat adalah bank yang diukur
secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. 72
Dari analisa dan perhitungan, dapat diperoleh data Keuntungan selama periode
Gambar 4.3
Kurva Keuntungan dalam (%)
71
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2003), hal. 139
72
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan.... hal. 44
68
Sumber : lampiran 17
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dari triwulan pertama sampai
peningkatan keuntungan pada setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan kinerja Bank
Untuk menguji data yang berdistribusi normal, akan digunakan alat uji
berdistribusi normal jika signifikasi variabel memiliki nilai signifikasi > 0,05.73
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov
N 34 34 34
73
Agus Eko Sujianto, Apikasi Statistik Dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), hal.
83
69
Sumber : lampiran 4
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk X1 (FDR) sebesar 0,692, X2 (NPF) sebesar
yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Karena memiliki
nilai signifikasi > 0,05. Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 (dalam kasus ini
dengan pedoman:
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
adalah normal.
Tabel 4.2
Sumber : lampiran 4
Gambar 4.4
Normal P-P Plots untuk Variabel FDR
Sumber : lampiran 5
Gambar 4.5
Normal P-P Plots untuk Variabel NPF
Sumber : lampiran 6
71
Gambar 4.6
Normal P-P Plots untuk Variabel Keuntungan
Sumber : lampiran 7
a. Uji Multikolinearitas
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel
factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas. Nilai
Tabel 4.3
Coefficientsa
72
Collinearity Statistics
(variabel FDR) dan 1,460 (variabel NPF). Hasil ini berarti variabel FDR dan NPF
terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas karena hasilnya lebih kecil dari 10.
b. Uji Heterokedastisidas
dilihat dari pola gambar Scatterplot. Tidak terdapat heterokedastisidas jika: (1)
penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola; (2) titik-titik data menyebar di
atas dan dibawah atau disekitar angka 0; dan (3) titik-titik data tidak megumpul
Gambar 4.7
Hasil Uji Heterokedastisidas
74
Agus Eko Sujianto, Apikasi Statistik……..,hal. 79-80
73
Sumber : lampiran 9
heterokedastisidas, hal ini ditunjukkan oleh penyebaran titik-titik data yang tidak
berpola serta menyebar disekitar angka nol dan tidak mengumpul hanya diatas
c. Uji Autokorelasi
sebagai berikut:
1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat disimpulkan
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
menunjukkan hasil sebesar 0,786. Karena nilai 0,786 terletak diantara < 1,21 atau
DW > 2,79 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini terjadi
autokorelasi.
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
berikut ini:
75
Keterangan:
satuan unit dari FDR, maka akan menurunkan keuntungan sebesar 1,180.
Dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari FDR,
1,180.
sebesar – 6,212.
7. Uji Hipotesis
pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dipergunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana
pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
76
tersebut. Sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan
sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank yang mempunyai
yang masing-masing tercantum pada sisi pasiva neraca bank. Tujuan perhitungan
FDR adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi seberapa jauh sebuah bank
memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. FDR
dana yang diberikan maka pendapatan yang diperoleh akan naik, karena
Tabel 4.6
Hasil Uji t-tes
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Muhammad, sistem dan prosedur Operasional Bank Syariah. (Yogyakarta: UII Pres, 2000),
75
hal.74
Sig. a
Karena nilai Sig. < a maka disimpulkan untuk menolak H 0 dan menerima
Ha, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara FDR terhadap keuntungan
diukur dengan NPF. Aktiva produktif bank syariah diukur dengan perbandingan
NPF yang diperolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika
yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai / skor yang diperolehnya.77 Dari
analisis diatas dan dengan melihat tabel 4.6, maka hasil uji t adalah sebagai
berikut :
Dalam tabel 4,6 diperoleh nilai Sig. sebesar 0,49 dibandingkan dengan taraf
Sig. a
77
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability....hal. 142
78
Karena nilai Sig. > a maka disimpulkan untuk mennerima H0 dan menolak Ha,
yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara NPF terhadap keuntungan
menerima H0 dan menolak Ha. Bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dipergunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana
pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
tersebut. Sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan
sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank yang mempunyai
yang diperolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5%
pengaruh FDR dan NPF terhadap Keuntungan peneliti menguji dengan uji f (F-
Tabel 4.7
Hasil Uji F (F-test)
ANOVAb
Total 105965.600 33
Output diatas (ANOVA), terbaca nilai Fhitung sebesar 2,707 dengan tingkat
signifikansi 0,080. Karena keuntungan (0,080) jauh lebih besar dari 0,05 (dalam
kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau a = 5%), maka model regresi bisa
jika Sig. > a maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan yang linear
antara FDR, NPF dengan keuntungan yang diperoleh. yang berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan antara FDR dan NPF terhadap keuntungan menerima H0
dan menolak Ha. Bahwa FDR dan NPF tidak berpengaruh signifikan. Jadi antara
FDR dan NPF terhadap Keuntungan tidak ada hubungan yang linear.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
keuntungan dijelaskan oleh variabel FDR dan NPF, dan sisanya 92, 6% dijelaskan
oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Jadi sebagian besar variabel
B. Pembahasan
Semakin tinggi FDR suatu bank umum syariah, tidak menjadi tolok ukur
bank untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi. Dari data yang ada pada
penelitian pembiayaan yang disalurkan dilihat dari FDR sudah cukup baik dengan
titik aman. Ekspansi pembiayaan telah dilakukan oleh Bank Mega Syariah
keseluruhan bank syariah. Oleh karena itu pada penelitian ini FDR yang
merupakan tolok ukur rasio likuiditas tidak memberikan pengaruh nyata dalam
X1 sebesar – 1,180 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 satuan unit dari FDR,
maka akan menurunkan keuntungan sebesar 1,180. Dan sebaliknya jika setiap
penurunan sebesar 1 satuan unit dari FDR, maka keuntungan juga diprediksi akan
Karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, berarti bahwa terdapat
oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank Mega
pembiayaannya. Dengan asumsi bahwa rasio ini berada dalam batas yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sehingga pendapatan yang diperoleh bank juga
terhadap Keuntungan.
mendapatkan hasil yang sama, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dhika Rahma Dewi78 dan Suryani79, yang menunjukkan hasil bahwa FDR
78
Dhika ahma Dewi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di
Indonesia, (Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
Suryani, Analisis Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada
79
penelitian ini penulis menganalisis kondisi Financing To Deposit Ratio (FDR) pada Perbankan
Syariah di Indonesia, (Lhokseumawe: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
82
penambahan 1 satuan unit dari NPF, maka akan menurunkan keuntungan sebesar
– 6,212. Dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari NPF,
0,491. Dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, berarti bahwa
terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel NPF terhadap variabel
Keuntungan.
Rasio NPF mencerminkan resiko kredit yang dihadapi Bank Mega Syariah
indonesia. Semakin tinggi rasio ini, kualitas kredit bank semakin buruk karena
kondisi bermasalah semakin besar. Hal ini akan berpengaruh terhadap turunnya
Keuntungan.
Bank Mega Syariah Indonesia. Dengan kata lain semakin kecil NPF maka akan
bank.
mendapatkan hasil yang sama, hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
Dhika Rahma Dewi80, yang menunjukkan hasil bahwa NPF berpengaruh tidak
Dari output ANOVA pada 4.7, terbaca nilai Fhitung sebesar 2,707 dengan
tingkat signifikansi 0,080. Oleh karena keuntungan (0,080) jauh lebih besar dari
0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau a = 5%), maka model
jika Sig. > a maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan yang linear
antara FDR, NPF dengan keuntungan yang diperoleh. Cara lainnya dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel => maka
disimpulkan menerima H0, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara
FDR dan NPF terhadap Keuntungan. Jadi antara FDR dan NPF dengan
80
Dhika ahma Dewi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di
Indonesia, (Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
84
bahwa rasio ini berada dalam batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Adanya pengaruh NPF terhadap Keuntungan, dengan kata lain semakin kecil
profitabilitas bank
mendapatkan hasil yang sama, hal ini juga didukung oleh penelitian dari Hasil
penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Dhika Rahma Dewi81 dan Suryani82,
dalam hasil penelitiannya meyatakan semakin efisien kinerja operasional suatu bank
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada Bank Mega Syariah Indonesia Tbk. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
81
Dhika ahma Dewi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di
Indonesia, (Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010).
Suryani, Analisis Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada
82
penelitian ini penulis menganalisis kondisi Financing To Deposit Ratio (FDR) pada Perbankan
Syariah di Indonesia, (Lhokseumawe: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010)
85
dari FDR, maka akan menurunkan keuntungan sebesar 1,180. Dan sebaliknya
jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari FDR, maka keuntungan juga
signifikansi sebesar 0,026. Karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05,
berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel FDR terhadap
yang disalurkan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
oleh Bank Mega Syariah Indonesia. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini
Syariah Indonesia.
sebesar – 6,212. Dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit
signifikansi sebesar 0,491. Dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari
0,05, berarti bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel
Keuntungan pada Bank Mega Syariah Indonesia. Dengan kata lain semakin
3. Nilai Fhitung sebesar 2,707 dengan tingkat signifikansi 0,080. Oleh karena
keuntungan (0,080) jauh lebih besar dari 0,05 (dalam kasus ini menggunakan
taraf signifikansi atau a = 5%), maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi keuntungan yang diperoleh. jika Sig. > a maka H0 diterima yang
artinya tidak ada hubungan yang linear antara FDR, NPF dengan keuntungan
yang diperoleh. Cara lainnya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.
H0 diterima jika Fhitung > Ftabel => maka disimpulkan menerima H0, yang berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara FDR dan NPF terhadap
Keuntungan. Jadi antara FDR dan NPF dengan Keuntungan tidak ada
B. Saran
87
1. Bagi Praktisi
a. Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diharapkan
2. Bagi akademisi
3. Bagi Investor
88
untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti dalam bidang perbankan Islam