Anda di halaman 1dari 14

AUDITING II

PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN

Oleh:
Kelompok 9

Ni Komang Tria Juliastari (1833121303)


Ni Wayan Ambaryati (1833121307)
Ni Kadek Selvi Dwi Oktapyanti (1833121320)
Ni Kadek Rita Anggreni (1833121439)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN

A. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN YANG BERSANGKUTAN
Persediaan bisa memiliki berbagai macam bentuk, tergantung sifat entitasnya. Untuk
perusahaan dagang pengecer dan pedagang besar, akun terbesar dalam nereca sering
berupa persediaan barang dagangan yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus
persediaan dan penggudangan, kita akan menggunakan perusahaan menufaktur sebagai
contoh, yang persediaanya bisa meliputi bahan baku, perlengkapan, dan suku cadang
untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses yang masih akan diolah lebih
lanjut, dan barang jadi yang siap untuk dijual. Siklus persediaan dan penggudangan dapat
dipandang sebagai dua sistem terpisah tetapi berkaitan erat, yang satu menyangkut aliran
fisik barang dan lainnya adalah aliran biaya yang bersangkutan

(a) Pembuatan Order Pembelian


Siklus pembeliaan dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu diciptakan apakah pembelian
persediaan untuk bahan baku (dalam perusahaan menufaktur) ataukah untuk barang
jadi (dalam perusahaan dagang pengecer. Permintaan pembelian adalah formulir yang
digunakan untuk meminta agar bagian pembelian memesan persediaan. Permintaan
ini bisa diinisiasi oleh pegawai gudang ketika bahan baku dibutuhkan, atau oleh
perangkat lunak computer yang secara otomatis akan memesan barang ketika
persediaan mencapai tingkat tertentu, dipesan ketika ada permintaan untuk kebutuhan
produksi, atau dipesan secara rutin setelah dilakukan perhitungan persediaan periodik.
(b) Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku, yang juga merupakan bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran, meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa kebenaran
jumlah maupun kualitasnya. Bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang
yang akan menjadi salah satu dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran bisa
dilakukan. Setelah diperiksa, bahan baku dikirim ke gudang dan copy dari laporan
penerimaan barang, atau electronic notifications berkenaan dengan penerimaan
barang, biasanya dikirim juga ke bagian pembelian, bagian gudang, dan bagian

1
piutang usaha. Pengawasan dan pertanggungjawaban diperlukan setiap
pengiriman/perpindahan barang.
(c) Penggudangan Bahan Baku
Segera setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang. Apabila bagian
lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian produksi
mengirimakan permintaan bahan baku telah mendapat otoritas dari kepala bagian
produksi, perintah kerja, atau dokumen serupa itu, yang menyebutkan jenis dan
jumlah material yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memutahirkan master file persediaan perpentual dan mencatat pengiriman dari bahan
baku kea kun persediaan barang dalam proses. Pada entitas yang memiliki manajemen
persediaan terintegrasi dan menggunakan sistem akuntansi berkomputer, pemutahiran
ini berlangsung secara otomatis.
(d) Pengolahan Barang
Proses pengolahan barang sangat bervariasi antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya.perusahaan menentukan barang yang akan diproduksi berdasarkan
pesanan tertentu dari konsumen, ramalan penjualan, tingkat persediaan yang
ditetapkan di muka, atau atas dasar lain. Biasanya perusahaan memiliki bagian khusus
yang bertanggungjawab untuk menentukan jenis dan kuantitas barang yang akan
diproduksi.
(e) Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di gudang, menunggu
pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal
yang baik, persediaan barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi yang
terpisah, di area yang hanya bisa dimasuki oleh petugas tertentu. Pengendalian atas
barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang.
(f) Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran dengan kas atau asset
lainnya. Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman sesungguhnya menjadi
penyebab terjadinya pengakuan piutang dan penjualan dalam sistem akuntansi. Oleh
kerena itu, pengiriman barang jadi harus diotorisasi dengan menggunakan dokumen
pengiriman barang yang tepat.

2
1) Master Files Persediaan Perpetual adalah suatu catatan yang biasanya secara
khusus digunakan untuk bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan
tidak menyelenggarakan catatan perpentual untuk barang dalam proses. Master file
perpetual persediaan biasanya berisi tentang jumlah unit persediaan yang dibeli,
dijual, dan sisa dalam persediaan untuk pembelian bahan baku, master file
persediaan perpentual dimutakhirkan secara otomatis ketika pembelian persediaan
diproses sebagai bagian dari pencatatan pembelian.
B. BAGIAN-BAGIAN DALAM PENGAUDITAN PERSEDIAAN
Tujuan keseluruhan pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk
memberikan asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi secara wajar. Audit atas siklus persediaan dan
penggudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas dalam siklus sebagai berikut:
1) Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead.
2) Transfer asset dan biaya internal.
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
4) Observasi perhitungan fisik persediaan.
5) Penetapan harga dan kompilasi persediaan.
(a) Pembelian dan Pencatatan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Dan Overhead
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal ketiga fungsi ini
dan kemudian melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif golongan
transaksi pada kedua siklus yaitu siklus pembelian dan pembayaran, serta siklus
penggajian dan personalia. Pengujian-pengujian tersebut harus memuaskan auditor bahwa
pengendalian yang berkaitan dengan pembelian bahan baku dan biaya manufaktur
beroperasi secara efEktif dan bahwa transaksi pembelian telah ditetapkan dengan benar.
Apabila tenaga kerja langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan barang
yang diproduksi, auditor harus memeriksa ketetapan akuntansi untuk biaya-biaya yang
tercakup dalam siklus pengajian dan personalia.
(b) Transfer Aset Dan Biaya Internal
Klien mencatat aktivitas dalam catatan akuntansi biaya yang independen terhadap siklus
lain dan diuji sebgai bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
(c) Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan Dan Biaya
Pencatatan pengiriman barang dan biaya yang bersangkutan merupakan fungsi terakhir.
Karena ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan pengumpulan piutang,auditor
memperoleh pemahaman dan menguji pengendalian internal atas pencatatan pengiriman

3
sebagai bagian dari pengauditan atas siklus tersebut, termasuk prosedur-prosedur untuk
memeriksa ketelitian pengkreditan atas catatan persediaan dalam master file persediaan.
(d) Observasi Perhitungan Fisik Persediaan
Auditor harus mengobservasi (mengamati) perhitungan fisik persediaan yang dilakukan
klien untuk memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada tanggal
neraca dan telah dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis
bukti penting yang digunakan untuk memeriksa keberadaan dan penghitungan persediaan,
lebih-lebih jika persediaan material terhadap laporan keuangan.
(e) Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentukan
apakah klien telah menerapkan metoda persediaan yang sesuai dengan standar akuntansi
dan kinsistn dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang digunakan untuk memeriksa
biaya perolehan ini disebut pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus melakukan,
pengujian kompilasi persediaan yaitu pengujian yang dilakukan untuk memeriksa apakah
perhitungan fisik tekah diikhtisarkan dengan benar, jumlah dan harga telah dikalikan
dengan benar, dan hasil perkalian tersebut telah dijumlahkan vertikal untuk kemudian
dicocokkan dengan saldo di buku besar.

C. PENGAUDITAN AKUNTANSI BIAYA


Sistem dan pengendalian akuntansi biaya berbeda-beda antar perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya. Perbedaan ini sangat bervariasi dan lebih banyak disbanding
dengan bidang audit kainnya karena keanekaragaman unsur persediaan dan tingkat
kecanggihan yang diinginkan manajemen.
(a) Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses
yang memengaruhi persediaan fisik dan jejak biaya sejak biaya bahan baku diminta
hingga selesainya hasil produksi dan memindahkannya ke gudang. Pengendalian ini
dapat dibagi menjadi dua ketegori utama sebagai berikut: Pengendalian fisik atas
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dan Pengendalian atas
biaya yang bersangkutan.
Master file persediaan perpetual diselenggarakan oleh orang yang tidak bertugas
menyimpan asset atau tidak memiliki akses ke asset adalah pengendalian akuntansi
biaya untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

4
1) Menyediakan catatan tentang persediaan yang ada, yang digunakan untuk
menginisiasi produksi atau permintaan tambahan bahan baku atau barang.
2) Menyediakan suatu catatan tentang pemakaian bahan baku dan penjualan barang
jadi, yang bisa direview untuk melihat ada tidaknya barang yang usang atau
lambat laku.
3) Menyediakan catatan yang dapat menunjukkan penanggungjawabannya apabila
terjadi selisih antara hasil perhitungan fisik dengan jumlah yang tercantum dalam
catatan perpentual.
(b) Pengujian Akuntansi Biaya
Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan yaitu: memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian direncanakan,
menentukan luasnya pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian
dan pengujian subtantif golongan transaksi untuk memenuhi tujuan audit transaksi.
Auditor biasanya menekankan pada empat aspek akuntansi biaya sebagai berikut:
1) Pengendalian fisik atas persediaan.
2) Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan.
3) Master file persediaan perpetual.
4) Catatan harga pokok perunit
(c) Pengendalian Fisik
Pengujian atas pengendalian fisik bahan baku,barang dalam proses, dan barang jadi
yang dilakukan auditor biasanya dibatasi pada observasi dan meminta keterangan.
Auditor dapat memeriksa area gudang bahan baku untuk menentukan apakah
persediaan dilindungi dari kemungkinan pencurian dan penyalahgunaan dengan
menggunakan gudang berkunci atau alat pengaman lainnya, termasuk ada tidaknya
penanggungjawab penyimpangan dalam gudang. Apabila auditor berkesimpulan
bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai sehingga persediaan akan menjadi
sulit untuk dihitung dengan tepat, maka auditor harus memperluas observasi atas
pengujian perhitungan fisik persediaan untuk memastikan bahwa penghitungan yang
memadai telah dilakukan.
(d) Dokumentasi dan Catatan untuk Perpindahan Persediaan
Pada waktu mengaudit perpindahan persediaan, auditor pertama harus memahami
pengendalian internal klien dalam pencatatan perpindahan sebelum auditor melakukan
pengujian yang relevan. Setelah pengendalian internal dipahami,auditor akan mudah
melakukan pengujian pengendalian atau pengujian subtantif golongan transaksi,

5
dengan memeriksa dokumen dan catatan untuk menguji keterjadian dan ketelitian
perpindahan barang dari gudang bahan baku ke pabrik.
(e) Master File Persediaan Perpentual
Auditor menguji master file persediaan perpentual dengan memeriksa dokumentasi
yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam master file.
Pengujian ketelitian master file persediaan perpentual relative mudah setelah auditor
menentukan kecukupan rancangan dan implementasi pengendalian internal persediaan
dan menilai tingkat risiko pengendalian.
(f) Catatan Harga Pokok Per Unit
Pada waktu melakukan pengujian atas catatan persediaan, auditor pertama-tama harus
mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal dengan sistem akuntansi
biaya. Pemahaman ini bisa memakan banyak waktu karena aliran biaya diintegrasikan
dalam catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya, yaitu: pembelian dan pembayaran,
penggajian dan personalia, dan penjualan dan pengumpulan piutang. Setelah auditor
memahami pengendalian internal uang memengaruhi catatan,akuntansi biaya
,pendekatan terhadap verifikasi internal atas catatan akuntasi biya menyangkut konsep
dalam verifikasi terhadap transaksi pembelian,penggajian,dan penjualan. Auditor
biasanya menguji catatan akuntansi biaya sebagai bagian dari pengujian atas
pembelian, penggajian, dan penjualan untuk menghindari pengujia catatan lebih dari
sekali dan untuk meningkatkan efisiensi audit.

D. PROSEDUR ANALITI
Tabel Prosedur Analitis Siklus Persediaan dan Penggudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun lalu. harga pokok penjualan.
Membandingkan kecepatan perputaran Keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dengan tahun lalu. persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih
saji atau kurang saji persediaan.
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok per
dengan tahun lalu. unit yang mem[engaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.
Membandingkan biaya produksi tahun ini Kesalahan penyajian harga pokok per unit
dengan tahun lalu. persediaan, terutama biaya tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik, yang

6
mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.

E. OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN


Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang perusahaan
lainnya, maka pemahaman tentang bisnis usaha klien menjadi lebih penting baik untuk
observasi fisik persediaan maupun untuk penetapan harga serta kompilasi daripada untuk
area-area audit yang lain. Contoh pertimbangan kunci yang harus dilakukan auditor
meliputi metoda penilaian persediaan yang harus dipilih oleh manajeman,potensi
terjadinya keusangan persediaan, risiko bahwa persediaan barang konsinyasi bercampur
baur dengan persediaan milik perusahaan sendiri.
Auditor seringkali baru mengenal persediaan yang terdapat pada perusahaan klien,
setelah melakukan inspeksi langsung dengan meninjau (tour) ke fasilitas-fasilitas
persediaan klien,seperti misalnya tepat penerimaan bahan baku yang diibeli,
penyimpanan di gudang, area produksi perencanaan ,dan pencatatan pembukuan.
Peninjau sebaiknya dipandu oleh mandor (supervisor) yang dapat menjawab pertanyaan
tentang produksi, terutama tentang setiap perubahan dalam pengendalian internal dan
proses lainnya sejak tahun lalu.

F. PERSYARATAN OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN


Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas perhitungan fisik
persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa pencatatan persediaan
yang senyatanya tidak ada oleh McKensson & Robbins company pada tahun 1938.
Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi perhitungan
fisik persediaan yang pada waktu itu memang merupakan persyaratan yang harus
dilakukan auditor. Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut: Jika
persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan dengan:
(a) Menghadiri perhitungan fisik persediaan, kecuali jika praktis, untuk:
1. Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
2. Mengobservasi pelaksanaan prosedur perhitungan yang dibuat oleh
manajemen.
3. Menginspeksi persediaan

7
4. Menguji penghitungan fisik (test count).
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk
menentukan apakah catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik
aktual
Hal penting dalam standar audit adalah pemisah antara siapa yang
bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan fisik dan siapa yang siapa yang
melakukan observasi atas perhitungan fisik. Klien bertanggungjawab untuk
menetapkan prosedur perhitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta
mencatat hasil perhitungan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk
mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien, termasuk melakukan pengujian
perhitungan (test count),persediaan, dan menarik kesimpulan tentang kecukupan
dan penghitungan fisik persediaan.
(a) Mengevaluasi Intruksi dan Prosedur Yang Dibuat Manajemen
Metoda apapun yang digunakan dalam pembukuan persediaan, klien harus melakukan
penghitungan fisik persediaan, tetapi tidak selalu harus dilakukan pada akhir tahun.
Penghitungan fisik bisa dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca,
pada tanggal interim, atau berdsarkan siklus yang terjadi sepanjang tahun.
Pengendalian yang memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi
adanya intruksi dan prosedur yang dibuat manajemen tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan penghitungan fisik tersebut. Hal-hal yang relevan bagi
auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain: Penerapan
aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik, Identifikasi yang tepat
atas persediaan yang ada, Prosedur yang digunakan untuk mengeestimasi kuantitas
fisik, seperti prosedur yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik
suatu batu bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki, Pengendalian terhadap
pergerakan persediaan di antara area serta pengiriman dan penerimaan persediaan
sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik.Auditor perlu memahami
penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum perhitungan fisik berlangsung.
(b) Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan
Hal terpenting dalam mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah
penghitungan fisik dilakukan sesuai intruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk
mencapai hal tersebut auditor wajib hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung.
Apabila klien tidak mengikuti intruksi, auditor harus memberitahu pengawas
(supervisor) untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.

8
(c) Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam obsevasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan
yang dilakukan auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi:
pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan
ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur.
(1) Saat Penghitungan Fisik Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat
dilakukan sebelum akjir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam master file
persediaan perpentual. Apabila klien melakukan penghitungan fisik interim, yang
akan disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor
melakukan observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji transaksi-
transaksi yang dicatat dalam catatan pepentual sejak penghitungan fisik akhir
tahun.
(2) Ukuran Sampel
Jumlah persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk ditentukan karena
auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan pada pemilihan
unsur yang akan diuji. Faktor yang menentukan jumlah waktu yang diperlukan
untuk menguji persediaan adalah: kecukupan pengendalian internal atas
penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpentual, umlah rupiah dan
tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya
kesalahan penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lainnya.

(3) Pemilihan Unsur


Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang dilakukan klien,
auditor harus cermat untuk: Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling
signifikan dan sampel yang reresentatif dari unsur-unsur yang tipikal, Meminta
keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak, Membahas
dengan manajemen, alasan tidak mengikutsertakan unsur yang material.
(d) Pengujian Observasi Fisik
Tabel menunjukan berbagai prosedur audit pengujian rinci saldo atas observasi
persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan
audit saldo ini. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan penghitungan fisik
persediaan pada tanggal neraca dan mencatat hasil penghitungan dalam label
bernomor urut tercetak. Apabila mereka mencatat hasil penghitungan persediaan
dengan cra lain, audit prosedurnya perlu diubah.

9
G. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI
Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga Persediaan
dan Kompilasi
Tujuan audit saldo Prosedur Observasi Persediaan Komentar
Persediaan sebagaimana Lakukan pengujian kompilasi. Batasilah pengujian
tercantum dalam daftar Jumlahkan daftar persediaan . kebenaran perkalian dan
persediaan cocok dengan Telusur totalnya ke buku besar. penambahan, kecuali bila
hasil penghitungan fisik, Kalikan kuantitas dengan harga pengendalian internal
perkalianya benar, demikian atas unsur-unsur terpilih. lemah.
juga penjumlahannya dan
cocok juga dengan saldo di
bukuk besar (kecocokan
saldo).
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar ke label dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan persediaan dan catatan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada penghitungan auditor untuk Pemeriksaan nomor tag
memeriksa keberadaan dan dan penghitungan yang
deskripsi. dilakukan sebagai bagian
Periksa nomor label yang belum dari observasi
digunakan yang tercantum dalam penghitungan fisik
dokumentasi auditor untuk ditelusur ke daftar bagian
memastikan tidak ad label yang pengujian ini.
ditambahkan.
Unsur-unsur persediaan Tlusur dari label persediaan ke
yang ada telah tercantum daftar persediaan untuk
dalam daftar persediaan. memastikan persediaan yang
tercantum dalam label telah
dimasukkan ke dalam daftar.
Periksa nomor-nomor label untuk
memastikan tidak ada yang
dibataljan.
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang
yang tercantum dalam daftar tercantum dalam dafter ke label

10
persediaan telah akurat. persediaan dan catatan
penghitungan persediaan auditor
untuk memeriksa kebenaran
kuantitas dan deskripsinya.
Lakukan pengujian harga
persediaan.
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran penggolongan
yang tercantum dalam daftar menjadi bahan baku, barang
persediaan telah dalam proses, dan barang jadi
digolongkan dengan benar. dengan deskripsi dalam label
persediaan dan catatan pengujian
penghitungan auditor dengan
daftar persediaan.
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian harga bisa
yang tercantum dalam daftar direalisasi, harga juak, dan
ditetapkan harganya sebesar keusangan.
yang bisa direalisasi.
Klien mempunyai hak atas Telusur label persediaan yang
persediaan yang tercantum bertuliskan “bukan milik
dalam daftar persediaan. perusahaan” ke daftar persediaan
untuk memastikan bahwabarng
tersebut tidak di masukkan ke
dalam daftar.
Review kontrak-kontrak dengan
konsumen dan pemasok dari
manajemen untuk memeriksa
kemungkinan dimasukkannya
barang bukan milik perusahaan,
tau tidak dimasukkannya barang
milik perusahaan ke dalam daftar.

H. PENGINTERGRASIAN PENGUJIAN
(a) Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Apabila auditor memerikisa pembelian persediaan sebagai bagian dari pengujian
siklus pembelian dan pembayaran, auditor juga mendapat bukti tentang ketelitian

11
bahan baku yang dibeli dan semua biaya overhead pabrik, kecuali biaya tenaga kerja.
Dalam pengauditan di mana klien memiliki master file persediaan perpentual, auditor
biasanya menguji hal ini sbagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan
pengujian subtantif golongan transaksi siklus pembelian dan pembayaran. Demikian
pula, apabila biaya produksi dibebankan ke pesanan atau proses individual, hal
tersebut biasanya diuji sebagai bagian dra siklus yang sama.
(b) Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memeriksa biaya tenaga kerja, kondisi yang sama diterapkan seperti
halnya pada pembelian. Dalam banyak hal, catatan akuntansi biaya untuk tenaga kerja
langsung dn tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari siklus penggajian dan
personalia.
(c) Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Hubungan antar siklus penjualan dan pengumpulan piutang dan siklus persediaan dan
penggudangan tidak seerat dua siklus yang baru saja kita bicarakan. Namun demikian,
kebanyakan pengujian audit dalam penggudangan barang jadi, dan pengiriman serta
pencatatan penjulan dilakukan ketika siklus penjulan dan pengumpulan piutang
terjadi. Apabila klien menggunakan catatan akuntansi biaya, auditor bisa menguji
standar harga pokok penjualan pada waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan
pengujian penjualan.
(d) Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya berarti memeriksa pengendalian yang
mempengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai bagian dari pengujian
atas ketiga siklus yang lalu. Auditor menguji persediaan fisik, pemindahan barang
yang sudah selesai ke barang jadi, master file persediaan perpentual, dan catatan biaya
per unit.
(e) Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Penghitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi ketiganya sama
pentingnya dalam pengauditan persediaan karena kesalahan penyajian dalam salah
satu aktivitas tersebut akan menyebabkan kesalahan penyajian dan darga pokok
penjualan.Dalam menguji persediaan fisik, auditor bisa menitikberatkan pada master
file. Persediaan perpentual jika master file tersebut sudah diuji sebagai bagian dari
satu atau lebih siklus. Jika demikian auditor dapat mengobservasi dan menguji
penghitungan fisik persediaan pada suatu waktu tertentu selain dari saat akhir tahun
dan mengandalkan pada catatan perpentual yang telah mencatat secara memadai

12
kuantitas persediaan. Ketika menguji harga pokok per unit, sampai suatu batas
tertentu, auditor juga bisa mengandalkan pada pengujian catatan biaya yang dilakukan
selama pengujian subtantif golongan transaksi. Dan yang terakhir, ketika auditor
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo persediaan, mereka juga mengintegrasikan pengujian yang
berkaitan dengan tujuan audit saldo dengan pengujian yang dilakikan untuk
memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai