Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI TULANG DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

DENGAN METODE MANUAL THRESHOLDING

Oleh :

Laorency Fania Christy

NIM : 642011006

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

Program Studi Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

i
ii
iii
iv
MOTTO

Ketahuilah kemampuan yang ada pada dirimu, jadilah dirimu sendiri

Syukuri setiap pemberianNya

Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kayadalam segala hal: dalam segala macam
perkataan dan segala macam pengetahuan

( 1 Korintus 1:5 )

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih anugerah serta penyertaan-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Identifikasi Tulang Daun Monokotil dan
Dikotil dengan Metode Manual Thresholding”, yang diajukan sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Peneliti menyadari bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak, laporan penelitian ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak, yaitu:
1. Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2. Ketua Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
3. Ibu Made Rai Suci Shanti N.A, S.Si., M.Pd selaku wali studi angkatan 2011 dan pembimbing
utama dalam tugas akhir ini.
4. Bapak Giner Maslebu, S.Pd., S.Si., M.Si selaku pembimbing pendamping.
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen pengajar dan seluruh staf di Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mendidik dan memberikan motivasi
dalam perkuliahan.
6. Laboran-laboran FSM, khususnya laboran progdi fisika Mas Tri, Mas Sigit, Pak Tafip yang
senantiasa membantu dan menyediakan peralatan selama perkuliahan.
7. Teman-teman angkatan 2011, Ruth Arientya, Gisella, Umi, Kristia, Dita, Debora, Yospina,
Satriya, Azhar, Dio, Yodhi, Ishak, Aziz, Cholik, Puis) dan adik angkatan Katriana Pradipta
yang telah memberi dukungan dan semangat.
8. Teman-teman kos seruni 18 Mbak Ema, Mbak Pipit, Mbak Dezy, Radita, Mb Alina, Shendi,
Andini yang telah memberi semangat selama skripsi dan Mas Pandu, Mbak Dina yang sudah
menjadi bapak ibu kos selama saya studi di Salatiga.

vi
9. Keluarga saya, Papa, Ibu, kakak dan adik tercinta Yona dan Roi yang telah memberi doa
dukungan, semangat, motivasi, Papa Ibu yang sudah membiayai sampai saya menjadi sarjana.
10. Mas Arco sebagai orang terkasih, teman, sahabat saya, terimakasih atas kesabaran, doa,
semangat yang sudah diberikan selama ini.
11. Kak doni yang telah meminjamkan kamera untuk penelitian ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu demi satu.

Salatiga, 16 Januari 2016


Penulis,

Laorency Fania Christy

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN iii

LEMBAR PERSETUJUAN AKSES iv

MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

PENDAHULUAN 1

LAMPIRAN 3

viii
Identifikasi Tulang Daun Monokotil dan Dikotil dengan
Metode Manual Thresholding
Laorency F. Christy1,2,*, Giner Maslebu 1,2, Made R.S.S.N. Ayub1,2
1
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
* Email: lfania.christy@gmail.com
Abstrak. Kemampuan untuk mempelajari suatu obyek tidak dimiliki oleh semua orang, hanya orang yang ahli dalam
bidang tertentu saja yang dapat mengenalinya secara langsung. Seiring perkembangan tekonologi, banyak cara yang dapat
dilakukan untuk identifikasi suatu obyek, salah satunya dapat dilakukan dengan pengolahan citra digital. Penelitian ini
bertujuan untuk membedakan tulang daun monokotil dan dikotil dengan metode manual thresholding. Metode thresholding
termasuk salah satu metode dalam segmentasi citra. Thresholding atau binerisasi adalah pengelompokan piksel-piksel dalam
citra berdasarkan batas nilai intensitas tertentu. Jika intensitas piksel sesuai dengan syarat intensitas obyek maka akan
dipetakan menjadi piksel obyek pada citra hasil operasi, sebaliknya jika tidak memenuhi syarat maka akan dipetakan
menjadi piksel latar belakang. Citra yang diambil adalah daun monokotil melati air (Echinodorus palaefolius) dan daun
dikotil jambu biji (Psidium guajava). Citra dianalisis dengan pengolahan aplikasi yang disusun dalam bentuk M-File input
program. Citra asli dengan tipe RGB (Red, Green, Blue) diubah menjadi citra keabuan (grayscale), tahap selanjutnya yaitu
proses thresholding pada citra grayscale, untuk memilih nilai threshold (nilai level keabuan) dari 0-255. Segmentasi citra
menghasilkan citra biner, yang nilai thresholdnya dapat ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat diperoleh hasil dengan
nilai threshold (T) terbaik. Analisis terhadap citra biner dengan manual thresholding dihasilkan nilai threshold pada rentang
155-172 (monokotil) dan 125-145 (dikotil). Selanjutnya, dipilih satu nilai threshold terbaik, pada T=167 untuk citra biner
monokotil dan T=138 untuk citra biner dikotil. Kedua nilai threshold hasil segmentasi sudah dapat memisahkan tulang daun
monokotil dan dikotil dengan struktur daun yang lain. Metode segmentasi citra dengan manual thresholding dapat
digunakan untuk membedakan tulang daun monokotil dan dikotil, sehingga membantu dalam mempelajari morfologi daun
melalui pengolahan citra digital.

Kata kunci: manual thresholding, pengolahan citra, monokotil dan dikotil.

PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengenal dan memahami


karakteristik bagian tumbuhan tidak dimiliki oleh
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang semua orang, hanya orang-orang tertentu yang ahli
mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari dalam bidang morfologi tumbuhan yang bisa
tumbuhan. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengenalinya. Seiring dengan berkembangnya
mengidentifikasi tumbuhan secara visual, jika hanya teknologi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk
sekedar nama tidak akan menggambarkan dengan mengidentifikasi suatu obyek termasuk ciri-ciri fisik
jelas bagaimana wujud tumbuhan tersebut. Sebagai dari tumbuhan, salah satunya dapat dilakukan dengan
contoh, hal yang paling sering dan mudah dilakukan pengolahan citra (image processing).
ketika membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil Citra (image) adalah bentuk informasi visual
adalah mengamati bagian daunnya. Daun memiliki yang berupa kumpulan dari piksel-piksel yang
tulang daun yang beraneka ragam sesuai disusun dalam larik dua dimensi [2]. Agar citra dapat
pengelompokan jenis tumbuhan monokotil dan terlihat baik, maka citra tersebut dapat diperbaiki
dikotil. Struktur tulang daun pada tumbuhan dengan pengolahan citra digital. Pengolahan citra
monokotil yaitu sejajar atau melengkung, sedangkan digital (digital image processing) adalah ilmu yang
pada tumbuhan dikotil struktur tulang daunnya mempelajari tentang teknik-teknik mengolah citra
menyirip atau menjari [1]. [3]. Citra yang sudah diolah melalui teknik
pengolahan citra menghasilkan keluaran yang
kualitasnya lebih baik [4].
Salah satu metode dalam pengolahan citra
adalah segmentasi citra. Proses segmentasi
dilakukan dengan membagi citra ke dalam
beberapa kategori objek sesuai dengan
GAMBAR 1. Jenis Tulang Daun (a) menyirip (b)
melengkung (c) menjari (d) sejajar
pengelompokan tingkat keabuan, teknik ini sering
disebut sebagai pengambangan (thresholding).
Thresholding yaitu proses pemisahan piksel-piksel Supaya proses pengamatan mudah, hasil citra
terhadap citra grayscale sehingga menghasilkan citra grayscale dapat ditampilkan ke dalam histogram,
biner. Proses thresholding ini pada dasarnya adalah clustering, atau varians sebelum dipilih nilai
proses pengubahan kuantisasi citra, sehingga untuk thresholdnya [7]. Dalam penelitian ini akan dibatasi
melakukan thresholding dapat digunakan rumus : pada proses membedakan tulang daun monokotil dan
w dikotil dengan metode manual thresholding.
x 1
b
BAHAN DAN METODE

Keterangan: Prosedur penelitian untuk membedakan tulang


x  nilai derajat keabuan setelah thresholding daun monokotil dan dikotil diawali dengan
pengambilan citra (akuisisi data). Akuisisi data
w  nilai derajat keabuan sebelum thresholding berhubungan dengan pengambilan citra, kamera yang
b  jumlah derajat keabuan yang diinginkan digunakan, pencahayaan, waktu dan latar belakang
objek yang sama. Hal ini bertujuan untuk
Sebelum citra RGB (Red, Green, Blue) diubah ke menghasilkan citra yang kualitasnya sama.
dalam citra biner, citra RGB terlebih dahulu diubah Selanjutnya dibuat rancangan pengolahan citra
menjadi citra grayscale. Pada proses pengubahan dengan perangkat lunak untuk membuat program
menjadi citra grayscale dapat dilakukan dengan cara yang dapat digunakan analisis citra. Hal terakhir
mengambil nilai tiap piksel dari komponen red (r), yang dilakukan dalam prosedur penelitian adalah
green (g), dan blue (b), ketiga warna dasar tersebut analisis citra sebagai hasil penelitian.
diambil rata-ratanya (s), sehingga dapat ditulis Penelitian ini menggunakan citra daun monokotil,
sebagai berikut: melati air (Echinodorus palaefolius) dan daun dikotil
jambu biji (Psidium guajava) dianalisis dengan
r  g b
 2
pengolahan aplikasi yang sudah dirancang. Langkah-
s langkah aplikasi pengolahan citra ditunjukkan oleh
3
diagram alir program pada GAMBAR 2.
Nilai rata-rata (s) digunakan untuk memberi warna
Mulai
pada piksel gambar sehingga warna RGB berubah
menjadi grayscale.
Citra biner memiliki dua nilai derajat keabuan,
yaitu hitam dan putih. Secara matematis dapat ditulis Baca citra
sebagai berikut.

 1 if f ( x, y )  T 
g ( x, y )     3 Konversi citra RGB ke
 0 if f ( x, y )  T  grayscale

Dengan g ( x, y ) adalah citra biner dari citra


grayscale f ( x, y ) , dan T menyatakan nilai Segmentasi citra dengan
threshold. Piksel yang memiliki derajat keabuan metode thresholding manual
lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan diberi
nilai 0, sedangkan yang memiliki derajat keabuan
lebih besar dari nilai batas diberi nilai 1 [5].
Penentuan nilai T tersebut berdasarkan kondisi piksel Interpretasi tulang daun
itu sendiri, jika intensitas piksel sesuai dengan syarat
intensitas obyek maka akan dipetakan menjadi piksel
obyek (nilai 1) pada citra hasil operasi, sebaliknya
jika tidak memenuhi syarat maka akan dipetakan Selesai
menjadi piksel latar belakang (nilai 0) [6]. Parameter
dalam thresholding adalah pemilihan nilai threshold.
GAMBAR 2. Diagram Alir Program
Peneliti dapat menentukan nilai threshold (T) secara
manual (manual thresholding) atau dengan
thresholding otomatis menggunakan algoritma.
Pengolahan citra dimulai dengan membaca citra ke dalam citra grayscale (0-255). Analisis terhadap
daun hasil akuisisi data dari kamera dalam format citra grayscale dengan metode manual thresholding
RGB (Red, Green, Blue). Selanjutnya, citra RGB menghasilkan citra biner dengan satu nilai threshold
diubah ke citra grayscale dengan rentang nilai terbaik yang ditentukan dari rentang batas nilai
keabuan 0-255. Setelah citra RGB menjadi citra bawah dan nilai atas ambang keabuan citra.
grayscale, dilakukan proses segmentasi citra dengan Pemilihan nilai threshold terbaik diambil
metode thresholding manual. Tujuan dilakukan berdasarkan pada parameter kejelasan tulang daun
thresholding untuk mendapatkan citra biner yang setelah dilakukan segmentasi citra dengan metode
akan diinterpretasi untuk membedakan berbagai manual thresholding.
bentuk tulang daun. Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan adalah manual thresholding dengan
cara menguji citra dengan berbagai nilai threshold
(T) yang berbeda-beda pada rentang 0-255. Dari
hasil pengujian dengan variasi nilai T, akan dipilih
satu nilai T yang tepat untuk proses binerisasi citra.

HASIL DAN DISKUSI


Dalam perancangan model pengolahan citra GAMBAR 4. Citra Biner Hasil Segmentasi Daun
berbasis komputer, maka dapat digunakan GUI Monokotil dengan Variasi Nilai Threshold
(Graphical User Interface) yang merupakan salah
satu program komputer yang lebih banyak Nilai threshold untuk daun monokotil dipilih
menggunakan grafik daripada teks. GUI terdiri dari dengan rentang 155-172. T=155 ditentukan sebagai
menu bar, toolbar, navigation pane, task page, nilai batas bawah, sedangkan T=172 ditentukan
graphics toolbar, graphics windows sehingga sebagai nilai batas atas. Nilai T=155 masih terdapat
memberi kemudahan pada pengguna komputer titik-titik pada citra yang sebenarnya bukan bagian
[8][9]. Penggunaan GUI untuk pengolahan citra dari citra (noise) sedangkan T=172 tidak begitu
berbasis komputer juga dilakukan oleh Agustinus S. menunjukkan dengan jelas tulang daunnya. Setelah
dan Dwi A. (2013) untuk simulasi dan analisis menentukan nilai threshold (T) secara manual dan
perbaikan citra digital dengan memasukkan berdasarkan variasi yang sudah dipilih, diperoleh
parameter input citra [10]. Berikut adalah Tampilan citra biner dengan nilai T terbaik yaitu T=167
GUI pada metode pengolahan citra manual (GAMBAR 4).
thresholding yang ditunjukkan pada GAMBAR 3.

GAMBAR 5. Citra Biner Hasil Segmentasi Daun


Dikotil dengan Variasi Nilai Threshold

Pada daun dikotil, variasi nilai threshold yang


dipilih berada pada rentang 125-145. Hasil yang
ditunjukkan pada GAMBAR 5, nilai T=125 masih
memiliki banyak noise di sekitar tulang daunya,
GAMBAR 3. Tampilan Citra Asli, Citra Grayscale, dan T=145 menghasilkan citra biner dengan jumlah
Hasil Thresholding tulang daun yang jarang. Sehingga dari rentang nilai
T batas bawah-batas atas diambil citra biner dengan
GAMBAR 3 menunjukkan hasil pengolahan citra nilai T terbaik yaitu T=138 (GAMBAR 5).
asli dengan ukuran 4272 x 2848 piksel yang diubah
Citra biner hasil manual thresholding pada daun
monokotil dipilih dengan nilai T=167 dan daun
dikotil dengan nilai T=138. Nilai tersebut dipilih REFERENSI
karena dengan manual thresholding citra binerisasi
dapat memisahkan tulang daun dengan struktur 1. Tjitrosoepomo Gembong. 2009. Morfologi
tulang daun yang lain .Pemilihan nilai thresholding Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
untuk memisahkan objek dengan latar belakangnya University Press. p. 1-2 ISBN 979-420-241-X.
juga dilakukan oleh Max. R. Kumaseh et al 2. Murinto, E. Aribowo, R. Syazali. 2007. Analisis
2013dalam penelitiannya berhasil memisahkan objek Perbandingan Metode Intensify Filtering
mata ikan dengan metode thresholding [11]. dengan Metode Frequency Filtering.
3. T. Sutoyo , E. Mulyanto , V. Suhartono, O.D.
KESIMPULAN Nurhayati, Wijanarto. 2009. Teori pengolahan
citra digital. Yogyakarta: Andi. p.256.
Berdasarkan pengolahan citra dan analisis yang 4. Munir, R. 2004. Pengolahan Citra digital.
sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung: Informatika.
nilai threshold terbaik yang dapat memisahkan 5. Putra, D. 2010. Pengolahan Citra Digital.
tulang daun dengan struktur daun yang lain untuk Yogyakarta: Andi.
daun monokotil T=167 dan daun dikotil T=138. 6. Ahmad, Usman. 2005. Pengolahan Citra
Analisis citra dengan metode manual thresholding Digital dan Teknik Pemrogramannya. Graha
dapat digunakan untuk membedakan tulang daun Ilmu: Yogyakarta.
monokotil dan dikotil, sehingga membantu dalam 7. Prasetyo, Eko. 2011. Pengolahan Citra Digital
mempelajari morfologi daun melalui pengolahan dan aplikasinya menggunakan Matlab. Penerbit
citra digital. Andi: Yogyakarta.
8. Sugihrto, Aris. 2006. Pemrograman GUI
dengan MATLAB. Penerbit Andi: Yogyakarta.
9. Moore, Holly. 2011. MATLAB for Engineers
UCAPAN TERIMA KASIH (third ed.). New Jersey : Prentice Hall.
10. Agustinus Siregar, Dwi Aryanta. 2013.
Puji dan syukur kepada Tuhan yang senantiasa Simulasi dan Analisis Perbaikan Citra Digital
memberi penyertaan sehingga penulis dapat Domain Frekuensi dengan Transformasi
menyelesaikan tugas akhir. Dalam penyusunan tugas Fourier. Jurnal Online Institut Teknologi
akhir ini, penulis juga mendapat dukungan dan Nasional. Bandung.
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis 11. Kumaseh, Max.R; Luther Latumakulita;
menyampaikan terima kasih kepada Made Rai Suci Nelson Nainggolan. 2013. Segmentasi Citra
Shanti N.A selaku pembimbing I , Giner Maslebu Digital Ikan Menggunakan Metode
selaku pembimbing II, keluarga yang selalu memberi Thresholding. Manado: Universitas Sam
doa dan dukungan, serta teman-teman yang telah Ratulangi.
memberi semangat.

Anda mungkin juga menyukai