Anda di halaman 1dari 7

Teladan Nehemia

Devotion from Nehemia 5:1-19

Bagian ini memberikan penjelasan bahwa sebenarnya Nehemia telah diangkat menjadi gubernur
(ay. 14: bupati) dari daerah Yehuda. Dia telah menerima jabatan itu ketika dia datang di
Yerusalem untuk membangun kembali tembok kota Yerusalem. Di ayat 1-5 dia menerima kabar
bahwa banyak rakyat miskin di Israel yang terpaksa menjual anak-anak mereka sebagai budak.
Mereka memiliki utang yang banyak karena kemiskinan. Keadaan menjadi semakin parah karena
untuk membayar makanan pada waktu lapar, mereka menggadaikan kebun mereka. Kebun
anggur dan kebun-kebun lain yang mereka miliki, walaupun telah digadaikan, tetap tidak cukup
untuk membiayai kehidupan mereka. Maka anak-anak mereka harus dijual sebagai budak demi
mencukupi kebutuhan hidup mereka. Ketika anak-anak Israel menjadi budak dari orang-orang
Israel, ada peraturan Taurat yang menjaga hak para budak itu, yaitu bahwa setelah enam tahun
mereka menjadi budak, tahun ketujuh mereka harus dibebaskan dari perbudakannya (Kel. 21:2).
Tuhan murka kepada kaum Yehuda pada zaman Nabi Yeremia juga karena hal yang sama, yaitu
pada tahun yang ketujuh orang-orang Yehuda masih memperbudak sesama saudaranya (Yer.
34:14). Maka, kejadian yang membuat Nehemia marah ini bukanlah karena ada seorang Israel
yang dijadikan budak, tetapi lebih kepada setelah tahun ketujuh mereka tetap memperbudak
sesama saudaranya sendiri. Setiap orang yang memiliki utang memang harus dituntut untuk
membayar utang itu, tetapi mereka tidak boleh diperas sehingga seumur hidup seseorang tidak
lagi sanggup membebaskan diri dari keadaan sosialnya yang rendah dan terjerat utang. Maka
Nehemia memerintahkan kepada rakyat Israel untuk mengembalikan tanah dan ladang, beserta
kebun anggur dan kebun lainnya yang diambil dari orang Israel yang miskin. Nehemia
memahami inti dari permasalahan. Dia tidak memerintahkan agar para budak yang adalah orang
Israel dibebaskan, tetapi dia memerintahkan agar kebun anggur dan ladang orang-orang miskin
yang telah disita ini dikembalikan. Utang orang-orang miskin itu dihapuskan.

Semua rakyat mendengarkan Nehemia. Mereka membebaskan orang-orang miskin di Israel dari
utang mereka. Mengapa mereka langsung taat kepada perintah Nehemia? Karena dalam ayat 10
dikatakan bahwa baik Nehemia maupun kaum keluarga Nehemia adalah yang terlebih dahulu
melakukan penghapusan utang itu. Tidak ada seorang pemimpin yang akan didengar kecuali dia
juga menjadi teladan. Nehemia menghapuskan utang orang-orang yang meminjam kepada dia
dan karena itu seluruh rakyat juga bersedia menghapuskan utang orang-orang yang meminjam
kepada mereka. Ayat 14-19 lebih lanjut memberikan penjelasan mengenai perbedaan Nehemia
dengan gubernur (bupati) yang diangkat sebelum dia. Nehemia berani bekerja tanpa mengambil
jatah ladang yang seharusnya menjadi hak gubernur. Dia juga tidak mengambil bagian gubernur
yang harus disediakan rakyat karena dia tahu bahwa rakyatnya tidak akan sanggup menyediakan
itu baginya. Bahkan Nehemia memakai uangnya sendiri untuk menyediakan hidangan untuk
tamu-tamu yang datang menemui dia. Tamu-tamu yang adalah pemimpin-pemimpin dari sekitar
Yerusalem dan Yehuda. Kerelaan untuk berkorban seperti ini membuat Nehemia sangat berbeda
dengan gubernur Persia yang lain, baik di daerah Yehuda maupun di daerah-daerah lain. Itulah
sebabnya rakyat Israel sangat menghormati dia. Dia bukanlah orang yang memeras rakyat, tetapi
dia adalah orang yang bekerja dan mendedikasikan dirinya bagi rakyat. Dialah pemimpin yang
menunjukkan semangat berkorban, sesuatu yang Tuhan tuntut ada pada setiap raja-raja dan
pembesar di dunia ini. Tuhan sendiri pun menjadi korban ketika Dia datang untuk mengklaim
takhta Daud. Kristus tidak datang lalu langsung menjadi raja meneruskan takhta Daud yang
menjadi hak-Nya, tetapi Dia datang ke bukit Golgota terlebih dahulu untuk menebus umat-Nya,
mempersembahkan nyawa-Nya sendiri bagi umat-Nya.

Untuk direnungkan:
Wibawa seorang pemimpin, entah itu presiden, raja, pemimpin daerah, direktur perusahaan, atau
kepala keluarga, atau pemimpin apa pun, tidak mungkin dapat dimilikinya tanpa dua hal, yaitu
keteladanan hidup dan kerelaan untuk berkorban. Nehemia tidak hanya memerintahkan orang
lain untuk berkorban bagi orang miskin, tetapi dia lebih dahulu melakukan pengorbanan itu
untuk menjadi contoh. Kerusakan dunia ini di dalam dunia politik adalah karena hampir tidak
ada pemimpin dengan jiwa seperti ini. Jika pemimpin hanya memikirkan harta, pengaruh,
kenikmatan segala fasilitas yang disediakan baginya, hingga kekekalan dinastinya atau orang-
orang dekatnya dapat berkuasa, dia akan jadi pemimpin yang terkutuk dan akan dihakimi oleh
Tuhan. Begitu banyak pemimpin yang mendatangkan kutuk atas dirinya sendiri dengan memeras
rakyat dan mengambil keuntungan dengan segala kuasa yang dia miliki. Tetapi begitu sedikit
pemimpin-pemimpin yang diberkati dan akan menjadi saluran berkat yang mempermuliakan
nama Tuhan. Puji Tuhan jika Dia bersedia membangkitkan pemimpin-pemimpin seperti
Nehemia.

Hal berikutnya yang menjadi bahan renungan kita adalah nasib orang miskin. Nehemia tidak
mengambil jalan pintas lalu mengatasi permasalahan yang ada di permukaan saja. Dia menyadari
bahwa masalah kemiskinan salah satunya bisa disebabkan oleh sistem yang tidak memungkinkan
orang-orang miskin itu keluar dari jerat kemiskinan. Salah satu jerat yang terdapat pada zaman
Nehemia adalah pajak yang terlalu tinggi. Karena pajak yang demikian tinggi orang-orang
miskin tidak sanggup membiayai hidupnya dan orang-orang kaya akan melipatgandakan bunga
uang untuk menutup pajak yang harus dia bayar. Bagaimanakah Nehemia mengatasi hal ini? Dia
mengatasinya dengan tidak mengambil jatahnya sebagai gubernur Yehuda. Dengan demikian
pajak dapat diturunkan dan tidak terlalu membebani rakyat. Hal berikutnya adalah bunga uang
yang dibebankan kepada orang miskin membuat mereka terpaksa menjual anak-anak mereka
sebagai budak. Ini pun ditangani Nehemia dengan menghapuskan semua utang beserta bunga.
Siapakah yang memulai menghapuskan utang? Nehemia yang lebih dahulu. Dia menjadi teladan
bahwa memperbaiki situasi sosial yang rumit perlu pengorbanan dari semua pihak. Jika kita
hanya mau untung dan tidak peduli dengan orang lain, situasi stalmate yang akan terjadi. Tidak
akan ada perubahan apa-apa. Jika mau ekonomi berubah, semua pihak harus rela berkorban
dahulu. Pihak pengusaha harus rela berkorban, pemerintah rela berkorban, dan buruh rela
berkorban. Jika semua pihak ingin pihak lain berkorban dan pihaknya dapat untung, ekonomi
yang buruk akan selalu menjadi hasil akhirnya. Dan di mana ada keadaan ekonomi yang buruk,
di sana selalu kemiskinan bertambah. Karena itulah Nehemia yang terebih dahulu menghapuskan
utang orang-orang yang meminjam kepada dia. Langkah ini diikuti oleh pembesar-pembesar dan
pemimpin-pemimpin lainnya sehingga ada satu gerakan yang indah terjadi di tengah-tengah
orang Israel di Yehuda.

Bagaimana dengan kita? Mau memperbaiki keadaan? Keadaan rumah tangga kita? Keadaan
tempat studi kita? Keadaan kota kita? Keadaan gereja kita? Keadaan bangsa kita? Jika ya, di
manakah pengorbanan kita? Jika kita tidak mau bayar harga dan menjadi teladan yang siap
berkorban, mustahil akan terjadi perubahan. Kita ingin perubahan kepada hal yang lebih baik,
dan karena itu kita harus memiliki tindakan rela berkorban yang nyata. Itulah yang akan
berdampak. Itulah yang akan membawa kesegaran yang membuat orang lain rela berkorban juga.

Doa:
Tuhan, tolong kami untuk peka terhadap kondisi lingkungan kami. Tolong kami supaya kami
dapat sungguh-sungguh terganggu melihat keadaan kami yang makin rusak. Tuhan tolonglah
lingkungan kami, bangsa kami, gereja kami. Berikan kami hati yang terus terbeban oleh firman
Tuhan dan dorongan untuk rela berkorban sehingga kami dapat dipakai oleh Tuhan untuk
memberikan perubahan bagi orang-orang sekeliling kami. (JP)

Share on Facebook Post on Twitter


Nehemia 5:1-19
1
Maka terdengarlah keluhan yang keras dari rakyat dan juga dari pihak para isteri terhadap
sesama orang Yahudi.
2
Ada yang berteriak: "Anak laki-laki dan anak perempuan kami banyak dan kami harus
mendapat gandum, supaya kami dapat makan dan hidup."
3
Dan ada yang berteriak: "Ladang dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat
gandum pada waktu kelaparan."
4
Juga ada yang berteriak: "Kami harus meminjam uang untuk membayar pajak yang dikenakan
raja atas ladang dan kebun anggur kami.
5
Sekarang, walaupun kami ini sedarah sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan
anak-anak kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak
lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak dan sudah beberapa anak perempuan kami
harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena ladang dan
kebun anggur kami sudah di tangan orang lain."
6
Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu.
7
Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada
mereka: "Masing-masing kamu telah makan riba dari saudara-saudaramu!" Lalu kuadakan
terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar.
8
Berkatalah aku kepada mereka: "Kami selalu berusaha sedapat-dapatnya untuk menebus
sesama orang Yahudi yang dijual kepada bangsa-bangsa lain. Tetapi kamu ini justru menjual
saudara-saudaramu, supaya mereka dibeli lagi oleh kami!" Mereka berdiam diri karena tidak
dapat membantah.
9
Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus berlaku dengan
takut akan Allah kita untuk menghindarkan diri dari cercaan bangsa-bangsa lain, musuh-musuh
kita?
10
Juga aku dan saudara-saudaraku dan anak buahku telah membungakan uang dan gandum pada
mereka. Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!
11
Biarlah kamu kembalikan kepada mereka hari ini juga ladang mereka, kebun anggur, kebun
zaitun dan rumah mereka, pula hapuskanlah hutang mereka, yakni uang serta gandum, anggur
dan minyak yang kamu tagih dari pada mereka!"
12
Berkatalah mereka: "Itu akan kami kembalikan! Dan kami tidak akan menuntut apa-apa dari
mereka. Kami akan lakukan tepat seperti yang engkau perintahkan!" Lalu aku memanggil para
imam dan menyuruh mereka bersumpah, bahwa mereka akan menepati janji mereka.
13
Juga kukebas lipatan bajuku sambil berkata: "Demikianlah setiap orang yang tidak menepati
janji ini akan dikebas Allah dari rumahnya dan hasil jerih payahnya. Demikianlah ia dikebas dan
menjadi hampa!" Dan seluruh jemaah berkata: "Amin," lalu memuji-muji TUHAN. Maka rakyat
berbuat sesuai dengan janji itu.
14
Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai
tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-
saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.
15
Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat.
Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan
dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian
karena takut akan Allah.
16
Akupun memulai pekerjaan tembok itu, walaupun aku tidak memperoleh ladang. Dan semua
anak buahku dikumpulkan di sana khusus untuk pekerjaan itu.
17
Duduk pada mejaku orang-orang Yahudi dan para penguasa, seratus lima puluh orang, selain
mereka yang datang kepada kami dari bangsa-bangsa sekeliling kami.
18
Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba
yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah
setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi
hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat.
19
Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai