Anda di halaman 1dari 8

B.

Dasar Keputusan Perusahaan Dalam Melakukan Investasi dan Penciptaan Kesempatan Kerja

Dalam perekonomian pasar, perusahaan menentukan barang dan jasa mana yang tersedia
bagi konsumen saat ini dan mana yang akan tersedia di masa depan, berapa banyak pekerja yang
diperlukan untuk berbagai jenis pekerjaan, dan berapa banyak investasi akan dijalankan. Jika
dinyatakan dalam istilah ekonomi makro, keputusan perusahaan, secara bersama-sama,
menentukan output, permintaan tenaga kerja, dan investasi.

Dalam bagian ini, kita berkonsentrasi pada pilihan input yang diambil oleh perusahaan.
Yang dimaksud dengan pilihan input adalah barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan
kemudian diubah menjadi output. Dua input penting yang digunakan oleh perusahaan adalah
modal dan tenaga kerja. (input lain adalah energi, barang mentah, dan barang setenagh jadi).
Secara periodik, perusahaan harus memutuskan berapa banyak modal dan tenaga kerja yang akan
digunakan dalam memproduksi output. Berikut adalah keputusan tentang berapa banyak modal
yang akan digunakan.

a. Keputusan investasi

Tiap perusahaan memiliki stok modal tertentu kapanpun. Stok modal berarti tempat
pengolahan dan bangunan (kadang disebut pabrik) yang dimiliki oleh perusahaan, peralatan yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis, dan persediaan barang jadi dan setengah jadi. Ada dua cara
dasar perusahaan untuk menambahkan stok modal.

Cara lain perusahaan menambah stok modal adalah meningkatkan persediaannya. Ketika
suatu perusahaan menghasilkan lebih banyak daripada yang dijualnya pada periode tertentu, stok
persediaan perusahaan itu meningkat. Tipe penambahan atas stok modal ini adalah investasi
persediaan.

b. Keputusan perekrutan

Pada awal tiap periode, suatu perusahaan memiliki sejumlah pekerja tertentu pada daftar
gajinya. Atas dasar situasi saat ini dan rencana mendatang, perusahaan harus memutuskan
apakah akan merekrut pekerja tambahan, mempertahan jumlah tenaga kerja yang sama, atau
mengurangi jumlah tenaga kerja dengan memberhentikan beberapa karyawan.
Jika permintaan tenaga kerja meningkat pada saat penggunaan tidak penuh, tingkat
pengangguran akan turun. Jika permintaan tenaga kerja meningkat ketika terjadi penggunaan
penuh, tingkat upah akan naik.

c. Pengambilan keputusan dan pemaksimalan laba

Salah satu keputusan memaksimalkan laba yang terpenting yang harus diambil perusahaan
adalah bagaimana memproduksi outputnya. Keputusan perusahaan menyangkut jumlah modal
dan tenaga kerja yang akan digunakan dalam produksi terkait erat. Jika perusahaan
memaksimalkan laba, mereka akan memilih teknologi yang meminimalkan biaya produksi. Jadi,
logis mengasumsikan bahwa perusahaan akan memilih teknologi yang paling efisien.

Teknologi yang paling efisien bergantung pada harga relatif modal dan tenaga kerja.
Teknologi padat karya merupakan suatu teknik produksi yang menggunakan sejumlah besar
tenaga kerja relatif terhadap modal. Ketika teknologi padat karya diterapkan, ekspansi cenderung
meningkatkan peningkatan tenaga kerja secara substansial, sementara hanya sedikit
meningkatkan permintaan modal.

Sedangkan teknologi padat modal merupakan suatu teknik produksi yang menggunakan
sejumlah besar modal relatif terhadap tenaga kerja. Akibatnya tingkat upah akan tinggi atau lebih
tinggi dalam banyak bidang pekerjaan akan tetapi modal akan sangat berlimpah.

Keputusan perusahaan tentang permintaan tenaga kerja dan investasi cemderung bergantung
pada biaya relatif tenaga kerja dan modal. Dampak relatif ekspansif output atas perekrutan dan
atas pemintaan investasi bergantung pada tingkat upah dan biaya modal.

1. Ekspektasi dan Animal Spirit

Waktu adalah faktor utama dalam keputusan investasi. Barang modal memiliki usia yang
relatif lama. suatu pengembang yang memutuskan membangun menara perkantoran melakukan
investasi yang akan tertanam selama beberapa dekade kecuali jka terjadi bencana alam.
Keputusan untuk membangun pabrik atau memebli peralatan besar harus sering dilakukan
bertahun-tahun sebelum proyek aktual selesai.
Oleh karena itu, keputusan investasi harus memandang masa depan dan membentuk
ekspektasi tentang hal itu. Dalam membentuk ekspektasi mereka, perusahan-perusahaan
mempetimbangkan banyak faktor. Sebuah perusahaan tak mungkin meningkatkan kapasitas
produksi jika tidak memperkirakan menjual lebih banyak produk dimasa depan. Meramalkan
masa depan dibatasi oleh kendala. Banyak peristiwa tidak bisa diramalkan. Investasi oleh sebab
itu dilakukan dengan pengetahuan yang tak sempurna. Keyness mengemukakan hal ini pada
tahun 1936 :

Fakta yang ada adalah keterbatasan pengetahuan kita tentang bagaimana hasil prospektif
yang harus dibuat. Oleh sebab itu, pengetahuan kita tentang faktor-faktor yang akan
mengarahkan hasil suatu investasi selama bebarapa tahun biasanya sangat kecil dan
seringkali diabaikan. Secara jujur, kita harus mengakui bahwa dasar pengetahuan kita untuk
mengestimasi hasil sepuluh tahun dari sekarang untuk jalur kereta api, tambang tembaga,
pabrik tekstil, goodwill obat paten, kapal atlantik, bangunan di kota london hanya sedikit atau
kadang nihil.

Keyness menyimpulkan dari garis pemikiran ini bahwa banyak aktivitas investasi bergantung
pada hasil psikologi dan pada hal yang disebutnya animal spirit (semangat menanggung resiko)
para wirausahawan :

Keputusan kita hanya bisa diambil dengan animal spirit. Oleh karena itu, dalam
mengestimasi prospek investasi, kita harus mempertimbangkan semangat dan histeria dan
bahkan penyerapan serta reaksi atas keadaan seseorang, dimana aktivitas spontan sangat
bergantung.

Karena ekspektasi masa depan seperti yang dikemukakan oleh keyness tunduk pada
ketidakpastian yang besar, ekspektasi itu seringkali berubah. Oleh sebab itu, animal spirit
membuat investasi sebagai komponen GDP yang tidak stabil. Animal spirit merupakan istilah
yang ditemukan oleh keyness yang mendeskripsikan semagat investor.

Efek akselerator, ekspektasi, setidaknya sebagian, menentukan tingkat belanja investasi yang
direncanakan. Pada segala tingkat bunga, tingkat investasi cenderung lebih tinggi jika kalangan
bisnis optimis. Jika kalangan bisnis pesimis, tingkat investasi yang direncanakan akan lebih
rendah, dan yang menentukan ekspektasi salah satu kemungkinannnya yang diasumsikan secara
empiris adalah bahwa ekpsketasi optimis ketika output (Y) agregat naik dan pesimis ketika
output agregat turun.

Pada tingkat suku bunga tertentu, ekspektasi cenderung lebih optimistis dan investasi yang
direncanakan cenderung lebih tinggi ketika output tumbuh dengan cepat daripada ketika tumbuh
lambat atau turun.

Penyebabnya adalah jika perusahaan memperkirakan output masa depan tumbuh, mereka
harus merencanakan dari sekarang untuk menambah kapasitas produktif. Salah satu indikator
prospek masa depan adalah tingkat pertumbuhan saat ini.

Jika pertumbuhan ini nyata terjadi, dan bukti menunjukkan memang begitu, hasil akhirnya
akan menjadi efek akselerator. Jika output (pendapatan) agregat (Y) naik, pendapatan akan
naik meskipun tingkat Y mungkin rendah. Belanja investasi yang lebih tinggi
menyebabkan peningkatan tambahan dalam output, yang semakin mempercepat
pertumbuhan output agregat. Jika Y turun maka ekspektasi berkurang, dan belanja
investasi akan dipotong meskipun mungkin tingkat Y tinggi yang mengakselesai
penurunan.

2. Maksimisasi Profit

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mengumpulkan profit sebanyak-banyaknya.


Namun pada hakekatnya, pengumpulan profit adalah tujuan jangka pendek oleh perusahaan. 
Dalam jangka panjang, yang akan didapat adalah benefit. Contohnya dalam perusahaan misalnya
ketika perusahaan melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keahlian  karyawannya,
ini akan bermanfaat di masa depan ketika perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga ahli mereka
tidak usah mencari lagi dari luar tapi dapat menggunakan karyawan-karyawan yang sudah dilatih
sebelumnya.
Agar profit yang didapat maksimal, perusahaan harus dapat menentukan tingkat output
produksi yang tepat. Ada dua pendekatan untuk menentukan tingkat ouput di mana perusahaan
akan mendapatkan keuntungan maksimum, yaitu pertama, pendekatan penerimaan total dan
biaya total, atau sering disebut pendekatan total dan kedua adalah pendekatan penerimaan
marjinal dan biaya marginal, atau biasa disebut pendekatan marginal.
a. Pendekatan Total

Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya total
(Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di
pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan
oleh produsen dalam menghasilkan output. Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas
biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang
tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan.
Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat mengambil contoh
suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini mempunyai gedung tempat usaha,
mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun perusahaan tidak berproduksi akan tetapi biaya tetap
harus selalu dikeluarkan, seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin dan biaya gaji
karyawan tetap. Sedangkan, yang termasuk biaya variabel adalah biaya untuk pembelian bahan
baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain lain. Biaya variabel ini dapat diubah-ubah
tergantung pada kondisi pasar, apabila permintaan pasar naik maka output yang dihasilkan dapat
ditambah dengan menambah biaya variabel, misalnya menambah jam kerja tenaga kerja tidak
tetap. Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar.
b. Pendekatan Marjinal

Pada bagian ini kita akan menjelaskan mengenai pilihan tingkat output untuk maksimalisasi
laba / profit. Untuk menjelaskan tingkat output yang dapat memberikan laba maksimum, mari
kita perhatikan ilustrasi pada kurva berikut:
Pada kurva diatas sebelah kanan, kita melihat kurva posisi dimana jumlah output yang
seharusnya di produksi agar dapat maksimalisasi laba. Output yang dapat mendorong
maksimallisasi laba yaitu saat memproduksi barang pada titik P* = MC atau MR = MC. Pada
kurva sebelah kanan, kita melihat kondisi MR = MC tercapai pada titik C.

Kita mengasumsikan bahwa pasar berjalan secara persaingan sempurna. Sehingga produsen
tidak dapat mempengarui harga. Yang dapat dilakukan produsen hanyalah memilih tingkat
output yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Pada kurva diatas kita mendapati harga
(P) yaitu pada harga sebesar Y1. Karena tingkat harganya sama yaitu pada Y1, maka tambahan
penerimaan akibat menambah satu output (marginal revenue / MR) akan diperoleh sebesar Y1
pula. Dengan demikian, P = MR.

Maksimalisasi laba akan terjadi pada saat MR = MC sebagaimana disebutkan diatas. Karena
tingkat harga pada pasar persaingan sempurna tidak berubah (P), maka marginal revenue yang
diperoleh juga akan sama dengan tingkat harga, (P=MR). Oleh karena itu, untuk memaksimalkan
laba maka produsen akan mengupayakan agar berproduksi hingga marginal cost (MC) sama
dengan marginal revenue. Kondisi MR=MC terjadi saat produksi pada titik C dengan jumlah
output sebanyak X3.

Produsen tidak akan memilih memproduksi barang melebihi titik C (kurva MC melebihi
tingkat harga). Karena produksi pada tingkat ini dapat merugikan. Pada saat itu, tambahan biaya
untuk memproduksi satu unit barang melebihi tambahan penerimaan yang dapat diperoleh.
Ketika biaya justru lebih besar dibandingkan penerimaan, artinya produsen akan rugi bila
melakukan produksi pada tingkat tersebut.

Bila produksi yang dilakukan masih dibawah titik C (produksi lebih rendah dari titik C),
maka produsen akan terus menambah output produksinya hingga mencapai titik C. Kondisi
produksi dengan kurva MC dibawah tingkat harga seperti pada titik C, tidak akan memberikan
profit maksimum, sehingga output harus terus ditambah. Kondisi kurva MC sebelum mencapai
titik C artinya bahwa tambahan biaya untuk produksi satu unit barang masih lebih kecil
ketimbang tambahan penerimaan yang diperoleh. Untuk terus meningkatkan profit makanya
output harus ditambah hingga mencapai pada titik C. Pada titik C ini tambahan biaya dan
tambahan penerimaan akan sama.

3. Efek Tenaga Kerja Berlebih dan Modal Berlebih

Perusahaan menahan tenaga kerja berlebih (atau modal) jika bisa mengurangi jumlah tenaga
kerja yang di rekrut ( atau modal yang di tahan ) dan masih memproduksi jumlah output yang
sama.

Makin banyak modal berlebih yang ada, makin kurang kecenderungan berinvestasi dalam
modal baru di masa depan. Makin banyak tenaga kerja yang berlebih makin kurang
kecenderungan merekrut pekerja baru di masa depan.

4. Investasi persediaan
a. Peran Persediaan

Ketika perusahaan menjual lebih banyak dari pada yang dirproduksinya, stok persediaan
menurun; ketika perusahaan menjual lebih sedikit daripada yang diproduksinya, stok
persediaannya akan naik.

Stok persediaan (akhir periode) = stok persediaan (awal periode) + produksi – penjualan

Contoh:

Jika perusahaan memulai suatu periode usaha dengan persediaan 100 payung dengan
memproduksi 15 payung selama periode, dan menjual 10 payung dalam interval yang sama,
perusahaan akan memiliki 105 payung (100+15-10) dalam persediaan di akhir periode.
Perubahan stok persediaan merupakan investasi karena persediaan dihitung sebagai bagian stok
modal perusahaan. Dalam contoh ini, investasi persediaan selama periode itu adalah jumlah
positif, 5 payung (105-100). Ketika jumlah barang yang diproduksi lebih sedikit daripada jumlah
barang yang dijual, seperti 5 unit yang diproduksi dan 10 unit yang dijual, investasi persediaan
akan negative.
b. Kebijakan Persediaan Optimal

Perusahaan harus memiliki rencana berapa banyak produk yang akan dijual pada periode saat
ini dan pada periode masa depan. Dengan ekspektasi ini dan pengetahuannya tentang berapa
banyak barang yang sudah ada dalam stok, perusahaan harus memutuskan berapa banyak produk
yang akan diproduksi pada periode sekarang.

Peningkatan mendadak dalam persediaan memiliki efek negative atas produksi masa depan,
dan penurunan mendadak dalam persediaan memiliki efek positif atas produksi masa depan.

Anda mungkin juga menyukai