Anda di halaman 1dari 6

ULANGAN TENGAH SEMESTER

PENGANTAR ILMU POLITIK

TAHUN 2020/2021

NAMA : MAHARDIKA MULAS MAULANA

NIM : 1401620027

Dosen Pengampu : Dr.Tjipto Sumadi, M.Si, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
Soal :

Amatilah perkembangan politik apa yang tengah populer disekitar anda? Berilah analisis
anda berdasarkan teori politik yang sudah dikaji dalam perkuliahan atau hasil anda membaca dari
sumber bacaan lainnya.

Jawaban :

UU CIPTA KERJA BERLAKU, TAPI MASIH BANYAK PASAL YANG


TIDAK TEPAT

1. Pendahuluan

Pada hari senin tepatnya tanggal 5 Oktober 2020 didalam siding paripurna anatara DPR
bersama pemerintah telah bersama-sama menyetujui pengesahan RUU Cipta Kerja, padahal
banyak kalangan yang menentang RUU Cipta Kerja tersebut. Tapi kenapa? Pemerintah beserta
anggota DPR tetep kekeh mengesahkan RUU Cipta Kerja tersebut padahal sudah tau banyak
ditentang oleh berbagai kalangan masyarakat sehingga terkesan seperti sesuatu hal yang
dipaksakan.

Yang seharusnya menjadi focus pemerintah adalah mengatasi masalah Covid-19 ini tapi
kenapa ? Mereka begitu tergesa gesa membuat pasal yang tidak ada sangkut pautnya dengan
Covid-19. Begitu banyak hal janggal yang tidak masuk diakal disaat masyarakat mencoba
bertahan hidup dari keadaan pandemi ini, tapi dengan seenaknya pemerintah dan anggota DPR
itu malah mengesahkan UU Cipta Kerja yang membuat masyarakat resah dan menolak UU Cipta
Kerja tersebut.

2. Pembahasan

Tindakan Pemerintah ini sama dengan teori politik yang diutarakan oleh Steven Lukes
merupakan sosiolog yang terkenal dengan teori yang dikemukakannya teori 3 wajah kekuasaan
dibukunya yang berjudul Power: A Radical View. Teori 3 wajah kekuasaan Steven Lukas ini
sama dengan UU Cipta Kerja. Kenapa bisa dikatakan sama? Karena sebagai berikut :
1. Kekuasaan Pengambilan Keputusan

Dimaksudkan disini adalah “Kemampuan untuk membuat keputusan”. Disahkannya UU


Cipta Kerja itu sama saja dengan kekuasaan dalam mengambil keputusan terlepas dari dinamika
politik.menggunakan dalil wajah pertama kekuasaan ini telah sukses terjalankan.

2. Kekuasaan Non-Pengambilan Keputusan

Dimaksudkan hal ini adalah “kekuasaan tercermin dalam kemampuan untuk suatu agenda
politik dan mencegah keputusan-keputusan lain yang semestinya diambil”. Disahkannya UU
Cipta Kerja ini menimbulkan penolakan public dan akademisi juga bilang UU Cipta Kerja cacat
baik dari awal proses hingga disahkannya menjadi UU.

3. Kekuasaan Ideologis

Maksud dari kekuasaan ideologis adalah “kekuasaan bisa berbentuk pengendalian


terhadap pikiran orang lain dengan memanipulasi persepsi dan prefensi orang lain”. Tapi disini
UU Cipta Kerja tidak bisa mengambil hati para rakyat agar setuju dengan UU tersebut yang ada
malah aksi penolakan dimana mana.

Dalam UU Cipta Kerja tersebut, masih terdapat banyak pasal kontroversial yang tidak
sesuai dengan keinginan rakyat Indonesia sendiri, karena alasan inilah terjadi begitu banyak aksi
dari mahasiswa dan buruh. Karena sampai saat ini UU Cipta Kerja masih belum dicabut oleh
Presiden Jokowi. Berikut beberapa pasal yang masih tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh Rakyat Indonesia itu sendiri :

1. Pasal 59 UU Cipta Kerja

Dalam pasal ini membuat para pekerja kontrak tidak akan bisa menjadi pekerja tetap
karena jangka waktu untuk pekerja kontrka yang seharusnya itu 2 tahun sudah bisa menjadi
pegawai tetap dan boleh diperpanjang hanya sekali saja dalam waktu paling lama adalah 1 tahun.
Nah dari pasal ini yang membuat perusahaan mempunyai kekuasaan atau kebebasan untuk
menjadikan pegawai tersebut sebagai pegawai kontrak tanpa batas.

2. Pasal 79 ayat 2b UU Cipta Kerja


Didalam pasal ini yang sebelumnya mendapat libur 2 hari dalam seminggu bekerja,
menjadi dalam seminggu hanya mendapat libur 1 hari dan 6 hari untuk bekerja. Tentunya hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dari pekerja tersebut karena mungkin di hari liburnya
mereka masih harus menyelesaikan tugasnya yang masih belum selesai sehingga seperti sama
saja bekerja nonstop selama seminggu penuh, dan dari pasal 79 juga membuat para pekerja agak
susah meminta cuti, karena kewajiban perusahaan memberikan cuti 2 bulan bagi yang sudah
bekerja selama 6 tahun berturut-turut sudah dihapuskan dalam pasal tersebut. Pasal 79 ayat 3 UU
Cipta Kerja di 12 bulan secara terus menerus para pekerja atau buruh hanya bisa mengambil cuti
12 hari kerja dalam setahun itu paling sedikit.

3. Pasal 88 UU Cipta Kerja

Didalam pasal 88 ayat 3 UU Cipta Kerja ini hanya terdapat 7 kebijakan upah para pekerja
yang sebelumnya ada 11 didalam UU Ketenagakerjaan. Kebijakan yang dihapus dalam UU
Ketenagakerjaan adalah upah karena menjalankan waktu istirahat kerjanya atau biasa disebut
upah lembur, upah pembayaran pesangon, dan juga upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Nah ini akan membuat para pekerja yang lembur tidak mendapat upah dan uang pesangon ini
tidak akan didapatkan oleh para pekerja karena perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk
membayar upah mereka, sehingga bisa membuat perusahaan semena mena terhadap para
pekerjanya itu sendiri.

Selain, beberapa pasal diatas yang menyimpang, ada juga beberapa pasal dari UU
Ketenagakerjaan yang dihapuskan karena UU Cipta Kerja tersebut dan pasal yang dihapuskan
sebenarnya sangat penting bagi kesejahteraan para pegawai dan berikut beberapa pasal dari UU
Ketenagakerjaan yang dihapuskan :

1. Aturan akan sanksi yang dikenakan untuk pengusaha yang tidak membayarkan upah
sesuai ketentuan dihapus. Penghapusan ini terdapat dalam pasal 81 angka 29 UU Cipta
Kerja dan pasal yang terhapus adalah pasal 91 UU Ketenagakerjaan. Didalam pasal 91
ayat 1 ini terdapat kesepakatan upah antara buruh atau pegawai dengan pengusaha harus
membayarkan upah sesuai kesepakatan dan tidak boleh lebih rendah dari kesepakatan
yang ditetapkan perundang-undangan yang berlaku.
2. UU Cipta Kerja ini juga menghapus hak pegawai untuk minta pemutusan hubungan kerja
(phk) apabila pegawai merasa dirugikan oleh perusahaan. Ini tertera dalam pasal 81
angka 58 UU Cipta Kerja juga menghapus pasal 169 UU Ketenagakerjaan. Pasal 169 ayat
1 UU Ketenagakerjaan terdapat pegawai dapat mengajukan PHK apabila terjadi
perselisihan individual didalam perusahaan seperti penganiayaan, menghina kasar, atau
bahkan mengancam pegawai. Pengajuan untuk PHK juga bisa dilakukan apabila
perusahaan tidak membayar upah selama 3 bulan berturut turut. Pada pasal 169 ayat 2
UU Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pegawai akan mendapat uang pesangon dua
kali, uang penghargaan kerja, dan juga uang penggantian hak seperti yang diatur dalam
pasal 156.

3. Kesimpulan

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa lebih baik UU Cipta Kerja dicabut dari
pada hanya menimbulkan kesenjangan sosial yang tinggi antara para pegawai dengan perusahaan
karena UU Cipta Kerja ini juga membuat orang yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin
akan semakin menderita, daripada hal ini menimbulkan perpecahan dinegeri ini lebih baik
dicabut demi kesejahteraan bersama dan demi kebaikan bersama.
Daftar Pustaka

(2020, Oktober 6). Dipetik November 11, 2020, dari Mengulas Sejumlah Pasal Kontroversial dalam UU
Cipta Kerja: https://nasional.okezone.com/read/2020/10/06/337/2289289/mengulas-sejumlah-
pasal-kontroversial-dalam-uu-cipta-kerja

(2020). Berbagai ProblematikaDalam UU Cipta KerjaSektorLingkungandanSumber Daya Alam. Jakarta:


Indonesian Center for Environmental Law.

Resmi Disahkan, Berikut 14 Pasal dalam UU Cipta Kerja yang Dinilai Bermasalah dan Kontroversial.
(2020, November 10). Dipetik 11 11, 2020, dari https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
01804700/resmi-disahkan-berikut-14-pasal-dalam-uu-cipta-kerja-yang-dinilai-bermasalah-dan-
kontroversial?page=4

Teori Tiga Wajah Kekuasaan Steven Lukes dalam Omnibus Law Cipta Kerja. (2020, Oktober 12). Dipetik
November 12, 2020, dari https://yoursay.suara.com/news/2020/10/12/175357/teori-tiga-
wajah-kekuasaan-steven-lukes-dalam-omnibus-law-cipta-kerja?page=all

UU Cipta Kerja Berlaku, Ini Pasal-pasal Kontroversial di Klaster Ketenagakerjaan. (2020, November 3).
Dipetik November 11, 2020, dari https://nasional.kompas.com/read/2020/11/03/10285541/uu-
cipta-kerja-berlaku-ini-pasal-pasal-kontroversial-di-klaster?page=all

Hutabarat, D. (2020, November 3). Dipetik November 11, 2020, dari UU Cipta Kerja Berlaku, PKS: Masih
Banyak Pasal yang Tidak Tepat: https://www.liputan6.com/news/read/4398424/uu-cipta-kerja-
berlaku-pks-masih-banyak-pasal-yang-tidak-tepat

Anda mungkin juga menyukai