Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA DI ERA MILENIAL

Oleh
Nordiana1
(S1 Keperawatan / 131911013)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hangtuah Tanjungpinang, Kepulauan Riau

ABSTRAK
Pembelajaran Pancasila di sekolah dan Perguruan Tinggi selama ini terkesan sulit
dipahami oleh generasi milenial. Begitu juga Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perubahan bentuk, sifat, dan fungsi Pendidikan Pancasila agar
Falsafah Negara RI ini menjadi atraktif, mengundang minat, dan dapat diimplementasikan
dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Ironisnya kondisi perekonomian rakyat
Indonesia, salah satunya disebabkan oleh maraknya korupsi di kalangan tertentu bangsa
ini. Dalam hal ini generasi milenial tidak perlu alergi terhadap hal seperti ini, karena jalan
ini adalah hak yang paling dasar bahwa mereka adalah generasi milenial yang bukan
hanya menjadi tuganggan atas nama milenial. Oleh karena itu, sudah saatnya dilakukan
berbagai upaya untuk membenahi pembelajaran untuk kedua aspek yang sangat urgen
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.

Kata Kunci : Perubahan, Pancasila, Wawasan Kebangsaan, dan Generasi Milenial.

PENDAHULUAN merupakan ideologi dasar Negara ini.


Pancasila diajarkan di Sekolah dan Dalam kaitan dengan pembangunan
Perguruan Tinggi di Indonesia dengan karakter bangsa, Pendidikan Wawasan
metode baru. Wacana transformasi Kebangsaan dapat digunakan sebagai
Pendidikan Pancasila mengemuka akhir- modal awal dalam pembangunan bangsa
akhir ini, terutama setelah pada bulan Juni dan karakter atau moral bangsa. Dengan
2017 Pemerintah RI menerbitkan Undang- kondisi seperti itu, maka eksistensi
Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang
Perubahan atas UU Organisasi dipertaruhkan. Oleh karena itu, dewasa ini
Kemasyarakatan. Di antara konten UU adalah saat yang sangat tepat untuk
tersebut adalah pembubaran ormas-ormas melakukan reevaluasi terhadap proses
yang dianggap bertentangan dengan terbentuknya “nation and character
Pancasila. Hal ini juga menimbulkan pro building” bangsa Indonesia, karena boleh
dan kontra di kalangan masyarakat, karena jadi persoalan-persoalan yang dihadapi
dianggap dapat mengancam eksistensi bangsa saat ini berawal dari kesalahan
ormas-ormas yang berkembang di dalam menghayati dan menerapkan
Indonesia. Namun, ada juga yang konsep awal “kebangsaan” yang menjadi
menyetujui UU ini karena Pancasila fondasi ke-Indonesia-an.  Pendidikan Anti

1
Korupsi juga sudah saatnya direvitalisasi, melalui observasi dan dokumentasi.
direjuvenasi, dan direaktualisasi agar Teknik analisa data memakai model
dapat dengan lebih diserap oleh generasi interaktif; reduksi data, penyajian data dan
milenial khususnya, dan warga bangsa penarikan kesimpulan.
Indonesia pada umumnya sejak dini.
Ironisnya kondisi perekonomian rakyat PEMBAHASAN
Indonesia, salah satunya disebabkan oleh Terdapat banyak fenomena
maraknya korupsi di kalangan tertentu menarik dewasa ini, salah satunya yang
bangsa ini.  Pendidikan Anti Korupsi juga sedang ramai dibicarakan oleh public
sudah saatnya direvitalisasi, direjuvenasi, adalah generasi milleninial. Maraknya
dan direaktualisasi agar dapat dengan budaya global dan gaya hidup pop culture,
lebih diserap oleh generasi milenial fenomena ini dianggap sebagai dampak
khususnya, dan warga bangsa Indonesia dari arus globalisasi yang sudah tidak
pada umumnya sejak dini. Ironisnya dapat dibendung lagi. Globalisasi yang
kondisi perekonomian rakyat Indonesia, sering dimaknai sebagai proses
salah satunya disebabkan oleh maraknya mendunianya system sosial, ekonomi,
korupsi di kalangan tertentu bangsa ini.  politik, dan budaya sehingga duni terkesan
tanpa batas. Dengan adanya satelit,
Berdasarkan latar belakang yang telah
internet, dan telepon yang jarak jauh
dikemukakan diatas, maka dapat
terasa dekat. Perkembangan teknologi dan
dirumuskan beberapa permasalahan
informasi telah menghapus batas
sebagai berikut (1) Seberapa besar tingkat
antarnegara antarbangsa, dan antarkelas.
pengetahuan dan pemahaman generasi
Salah satu proses penting dari globalisasi
milenial tentang pentignya Pancasila
adalah melahirkan generasi gadged, istilah
dalam situasi yang ironi ini ?, dan (2) Apa
yang sering digunakan untuk menandakan
solusi yang tepat untuk menangani hal
lahirnya generasi millennial. Pada
seperti ini untuk yang mendatang
dasarnya gadget lebih tepat didefinisikan
selanjutnya ?
sebagai “peralatan” . banyak manfaat yang
dapat diperoleh dari internet, terutama
METODE PENELITIAN dalam proses komunikasi dan penggalian
Penelitian ini adalah jenis informasi bagi seluruh masyarakat
penelitian kualitatif mengggunakan pengguna internet termasuk remaja.
strategi penelitian naratif. Penelitian Disana dapat dengan cepat mendapatkan
dilakukan berdasarkan analisa banyaknya informasi, bisa mencarinya dengan
kejadian yang terjadi pada era sekarang. menggunakan google atau dengan cara
Subjek penelitian dipilih dan ditentukan yang lain, tetapi kebanyakn remaja
berdasarkan Purposive Sampling dengan menggunakan internet untk mencari
kriteria tertentu begitupun referensi pada teman, chatting, kirim email dan mencari
kejadian. Teknik pengumpulan data tugastugas kuliah atau tugas sekolah.

2
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam kehidupan
bangsa Indonesia dewasa ini adalah bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
memudarnya semangat nasionalisme dan Demikian juga generasi muda, Pancasila
patriotism di kalangan generasi muda. Hal yang mulai kehilangan pamornya
ini disebabkan banyaknya pengaruh dikalangan generasi muda diharpkan akan
budaya asing yang banyak masuk di muncul kembali kejayaannya jika generasi
negara ini. Akibatnya banyak generasi jika generasi muda lebih sadar dan
muda yang melupakan budaya sendiri memahami fungsi Pancasila serta
karena menggap bahwa budaya asing melakasanakan dalam kehidupan sehari-
merupakan budaya yang lebih modern hari. Semangat nasionalisme dan
dibanding budaya sendiri. Hal ini patrionsme di kalangan generasi muda
mengakibatkan nilai-nilai luhur bangsa mulai menurun. Hal ini bisa dilihat
banyak diabaikan hampir terjadi banyaknya generasi muda yang
disebagian besar generasi muda. Berbagai menganggap bahwa budaya barat lebih
permasalahan yang timbul akibat rasa modern dibandingkan budaya sendiri.
nasionalisme dan kebangsaan yang Generasi muda terutama dikalangan
memudar banyak terjadi belakanagan ini, mahasiswa, pelajar banyak mengekor
banyak generasi muda mengalami budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal
disorientasi, dislokasi dan terlibat pada ini bisa dilihat dari cara bersikap,
suatu kepentingan yang hanya berpakaian, berbicara samapai pola hidup
mementingkan diri pribadi Pancasila yang cenderung meniru budaya asing. Hal
sebagai dasar dan ideologi negara ini terjadi hampir seluruh pelosok bukan
merupakan hasil kesepakan oleh para hanya kota-kota besar akan tetapi sudah
pendiri bangsa negara Indonesia ini. merambah ke pelosok-pelosok desa.
Pancasila sebagai ideology terbuka
Menurut Rajasa (2007) generasi
setidanya memiliki dua dimensi niali-nilai,
muda mengembangkan karakter
yaitu nilai ideal dan aktual. Namun nilai-
nasionalisme dengan melalui tiga proses
nilai itu kondisinya dipengaruhi oleh nilai-
yaitu : 1) Pengembangan karakter yaitu
nilai yang dibawa globalisasi, sehingga
generasi muda berperan membangun
berdampak terjadinya pergeseran
karakter positif bangsa melalui kemauan
peradapan. Pengaruh budaya asing akan
keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral
bisa dihindari jika generasi muda mampu
serta menginternalisasikannya pada
menyaring budaya asing dengan
kehidupan nyata. 2) pemberdaya karakter
menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai
generasi muda menjadi role model dari
dasar acuan dalam kehidupan. Pancasila
pengembanan karakter bangsa yang positif
yang sejak dahulu diciptakan sebagai
3) perekayasa karakter yaitu generasi
dasar dan sudah sejak nenek moyang
muda berperan dan berprestasi dalam ilmu
digunakan sebagai pandangan hidup sudah
pengetahuan dan kebudayaan, serta
seharusnya dijadikan pedoman bagi
terlibat dalam proses pembelajaran dalam

3
pengembangan karakter positif bangsa Karakteristik Generasi Millennial :
sesuai dengan perkembangan zaman. Rasa a. Millennial lebih percaya user generated
nasionalnisme yang harus ditumbuhkan content daripada informasi searah
dikalangan generasi muda bukan Generasi millennial tidak percaya pada
nasionalisme sempit akan tetapi informasi yang bersigat satu arah. Mereka
nasionalisme yang menjunjung tinggi tidak terlalu percaya pada perusahaan
bangsa dan negara sendiri akan tetapi besar dan iklan, mereka lebih
masih menghargai bangsa lain. Pancasila mementingkan pengalaman pribadi
berperan besar dalam menumbuhkan rasa ketimang iklan atau review konvensional.
nasionalisme dan patriotism di kalangan Seperti membeli suatu produk, generasi ini
muda apapun langkah dan tindakan yang melihat review dan testimony produk
dilakukan harus selalu didasarkan sebelum membelinya. b. Millennial lebih
nilainilai Pancasila. Pancasila yang memilih ponsel dibanding tv Internet
memiliki lima sila yang antara sila satu berperan sangat penting dalam kehidupan
dengan yang lain saling menjiwai dan generasi millennial. Bagi mereka iklan
menunjukan satu kesatuan yang utuh, pada televise biasanya dihindari, generasi
memiliki makna yang sangat dalam untuk ini lebih suka mendapat informasi dari
menjadi landasan bersikap bertindak, dan ponselnya, dengan mencarinya ke Google
bertingkah laku. Diera global ini banyak atau perbincangan pada forum-forum yang
sekali budaya-budaya yang masuk di diikuti generasi ini untuk selalu UP to date
negera Indonesia dan tidak bisa untuk dengan keadaan sekitar c. Millennial wajib
mengelak dari masuknya budaya-budaya mempunyai sosial media Komunikasi
negara ini yang terpenting adalah yang berjalan pada generasi ini sangatlah
bagaimana masyarakat Indonesia terutama lancar. Namun, bukan berarti komunikasi
generasi muda bisa menyaring budaya- itu selalu terjadi dengan tatap muka,tetapi
budaya asing dan bisa mengambil budaya justru sebaliknya.
yang baik dan menyaring yang buruk dan
Banyak dari kalangan millennial
tidak sesuai dengan nilai dan norma
melakukan semua komunikasinya dengan
Pancasila. Oleh karena itu bangsa
cara text messaging atau juga chatting di
Indonesia masih perlu meningkatkan rasa
dunia maya, dengan membuat akun yang
nasionalisme dan cinta tanah air.
berisikan profil dirinya, seperti twitter,
Memupuk rasa nasionalisme generasi
facebook, line, Instagram dana kun sosial
muda bisa dilakukan sejak dini, sehingga
media lainnya. Akun ini dapat dijadikan
lambat laun seiring dengan usia
aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa
diharapkan rasa nasionalisme tetap
yang ditulis tentang dirinya disitu adalah
bertahan pada diri bangsa Indonesia.
apa yang akan semua orang baca. Jadi
Sehingga anak muda bukan hanya up-to-
hampir semua generasi millennial
date tentang sosial media tetapi juga
dipastikan memiliki akun sosial media
berjiwa Pancasila.
sebagai tempat berkomunikasi dan

4
berekspresi. d. Millennial mulai banyak yang lebih toleran terhadap sesamanya.
melakukan transaksi secara cashless Hal ini dipengaruhi oleh arus globalisasi
Generasi ini lebih suka tidak repot yang semakin cepat, dimana anak muda
membawa uang, karena hampir semua zaman now dapat berinteraksi dengan
pembelian bisa dibayar menggunakan manusia dari berbagai belahan dunia. Arus
kartu, sehingga lebih praktis, hanya perlu globalisasi berhasil menciptakan interaksi
gesek atau tapping. Mulai dari transportasi lansung dan tidak lansing yang lebih luas
umum seperti bis dan commuter line antar umat manusia, yang tidak mengenal
sudah menggunakan system e-money, batas-batas antara negara satu dengan
hingga berbelanja baju dengan kartu kredit negara yang lain. Oleh sebab itu
dan kegiatan jual beli lainnya e. Millennial globalisasi membat generasi millennial
kurang suka membaca secara konvesional menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan,
Populasi orang yang suka membaca buku dengan begitu anak-anak muda millennial
turun drastic pada generasi ini, bagi harus lebih bisa menggunakan media
mereka tulisan dinilai memusingkan dan sosial secara lebih terutama untuk dirinya
membosankan. Generasi millennial bisa sendiri, agar tidak terkena dampak negatif
dibilang lebih menyukai melihat gambar, dari era digital. Jadi jikalau ingin menjadi
apalagi jika menarik dan berwarna. f. anak millennial bukan hanya pandai dalam
Millennial lebih tahu teknologi disbanding bermain gadget tetapi juga harus bisa
orang tua Generasi ini melihat dunia tidak memanfaatkan gadget tersebut
secara lansung, namun dengan cara yang sebaikbaiknya. Sehingga menjadi anak
berbeda yaitu dengan berselancar di dunia muda millennial yang bukan hanya bisa
maya, sehingga mereka jadi tahu bermain gadget, internet tetapi juga bisa
segalanya. Mulai dari berkomunikasi, memanfaatkan sosial media dengan bijak,
berbelanja, mendapatkan informasi dan kreatif, aktif.
kegiatan lainnya, generasi millennial
KESIMPULAN DAN SARAN
adalah generasi yang sangat modern, lebih Pembelajaran bidang Pendidikan
dari pada orang tua mereka, sehingga tak Pancasila harus dilakukan dengan metode
jarang merekalah yang mengajarkan yang atraktif, memacu kreatifitas, dan
teknologi pada kalangan orang tua g. diberi nuansa spiritual agar dapat
Millennial cenderung tidak loyal namun diimplementasikan dalam kehidupan
bekerja efektif Kebanyakan dari millennial sehari-hari, pendidikan Wawasan
cenderung meminta gaji tinggi, meminta Kebangsaan harus mendapat perhatian
jam kerja fleksibel, dan meminta promosi yang lebih serius di masyarakat.
dalam waktu setahun, mereka tidak loyal Pendidikan pada aspek ini harus dilakukan
terhadap suatu pekerjaan atau perusahaan, dengan strategi-strategi yang menarik
namun lebih loyal terhadap merek. Selain minat dan dijiwai oleh nuansa-nuansa
karakteristik yang sudah dijelaskan diatas, religius yang aplikatif, korupsi telah
generasi millennial juga memiliki sifat merusak generasi milenial khususnya dan

5
warga negara pada umumnya. Oleh karena April 2010, Kementerian Agama,
itu, pendidikan anti korupsi harus dimulai Balai Pendidikan dan Pelatihan
sejak dini, dan disosialisasikan kepada Keagamaan Semarang 2010.
Ubaedillah, A. dkk, Modul Implementasi
seluruh warga bangsa dan negara Republik
dan Sosialisasi Wawasan
Indonesia. Kemajuan era digital semakin Kebangsaan (Draf), Jakarta:
berkembang dari tahun ke tahun, anak- Direktorat Jenderal Kesatuan
anak millennial sekarang terkadang lupa Bangsa dan Politik Kemendagri,
akan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai 2012.
budaya lokal sehingga disinilah peranan
Pranala (link):http://kbbi.web.id/milenium
orang tua dalam mendidik anak-anaknya
agar anak muda jaman now selain kreatif http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rejuvena
dalam menggunakan internet tetapi tetap si . (Diunduh hari Rabu, 26 Juli 2017).
menjaga nilai-nilai Pancasila serta
menjaga budaya Indonesia agar tetap http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/
article/view/7868
lestari.
ukardja, Ahmad; Abbas, Ahmad
Sudirman. Demokrasi dalam Perspektif
DAFTAR PUSTAKA Islam: Studi Perbandingan antara Konsep
Novaria, Astri. “Perkenalkan Pancasila Syura dan Demokrasi Barat dalam
dengan Gaya Keseharian” dalam
Kaitannya dengan Demokrasi Pancasila,
Rubrik Politik dan Hukum Koran
Media Indonesia, Jumat, 21 Juli Jakarta: Pedoman Ilmu dan Anglo Media
2017. Jakarta, 2005.
Presiden dan DPR RI, Kumpulan
Perundang-undangan Anti KKN, Meinarno, E.A. & Suwartono, C. (2011).
(Yogyakarta: Pustaka The Measurement of Pancasila: An effort
Widyatama, 2005. to make psychological measurement from
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Pancasila values. Mind Set, 2, 2, 104-110.
Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Notonagoro. (1987). Pancasila: The
Depdikbud dan Balai Pustaka,
popular scientific. Jakarta: Bumi Aksara.
1999.
Diunduh dari
http://www.scribd.com/doc/4388
5395/Kemerosotan-
IntegrasiBangsa-Ditinjau-Dari-
Wawasan-Kebangsaan-Dalam-
Kerangka-Nkri (Rabu, 26 Juli
2017).
Suyitno, Teguh. “Revisi Wawasan
Kebangsaan”, Presentasi
Disajikan pada Diklat Prajabatan
Nasional Angkatan Sabtu, 24

Anda mungkin juga menyukai