Anda di halaman 1dari 8

ACARA II

PENENTUAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA HIDRAT

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara II “Penentuan Rumus Molekul Senyawa
Hidrat” adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rumus molekul kupri sulfat hidrat

B. METODOLOGI
1. Alat
a. Desikator
b. Kompor listrik
c. Krus
d. Penjepit
e. Sendok spatula
f. Stopwatch
g. Timbangan analitik

2. Bahan
a. Kupri sulfat hidrat
3. Cara kerja

kruss

Penimbangan

Kupri Sulfat Hidrat 0.5 Penimbangan


gram

Pemanasan dalam keadaan


terbuka pada kompor listrik H2O
selama 30 menit

Pendinginan atau penstabilan


suhu dengan desikator

Penimbangan

Penentuan massa air dan


CuSO4

Penentuan rumus molekul

Gambar 2.1 Diagram Alir Penentuan rumus molekul senyawa hidrat


C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air.
Molekul air yang terikat dinamakan air kristal. Pada senyawa anorganik,
hidrat adalah garam yang mengandung molekul air dengan perbandingan
tertentu (Baurah dan Konwar, 2002). Menurut Nugrahani dkk (2013) hidrat
atau solvat adalah kristal dengan sejumlah molekul air atau pelarut organik
yang terinkorporasi secara singkat, senyawa hidrat adalah senyawa yang
mengandung sejumlah molekul air (Senyawa atau zat padat yang tidak
mengandung air disebut anhidrat, misalnya CaO yang merupakan anhidrat
basa dari Ca(OH)2. Garam anhidrat adalah garam yang telah mengalami
kehilangan molekul air, garam ini terbentuk dari penguraian garam hidrat
yang dipanaskan (Basset dkk, 1994).
Senyawa hidrat merupakan senyawa padatan (kristal) yang
mengandung air (Jurczak dkk., 2020). Karakteristrik senyawa hidrat pada
garam hidrat adalah memiliki nilai panas laten dan konduktivitas termal
yang tinggi, namun memiliki subcooling yang tinggi dan memiliki sifat
korosif (D. Zhou dkk., 2012). Karakteristik senyawa hidrat pada gas hidrat
memiliki sifat fisik yang mirip dengan es, tetapi hidrat dapat terbentuk
pada temperatur di atas 0℃ pada sistem bertekanan. Hidrat gas dapat
terbentuk dengan mudah di aliran downstream dari choke ketika
temperatur fluida menurun hingga mencapai daerah pembentukan hidrat
gas berdasarkan efek pendinginan Joule-Thompson (Sanjaya dkk., 2018).
Faktor utama yang mempengaruhi banyaknya air pada senyawa
hidrat adalah suhu. Melalui proses pemanasan senyawa hidrat akan
menjadi senyawa anhidrat, seperti yang telah dijelaskan oleh Jurczak dkk
(2020), senyawa anhidrat adalah senyawa padatan (kristal) yang
mengadung sedikit air, hal ini disebabkan molekul air telepas dari
ikatannya dan membentuk suatu rangkaian yang berstruktur kristal dan
mengandung sedikit air. Proses pemanasan secara terus menerus dapat
membuat semua molekul air terlepas, namun jika hal ini dibiarkan di
udara, molekul air akan Kembali secara sempurna dan membentuk
senyawa hidrat kembali menjadi gas hidrat (Sharma, 2005).
Penentuan rumus molekul senyawa hidrat diawali dengan
menimbang krus kosong menggunakan neraca analitik. Selanjutnya
menimbang 0,5 gram kristal CuSO4 dan memasukannya ke dalam krus.

Kemudian krus dipanaskan dalam keadaan terbuka selama 30 menit.


Setelah 30 menit, krus didingikan dan dimasukkan ke dalam desikator.
Dengan mendinginkan mol H2O dan CuSO4 maka akan didapat jumlah air

kristal yang menguap (Kungshrin, 2008). Lalu yang terakhir adalah


menimbang krus dan isinya. Untuk menentukan jumlah air yang menguap
didapatkan dengan mengurangi massa awal sampel dengan massa akhir
setelah pemanasan untuk menentukan rumus molekul CuSO4 dengan cara

membagi massa air atau kupri sulfat anhidrat dengan massa relatif masing-
masing (Kidway and Priya, 2009).
Beberapa pemanfaatan senyawa hidrat adalah untuk digunakan
pada proses pembuatan jelly herbal. Pada pembuatan jelly ini terdapat
pembentukan ikatan hydrogen antara air dan karbohidrat yang dapat
menghasilkan senyawa hidrat yang bersifat stabil. Air yang membentuk
senyawa hidrat dan air yang terikat secara ionik sulit dikeluarkan dari
bahan karena sulitnya memutus ikatan tersebut sehingga kadar air
menjadi tinggi (Susilowati dkk., 2016). Selain itu, CuSO4 . 5H2O dapat

digunakan sebagai katalis dalam reaksi organik, misalnya katalis dalam


reaksi asetilisasi benzyl alcohol (Heravi dkk., 2006). CuSO4 . H2O juga

dapat digunakan sebagai reagen analisis kimia, sintetis senyawa organik,


dan sebagai magnetan pada oven (Hanafi, 2012). Selain itu, limonit
(Fe2O3.H2O) digunakan dalam industri besi dan baja untuk pembangunan

(Suratman, 2017). Pemanfaatan senyawa hidrat dalam bidang pangan juga


dapat berupa indikator kualitas granula effervescent pada buah bit, sebab
dengan mengetahui jumlah senyawa hidrat, maka dapat diketahui pula
jumlah air atau kelembaban buah bit (Setiawan dkk, 2013).
Tabel 2.1 Hasil Rumus Molekul Senyawa Hidrat
Massa Warna
Sampel kruss Massa kruss Mol H2O Mol Garam Rumus Molekul
awal (g) akhir (g) Anhidrat Garam Anhidrat Awal Akhir

Kupri 17.500 17.3229 0,0098 0,002 CuSO45H2O Biru Putih


Sulfat
Hidrat

Sumber: hasil pengamatan


Berdasarkan Tabel 2.1 diperoleh massa H2O 0,1771 gram dari hasil

pengurangan massa kruss awal dengan massa kruss akhir. Sedangkan


massa CuSO4 adalah 0,3229 gram dari hasil pengurangan massa kupri

sulfat hidrat dengan massa air. Melalui perhitungan didapatkan mol H2O

sebesar 0,0098 dan mol CuSO4 sebesar 0,002. Rumus molekul garam

hidrat yang didapatkan adalah CuSO4.5H2O. Terjadi perubahan warna

yang awalnya berwarna biru kemudian berubah menjadi putih. Jika


dibandingkan dengan teori yang ada, hasil warna kupri sulfat hidrat sudah
sesuai yaitu dari warna coklat menjadi putih (Wijayanti, 2018).

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh dari Acara II
“Penentuan Rumus Senyawa Hidrat” adalah rumus molekul kupri sulfat
hidrat yaitu CuS04.5H2O.
DAFTAR PUSTAKA
Basset J, R.C Denny, dan G,H Jehni. 1994. Memahami Analisa Kimia Kuantitatif
Edisi 4. Erlangga : Jakarta.
Baurah, Monalisa., and Dilip Konwar. 2002. AlCl4 . 6H2O / KI / H2O / CH3CN
: A New Alternate System for Dehidration of Oximes and Amides in
Hidrated Media. Journal Organic Chemistry. 1(67) : 7138-7139.
Hanafi, Jessica. 2012. Material Recovery and Characterization of PCB from
Electronic Waste. Social and Behavioral Science. 57(1) : 331-338.
Heravi, Majid M., Behbahani, Farahnaz K., Zadsirjan, Vahideh and Oskooie,
Hossien A. 2006. Copper (II) Sulfate Pentahydrate (CuSO4 . H2O): a Green
Catalyst for Solventless Acetylation of Alcohols and Phenols with Acetic
Anhydride. Journal of the Brazilian Chemical Society. 17(5) : 1045-1047.
Jurczak, E., Mazurek, A. H., Szeleszczuk, Ł., Pisklak, D. M., & Zielińska-Pisklak,
M. (2020). Pharmaceutical Hydrates Analysis—Overview of Methods and
Recent Advances. Pharmaceutics, 12(10), 959.
Kidway, Mazaahir., and Priya. 2009. A Copper Sulphate Catalysed Synthetis of
Derivatives Tetra Substitude Aryridine. Indian Journal of Chemistry. Vol
48 B : 1045-1048.
Kungshrin, Marc A., Allison I Wyatt.,Robert M Hanson., and Garry O Spessard.
2008. Determination of the Formula of a Hydrate a Greener Alternative.
Journal of Chemical Education. 85(6) : 819-821.
Nugrahani, Ilma dkk. 2013. Studi Transformasi Hidrat Sefadroksil Monohidrat
dan Sefaleksin Monohidrat dengan FTIR. Jurnal Matematika & Sains.
18(1): 1-10.
S.D. Sharma, K. Sagara, Latent Heat Storage Materials and System: A Review,
International Journal of Green Energy, 2: 1 –56, 2005
Sanjaya, A. S., & Nofendy, A. (2018). Prediksi Pembentukan Hidrat Gas dengan
Pengaruh Joule-Thomson Effect yang Diakibatkan oleh Choke
Performance. Jurnal Chemurgy, 1(1), 1-8.
Setiawan, Rizky Dwi., Anam Choirul, dan Kawiji. 2013. Kajian Karakteristik
Fisik dan Sensori serta Aktivitas Antioksidan dari Granul Effervescent
Buah Beet (Beta Vulgaris) dengan Perbedaan Metode Granulasi dan
Kombinasi Sumber Asam. Jurnal Teknosains Pangan. 2 (2) : 21-28.
Suratman. 2013. Studi Kinetika Penghilangan Air Kristal Limonit menjadi
Hematit pada Atmosfer Inert. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara.
13(2) : 113- 123
Susilawati, Sri Murni., Affandi., Dian Rachmawati., dan Ardhea Mustikasari.
2016. Kajian Metode Ekstraksi dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Secang
(Caesalpinia sappan L.) terhadap Karakteristik Permen Jelly Herbal. Jurnal
Teknosains Pangan. 5(2).
wijayanti, w. (2018). validasi performance gas hidrat pada variasi temperatur
cooling bath di tekanan 0.4 mpa. flywheel: jurnal teknik mesin untirta, 2(1),
1-7.
Zhou, C.Y. Zhao, Y. Tian, Review on thermal energy storage with phase change
materials (PCMs) in building applications, Applied Energy 92 (2012) 593–
605
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Massa kruss awal = 17,500 gram


Massa kruss akhir = 17,3229 gram
massa H2O
a. Mol H2O = Mr H2O
massa kruss awal - massa kruss akhir
= Mr H2O
17,500 - 17,3229
= 18
0,1771
= 18

= 0,0098 mol
b. Massa CuSO4 = massa kupri sulfat hidrat (0,5g) – massa air

= 0,5 gr – 0,1771 gr
= 0,3229 gr
massa CuSO4
Mol CuSO4 = Mr CuSO4

3,229
= 160

= 0,002 mol

mol H2O
c. Rumus molekul kupri sulfat hidrat = CuSO4 . mol CuSO4 . H2O
0,0098
= CuSO4 . . H2O
0,002

= CuSO4: H2O = 0,002 : 0,0098 = 1 : 5


= CuSO45H2O

Anda mungkin juga menyukai