Anda di halaman 1dari 11

ACARA VII

ESTERIFIKASI

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Acara VII “Esterifikasi” adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menghasilkan etil asetat dengan cara esterifikasi asam
asetat dan etanol dengan katalis asam sulfat dilanjutkan destilasi.
2. Mahasiswa dapat menghasilkan metil asetat dengan cara esterifikasi
asam asetat dan metanol dengan katalis asam sulfat dilanjutkan destilasi.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi reaksi esterifikasi.

B. METODOLOGI
1. Alat
a. Erlenmeyer
b. Hot plate
c. Kompor listrik
d. Labu leher tiga
e. Magnetic stirrer
f. Pipet volume 1 mL
g. Pipet volume 5 mL
h. Propipet
i. Rak tabung reaksi
j. Tabung reaksi
k. Termometer
l. Unit destilasi dan kondensor
2. Bahan
a. Asam asetat 25 mL
b. Etanol 75 mL
c. H2SO4 pekat 2 mL
d. Metanol 75 mL
e. NaOH 1 M 15 mL
3. Cara kerja
a. Etil Asetat

Penyiapan alat dan bahan

25 ml asam asetat
Pemasukkan ke labu leher tiga
75 ml etanol

Pengadukkan selama 2 menit dengan


magnetic stirrer

H2SO4 pekat 1 ml Pemasukkan ke labu leher tiga

Pemanasan pada suhu 71oC selama 2


jam

Pendestilasian pada suhu 71oC

Penampungan destilat

Destilat Etil Asetat

Gambar 7.1 Diagram Alir Pembuatan Etil Asetat


b. Metil asetat

Penyiapan alat dan bahan

25 ml asam asetat
Pemasukkan ke labu leher tiga
75 ml metanol

Pengadukkan selama 2 menit dengan


magnetic stirrer

H2SO4 pekat 1 ml Pemasukkan ke labu leher tiga

Pemanasan pada suhu 55oC selama 2


jam

Pendestilasian pada suhu 65oC

Penampungan destilat

Desilat metil asetat

Gambar 7.2 Diagram Alir Pembuatan Metil Asetat


c. Identifikasi Reaksi Esterifikasi

Penyiapan 3 tabung reaksi

5 ml asam asetat
Pengisian ke dalam tabung reaksi 1, 2,
5 ml etil asetat
dan 3
5 ml metil asetat

5 ml NaOH 1 M Pengisian pada masing-masing tabung


reaksi

Pengamatan perubahan yang terjadi

Gambar 7.3 Diagram Alir Identifikasi Reaksi Esterifikasi


C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dengan
alkohol untuk membentuk ester. Esterifikasi bersifat dapat balik dan
menggunakan suatu katalis untuk mempercepat reaksi (Arita dkk., 2008).
Katalis yang sering digunakan dalam proses esterifikasi berasal dari asam-
asam kuat seperti H2SO4 dan HCl (Sartika, 2015). Menurut Siregar (1988),

esterifikasi juga dapat diartikan sebagai proses pemanasan asam karboksilat


dan akohol dalam suasana asam untuk membentuk kesetimbangan ester dan
air. Rumus reaksi esterifikasi ecara umum adalah sebagai berikut.

O O

R-C-OH + HO-R′ R-C-OR′ + H2O


Asam Alkohol Ester Air

(Hart, 1990).
Rumus reaksi etil asetat adalah sebagai berikut.
H2SO4
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Asam asetat Etanol Etil asetat Air

(Kirbaslar dkk., 2015).

Rumus reaksi metil asetat adalah sebagai berikut.

CH3OH + CH3COOH CH3COOCH3 + H2O


Metanol Asam asetat Metil asetat Air

(Widodo dan Elsa, 2016).

Destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen


senyawa yang didasarkan pada perbedaan titik didih. Proses destilasi
bergantung pada titik didih masing-masing komponen yang ada. Destilasi
berguna untuk mendapatkan destilat larutan yang diinginkan (Fessenden
dan Joan, 1986).
Senyawa Ester adalah senyawa organik dengan bau harum dan
termasuk turunan dari asam karboksilat yang mengandung -CO2R dengan
R berupa alkil atau eril (Denisov dkk., 2016). Contoh dari senyawa ester
adalah metil asetat, propil asetat, pentil butirat, isoamil asetat dalam apel
dan dan benzyl asetat yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan apel
(Oxtoby dkk., 2013).
Tujuan penambahan katalis H2SO4 pada reaksi esterifikasi adalah

sebagai penambahan katalis, selain itu H2SO4 juga berfungsi sebagai

penarik air. H2SO4 berperan sebagai katalis penarik air disebabkan karena

reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan


air (Firdaus, dkk, 2013). Adanya air yang bercampur dengan H2SO4 dapat

meningkatkan titik didih sehingga suhu reaksi akan tinggi (Hambali dkk,
2008).
Reaksi saponifikasi adalah proses hidrolisis basa terhadap lemak
dan minyak. Reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi ini dikenal juga sebagai reaksi penyabunan. Hasil mula-mula dari
penyabunan adalah karboksilat karena campurannya bersifat basa. Setelah
campuran diasamkan, karboksilat berubah menjadi asam karboksilat.
Syarat reaksi saponifikasi adalah ester harus bereaksi dengan basa kuat.
Rumus reaksi saponifikasi adalah sebagai berikut
O O
R-C-OR’ + NaOH R-C-ONa + R’OH
Ester Basa kuat Garam Alkohol

(Naomi, 2013).
Tabel 7.1 Karakteristik Senyawa Ester
No Nama Senyawa Aroma Warna
1. Etil Asetat Balon tiup Bening
2. Metil Asetat Balon tiup (lebih kuat) Bening

Sumber: hasil pengamatan


Berdasarkan Tabel 7.1 Karakteristik Senyawa Ester, senyawa etil
asetat memiliki aroma seperti balon tiup dan berwarna bening sedangkan
metil asetat memiliki aroma seperti balon tiup yang lebih kuat dan berwarna
bening. Hal ini sesuai dengan teori yaitu etil asetat adalah cairan jernih, tak
berwarna, memiliki bau yang khas dan digunakan sebagai pelarut tinta,
perekat dan resin (Azura dkk., 2015). Metil asetat merupakan cairan
berwarna netral dengan bau seperti ester (Widodo dan Maesaroh, 2016).

Tabel 7.2 Identifikasi Senyawa Ester


Tabung Keadaan Mula- Perubahan yang Reaksi yang terjadi
Ke Mula terjadi
I 5 mL asam asetat + Awalnya bening setelah CH3COOH + NaOH ➔
5 mL NaOH 1M ditambah NaOH tetap CH3COONa + H2O
bening
Aroma menyengat
II 5 mL etil asetat + 5 Awalnya bening, CH3COOC2H5 + NaOH
mL NaOH 1M ditambah NaOH ➔ C2H5OH +
menjadi keruh CH3CO2Na
Aroma seperti balon tiup
III 5 mL metil asetat + Awalnya bening, CH3COOCH3 + NaOH
5 mL NaOH 1M ditambah NaOH menjadi ➔ CH3COONa +
bening keruh Aroma CH3OH
seperti balon tiup
Sumber: hasil pengamatan.

Pada Tabel 7.2 diperoleh data hasil prosedur praktikum yang


identifikasi senyawa ester. Pada tabung pertama, terdapat larutan asam
asetat yang direaksikan dengan 5 ml NaOH 1M. Hasil yang diperoleh adalah
tidak terjadi perubahan pada warna yang semula berwarna bening dan
setelah ditambah NaOH 1M masih tetap berwarna bening dengan aroma
menyengat. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOH + NaOH ⟶
CH3COONa + H2O . Selanjutnya pada tabung kedua, terdapat larutan etil

asetat yang direaksikan dengan NaOH 1M. Hasil yang diperoleh adalah
terjadi perubahan warna sampel dari bening menjadi keruh dengan aroma
seperti balon tiup. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOC2H5 + NaOH ⟶

C2H5OH + CH3CO2Na. Terakhir pada tabung ketiga, terdapat larutan metil

asetat yang direaksikan dengan NaOH 1M. Hasil yang diperoleh adalah
terjadi perubahan warna yang semula bening menjadi bening keruh dengan
aroma seperti balon tiup. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOCH3 + NaOH

CH3COONa + CH3OH. Jika hasil percobaan pada tabung pertama

dibandingkan dengan teori yang ada, maka hasil tidak sesuai. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Febriani dan Azizati (2018), pada saat asam
asetat direkasikan dengan NaOH, asam asetat yang awalnya berwarna putih
atau bening menjadi berwarna merah muda. Menurut Riyanto (2016), Hal
ini disebabkan oleh kesalahan sistematik yang terbagi menjadi tiga, yaitu
kesalahan alami yang timbul dari gejala-gejala alam, kesalahan alat-alat
praktikum, dan kesalahan peorangan.
Peran senyawa ester dalam bidang pangan salah satunya sebagai
pemberi rasa atau flavor dalam industri gula-gula dan minuman. Aroma
khas dan rasa dari berbagai buah juga ditentukan dengan adanya senyawa
ester, misalnya pisang mengandung isopropyl asetat. Selain itu, esterifikasi
banyak digunakan untuk plastiziser dan emulsifier (Wiseman, 1983).
Selain itu senyawa ester juga berperan untuk mengetahui pengaruh tiga
jenis asam lemak jenuh sawit (asam strearat, asam palmiat, dan asam
miristat) (Wahyuni dkk., 2016).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Acara VII “Esterifikasi” dapat diperoleh
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Rumus reaksi etil asetat
H2SO4

CH3COOH + C2H5OH ⟷CH3COOC2H5 + H2O


Asam asetat Etanol Etil asetat Air

2. Rumus reaksi metil asetat

CH3OH + CH3COOH ⟷CH3COOCH3 + H2O

Metanol Asam asetat Metil asetat Air

3. Berdasarkan hasil uji pengamatan identifikasi reaksi esterifikasi,


diperoleh data sebagai berikut:
- Tabung I (5 mL asam asetat + 5 mL NaOH 1M) tidak
mengalami perubahan warna, tetapi aromanya menjadi
menyengat. Reaksi yang terjadi yaitu CH3COOH + NaOH

⟶ CH3COONa + H2O.

- Tabung II (5 mL etil asetat + 5 mL NaOH 1M) mengalami


perubahan warna dari bening menjadi keruh, serta aroma
seperti balon tiup. Reaksi yang terjadi yaitu
CH3COOC2H5 + NaOH⟶ C2H5OH + CH3CO2Na.

- Tabung III (5 mL metil asetat + 5 mL NaOH 1M)


mengalami perubahan warna dari bening menjadi keruh,
serta aroma seperti balon tiup. Reaksi yang terjadi yaitu
CH3COOCH3 + NaOH⟶ CH3COONa + CH3OH.
DAFTAR PUSTAKA

Arita .S., Dara .B., dan Irawan.J. 2008. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari
CPO OFF Grade dengan Metode Esterifikasi. Jurnal Teknik Kimia. 2 (15)
: 34-43.
Azura, Sari Liza dan Reni Sutri, dan Iriany. 2015. Pembuatan Etil Asetat dari
Hasil Hidrolisis, Fermentasi, dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa
paradisiaca L). Jurnal Teknik Kimia, Vol 4 (1)
Denisov, M., Garbunov, A., Dmitriev, M.V., Siepukhin, P., and Glusshov, V.
2016. Synthesis and Structure Ferrocenol Esters. International Journal of
Chemistry. 6(7) : 107-116.
Febriani, D. R., & Azizati, Z. (2018). Pembuatan Cuka Alami Buah Salak dan
Pisang Kepok Beserta Kulitnya Teknik Fermentasi. Walisongo Journal of
Chemistry, 1(2), 72-77.
Firdaus. 2011. Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik. Makassar: Jurusan
Kimia UNHAS.
Hambali ES, Mudjalipah AH, Tambunan AW, Pattiwiri, R. Hendroko. 2008.
Teknologi Bioenergi Jilid Kedua. Jakarta: Agromedia Pustaka
Hart, Harold. 1990. Organic Chemistry a Short Course. Erlangga. Jakarta.
Kirbaslar, S. Ismail. 2001. Esterification of Aldehid Acid with Ethanol Catalysed
by an Aciding Ion. Turkey Journal Engineering Envionment Science. 3(1)
: 234- 241.
Naomi, P. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau
dari Kinetika Reaksi Kimia. Palembang : Universitas Sriwijaya.
Oxtoby, David W., H.P. Gillis dan Norma H.N. 2003. Prinsip-prinsip Kimia
Modern Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Riyanto, E. (2016). Identifikasi Kesalahan Mahasiswa dalam Melaksanakan
Praktikum pada Matakuliah Konsep IPA 2 di Prodi PGSD FIP IKIP PGRI
Madiun. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, 2(02).
Sartika .A., Nurhayati., dan Muhdarina. 2015. Esterifikasi Minyak Goreng Bekas
dengan Katalis H2SO4 dan Transesterifikasi dengan Katais CaO dari
Cangkang Kerang Darah, Variasi Kondisi Esterifikasi. JOM FMIPA. 2(1)
: 1787-185.
Siregar M., 1988. Dasar-Dasar Kimia Organik. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Wahyuni, S., Hambali, E., & Marbun, B. T. H. (2016). Esterifikasi Gliserol dan
Asam Lemak Jenuh Sawit dengan Katalis MESA. Journal of
Agroindustrial Technology, 26(3).
Widodo H., dan Elsa M. 2016. Sudi Kinematika Reaksi Metil Asetat dari Asam
Asetat dan Methanol dengan Variabel Waktu, Konsentrasi, Katalis, dan
Perbandingan Reaktan. Jurnal Ilmiah Widya. 3(3) : 29-34.
Wiseman. 1983. Mecharusms of Catalyses : Opposing Relationship Enzyme
Stability. Biochem Soc. Trans. 1(11) : 124-127.

Anda mungkin juga menyukai