Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Nur Asyifa

NIM : P07124218008
Prodi / Semester : Sarjanan Terapan Kebidanan / VI
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas
Tugas : Mengamati ruang lingkup dan tanggung jawab bidan di komunitas
serta bagaimana penerapan prinsip asuhan kebidanan di komunitas.

A. RUANG LINGKUP DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS


Pelayanan dalam asuhan kebidanan komunitas merupakan salah satu praktik bidan,
yang pelayanannya diberikan baik pada individu, keluarga, maupun masyarakat luas
dengan memperhatikan dan menghargai budaya dan nilai-nilai masyarakat setempat
untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarganya.
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan kesehatan (promotif). Bidan lebih mengutamakan langkah
promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan
tumbuh kembang di posyandu.
2. Pencegahan (preventif). Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat
dilakukan adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
3. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan. Bidan diharapkan
mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi melalui keterampilan
tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan
neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.
4. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan asuhan bidan
melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan meminimalisir intervensi yang
berlebihan sesuai dengan kondisi klien
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan bekerjasama
dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan
kesehatan klien. Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi
pada klien dengan tindakan persalinan caesar.
6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi bahwa stigma
masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user (IDU).
Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas, menurut lusiana dkk, 2017
didalam bukunya yang berjudul buku ajar kebidanan komunitas, menjelaskan bahwa
ruang lingkupnya, yaitu :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
a. Informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi
b. Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
c. Informasi tentang tanda bahaya kehamilan
d. ASI eksklusif
2. Preventif (pencegahan penyakit)
a. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b. Pemberian tablet fe
c. Pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
d. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
3. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan)
a. Perawatan payudara yang mengalami masalah
b. Perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
c. Rujukan bila diperlukan
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
a. Latihan fisik pasca ibu bersalin
b. Pemberian gizi ibu nifas
c. Mobilisasi dini pada ibu pasca salin
5. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya)
a. Menggerakkan individu–masyarakat kelingkungan masyarakatnya seperti
dasawisma, desa siaga, tabulia
b. Membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang kesehatan
yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat tersebut. (Lusiana El Sinta, et al. 2017)
Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas meliputi kemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk menilai mana tradisi yang baik dan membahayakan,
budaya yang sensitif gender dan tidak, nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak,
dan hukum serta norma yang ternyata masih melanggar hak asasi manusia. Disamping
itu, bidan harus mampu bertindak profesional dalam bentuk :
1. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan pribadi dengan tugas
kemanusiaan sebagai bidan, dan
2. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi), non discriminative
(tidak membeda-bedakan), dan memenuhi standar prosedur kepada semua klien
(perempuan, laki-laki, transgender).
B. PENERAPAN PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS
Adapun prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas, adalah sebagai berikut :
1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran
bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga
(KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area
yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan usia
subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader
kesehatan, perawat, dokter, pekerja sosial, dll.
5. Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem
pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.
Prinsip Pelayanan Kebidanan komunitas di Desa, yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain
yang mendukung peran bidan di komunitas
2. Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar
dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
3. Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi
penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak
merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
4. Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan
diserahkan kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya
ke puskesmas.
Berikut prinsip asuhan Kebidanan ANC di Komunitas, adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan yang ramah dan professional akan membentuk kemitraan antara
ibu dan bidan.
2. Persiapan alat, lingkungan disesuaikan dengan tempat asuhan antenatal
diberikan (peralatan dipolindes/posyandu harus sesuai standar alat antenatal).
3. Menerapkan standar pelayanan antenatal meliputi identifikasi ibu hamil,
pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi abdominal, pengelolaan anemia,
pengelolaan dini hipertensi dalam kehamilan, dan persiapan persalinan.
4. Melakukan anamnesis secara lengkap, pemeriksaan yang diperlukan seperti
pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstestri, dan pemeriksaan penunjang.
5. Menggunakan seluruh keterampilan bidan bukan hanya untuk memberikan
asuhan pada fisik normal tetapi juga membantu ibu beradaptasi dengan perubahan
karena kehamilan dan kesiapan menjadi ibu.
6. Memberikan edukasi sesuai kebutuhan (persiapan persalinan,
kegawatdaruratan, gizi seimbang kehamilan, tanda bahaya kehamilan, hubungan
seksual selama kehamilan, IMD, ASI ekslusif, Imunisasi TT, dan KB).
7. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lengkap bila terjadi
komplikasi.
8. Melakukan pendokumentasian asuhan antenatal yang diberikan.
Berikut prinsip asuhan Kebidanan dalam melakukan asuhan INC di komunitas,
sebagai berikut :
1. Penentuan tempat dan penolong persalinan yang ditentukan oleh ibu dan
keluarga sesuai dengan kondisi: riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, adaaan
kehamilan saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, ketersediaan tempat tidur,
kondisi rumah, air bersih dan akses terhadap fasilitas rujukan.
2. Memastikan ibu merasa aman dan nyaman selama proses persalinan,
pertolongan bersih dan aman.
3. Mengorientasikan ibu ke tempat persalinan sesuai pilihannya, mempersiapkan
transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.
4. Ibu yang akan melahirkan harus memenuhi beberapa persyaratan yang disebut
penapisan awal. Tujuan dari penapisan ini menentukan apakah ibu boleh bersalin di
PKD/ BPM/ Polindes atau harus dirujuk (suparmi, 2018).
Prinsip asuhan PNC dalam pelayanan Kebidanan Komunitas, sebagai berikut :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati dan merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
3. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB
cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Prinsip asuhan bayi dan balita dalam pelayanan kebidanan komunitas, sebagai
berikut :
1. Bidan memiliki data bayi dan balita di wilayah kerjanya.
2. Memastikan bahwa semua bayi mendapatkan ASI eksklusif.
3. Bidan memiliki data bayi yang diimunisasi dan bayi yang belum diimunisasi.
4. Bersama masyarakat memberikan motivasi pada keluarga untuk melakukan
imunisasi bayinya.
5. Mendorong keluarga yang memiliki bayi dan balita untuk memanfaatkan posyandu
dan fasilitas kesehatan yang ada di wilayahnya.
6. Memberikan asuhan yang esensial pada bayi dan balita sesuai standar.
7. Melibatkan keluarga dalam stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang bayi dan
balita.
8. Memberi penyuluhan ke masyarakat tentang pola asuh anak yang tidak membedakan
antara anak laki-laki dan perempuan serta tidak melakukan kekerasan baik fisik
maupun psikis.
9. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang deteksi dini penyakit yang sering
menjangkit pada bayi dan balita, gizi seimbang.
10. Memfasilitasi keluarga untuk pemenuhan hak-hak anak seperti akte kelahiran, dll.
Berikut prinsip asuhan Kebidanan kesehatan reproduksi di komunitas,
diantaranya yaitu :
1. Melibatkan masyarakat dalam program kesehatan reproduksi,
2. Melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi mulai dari remaja, pus dan wus,
3. Advokasi masyarakat untuk mendukung program usia nikah yang sehat dan
perencanaan kehamilan yang sehat,
4. Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dalam penyebarluasan program
kesehatan reproduksi
5. Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada pasangan yang memasuki
masa menopause/lansia,
6. Melakukan iva test (deteksi dini kanker serviks) .
Prinsip asuhan kebidanan keluarga berencana di komunitas, antara lain yaitu :
1. Memiliki data PUS dan WUS di wilayah kerja,
2. Memiliki data PUS yang belum menjadi akseptor KB,
3. Memiliki data PUS yang menjadi akseptor KB,
4. Melakukan sosialisasi tentang KB pada PUS dan WUS,
5. Bekerja sama dengan dinkes untuk pelayanan KB gratis ,
6. Melakukan informed choice dan informed consent untuk KB,
7. Memberikan informasi tentang keuntungan dan kekurangan jenis alat kontrasepsi,
8. Melakukan pemantauan terhadap akseptor KB.
Prinsip implementasi asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas, yaitu:
1. Rencana penatalaksanaan disusun berdasarkan prioritas masalah,
2. Penatalaksanaan dilakukan secara bertahap/urgensi masalah,
3. Tentukan tujuan atau goal bersama keluarga yang dapat diukur, realistis ada batasan
waktu,
4. Asuhan ditentukan berdasarkan sifat masalah dan sumber yang tersedia,
5. Pelibatan seluruh anggota keluarga dan memberdayakan keluarga untuk mampu
memecahkan masalah,
6. Implementasi harus memperhatikan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga
tersebut,
7. Implementasi dilakukan berorientasi pada pemecahan masalah yang paling mudah
dan paling murah, asuhan yang diberikan sesuai dengan tugas dan kewenangan
bidan,
8. Monitoring evaluasi dilakukan sesuai dengan masalah dan strategi pemecahan
masalah,
9. Evaluasi jangka pendek dan jangka panjang,
10. Sinkronisasi hasil evaluasi dengan program -program puskesmas,
11. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain,
12. Melaporkan dan mendiskusikan dengan tim kesehatan lain.
Sumber :
Lusiana El Sinta, et al. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang : CV.
Rumahkayu Pustaka Utama
Suparmi (2018) buku ajar kebidanan asuhan kebidanan komunitas, book.
Wahyuni, ED. 2018. Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Komunitas
Kemenkes RI Edisi 2018.

Anda mungkin juga menyukai