Ipb Jurnal Tugas TSF
Ipb Jurnal Tugas TSF
(The Use of RPO as A Sources of Natural Provitamin A in Instant Noodle Product for
Under Five Children)
1*
Alamat korespondensi: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, Bogor 16680. Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276; Email: anna_marliyati@yahoo.com
1
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680.
ABSTRACT
The objective of this research was to study the use of RPO as a sources of natural
provitamin A in instant noodle product for under five children. For this purpose 5 formulas
were developed based on RPO’s level added to the formula (0%, 25%, 50%, 75% and 100%).
The result shown that instant noodle with 75% RPO was the best formula of RPO instant
noodle. No significant difference in acceptance between this formula and other commercial
instant noodle (α>0.05). The result of RPO instant noodle’s chemical analysis were moisture
content 7.40% (wb), ash content 2.51% (db), protein content 13.66% (db), fat content 9.84%
(db), carbohydrate was 74.49% (db) and carotenoid 136.41 ppm (≈ 76.42 ppm β-carotene ≈
636.8 RE/serving size). RPO instant noodle has physical properties as follow, optimum
cooking time was 3 minutes, the color was yellow-red, elasticity properties was 261.94%-
455.65% and water holding capacity was 137.98%. This noodle was contributing 100% of
vitamin A RDA for the children.
Keywords: Red palm oil, carotenoid, vitamin A deficiency, under five children.
31
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
RPO yang dibuat dari CPO; 2) Melakukan for- terhadap mi instan tanpa kuah dan dengan
mulasi mi instan RPO secara tepat; 3) Meng- kuah serta persentase pene- rimaannya
analisis mutu organoleptik mi instan RPO; 4) dibandingkan dengan mi instan ko- mersial.
Mempelajari daya terima mi instan RPO terpi- Formula terpilih merupakan formula dengan
lih melalui uji organoleptik pada anak balita; persentase penerimaan keseluruhan tertinggi.
5) Menganalisis kandungan gizi dan karakter- Formula terpilih salanjutnya diuji
istik fisik dari mi instan RPO terpilih. penerimaanya pada 30 orang panelis anak 4-5
tahun. Selain itu, dilakukan pula analisis kan-
dungan gizi (air, abu, protein, lemak, serat
METODE dan total karoten) dan fisik (cooking time,
daya serap air, warna dan elongasi) terhadap
Waktu dan Tempat formula terpilih tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Rancangan Percobaan
Mei 2009 sampai Oktober 2009. Tempat yang
digunakan yaitu Laboratorium Pengolahan Rancangan percobaan yang digunakan
Pangan dan Laboratorium Kimia dan Analisis untuk penelitian ini adalah Rancangan Acak
Pangan, Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, Lengkap (RAL). Secara sistematis, bentuk
IPB, Laboratorium Pilot Plan SEAFAST Center, umum dari rancangan tersebut adalah sebagai
IPB dan Laboratorium Teknopark Fateta, IPB. berikut:
Yij = µ + τi + Єij
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan adalah RPO Keterangan :
dari hasil pemurnian CPO (berasal dari PT Yij = Nilai pengamatan (warna, aroma, rasa,
Multimas Nabati Asahan), bahan pembuat mi tekstur dan penerimaan keseluruhan) ka-
instan yaitu tepung terigu, garam, CMC rena pengaruh taraf penambahan RPO ke-
(Carboxy Methyl Celullose), K2CO3, Na2CO3 dan i pada ulangan ke-j.
air, serta bahan-bahan untuk analisis kimia. µ = Nilai rata-rata umum.
Peralatan yang diperlukan adalah alat
τi = Pengaruh tingkat penambahan RPO
terhadap mutu produk pada taraf ke-i.
pembuat RPO (agigator, penangas, pompa
vacum dan sentrifus), alat pembuat mi instan ij = Kesalahan penelitian karena pengaruh
(seperangkat noodle maker dan cabinet taraf penambahan RPO ke-i pada
dryer), serta alat-alat laboratorium untuk ulangan ke-j.
analisis kimia dan fisik. i = Taraf penambahan RPO.
j = Ulangan (1, 2, 3, 4, 5, ......, 30).
Tahapan Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian diawali dengan menyiapkan
RPO, yaitu melalui pemurnian CPO. Tahap Data hasil ditabulasikan dan diolah
pemurnian meliputi degumming (proses peng- menggunakan sidik ragam (one way ANOVA),
hilangan gum dan pengotor lain pada CPO), bila berpengaruh nyata (α<0.05) dilanjutkan
netralisasi (pemisahan asam lemak bebas de- dengan uji Duncan. Penerimaan balita terha-
ngan cara penambahan basa), dan setrifugasi dap mi instan RPO dibandingkan dengan mi
untuk memisahkan sabun yang terbentuk pada komersial dianalisis dengan uji non parametrik
proses netralisasi. Fraksi yang digunakan Friedman Test, sedangkan nilai kandungan gizi
sebagai RPO adalah fraksi olein (fraksi cair). mi instan formula terpilih dianalisis secara
Karakteristik kimia dan fisik RPO selanjutnya deskriptif. Data diolah menggunakan program
dianalisis. MS. Excel dan SPSS 16.0 for Windows.
32
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
minyak. Pada proses netralisasi digunakan Kadar air. Kadar air CPO yang digunakan
NaOH dengan konsentrasi 11.1% (16 oBé) dan sebesar 0.10%, sedangkan pada RPO sebesar
diaduk secara kontinyu selama 25 menit sambil 0.06%. Kedua nilai tersebut lebih rendah dari
dipanaskan pada suhu ± 59 oC (Mas’ud 2007). yang disyaratkan BSN (2006) yaitu kadar air
Kadar asam lemak bebas pada minyak direak- maksimal 0.5%. Kadar air RPO lebih rendah
sikan dengan basa, lalu sabun yang terbentuk dari CPO karena saat netralisasi terbentuk
dihilangkan dengan sentrifus. Sabun akan ber- emulsi antara air dan minyak juga karena
campur dengan fraksi stearin (fraksi padat) adanya pengaruh proses penyaringan.
dibagian bawah tabung karena memiliki densi-
Bilangan peroksida. Peroksida adalah
tas yang lebih tinggi. Secara keseluruhan ren-
bahan kimia yang dapat mempercepat oksidasi
demen yang dihasilkan pada proses pemurnian
atau sebagai bahan pengoksidasi. Bilangan
ini adalah 80.9%.
peroksida CPO cukup rendah yaitu sebesar 3.41
mekv/kg, sedangkan RPO 2.81 mekv/kg. Nilai
Karakteristik Minyak
ini lebih rendah dari bilangan peroksida CPO
Berikut adalah hasil analisis terhadap pada penelitian Mas’ud (2007) dan Puspitasari
karakteristik fisik dan kimia dari CPO dan RPO (2008) yang secara berturut-turut nilainya 5.1
yang digunakan. mekv/kg dan 5.3 mekv/kg. Nilia bilangan
peroksida CPO dan RPO rendah diduga karena
Tabel 1. Karakteristik Fisik dan Kimia CPO dan kandungan antioksidan di dalamnya. Van
RPO Stuijvenberg (2001) menyatakan bahwa RPO
Parameter CPO RPO kaya akan tokoferol dan tokotrienol yang
Jingga merupakan antioksidan kuat, dimana keduanya
Warna Merah dapat melindungi minyak dari kerusakan
kemerahan
ALB (%) 1.54 0.73 oksidatif.
Kadar air (%) 0.10 0.06
Total karoten. Kadar karotenoid CPO
Bilangan Peroksida
3.41 2.81 adalah sebesar 660 ppm, sedangkan RPO
(mekv/kg)
Total karotenoid (ppm) 660.00 2511.13 sebesar 2511.13 ppm. Komponen karotenoid
utama pada minyak sawit adalah α- dan β-
karoten, yang nilainya secara berturut-turut
Warna. Menurut BSN (2006), analisis adalah 35.16% dan 56.02% (Basiron 2005).
warna pada CPO dilakukan secara visual. Hasil Kandungan β-karoten CPO dan RPO berturut-
pengamatan menunjukkan bahwa CPO yang turut adalah 369.73 ppm dan 1406.7 ppm. Nilai
digunakan berwarna jingga kemerahan, ini tidak jauh berbeda dengan kandungan
sedangkan RPO yang dihasilkan berwana vitamin A RPO yang dinyatakan oleh Passmore
merah. Warna pada minyak sawit disebabkan dan Eastwood (1986) dalam Ball (1988), yaitu
oleh karotenoid yang terkandung di dalamnya sebesar 30.000 RE/100 g RPO. Beta-karoten
(Ketaren 2008). Karotenoid merupakan pada RPO lebih tinggi karena karoten termasuk
persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang pigmen yang larut pada minyak, sehingga
bersifat larut dalam minyak. Oleh sebab itu, banyak terkonsentrasi pada fraksi olein. Oleh
warna pada RPO (fraksi olein) lebih merah sebab itu nilainya menjadi lebih tinggi pada
dibandingkan pada CPO karena karotenoid, RPO daripada CPO.
terutama β-karoten, terkonsentrasi pada fraksi
olein (fraksi cair) dibandingkan dengan fraksi Formulasi Mi Instan RPO
stearin (fraksi padat). Kandungan karoten pada RPO digunakan
Asam Lemak Bebas (ALB). Kadar ALB sebagai acuan dalam formulasi mi instan dan
pada CPO adalah sebesar 1.54%, sedangkan disesuaikan dengan kebutuhan vitamin A balita
pada RPO nilainya mengalami penurunan sehari (450 RE). Batas bawah formula adalah
menjadi 0.73%. Penurunan terjadi karena ALB syarat suatu jenis makanan untuk dapat
pada CPO bereaksi dengan basa yang ditam- diklaim sebagai sumber zat gizi tertentu, yaitu
bahkan dan membentuk sabun. Berdasarkan memenuhi 15% AKG. Batas atas adalah
hasil tersebut dikatakan proses netralisasi yang penambahan minyak pada adonan mi, yaitu
dilakukan cukup efektif mereduksi kandungan sebesar 10% (b/b) dari terigu. Berikut adalah
ALB minyak. komposisi bahan yang digunakan pada berbagai
formula mi instan. (Tabel 2)
33
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
Mi instan yang dibuat tidak meng- katnya penambahan RPO maka semakin tinggi
gunakan metode penggorengan tetapi meng- nilai rataan warnanya, hal ini berarti warna mi
gunakan metode pengeringan udara panas. akan semakin kuning. RPO memiliki warna
Tujuannya adalah untuk menghindari rusaknya kuning kemerahan karena kandungan karoten-
karoten oleh panas dan larutnya karoten pada oid di dalamnya, RPO yang digunakan mengan-
minyak penggoreng, sehingga dikhawatirkan dung karotenoid 2511.13 ppm. Hasil uji statis-
akan memperbesar kehilangan karoten pada tik menunjukkan terdapat perbedaan nyata
mi. Pembuatan mi diawali dengan proses pada warna mi instan (α<0.05). Uji Duncan
pencampuran bahan. Terigu yang digunakan menunjukkan setiap formula berbeda nyata
adalah terigu protein tinggi (11-13%). Garam satu sama lain. Berarti substitusi RPO pada
dan alkali (Na2CO3 dan K2CO3) dilarutkan berbagai taraf mempengaruhi penampakan
terlebih dahulu agar ketiga bahan tersebut warna mi instan.
dapat berdisosiasi merata dalam adonan.
Hasil uji kesukaan (hedonik) menunjuk-
Bahan cair ditambahkan sedikit demi sedikit
kan rata-rata tingkat kesukaan mi tanpa kuah
dan berselingan dengan penambahan minyak.
adalah 3.25-6.02, yaitu tidak suka (F0) hingga
CMC digunakan sebagai bahan pengembang,
agak suka (F75). Pada mi kuah nilai rataannya
tujuannya adalah untuk memperbaiki ketahan-
4.17-5.90, agak tidak suka (F0) hingga biasa
an terhadap air dan mempertahankan keem-
(F75). Berdasarkan hasil uji statistik substitusi
pukan selama penyimpanan. Selanjutnya ada-
RPO pada berbagai taraf memberikan penga-
lah pembentukan lembaran mi untuk mengha-
ruh yang nyata (α<0.05). F75 memiliki nilai
luskan serat-serat gluten. Penggilingan adonan
penerimaan tertinggi yaitu sebesar 63.3% (tan-
menjadi bentuk lembaran dilakukan berkali-
pa kuah) dan 66.7% (kuah). Nilai ini lebih
kali (7-10 kali) sampai lembaran terbentuk
rendah dibandingkan dengan penerimaan mi
sempurna. Selanjutnya lembaran dipotong-
instan komersial (73.3%). Mi instan komersial
potong menjadi bentuk mi. Tahap berikutnya
umumnya diberi pewarna buatan pada saat
adalah pemasakan yang meliputi pengukusan
pembuatannya sehingga berwarna agak keku-
selama 10 menit dan pengeringan. Proses pe-
ningan. Pada kelima formula, warna kuning
ngeringan dilakukan selama ± 1.5 jam pada
berasal dari RPO yang selain sebagai sumber
suhu 60-70 oC tujuannya untuk menurunkan
provitamin A juga dapat berfungsi sebagai
kadar air mi. Rendemen mi yang dihasilkan
pewarna alami makanan.
adalah 77.6%.
Tekstur. Hasil uji mutu hedonik tekstur,
Sifat Organoleptik menunjukkan mi instan RPO memiliki nilai
rataan 3.83 (F0)-5.10 (F75), yaitu tidak elastis
Sifat organoleptik mi diuji pada 30
hingga cenderung agak elastis. Jumlah minyak
panelis semi terlatih, yaitu mahasiswa tingkat
yang terkandung pada setiap formula uji sama
akhir Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB.
(10% b/b tepung). Partikel minyak yang ter-
Berikut disajikan hasil uji organoleptik dari
distribusi dalam adonan akan menghambat
masing-masing komponen organoleptik (Tabel
penetrasi air saat pemasakan dan akan mem-
3).
perlambat proses gelatinisasi granula pati pada
Warna. Hasil uji mutu hedonik menun- mi, sehingga mi menjadi kurang elastis
jukkan nilai rataan warna mi instan RPO ber- (Niihara et al. 1996). Berdasarkan hasil uji
kisar antara 2.81-7.50, yaitu sangat pucat (F0) statistik tidak terdapat perbedaan tekstur yang
sampai kuning (F100). Seiring dengan mening- nyata pada setiap formula mi (α>0.05).
34
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
35
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
36
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
Total karoten. Analisis karoten pada Tidak terdapat perbedaan penerimaan yang
produk mi instan dilakukan dengan metode nyata antara mi instan RPO dengan mi instan
spektrofotometri dengan panjang gelombang komersial (α>0.05).
α=450 nm. Berdasarkan hasil analisis, kandung-
Kandungan gizi mi instan RPO antara lain
an karoten mi instan RPO adalah sebesar
kadar air 7.4% (bb), kadar abu 2.01% (bk), pro-
136.41 ppm (≈ β-karoten = 76.42 ppm). Kehi-
tein 13.66% (bk), lemak 9.84% (bk) dan karbo-
langan β-karoten selama proses pembuatan mi
hidrat sebesar 74.49% (bk). Formula F75 memi-
instan adalah sebesar 17.9%. Kondisi pengolah-
liki kandungan karotenoid sebesar 136.41 ppm
an yang dapat menurunkan kandungan β-
(76.42 ppm β-karoten), yang setara dengan
karoten mi instan RPO adalah proses penge-
vitamin A sebesar 636.8 RE per kemasan (50
ringan pada suhu 60-70°C selama ±1.5 jam.
g). Nilai ini dapat memenuhi 100% kebutuhan
vitamin A balita per hari. Kehilangan β-karoten
Kontribusi Mi Terhadap Kebutuhan Vitamin A
selama proses pembuatan mi adalah sebesar
Kandungan karoten pada mi instan RPO 17.9%. Hasil analisis sifat fisik mi yaitu cooking
yang diperoleh dari hasil analisis digunakan time 3 menit, warna mi kuning-merah, elo-
untuk menghitung tingkat kecukupan vitamin A ngasi 261.94%-455.65% dan DSA 137.98%.
anak balita (450 RE/hari). Kandungan β-
Pemanfaatan RPO baik untuk dikonsum-
karoten mi adalah sebesar 76.42 ppm atau
si langsung maupun ditambahkan pada makan-
setara dengan vitamin A 12.74 RE. Kandungan
an dapat digunakan untuk mencegah terjadi-
vitamin A mi instan per takaran saji (50 g)
nya KVA, memenuhi kebutuhan vitamin A dan
adalah sebesar 636.8 RE, nilai ini dapat
juga dapat digunakan sebagai pangan darurat
memenuhi 100% kebutuhan vitamin A anak
yang bergizi di daerah bencana. Perlu diteliti
balita sehari. Produk mi instan RPO ini dapat
lebih lanjut mengenai kehilangan vitamin A
dikatakan sebagai pangan sumber provitamin A
pada produk mi instan RPO setelah rehidrasi
karena kandungan vitamin A di dalamnya
dan uji daya cerna vitamin A pada tubuh.
memenuhi lebih dari 15% AKG yang dianjurkan.
Selain itu perlu pula dilakukan penelitian lan-
jutan mengenai pengaruh lama penyimpanan
terhadap nilai gizi, sifat fisik dan sifat organo-
KESIMPULAN
leptik mi instan RPO.
Hasil anaisis fisik dan kimia RPO yang
dibuat yaitu berwarna merah dengan kadar
DAFTAR PUSTAKA
ALB sebesar 0.73%, kadar air 0.06%, bilangan
peroksida 2.81 mekv/kg dan kandungan karo-
Ball G. 1988. Fat Soluble Vitamin Assays in
tenoid sebesar 2511.13 ppm. Berdasarkan hasil
Food Analysis. Elsevier Science, USA.
analisis ini RPO yang dihasilkan tergolong baik
karena memiliki nilai ALB, kadar air dan bi-
Basiron Y. 2005. Palm Oil. In Shahidi F (Ed.),
langan peroksida yang rendah. Hal ini menun-
Bailey’s Industrial Oil and Fat Products.
jukkan belum terjadi kerusakan pada RPO
A John Wiley & Sons, Inc. Vol. 6(2),333-
tersebut.
420.
Berdasarkan uji organoleptik terpilihlah
formula F75 sebagai formula yang paling di- [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2000. Mi
sukai karena memiliki nilai penerimaan ter- Instan. SNI 01-3551-2000. Badan Stan-
tinggi. Persentase penerimaan mi instan RPO dardisasi Nasional, Jakarta.
pada panelis anak balita adalah sebesar 80%.
37
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2010 5(1): 31– 38
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2006. Mas’ud F. 2007. Optimasi Proses Deasidifikasi
Crude Palm Oil. SNI 01-2901-2006. Badan untuk Meminimalkan Kerusakan Karoten-
Standardisasi Nasional, Jakarta. oid dalam Pemurnian Minyak Sawit.
Disertasi Sekolah Pascasarjana, IPB,
[Depkes] Departemen Kesehatan. 2004. Daftar Bogor.
Komposisi Bahan Makanan. Depkes,
Jakarta. Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan.
Direktorat Pendidikan Tinggi, Departe-
Hasrini RF. 2008. Inesterifikasi Enzimatik men Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat
dengan Lipase pada Campuran Minyak Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB,
Sawit Merah dan Minyak Kelapa untuk Bogor.
Menghasilkan Bahan Baku Spreads Kaya
β-karoten . Tesis Sekolah Pascasarjana, Niihara R, Yonezawa D dan Matsuo RR. 1996.
IPB, Bogor. Role of Lipids on Pasta and Noodle
Quality. In Kruger JE, Matsuo RB dan
Indriani S. 2005. Desain Proses Pembuatan dan Dick JW (Eds.), Pasta and Noodle
Formulasi Mie Instan dari Campuran Technology. American Association of
Tepung Sorghum (Sorghum Bicolor L.), Cereal Chemists, Inc., USA.
Pati Jagung dan Gluten Terigu. Skripsi
Sarjana Fakultas Teknologi Pertanian, Van Stuijvenberg ME et al. 2001. The effect of
IPB, Bogor. a biscuit with red palm oil as a source of
β-carotene on the vitamin A status of
Ketaren S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. primary school children: a comparison
Universitas Indonesia Pr, Jakarta. with β-carotene from a synthetic source
in a randomized controlled trial. Eur J
Kim SK. 1996. Instant Noodles. In Kruger JE, Clin Nutr, 55, 657-662.
Matsuo RB dan Dick JW (Eds.), Pasta and
Noodle Technology. American Associat- Widarta IWR. 2008. Kendali Proses Deasidi-
ion of Cereal Chemists, Inc., USA. fikasi dalam Pemurnian Minyak Sawit
Merah Skala Pilot Plant. Disertasi
Program Pascasarjana, IPB, Bogor.
38