Dosen Pembimbing:
Inggriane Puspita Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep
Oleh
Erika Ramadhani Putri
102018029
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas izin-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari zaman kegelapan
menuju zaman terang menderang saat ini,semoga apa yang beliau perjuangkan dapat kita
tegakkan untuk pedoman kita umat manusia.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan
karena tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khusus pada negara
dengan pendapatan rendah-menengah, dimana lebih dari 90% angka kejadian luka
bakar menyebabkan kematian (mortalitas).bagaimana juga, kematian bukanlah satu-
satunya akibat dari luka bakar. Banyak penderita luka bakar yang akhirnya
mengalami kecacatan (morbiditas), hal ini tak jarang menimbulkan stigma dan
penolakan masyarakat . (Gowri, et al., 2012)
Pada tahun 2004, World Health Organization (WHO) Global Burden Disease
diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat luka bakar, dan 30% pasien berusia
kurang dari 20 tahun. Luka bakar karena api merupakan penyebab kematian ke 11
pada anak berusia 1-9 tahun. Anak-anak beresiko tinggi terhadap kematian akibat
luka bakar, dengan prevalensi 3,9 kematian per 100.000 populasi. Luka bakar dapat
menyebabkan kecacatan seumur hidup (WHO, 2008). Di Amerika Serikat, luka bakar
menyebabkan 5000 kematian per tahun dan mengakibatkan lebih dari 50.000 pasien
di rawat ianp (Kumar et al, 2007). Di Indonesia, prevalensi luka bakarsebesar 0,7%
(RISKESDAS, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Luka Bakar?
2. Apa saja Etiologi dari Luka Bakar?
3. Apa saja Klasifikasi Luka Bakar?
4. Apa saja Fase dari Luka Bakar?
5. Apa saja Manifestasi Klinis dari Luka Bakar?
6. Bagaimana Patofisiologi dan Pathway dari Luka Bakar?
7. Apa saja Komplikasi dari Luka Bakar?
8. Apa saja Pemeriksaan Diagnostik pada Luka Bakar?
9. Apa saja Penatalaksanaan pada Luka Bakar?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Luka Bakar?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui apa pengertian dari Luka Bakar;
2. untuk mengetahui apa Etiologi dari Luka Bakar;
3. untuk mengetahui apa saja Klasifikasi Luka Bakar;
4. untuk mengetahui apa saja fase dari Luka Bakar;
5. untuk mengetahui apa saja Manifestasi Klinis dari Luka Bakar;
6. untuk mengetahui bagaimana Patofisiologi dan Pathway dari Luka Bakar;
7. untuk mengetahui apa saja Komplikasi dari Luka Bakar;
8. untuk mengetahui apa saja Pemeriksaan Diagnostik pada Luka Bakar;
9. untuk mengetahui apa saja Penatalaksanaan pada Luka Bakar;
10. untuk mengetahui bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada Luka Bakar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Musliha,
2010).
Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas (thermal),
bahan kimia, elektrik dan radiasi (Suryadi, 2001).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi juga disebabkan oleh kontak dengan suhu
rendah (Masjoer, 2003).
2. Etiologi
Menurut Musliha 2010, luka bakar dapat disebabkan oleh ;
a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
1) Gas
2) Cairan
3) Bahan padat (solid)
b. Luka bakar bahan kimia (Hemical Burn)
c. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
d. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
3. Klasifikasi
a. Dalamnya luka bakar
Kedalaman dan Bagian kulit Gejala Penampilan Perjalanan
Penyebab Luka Yang Luka Kesembuhan
Bakar Terkena
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. T
Tanggal Lahir : 05 Desember 1956
Jenis Kelamin : P
Alamat : Kp. Gongoli Katapang
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Status : Menikah
Nomor RM : 0001684959
Diagnosa Medis : Luka Bakar
Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2020
Tanggal Masuk RS : 08 Mei 2020
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada area luka bakar.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1 bulan yang lalu pada bulan April 2018 klien mengatakan tersiram air panas,
awalnya klien bangun tidur dan merasa pusing lalu klien mengambil air panas
untuk mandi, menurut klien saat mengambil air panas klien masih merasa
pusing sampai akhirnya klien terjatuh dan tersiram air panas pada area kaki kiri.
Setelah kejadian klien mengatakan tidak langsung dibawa ke RS, klien
melakukan perawatan dirumah dengan diberikan bioplasenton oleh keluarga, 3
hari setelah dilakukan pengobatan dengan bioplasenton menurut klien, luka
menjadi merah seperti infeksi sehingga klien langsung dibawa ke RS. Santosa
oleh keluarga. Di RS. Santosa klien diberikan infuse, dan dilakukan perawatan
luka, Pada hari selasa tanggal 1 Mei 2018 klien dilakukan operasi pada daerah
luka dan klien dirawat di RS. Santosa selam 7 hari.
Kemudian pada tanggal 08 Mei 2018 klien dirujuk ke RSHS untuk dilakukan
tindakan skin graft. Pada saat dibawa ke RSHS klien dibawa ke poli dan dari
poli klien di bawa ke IGD, di IGD klien dilakukan perawatan luka dan setelah
dari IGD klien dibawa ke ruangan Kana.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Mei 2018 klien mengeluh nyeri pada
area luka bakar, nyeri dengan skala 4 (0-10), menurut klien nyeri dirasakan
ketika miring ke kanan dan saat diganti balutan luka, nyeri dirasakan hilang
timbul, nyeri dirasa seperti di cubit, dan nyeri berkurang ketika klien di
posisikan secara terlentang. Tampak kemerahan pada sekitar area luka, terdapat
rembesan pada balutan luka, luka tampak basah, tercium bau pada area luka,
klien tampak berhati-hati saat melakukan pergerakkan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah dirawat di RS. Santosa karena hipertensi. Klien
mengatakan jika obat hipertensinya habis klien pergi ke puskesmas.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dikeluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti hipertensi, asma, diabetes melitus dan stroke.
4. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Data Psikologis
Klien tampak tenang, saat ditanyakan tentang penyakitnya klien mampu
menerima dengan keadaannya sekarang. Hasil wawancara klien selalu
menanyakan kapan klien di operasi.
b. Data Sosial
Klien tampak kooperatif pada saat ditanya oleh petugas kesehatan. Klien
mampu bersosialisasi dengan petugas kesehatan lain seperti ahli gizi, perawat,
dokter, anggota keluarga dan pasien lainnya
c. Data Spiritual
1) Praktik ibadah saat di rumah
Pada saat dirumah klien mengatakan selalu melakukan sholat 5 waktu dan
sering pergi ke masjid untuk mengikuti pengajian
2) Praktik ibadah saat di rumah sakit
Klien beragam islam, selama sakit klien tidak melakukan sholat 5 waktu
karena klien merasa kotor dengan adanya luka di kaki klien
d. Hubungan Kesehatan dan Spiritual
Saat sakit klien selalu memiliki keinginan untuk sembuh dari sakitnya, klien
percaya musibah yang menimpanya saat ini adalah takdir Allah SWT terhadap
klien
e. Konsep Ketuhanan
Klien percaya bahwa apa yang sudah Allah berikan adalah bentuk kasih sayang-
Nya terhadap klien
f. Makna Hidup
Klien mengatakan klien bisa menghargai hidup yang klien jalani sekarang
g. Support System dan Dukungan
Klien selalu mendapat dukungan baik dari anak-anaknya
h. Sumber Harapan dan Kekuatan
Kekuatan terbesarnya adalah keluarga
i. Dukungan Komunitas
Klien selalu mendapat dukungan dari teman satu pengajiannya.
4 Kebiasaan diri
• Mandi • 2x/hari • 1x/hari
• Perawatan kuku • 1 minggu sekali • Tidak dilakukan
• Perawatan gigi • 2x/hari • Tidak dilakukan
• Perawatan rambut • 1 minggu 2x • 1x
• Ketergantungan • Tidak • Ketergantungan
ketergantungan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum :
Kesadaran : Compos Mentis - GCS 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda vital : TD = 140/80 mmHg
HR = 90 kali/menit
RR = 20 kali/menit
S = 36,9OC
Status Antopometri : BB = 85 kg
TB = 160 cm
= 33.2(BB IMT Obesitas 2)
b. Sistem Pernapasan
Saat dilakukan pengkajian, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, kebersihan
hidung klien bersih, tidak terdapat penggunaan otot nafas tambahan, RR : 20x/
menit, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada gargling, bentuk dada sismetris,
pengembangan dada simetris, fremitus taktilseimbang kanan dan kiri. Saat di
palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada, irama nafas reguler, saat diperkusi
terdengar suara resonan di area intercosta, ICS terdengar bunyi vesikuler
disekitar area paru, terdengar bronkovesikuler ruang intercosta pertama dan
kedua serta area interskapula, ICS I pekak karena ada tulang dan otot, ICS 2 –
ICS 4 resonan, ICS – 5 kanan dullness, ICS 6 kiri timpani, saat di auskultasi
terdengar vesikuler dan bersih, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
c. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva an-anemis, CRT <3 detik, akral teraba hangat, tidak ada
peningkatan pada JVP, bunyi jantung S1-S2 normal terdengar lub dub, TD 140/
80 mmHg, nadi : 90x/ menit
d. Sistem Pencernaan
Lidah klien bersih, tidak terdapat sariawan, tidak ada caries, mulut klien
lembab, abdomen cembung, bising usus 5x/ menit, klien tidak terpasang NGT,
tidak terdapat massa dan tidak ada nyeri tekan, klien tidak merasa kembung dan
mual, lidah klien berwarna putih, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak terdapat hepatomegali
e. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada tremor.
f. Sistem Perkemihan
Tidak ada distensi kandung kemih, klien tidak menggunakan kateter, tidak
terdapat pembengkakan pada ginjal, tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen
g. Sistem Persarafan
• N1 (Olfaktorius): Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih.
• N2 (Optikus): Klien dapat melihat tulisan atau objek dari jarak 30 cm tanpa
menggunakan kacamata.
• N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Klien berespon terhadap
cahaya dengan penlight pada pupilnya, bola mata klien dapat digerakkan ke
segala arah dengan normal, respon pupil miosis (mengecilnya pupil) ketika
diberikan rangsangan cahaya sedangkan respon pupil midriasis ketika
diberikan cahaya.
• N5 (Trigeminus): Mata klien diberikan rangsangan oleh kapas yang
diusapkan pada kelopak mata.
• N7 (Fasialis): Klien mampu berbicara dan menjawab pertanyaan dari
perawat.
• N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara dan
intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat mendengar dengan baik.
• N9 dan N10 (Glosofaringeus): reflek menelan baik.
• N11 (Asesorius): Klien dapat menoleh ke kanan dan kiri dengan normal.
• N12 (Vagus): lidah klien dapat digerakan ke segala arah.
h. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Klien terpasang infuse RL ditangan kiri, ROM mampu fleksi,
extensi, aduksi, dan rotasi, kekuatan otot 5/5, refleks trisep dan bisep +/+, teraba
nadi radialis dan brachiallis
Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah kanan : tidak ada edema , tidak terdapat luka pada kaki
kanan, kekuatan otot 5, refleks patella (+), refleks achilles (+), dan tidak
terdapat nyeri tekan.
Ekstremitas bawah kiri : tidak terdapat edema, terdapat balutan luka, kekuatan
otot 3, refleks patella (-), refleks achilles (-), terdapat luka didaerah telapak kaki
klien.
i. Sistem Integumen
Terdapat luka bakar pada bagian kaki grade 3 di bagian kaki kiri dari area paha
hingga ujung kaki, luka bakar dengan 18 %, turgor kulit elastis, akral teraba
hangat, S : 36,9, kulit diskitar luka tampak kemerahan.
j. Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rontgen
Tanggal : 24 April 2018
Kesan:
• Lesi radiopak tipis pada vertebra kiri setinggi os sacrallis 1. D.D urolith
fekalith.
• Tak tampak ileus obstruksi maupun paralistik.
• Skoliosis dan spondylosis lumbalis.
b. Pemeriksaan Laborator
Hematologi
- Hemoglobin 7,6 13,5 ~ 17,5 g/dL
- Hematokrit 23,4 40 ~ 52 %
Index Eritorsit
- MCH 29,2 26 ~ 34 pg
- MCHC 32,5 32 ~ 36 %
- Basofil 0 ~1 %
- Eosinofil 1 ~6 %
- Batang 3 ~5 %
- Segmen 40 ~ 70 %
- Limfosit 30 ~ 45 %
- Monosit 2 ~ 10 %
Kimia Klinik
- Ureum 15 ~ 50 mg/dL
- pH 69 ~ 116 mmHg
- PCO2 22 ~ 26 mEq/L
- PO2 22 ~ 29 mmol/L
- TCO2 95 ~ 98 %
Base Excess
- Saturasi O2 5,0 g/ dl
1,90 g/ dl
- Albumin 0, 61
c. Program Terapi
Tanggal 20 Mei 2015
Jenis obat Rute pemberian Kegunaan
Obat antibiotik untuk menangani
berbagai jenis infeksi seperti
infrksi pada saluran nafas,
infeksi saluran pencernaan dan
Ciprofloxacin 2 x 400 mg/ IV infeksi pada kulit.
Untuk mengurangi jumlah asam
Ranitidin 2 x 50 mg/ IV lambung
Untuk membantu tubuh untuk
mengontrol semua organ tubuh
agar tetap stanil dan memiliki
daya tahan tubuh yang baik,
Vitamin C 4 x 250 mg/ IV memperbaiki jaringan sel kulit.
Zinc 2 x 20 gr/ P.O Untuk penyembuhan luka
Untuk rasa sakit ringan hingga
sedang bisa seperti sakit kepala,
nyeri gigi, sendi dan untuk
Paracetamol 3 x 500 gr/ P.O demam
B. ANALISA DATA
No. Data Fokus (Data Senjang) Etiologi Masalah
1. DS : Thermal burn(cairan Nyeri Akut
• Klien mengeluh nyeri panas)
pada area luka bakar.
• Klien mengatakan
skala nyeri 4 (0-10) Paparan terhadsp kulit
• Klien mengatakan
nyeri dirasakan ketika
miring ke kanan dan Pengalihan energi
saat diganti balutan
luka. sumber panas
• Klien mengatakan
nyeri dirasa hilang
timbul. Trauma kulit
• Klien mengatakan
nyeri dirasa seperti di
cubit dan nyeri Combustio
berkurang ketika klien
di posisikan secara
terlentang. Fase sub akut
DO : Kerusakan dermis
• HR 90x/menit
• TD 140/80 mmHg Paparan ujung saraf pada
• Terdapat luka dan
tampak kemerahan jaringan yang rusak
pada sekitar area luka.
• Klien tampak berhati-
hati saat melakukan Merangsang mediator
pergerakan. kimia (histamin,
prostaglandin)
Rangsangan nosiseptor
Ke medula spinalis
Mengirim rangsangan ke
hipotalamus
Korteks serebri
mempersepsikan nyeri
Nyeri akut
area luka.
• Klien tampak berhati Produksi imunoglobulin
pergerakan.
• Hb turun 7,6 (13,5 - Supresi aktivitas
17,5) complemen
Gangguan neutrofil
makrofagh
Resiko infeksi
Merangsang mediator
kimia (histamin,
prostaglandin)
Rangsangan nosiseptor
Ke medula spinalis
Mengirim rangsangan ke
hipotalamus
Korteks serebri
mempersepsikan nyeri
Suplai oksigen ke
jaringan menurun
Respirasi anaerob
Kelemahan
Immobilitas
Gangguan Mobilitas
Fisik
Diagnosa
Rasional
No. Keperawat Tujuan Intervensi
(Didasarkan Pada Referensi at
an
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubunga keperawatan selama 2x24
n dengan jam diharapkan nyeri akut Observasi
Agen pada pasien dapat teratasi, 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, 1) Untuk mengidentifikasi
Pencedera dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, menyeluruh mengenai
Kimiawi a. Keluhan nyeri intensitas nyeri. ,karakteristik,durasi freku
berkurang. 2) Identifikasi skala nyeri. status keseluruhan mengena
b. Skala nyeri menurun. 3) Identifikask respon nyeri non mendapat tindakan K
c. Kemerahan pada luka verbal. selanjutnya
berkurang. 2) Untuk mengetahui tingkat
Terapeutik dari nyeri klien yan
4) Berikan teknik nonfarmakologi membutuhkan penanganan
untuk mengurangi rasa nyeri 3) Dengan mengetahui resp
seperti pemberian aromaterapi. nonverbal perawat bo
5) Kontrol lingkungan yang mendiagnosis dengan data y
memperberat rasa nyeri. secara objektif.
4) Aromaterapi merupakan su
Edukasi yang menggunakan minyak
6) Jelaskan strategi meredakan meningkatkan kesehatan fis
nyeri. memengaruhi kesehatan
7) Anjurkan memonitor nyeri seseorang. Minyak atsiri
secara mandiri. minyak alami yang dia
8) Ajarkan pasien doa menahan tanaman aromatik. Dalam a
rasa nyeri. minyak atsiri masuk ke da
melalui tiga jalan utama,
Kolaborasi ingesti, olfaksi, dan inhal
9) Kolaborasi pemberian analgetik. absorbsi melalui
kulit. Dibanding kedua ca
inhalasi merupakan cara y
banyak digunakan, meskip
topikal juga tidak kurang pen
Sesuai dengan teori gate co
dikemukakan oleh Melzack
bahwa impuls nyeri diha
sebuah pertahanan ditutup
dapat menurunkan intensitas
dirasakan. Hal ini menyata
aromaterapi akan m
keluarnya hormon enfekalin
dan endorphin. Enfekalin
dapat menimbulkan
presinaptik dan hambat
sinaptik pada serabut-serabu
C dan tipe delta A dima
bersinaps di komu dorsal
tersebut mencapai inhiba
penghambatan saluran
Penghambatan nyeri ters
dengan memblok resep
sehingga nyeri tidak dikirim
selebri dan selanjutnya
menurunkan persespsi nyeri
5) Lingkungan yang nyaman
dapat membantu pasien m
rasa nyeri.
6) Strategi tarik napas da
mengurangi rasa nyeri.
7) Dengan menganjurkan klien
nyeri secara mandiri klien j
mengurangi nyeri yang diras
8) Doa bisa meenjadi salah sa
nonfarmakologis yang
membuat pasien merasa t
mengurangi rasa nyeri yang
9) Analgetik dapat meng
penanganan nyeri.
11.30
Jurnal Terkait
1. Arif, Mz. 2017. Pengaruh Madu Terhadap Luka Bakar. Universitas Lampung. Volume
7(5). Lampung.
Pembahasan :
Slow deep breathing merupakan tindakan yang didasari untuk mengatur pernafasan
secara dalam dan lambat, yang juga merupakan intervensi mandiri keperawatan dimana
perawat mengajarkan pada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat,
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah (Smeltzer
& Bere, 2002).
Sedangkan menurut (Koensoemardiyah, 2009), Aromaterapi merupakan suatu metode
yang menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga
memengaruhi kesehatan emosi seseorang. Minyak atsiri merupakan minyak alami yang
dialami dari tanaman aromatik. Dalam aromaterapi, minyak atsiri masuk ke dalam badan
melalui tiga jalan utama, antara lain ingesti, olfaksi, dan inhalasi, selain absorbsi melalui
kulit. Dibanding kedua cara lainnya, inhalasi merupakan cara yang paling banyak
digunakan, meskipun aplikasi topikal juga tidak kurang pentingnya.
Sesuai dengan teori gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall bahwa
impuls nyeri dihambat saat sebuah pertahanan ditutup, sehingga dapat menurunkan
intensitas nyeri yang dirasakan. Hal ini menyatakan bahwa aromaterapi akan merangsang
keluarnya hormon enfekalin, serotonin dan endorphin. Enfekalin di anggap dapat
menimbulkan hambatan presinaptik dan hambatan pasca sinaptik pada serabut-serabut
nyeri tipe C dan tipe delta A dimana mereka bersinaps di komu dorsalis. Pproses tersebut
mencapai inhibasi dengan penghambatan saluran kalsium. Penghambatan nyeri tersebut
yaitu dengan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidak dikirim ke korteks selebri dan
selanjutnya akan menurunkan persespsi nyeri.
2. Arif, Mz. 2017. Pengaruh Madu Terhadap Luka Bakar. Universitas Lampung. Volume
7(5). Lampung.
Pembahasan :
Luka bakar adalah suatu kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Salah satu tatalaksana luka
bakaradalah pemberian madu topikal.
Madu merupakan cairan manis yang diproses oleh lebah yang berasal dari sari pati atau
tepung sari bunga, yang dijadikan lebah sebagai bahan baku yang disebut nektar, yang
didapat pada sel tumbuhan. Madu dapat membantu mempercepat penyembuhan luka
bakar dikarenakan efek antibiotika dan antiviralnya yang menekan pertumbuhan kuman
pada luka. Kandungan madu Asam amino, karbohidrat, protein, dan beberapa jenis
mineral dan vitamin yang terdapat dalam madu seperti magnesium, kalium, potasium,
sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin, seperti vitamin E
dan vitamin C serta vitamin B1, B2 dan B6 membantu nutrisi dalam proses penyembuhan
luka bakar. Madu jugamampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga
mempercepat penyembuhan.
Selain itu, madu juga bersifat higroskopik dan tidak ada mikroba yang dapat hidup
didalamnya. Hal ini didukung oleh osmolaritas madu yang tinggi serta keasaman yang
dimiliki madu. Madu juga telah memiliki standarisasi secara nasional, mudah didapat dan
dapat bertahan dalam penyimpanan untuk waktu yang lebih lama.
Daftar Pustaka
Arif, Mz. 2017. Pengaruh Madu Terhadap Luka Bakar. Universitas Lampung. Volume
7(5). Lampung.
Arif, Mz. 2017. Pengaruh Madu Terhadap Luka Bakar. Universitas Lampung. Volume
7(5). Lampung.
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Indonesia : Elsivier
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa
Indonesia. Indonesia : Elsivier