Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KASUS PENYIMPANGAN SOSIAL


BALAPAN LIAR DI KALANGAN REMAJA
Oleh :
Adhisa Nurhidayah / 200910202070

A. Pendahuluan
Penyimpangan merupakan sisi negatif dari bentuk perilaku positif, perilaku yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat, baik itu norma hukum, norma
kesusilaan, kesopanan dan juga norma agama. Menurut Bruce J Cohen, ukuran yang menjadi
dasarnya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum,
melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Penyimpangan sosial
pada umumnya dikaitkan dengan hal-hal yang negatif.
Penyimpangan sosial adalah istilah yang digunakan untuk mengekspresikan perilaku satu
atau lebih subjek yang berperilaku tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai kesusilaan yang
ada, baik dalam sudut pandang individu maupun agama. Penyimpangan sosial tidak terbatas
pada perilaku-perilaku yang terlampau melewati batas, hal-hal kecil pun bisa termasuk dalam
penyimpangan sosial. Seseorang akan dianggap menyimpang apabila ia melakukan hal-hal
diluar perilaku masyarakat pada umumnya. Tidak sedikit masyarakat yang justru bangga
melakukan sebuah penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial dianggap sebagai prestasi
tersendiri bagi sebagian masyarakat, khususnya masyarakat yang belum terlalu memahami
tentang hal-hal yang termasuk dalam penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial merupakan fenomena yang telah ada di semua masyarakat di mana
ada norma. Ada dua kemungkinan bagaimana seseorang akan bertindak dalam menghadapi
norma-norma sosial yaitu taat atau melanggar. Dan beberapa perilaku menyimpang dianggap
sangat berbahaya, sehingga pemerintah memberlakukan undang-undang tertulis yang melarang
perilaku tersebut. Perilaku buruk adalah yang melanggar undang-undang ini dan tentu saja
merupakan jenis penyimpangan penting yang menjadi perhatian banyak orang.
Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat
dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada
kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau
bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnnya
kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
Ada banyak contoh penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, mulai dari hal-hal
kecil yang dianggap sepele sampai hal-hal yang berakibat fatal. Membuang sampah tidak pada
tempat sampah sudah bisa dianggap sebagai sebuah perilaku menyimpang, karena hal tersebut
tidak sesuai dengan norma serta aturan hukum yang berlaku. Contoh yang lainnya yaitu
mencontek, merokok, mencuri, memakai obat-obatan terlarang dan narkoba, tawuran, balapan
liar, pelacuran, dll.

B. Hasil dan Pembahasan


Disini saya akan membahas mengenai kasus balapan liar di kalangan remaja. Balapan
liar merupakan sebagian dari kenakalan remaja yang sering dilakukan anak muda di zaman
sekarang. Balapan liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda motor maupun
mobil, yang dilakukan di lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama sekali tidak digelar di
lintasan balap resmi, melainkan di jalan raya. Balapan Liar merupakan kegiatan yang sangat
mengganggu kepentingan umum selain itu juga menyalahi aturan yang telah berlaku.
Semakin majunya zaman dapat mempengaruhi tingkah laku anak muda untuk terjerumus
dalam kenakalan remaja yang akhirnya menimbulkan penyimpangan sosial contohnya seperti
balapan liar. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya akan mengambil sebuah kasus balapan
liar sepeda motor yang pernah terjadi di lingkungan saya.
Saya bertempat tinggal di Desa/Kelurahan Antirogo RT/RW 02/02, Kecamatan
Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kejadian kasus balapan liar sepeda motor ini
sudah lumayan lama terjadi sekitar 3 tahun yang lalu. Namun, sekarang kegiatan balapan liar
di lingkungan saya sudah ditiadakan semenjak kepergok pihak kepolisian pada waktu itu.
Berdasarkan apa yang saya lihat sendiri, kegiatan balapan liar itu biasanya sering dilakukan
pada sore hari sekitar pukul 16.00-18.00 WIB karena pada jam itu saya pulang sekolah dan
melewati jalanan yang biasanya dipakai balapan liar pada saat itu. Sebelum melakukan lomba
balap liar sepeda motor, mereka yang akan berlomba mereka terlebih dahulu mengadakan
perjanjian, setelah itu mereka mempersiapkan dan memperbaiki kendaraannya, menambah dan
memodifikasi motornya agar kiranya bisa berjalan secepat mungkin dalam balapan liar yang
mereka lakukan. Balapan liar ini dilakukan di jalan yang panjang dan sepi di dekat rumah saya.
Jalanannya sepi karena sepanjang jalan itu kanan kirinya hanya persawahan dan tidak ada
rumah-rumah warga. Dan pada jam sore biasanya memang sepi kendaraan lalu lalang. Pada
jam itu mereka berkumpul dan memulai atraksinya di sepanjang jalan yang mereka anggap
aman dari kejaran patroli polisi. Bahkan jika terdapat patroli polisi mereka semakin tertantang
untuk mencari dan berpindah untuk mencari tempat lainnya untuk dijadikan arena perlombaan
balapan liar. Balapan liar ini sesungguhnya sangat beresiko jika dilakukan di tempat umum
karena bukan di tempat atau sarana balapan yang telah disediakan. Waktu itu pernah ada patroli
polisi di lingkungan saya, dan pada saat itu juga anggota balapan liar kabur mencari tempat
persembunyian. Bahkan sampai ada yang bersembunyi di sebelah rumah saya, karena rumah
saya persis di pinggir jalan. Trek-trekan pun tak jarang harus membuat para pembalap liar
kucing-kucingan dengan polisi yang berpatroli untuk membubarkan aksi nekat mereka. Saya
sendiri tidak tahu dan tidak kenal betul siapa saja pelaku balapan liar yang terjadi di lingkungan
saya, karena mereka semua tampak asing dan seperti bukan warga di lingkungan saya. Para
pelaku balapan liar tersebut adalah remaja-remaja laki-laki.
Pada waktu itu sore hari sekitar pukul 17.00 di jalanan rumah saya ramai kendaraan
sepeda motor yang kebut-kebutan, lalu setelah itu disusul mobil polisi di belakangnya. Setelah
saya mendengar perbincangan warga-warga sekitar dan saya sempat bertanya-tanya apa terjadi,
ternyata ada patroli polisi yang sedang berusaha membubarkan kegiatan balapan liar. Mobil
polisi tersebut mengejar para pelaku balapan liar. Akhirnya tak lama setelah itu, mobil polisi
tersebut mengangkut beberapa sepeda motor milik para pelaku balap liar. Beberapa sepeda
motor itu akhirnya dibawa ke Polres Jember untuk ditindaklanjuti oleh polisi. Namun, para
pelaku balap liar tidak diketahui keberadaannya. Entah ditangkap atau langsung diamankan
oleh polisi. Karena para saksi mata pada saat itu hanya melihat beberapa sepeda motor yang
diangkut oleh mobil polisi dan tidak melihat para pelaku balap liar tersebut. Diharapkan agar
Polres Jember benar-benar bisa menindaklanjuti berbagai pihak yang terlibat dalam aksi
balapan liar yang terjadi di lingkungan saya. Mengenai sanksi yang diberikan, saya sebagai
saksi mata tidak mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut. Seharusnya Polres Jember
memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku.
Indonesia sebagai negara hukum mengeluarkan peraturan yaitu Pasal 115 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 yaitu “Pengemudi kendaraan bermotor dilarang berbalapan
dengan kendaraan lain” dan pasal 297 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan
bermotor balapan di jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga
juta rupiah).” Maka dari itu, kasus balapan liar apabila pelakunya tertangkap tangan maka
masuk dan tergolong tindak pidana yang berupa pelanggaran yang mana dalam hal ini kasus
balapan liar di kalangan remaja adalah tindak pidana pelanggaran yang pelanggaran-
pelanggaran itu adalah melanggar aturan yang dibuat oleh pemerintah serta norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Setelah pelaku tertangkap maka harus memberikan keterangan yang
jelas kepada pihak polisi untuk dilakukannya penyidikan yang mana paling lama adalah 24
jam. Penyidik juga harus menyampaikan aturan-aturan bagi remaja yang menjadi pelaku balap
liar yang sedang berhadapan dengan hukum, maka setelah remaja tersebut sudah bebas dan
pulang bersama keluarganya agar tidak mengulangi perbuatan yang menyimpang itu.

C. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyimpangan
sosial merupakan perilaku satu atau lebih subjek yang berperilaku tidak sesuai dengan norma
dan nilai-nilai kesusilaan yang ada, baik dalam sudut pandang individu maupun agama.
Beberapa perilaku menyimpang dianggap sangat berbahaya, sehingga pemerintah
memberlakukan undang-undang tertulis yang melarang perilaku tersebut. Ada banyak contoh
perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat, salah satunya yaitu balapan liar yang
dilakukan kalangan remaja. Balapan liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda
motor maupun mobil, yang dilakukan di lintasan umum. Balapan Liar merupakan kegiatan
yang sangat mengganggu kepentingan umum selain itu juga menyalahi aturan yang telah
berlaku. Disini pihak kepolisian Polres Jember dalam menanggulangi kasus balap liar yang
terjadi di daerah Antirogo dengan cara mengangkut beberapa sepeda motor milik para pelaku
dan kemungkinan besar para pelaku diminta kejelasan dan keterangan lebih lanjut di kantor
polisi Polres Jember. Hingga sampai saat ini sudah tidak terjadi lagi aksi balapan liar di daerah
Antirogo tempat saya tinggal.

D. Daftar Pustaka
 https://www.cryptowi.com/penyimpangan-sosial/
 http://wiwit_tri-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-85987-Pengantar%20Sosiologi-
Makalah%20Penyimpangan%20Sosial.html
 http://faisalafifpratama27.blogspot.com/2016/10/laporan-balap-liar-pada-kalangan-
remaja.html
 https://media.neliti.com/media/publications/186610-ID-balapan-liar-di-kalangan-remaja-
studi-ka.pdf
 https://beritagar.id/artikel/otogen/jangan-takut-melaporkan-aksi-balap-liar-di-wilayah-anda

Anda mungkin juga menyukai