Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR

ELEKTIF 2

PERTEMUAN 13

“BERDISKUSI TENTANG PEMINJAMAN KREDIT KONSUMEN”

DISUSUN OLEH :

EKAMEIMAN PUTRA BUULOLO


1814201051

TINGKAT III
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peminjaman/Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau


badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang
menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

Didalam sebuah badan seperti bank itu ada yang namanya pembiayaan yang di berikan oleh
pihak pengelolah untuk nasabah. Pembiayaan tersebut di berikan nasabah guna untuk membantu
nasabah yang membutuhkan dengan bentuk tagihan yang mana dalam jangka waktu tertentu
dengan kesepakatan atau persetujuan antara pihak bank dan nasabah.
BAB II

PEMBAHASAN

PEMINJAMAN/KREDIT & DAN PEMBIAYAAN KREDIT

2.1 PENGERTIAN PEMINJAMAN/KREDIT


Pengertian Peminjaman/Kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam,
dimulai dari arti kata “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “ credere” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran dalam praktek sehari – hari.
“Menurut Astiko, Pengertian Peminjaman/Kredit adalah kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji,
pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati “.
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah
dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang
menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah
bunga sebagai imbalan.
Menurut Teguh P. Mulyono Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan
pinjaman tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan
kegiatan usahanya sehingga kredit ( dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari
pokok produksi semata.
2.2  JENIS-JENIS PINJAMAN/KREDIT
Ada beberapa jenis kredit yang dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya Manajemen
Perbankan (2010: 76), diantaranya:

a. Dilihat dari segi kegunaan


1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk
keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik
atau membeli mesin-mesin. masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar.

2)        Kredit modal kerja


Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit modal kerja
diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. sebagai
contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk
pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit
industri akan menghasilkan barang industri.

2)        Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan
rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

3)        Kredit perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk
membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan
yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. contoh kredit
ini misalnya kredit ekspor dan impor.

c. Dilihat dari segi jangka waktu


1)        Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika
untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan
biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. sebagai contoh
kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
3)        Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.
biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit
perumahan.

d. Dilihat dari segi jaminan


1) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
jaminan orang. artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu
jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.

2)        Kredit tanpa jaminan


Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.

e. Dilihat dari segi sektor usaha


1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk
sektor perkebunan atau pertanian. sektor utama pertanian
dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2) Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk
sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka
panjang. untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam
dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.
3) Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk
membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah
atau industri besar.
4) Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan
kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai
biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,
minyak atau timah.
5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk
membangun sarana pendidikan atau dapat pula berupa
kredit untuk para mahasiswa.
6) Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada
para kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau
pengacara.
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya
berjangka waktu panjang.
8) dan sektor-sektor lainnya.
2.3 SYARAT PEMBERIAN PINJAMAN/ KREDIT

Pada dasarnya kredit adalah pemberian pinjaman uang / barang oleh pemilik uang
(kreditur) terhadap pihak yang meminjam (debitur) berdasarkan asas kepercayaan.
Debitur yang membutuhkan pinjaman, biasanya akan diwajibkan oleh bank untuk
menjaminkan barang atau agunan yang dimiliki. Selain jaminan, pihak bank selaku
kreditur juga akan membebankan bunga untuk setiap angsuran pinjaman. Tingkat suku
bunga yang berlaku antara satu bank dapat berbeda dengan bank lainnya.
Seperti yang telah disebutkan, kepercayaan adalah salah satu dasar pemberian pinjaman
oleh kreditur kepada debitur. Namun, pemberian pinjaman jelas tak mungkin hanya
berlandaskan kepercayaan saja. Masih ada beberapa syarat pemberian kredit oleh bank
yang wajib dipenuhi agar dana dapat dicairkan:
1) Karakter (Character)
Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mempertimbangkan karakter pemohon
untuk mencegah resiko yang tidak diinginkan oleh bank, seperti debitur gagal
melunasi pinjaman, atau bahkan ngemplang alias lari dari kewajiban. Pihak bank
akan menelusuri terlebih dahulu seluruh kebiasaan dan kepribadian pemohon
sebelum memberikan pinjaman.

2)        Kemampuan (Capacity)
Bank akan selektif memberikan pinjaman hanya kepada pemohon yang dianggap
layak. Bank akan memastikan secara berhati-hati apakah pemohon benar-benar
dianggap memiliki kemampuan untuk melunasi pinjaman yang diberikan. Terkait
hal ini, pastikan angsuran pinjaman Anda tidak melebihi 30% penghasilan bulanan
atau kebutuhan dapur rumah tangga Anda akan terancam.

3 Jaminan (Collateral)
Semakin tinggi nilai agunan yang dijaminkan ke bank, maka akan semakin besar
peluang Anda untuk memperoleh pinjaman. Apabila debitur di kemudian hari
ternyata tidak sanggup melunasinya, maka agunan tersebut akan dijual oleh bank
sebagai bentuk ganti pelunasan. Agunan yang dapat dijaminkan dapat berupa
tanah, rumah, mobil, motor, emas ataupun surat-surat berharga.

4)        Modal (Capital)
Semakin banyak saldo tabungan, deposito dan aset investasi Anda lainnya, akan
semakin meringankan langkah bank untuk mencairkan dana pinjamannya kepada
Anda. Dalam beberapa kasus, bisa saja bank berbaik hati menawarkan suku bunga
yang lebih rendah dibandingkan tingkat suku bunga yang berlaku.

5)        Kondisi Ekonomi (Condition of Economy)


Apabila bank selaku kreditur memperkirakan perekonomian akan baik di masa
mendatang, maka pinjaman kemungkinan besar dapat diberikan. Sebaliknya, jika
perekonomian dirasa akan memburuk di kemudian hari, maka bank akan enggan
mencairkan dananya. Ada beberapa kondisi standar yang wajib dipenuhi seperti
batas waktu pinjaman, persyaratan usia dan jumlah pinjaman minimal. Kondisi ini
dapat berbeda-beda antara satu bank dengan bank lainnya.

2.4 KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PEMBERIAN PINJAMAN/KREDIT


1) Kebaikan Kredit
           Meningkatkan produktivitas modal
Pemilik modal dapat meningkatkan produktivitas modal dengan meminjamkan
uangnya kepada pengusaha yang memerlukannya sehingga produksi meningkat.

           Memperlancar tukar-menukar
Dengan kredit timbul alat pembayaran baru berupa uang giral dan wesel sehingga
pengusaha dapat memenuhi keperluannya menggunakan uang giral tersebut.
           Meningkatkan peredaran barang
Barang yang diperjualbelikan dapat dibayar dengan uang giral atau dibeli secara
kredit sehingga jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah dan peredaran
uang meningkat.
2)        Keburukan Kredit
           Hidup konsumtif, artinya orang terdorong untuk melakukan transaksi yang
terjadi di luar batas kemampuan ekonominya dengan cara membeli barang-barang
konsumsi.
           Jumlah uang yang beredar bertambah (inflasi), artinya kredit akan
memperbesar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang berakibat harga-
harga naik (nilai uang turun).
           Spekulasi, artinya dengan mengharapkan untung yang besar pengusaha
membeli atau memperbesar usaha dengan cara meminjam. Akibat buruk akan
terjadi bila perusahaan ternyata mengalami kerugian. Perusahaan tidak mampu
lagi melunasi segala kewajibannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pinjaman/Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak
(kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah
atau pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit
pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. Manajemen kredit adalah bagaimana cara mengelola pemberian
kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.
Sedangkan manajemen perkreditan bank adalah kegiatan mengatur pemanfaatan dana-
dana bank supaya produktif, aman, dan giro wajib minimalnya tetap sehat.
jenis kredit dapat dilihat dari tujuan kegunaannya, jangka watunya, penerimaan kredit,
sektor ekonomi, sifat, bentuk, sumber dana, akad jaminannya, orangnya (yang
menerima dan memberi kredit) dan tempat kediamannya.

B.     Saran-saran
Dari penjelasan di atas tentang manajemen kredit bank syariah pasti tidak terlepas dari
kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh
pembaca dan khususnya pembimbing mata kuliah Dasar-dasar Perbankan. Oleh karena
itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i) dan dosen pembimbing
mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR  PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008).

Drs. Zainul Arifin, MBA, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: AlvaBet, 2003).

Kasmir SE.M.M. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,Edisi Revisi 2008, penerbit PT Raga
Grafindo Persada, Jakarta

M. Sulhan, S.E., M.M. Ely Siswanto, M.M, Manajemen Bank-Konvensional dan Syariah, (UIN-
Malang Press, 2008).

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah-Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001).

Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A., Credit Management Handbook-Teori, Konsep, Prosedur,
dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006).

Anda mungkin juga menyukai