KEPERAWATAN KELUARGA
(PERTEMUAN 15)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
T.A 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Diabetes Militus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa
Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing
gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,
sebagai akibat dari:
- defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya
- defisiensi transporter glukosa.
- atau keduanya.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara
lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi
miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom
Werner, sindrom wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan la
in-lain.
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin (hormon
yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya
hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner
& Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam
waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-
110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Organ/jaringan
Yg terjadi Komplikasi
yg terkena
Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat
arteri berukuran besar atau sedang di Sirkulasi yg jelek menyebabkan
jantung, otak, tungkai & penis. penyembuhan luka yg jelek & bisa
Pembuluh darah Dinding pembuluh darah kecil mengalami menyebabkan penyakit jantung, stroke,
kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat gangren kaki & tangan, impoten &
mentransfer oksigen secara normal & infeksi
mengalami kebocoran
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah Gangguan penglihatan & pada akhirnya
Mata
kecil retina bisa terjadi kebutaan
· Penebalan pembuluh darah ginjal
Fungsi ginjal yg buruk
Ginjal · Protein bocor ke dalam air kemih
Gagal ginjal
· Darah tidak disaring secara normal
· Kelemahan tungkai yg terjadi secara
Kerusakan saraf karena glukosa tidak tiba-tiba atau secara perlahan
Saraf dimetabolisir secara normal & karena aliran · Berkurangnya rasa, kesemutan &
darah berkurang nyeri di tangan & kaki
· Kerusakan saraf menahun
Tekanan darah yg naik-turun
Sistem saraf Kerusakan pada saraf yg mengendalikan · Kesulitan menelan & perubahan
otonom tekanan darah & saluran pencernaan fungsi pencernaan disertai serangan
diare
Berkurangnya aliran darah ke kulit & · Luka, infeksi dalam (ulkus
Kulit hilangnya rasa yg menyebabkan cedera diabetikum)
berulang · Penyembuhan luka yg jelek
Mudah terkena infeksi, terutama infeksi
Darah Gangguan fungsi sel darah putih
saluran kemih & kulit
Gluka tidak dimetabolisir secara normal
· Sindroma terowongan
Jaringan ikat sehingga jaringan menebal atau
karpal Kontraktur Dupuytren
berkontraksi
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci
program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak
mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan
insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
2.7 PERAWATAN PREVENTIF
1. Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen Pengobatan
2. Vaksinasi
Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan influensa
3. Tidak merokok
4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
5. Perawatan kaki
Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak semua.
Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan tubuh dari
penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus. Karena
menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang
tersebut pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem
kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut
cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu
diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang
tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor
utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat
menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes. Untuk
itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon
insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan
giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak.
Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang
menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu
menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya,
tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol
jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk
keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk
mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.
♣ Diabetes dan Kesehatan Mata
Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari ketidakmampuan tubuh untuk
menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, membawa gula berlebih untuk
disimpan di dalam sel dan kemudian akan digunakan jika diperlukan.
Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih. Analoginya seperti mobil
yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi untuk menggerakkan mobil, tersebut
tetapi tidak bisa menggunakannya dengan maksimal.
Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar kasus yang dialami adalah
diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40 tahun. Salah satu faktor
risiko termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu. Keturunan Afrika,
Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi risikonya.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya adalah
glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati diabetik adalah penyakit yang
merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya yang berjajar di belakang mata)
yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita
diabetes akan mengalami berbagai tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap
tahunnya. Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan normal.
Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda. Hubungan antara
diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling umum) telah membangkitkan minat
para peniliti selama bertahun-tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma
daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal ini.
Yang lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai glaukoma sudut terbuka kemudian
menderita diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mempunyai penyakit mata.
Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas yang lain,
diabetes adalah yang paling sering. Pada beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina
menjadi rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris (bagian
berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan pada mata. Glaukoma
neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah laser untuk
mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan retina.
Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting bagi
penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi Mata Nasional
(National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan mata mereka setahun
sekali.
♣ Diabetes dan luka pada bagian kaki
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes. Penting
untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak menimbulkan rasa
nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat merusak
kaki secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan kematian
jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas
akibat diabetes mellitus.
BAB III
A. Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Pasien
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SD
f) Pekerjaan : Swasta
2) Umur : 24 Tahun
3) Pendidikan : Sarjana
1) Kesehatan Pasien
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 360 C
a) Genogram
Keterangan gambar :
: laki – laki
: perempuan
: garis pernikahan
: garis pernikahan
a) Nutrisi
1) Keadaaan Umum
a) Kesadaran
GCS : E : 4; V : 5; M : 6
Respirasi : 22x/menit
b) Status Gizi
TB : 165 cm
BB : 94 Kg
IMT = BB = 165
TB2 (94)2
= 34,5 ( gemuk)
2) Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo –Ccaudal)
a) Kulit
e) Dada
(1) Inspeksi
(3) Perkusi
(1) Inspeksi
(3) Perkusi
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
h) Punggung
i) Abdomen
(4) Palpasi : Tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan
j) Panggul
(1) Inspeksi
l) Ektermitas
(1) Atas
55
35
Keterangan :
1 : paralisis total
Pasien Tn. T di Ruang Dahlia RSUD Kota Yogyakarya tanggal 02 Juli 2018
Keterangan:
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan Ringan
9 – 11 : Ketergantungan Sedang
Pasien Tn.T di Ruang Dahlia RSUD Kota Yogyakarya tanggal 02 Juli 2018
Tingkat resiko
Pasien Tn.T di Ruang Dahlia RSUD Kota Yogyakarya tanggal 02 Juli 2018
Tangga Penilaian 4 3 2 1
l
Kondisi Baik Sedang Buruk Sangant
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi roda Ditempat
sendiri bantuan tidur
Mobilitas Bergerak Agak Sangat Tidak
bebas terbatas terbatas mampu
bergerak
Inkontensi Kontine Kadang Selalu Inkontenensi
a n kadang inkontenensi a urin dan
inkontenensi a alvi
a
Skor 12 6 0 0
Total skor 18
Paraf dan nama Titik
perawat
Tangga Penilaian 4 3 2 1
l
Kondisi Baik Sedang Buruk Sangant
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi roda Ditempat
sendiri bantuan tidur
Mobilitas Bergerak Agak Sangat Tidak
bebas terbatas terbatas mampu
bergerak
Inkontensi Kontine Kadang Selalu Inkontenensi
a n kadang inkontenensi a urin dan
inkontenensi a alvi
a
Skor 12 6 0 0
Total skor 18
Paraf dan nama Titik
perawat
Tangga Penilaian 4 3 2 1
l
Kondisi Baik Sedang Buruk Sangant
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi roda Ditempat
sendiri bantuan tidur
Mobilitas Bergerak Agak Sangat Tidak
bebas terbatas terbatas mampu
bergerak
Inkontensi Kontine Kadang Selalu Inkontenensi
a n kadang inkontenensi a urin dan
inkontenensi a alvi
a
Skor 12 6 0 0
Total skor 18
Paraf dan nama Titik
Perawat
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
Keterangan :
Volume
Mean Corpuscular 25.3 28 – 33
Hemoglobin
Mean Corpuscular 32.7 33 – 36
Hemogoblin
Consentration
ROW – CV 13.0 11 – 16
Trombosit 250 150 – 450
DIFERENSIAL
FELLING
Neutrofit % 63.8 50 – 70
Limfosit % 29.5 25 – 60
Monosit % 2.8 2- 4
Eosafil % 3.2 2.0 – 4.0
Basofil % 0.7 0–1
Neotrofil % 5.91 2–7
Limfiasit % 0.25 0.12 – 1.2
Monosil % 0.30 0.02 – 0.50
Eosafit % 0.06 0–1
GULA DARAH
GDS 389 70 – 140
HATI
SGOT 24 <37
SGPT 17 <42
GINJAL
Ureum 33 10 – 50
Creatinin 1.1 <1.1
ELEKTROLIT
Natrium 134 135 – 146
Kalium 3.6 3.7 – 5.3
Chlorida 97 98 – 109
02 Juli Kimia Darah
Gula Darah Puasa 224 70 – 116
2018
Gula 2 jam PP 228 85 – 140
Faal lemak dan
Jantung
Cholesterol total 163 <200
HDL Cholesterol 40 >=55
LDL Cholesterol 88 <150
Trigliserida 144 <150
GINJAL
Asam Urat 48 3.4 – 7.0
3 Juli GDS Puasa Stik 178 70 – 116
GDS Stik 2 Jam PP 168 85 – 140
2018
2) Hasil Pemeriksaan Radiologi
Tanggal Interpretasi
30 Juni Ro Thorak Paru dan jantung
2018 normal
30 Juni MSCT Head Non Kontras Infrak cerebri
regio pariental
2018 1. Tampak lesi hipodens amorf
dextra
regio parinteral dextra, tepi
mengabur, calsifieasi ( - )
perifocal oedema ( - )
2. Sistema ventrikel tak
melebar, simestris
3. Batas cortex – medula tegas
4. Struktur mediana tak deviasi
5. Gyri dan sulcy tak prominent
30 Juni EKG NSR
2018
f. Terapi
Tanggal Satuan
Sabtu, Terapi di IGD
29-06- Infus NaCl 20 tt/mnt Intra Vena
2018 Inj Citicolin 250 mg 1 amp Intra Vena
Inj Ranitidin 1 amp Intra Vena
Terapi di Bangsal
Infus NaCl 20 tt/mnt Intra Vena
Inj. Mecobalamin 500 Per-12 jam Intra Vena
mg
Inj Citicolin 250 mg Per-12 jam Intra Vena
Inj Apidra 3 x 10 Unit Sub Cutan
CPG 1 x 75 mg Peroral
Miniaspi 1 x 80 mg Peroral
Metformin 3 x 500 mg Peroral
Alpentin 2 x 100 mg Peroral
2. Analisa Data
5 5
3 5
TD : 130/80 mm/Hg
N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 360 C
2. Ds. Pasien mengatakan 3 tahun Konflik dalam Manajeman
lalu punya sakit gula dan tidak memutuskan regimen
rutin untuk periksa ataupun terapi dan defisit teraputik tidak
meminum obat gula support keluarga efektif
5 5
3 5
TD : 130/80 mm/Hg
N :
84x/
meni
t :
84x
meni
t
RR :
22
x/me
nit S
: 360
C
b. Manajeman regimen teraputik tidak efektif
berhubungan dengan Konflik dalam memutuskan
terapi dan defisit support keluarga DS : Pasien
mengatakan 3 tahun lalu punya sakit gula dan tidak
rutin untuk periksa ataupun meminum obat gula
Titik
Manajeman regimen Setelah dilakukan 1. Cek gula darah secara 1. Pengecekan rutin gula
teraputik tidak efektif tindakan keperawatan rutin darah sebagai
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam di pengetahuan pasien akan
Konflik dalam harapkan manajeman gula darah pasien secara
memutuskan terapi dan teraputik pasien menjadi rutin
2. Pasien akan lebih
2. Ajarkan pasien cara mandiri dan paham cara
defisit support keluarga, efektif dengan kriteria menyuntik insulin menyuntikkan insulin.
ditandai dengan hasil : 3. Perilaku beresiko ini bila
DS: 1. Gula darah dalam 3. Diskusiakan dengan tidak dicegah makan
batas normal (GDS 70 pasien dan keluarga akan menimbulkan
Pasien mengatakan 3
– 140 mg/dl) mengenai perilaku komplikasi yang lain
tahun lalu punya sakit
2. Pasien dan keluarga yang beresiko terhadap pasien
gula dan tidak rutin untuk
mampu mencegah (menjaga pola makan
periksa ataupun
perilaku yang dan menghindari luka
meminum obat gula
beresiko berupa akibat benda tajam)
menjaga pola makan terhadap kesehatan
DO:
dan menghindari luka pasien
Pasien tampak lesu,
akibat benda tajam.
lemas dan bingung ketika
3. Pasien dan keluarga 4. Diskusikan dengan
ditanya tentang
mengetahui tentang pasien dan keluarga
penyakitnya.
komplikasi yang mengenai penanganan 4. Penanganan yang tepat
GD puasa : 224
mungkin terjadi dan yang tepat apabila akan meminimalisirkan
GD 2 PP : 228
cara penanganan terjadi komplikasi efek komplikasi pada
apabila terjadi pada pasien. pasien.
komplikasi
terhadap pasien 5. Kolaborasi dengan
ahli gizi mengenai diet
yang tepat untuk
pasien
Titik
5. Dengan mengetahui
makanan apa yang boleh
dimakan oleh pasien dan
Titik nilai gizi apa saja yang
terkandung didalamnya
membuat pasien dapat
menjaga pola makan.
Titik
Titik
5. Pelaksanaan Keperawatan
Titik
Manajeman regimen Senin, 02 Juli 2018 Senin, 02 Juli 2018
teraputik tidak efektif Pukul 09.00 WIB Pukul 13.00 WIB
berhubungan dengan
Konflik dalam 1. Mengkaji keadaan umum pasien S:
2. Mengecek gula darah puasa
memutuskan terapi dan Pasien mengatakan 3 tahun lalu punya sakit gula
Titik
defisit support keluarga dan tidak rutin untuk periksa ataupun meminum
obat gula,
Pukul 10.00 WIB O :
Titik Pasien tampak lesu, lemas dan bingung ketika
3. Mengkaji pengetahuan pasien
tentang penyakit diabetes ditanya tentang penyakitnya.
Titik
Resiko perfusi jaringan Selasa, 03 Juli 2018 Selasa , 03 Juli 2018
serebral tidak efektif
Pukul 08.00 WIB Pukul 14.00 WIB
berhubungan dengan
Gangguan aliran darah
serebral (infark serebri)
1. Mengkaji keadaan umum dan tanda S:
vital pasien
Titik Pasien mengatakan masih terasa sedikit lemas
2. Memberikan posisi semi fowler
pada kaki kanan dan kiri, terasa kebas, pasien
mengatakan lebih nyaman saat posisi tempat
tidur agak di tinggikan.
Titik
Manajeman regimen Selasa, 03 Juli 2018 Selasa, 03 Juli 2018
teraputik tidak efektif Pukul 08.00 WIB
Pukul 14.00 WIB
berhubungan dengan
Konflik dalam 1. Mengkaji keadaan umum pasien
memutuskan terapi dan 2. Mengecek gula darah sewaktu
S:
defisit support keluarga dengan stik
Titik Pasien mengatakan tidak mengetahui penyebab
pasien terkena stroke merupakan akibat dari
Pukul 10.00 WIB penyakita gula darah yang tidak terkonrol.
3. Mengkaji pengetahuan pasien
Pasien mengatakan mengerti dengan makanan
tentang komplikasi dan cara
yang boleh dimakan serta cara pengolahan
penanganan bila terjadi komplikasi
makanan yang baik untuk pasien.
Titik Titik
O :
Pukul 11.30
4. Mengecek gula darah sewaktu Pasien tampak sedikit lemas, pasien kooperatif
dengan stik sebelum makan ketika diajak berdiskusi menegnai diit yang tepat
5. Mengajarkan pasien untuk oleh ahli gizi.
menyuntikan insulin. ( inj. Apidra 3 Pasien tampak memahami ketika ahli gizi
x 10 unit) menjelaskan tentang apa yang boleh di makan
Titik cara pengohan yang tepat untuk pasien
Pasien tampak sudah bisa untuk melakukan
suntik insulin sendiri
GDS stik pagi : 178 mg/dl
GDS stik siang : 168 mg/dl
A :
Manajeman regimen teraputik tidak efektif
Pukul 13.00 berhubungan dengan Konflik dalam
memutuskan terapi dan defisit support keluarga
6. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi
teratasi sebagian
tentang diet yang tepat untuk pasien. P
:
Lanjutkan Inetrvensi
Titik
1. Cek gula darah secara rutin
2. Jelakan tentang komplikasi dan cara
penanganan bila terjadi komplikasi pada psien.
3. Diskusiakan dengan pasien dan keluarga
mengenai perilaku yang beresiko (menjaga pola
makan dan menghindari luka akibat benda
tajam) terhadap kesehatan pasien
Titik
P :
Lanjutkan Inetrvensi
1. Cek gula darah secara rutin
2. Jelaskan pada pasien dan keluarga
mengenai perilaku yang beresiko (menjaga
pola makan dan menghindari luka akibat
benda tajam) terhadap kesehatan pasien
Titik
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.