Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176

Geofisika FMIPA UNMUL

PENENTUAN TITIK EPICENTER DAN HYPOCENTER SERTA


PARAMETER
MAGNITUDE GEMPABUMI BERDASARKAN DATA
SEISMOGRAM
1
Deni Bulo, 1,2Djayus, 1,2Supriyanto, 3Benny Hendrawanto
1Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
2Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
3Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Balikpapan

*Corresponding Author: deni.bulo@gmail.com

ABSTRAK

Provinsi Banten merupakan daerah yang dekat dengan zona pertemuan dua lempeng atau biasa
disebut dengan zona konvergen. Di selatan provinsi Banten terdapat pertemuan lempeng benua
dengan lempeng samudera yaitu lempeng Eurasia yang menunjam lempeng Indo-Australia.
Oleh karena itu daerah pulau Jawa bagian selatan rawan akan terjadinya gempa yang
disebabkan oleh gesekan antara dua lempeng tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan kajian
lokasi titik epicenter dan hypocenter gempa serta parameter magnitude gempa Lebak Banten
23 Januari 2018 dengan origin time adalah 06:34:55 UTC. Pada penentuan lokasi titik epicenter
digunakan hukum Laska dengan menggunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S
pada stasiun-stasiun geofisika yang terdekat dengan pusat gempa sedangkan untuk mengetahui
lokasi hypocenter atau pusat gempa digunakan metode Geiger untuk mengetahui kedalaman
pusat gempa tersebut sama dengan menentukan lokasi epicenter dalam menentukan lokasi
hypocenter digunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S pada stasiun-stasiun
geofisika yang terdekat dengan pusat gempa. Mengetahui berapa besar kekuatan gempa maka
digunakan persamaan empiris tiap parameter magnitude yaitu Magnitude Lokal, Broad-band
Body Wave Magnitude, Magnitude Permukaan dan Magnitude Momen. Hasil dari penentuan
lokasi epicenter menggunakan hukum Laska diketahui bahwa gempa tersebut berada pada
koordinat Latitude -7.09 LS dan Longitude 106.03 BT sedangkan dengan menggunakan metode
Geiger diketahui pusat gempa berada pada kedalaman 40 Km bumi. Masing-masing parameter
magnitude diketahui Magnitude Lokal sebesar 5,22 MLv, Broad-band Body Wave Magnitude
sebesar 5,42 mB, Magnitude Permukaan sebesar 5,75 Ms dan Magnitude Momen 5,71 Mw.
Dengan demikiaan gempa Lebak Banten 23 Januari dikategorikan sebagai gempa dangkal oleh
letak pusat gempanya dan gempa sedang (Moderate Earthquake) oleh kekuatan magnitudo
gempanya.

Kata Kunci: Gempabumi Lebak Banten 23 Januari 2018, Hukum Laska, Metode Geiger,
Parameter Magnitude.

1. PENDAHULUAN Lempeng Pasifik di timur. Akibat pertemuan


Wilayah Indonesia yang merupakan lempeng sebagian besar wilayah Indonesia
zona pertemuan dari lima lempeng tektonik masuk dalam zona subduksi yang ditandai
utama, Lempeng Eurasia dan Lempeng dengan sering terjadinya gempa tektonik dan
Filipina di utara, Lempeng Indo-Australia di gempa vulkanik dan Indonesia masuk dalam
selatan, Lempeng India di barat dan jalur vulkanik atau gunungapi (ring of fire).

1
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Sebagian besar wilayah Indonesia rawan titik lokasi epicenter dan hypocenter serta
terjadinya gempa tektonik, gempa vulkanik parameter magnitude-nya tersebut akan
dan gempa akibat pergerakan sesar dibandingkan dengan hasil parameter
Provinsi Banten secara tektonik gempabumi Lebak Banten 23 Januari 2018
termasuk wilayah rawan gempabumi dimana yang diumumkan oleh instansi USGS.
tatanan tektonik menunjukkan bahwa
wilayah Provinsi Banten dan Selat Sunda 2. TEORI
diapit oleh dua sumber utama gempabumi. 2.1 Tektonik Lempeng
Terdapat beberapa sesar, gempa tektonik, Secara geologi, wilayah Indonesia
gunung api dan beberapa pulau diantaranya berada pada pertemuan lima lempeng
Rakata, Sangiang, Sebeku, Sebesi, Ular, tektonik utama, yaitu lempeng
Tempurung, Krakatau, Kepulauan Rimau Eurasia,lempeng Filipina, lempeng Indo-
Balak dan sekitarnya. Daerah ini terletak Australia, lempeng India dan lempeng
pada zona transisi dari dua jenis penunjaman Pasifik (Gambar 1), yang merupakan
aktif Lempeng Indo-Australia menunjam bagian dari dua jalur utama gempabumi,
keatas dan Lempeng Eurasia menunjam yaitu jalur Pasifik dan jalur Mediterania. Di
kebawah di sepanjang Palung Jawa yang sepanjang dua jalur tersebut terdapat deretan
dapat memicu terjadinya gempabumi. gunung api aktif yang memanjang dari ujung
Pada tanggal 23 Januari 2018 barat sampai ke timur, membuat Indonesia
Kabupaten Lebak Provinsi Banten mempunyai jalur gunung api terpanjang
mengalami gempabumi yang cukup besar yang ada di suatu Negara. Selain itu wilayah
dan mengguncang daerah tersebut yang Indonesia mempunyai banyak pegunungan,
getarannya hingga Jakarta, Bogor, Bandung perbukitan, lereng, lembah dan palung laut
hingga Yogyakarta. Dari informasi BMKG dalam (Ibrahim, dkk, 2009).
gempabumi tersebut berkekuatan magnitude
5,9 SR dan berpusat episentrum gempa
tersebut berada di Pantai Selatan Jawa
Kabupaten Lebak, Banten dengan
kedalaman 51 Km meskipun gempa tersebut
tidak menimbulkan adanya tsunami. Badan
Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyatakan sebanyak 479 rumah di wilayah
Banten dan Jawa Barat rusak akibat gempa
tersebut. Gempa tersebut diakibatkan daerah
tersebut merupakan zona konvergen dari Gambar 1. Peta struktur tektonik Indonesia
pergerakan tektonik lempeng yaitu adanya
pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan 2.3 Gempabumi
Lempeng Eurasia yang saling menunjam Gempabumi adalah peristiwa bergetar
yang berada tepat di Pantai Selatan Pulau atau bergoncangnya bumi karena
Jawa (Samudera Hindia). pergerakan/pergeseran lapisan batuan pada
Penelitian tugas akhir untuk kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakan
penyusunan skripsi ini telah mengkaji lokasi lempeng-lempeng tektonik. Gempabumi
titik epicenter dan hypocenter serta yang disebabkan oleh aktifitas pergerakan
parameter magnitude gempabumi Lebak lempeng tektonik disebut gempabumi
Banten tanggal 23 Januari 2018 dengan tektonik. Namun selain itu, gempabumi bisa
origin time adalah 06:34:55 UTC dengan saja terjadi akibat aktifitas gunung berapi
menggunakan data seismogram stasiun yang disebut sebagai gempabumi vulkanik
geofisika BMKG. Adapun pula hasil dari (Sunarjo, dkk, 2010).

2
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Pergerakan tiba-tiba dari lapisan akan menyebabkan lapisan bumi bergetar


batuan di dalam bumi menghasilkan energi yang menghasilkan hypocenter. Semakin
yang dipancarkan ke segala arah berupa dekat hypocenter, maka gempa akan
gelombang gempabumi atau gelombang
semakin terasa dan kerusakan yang
seismik. Ketika gelombang ini mencapai
permukaan bumi, getarannya dapat merusak ditimbulkan akan semakin besar.
segala sesuatu dipermukaan bumi seperti Hypocenter yang berada di bawah lautan
bangunan dan infrastruktur lainnya sehingga jauh lebih berbahaya karena dapat
dapat menimbulkan korban jiwa dan harta menciptakan tsunami. Gempabumi sendiri
benda (Sunarjo, dkk, 2010). dibagi menjadi 3, berdasarkan kedalaman
letak hypocenter-nya yaitu gempabumi
2.3 Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang dangkal jika kedalaman hypocenter kurang
elastik yang menjalar ke seluruh bagian dari 60 Km dari permukaan bumi,
dalam bumi dan melalui permukaan bumi, gempabumi sedang jika kedalaman
akibat adanya lapisan batuan yang patah hypocenter diantara 60 Km hingga 300 Km
secara tiba-tiba atau adanya suatu ledakan. dari permukaan bumi dan gempabumi dalam
Gelombang utama gempa bumi terdiri dari jika kedalaman hypocenter lebih dari 300
dua tipe yaitu gelombang badan (Body
Km dari permukaan bumi (Sunarjo, dkk,
Wave) dan gelombang permukaan (Surface
Wave) (Gunawan Ibrahim dan Subardjo, 2010).
2004).
Gelombang seismik merambat dalam
lapisan bumi sesuai dengan prinsip yang
berlaku pada perambatan gelombang
cahaya: pembiasan dengan koefisien bias,
pemantulan dengan koefisien pantul,
hukum-hukum Fermat, Huygens, Snellius
dan lain-lain (Gunawan Ibrahim dan
Subardjo, 2004).

2.4 Epicenter dan Hypocenter


Sumber gempabumi atau epicenter
adalah titik di permukaan bumi yang Gambar 2. Penampang 2D epicenter dan
merupakan refleksi tegak lurus dari hypocenter (fokus) gempabumi
hypocenter atau fokus gempabumi. Lokasi 2.6 Magnitude Gempabumi
epicenter dibuat dalam system koordinat Magnitude gempa adalah sebuah
kartesian bola bumi atau sistem koordinat besaran yang menyatakan besarnya energi
geografis dan dinyatakan dalam lintang dan seismik yang dipancarkan oleh sumber
bujur. Kedalaman sumber gempabumi gempa. Besaran ini akan berharga sama,
meskipun dihitung dari tempat yang
adalah jarak hypocenter dihitung tegak lurus
berbeda. Skala yang kerap digunakan untuk
dari permukaan bumi dalam satuan Km menyatakan magnitude gempa ini adalah
(Sunarjo, dkk, 2010). Skala Richter (Richter Scale). Kekuatan
Hypocenter atau fokus gempa adalah gempabumi dinyatakan dengan besaran
pusat titik gempa yang ada didalam bumi. magnitude dalam skala logaritma basis 10
Hypocenter dapat diukur melalui gelombang (Subardjo, 2008)
seismik. Tekanan yang ada didalam bumi, Konsep “Magnitude Gempabumi”
sebagai skala kekuatan relatif hasil dari

3
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

pengukuran fase amplitudo dikemukakan gempabumi yang didapatkan dengan


pertama kali oleh K. Wadati dan C. Richter menggunakan rumus empiris. Nilai
sekitar tahun 1930. Dewasa ini terdapat magnitude yang dicari adalah Magnitude
empat jenis Magnitude yang umum Lokal (ML), Broad-band Bodywave
digunakan yaitu: Magnitude lokal, Magnitude (mB), Magnitude Permukaan
Magnitude body, Magnitude permukaan dan (Ms), Magnitude Moment (Mw). Dari data
Magnitude momen (Subardjo, 2008). seismogram yang telah didapatkan, dicari
Oleh karena itu, bentuk umum semua nilai amplitudo maksimum (A) dan periode
skala magnitudo yang berdasarkan atas (T), dicari pula jarak dari tiap stasiun ke titik
pengukuran amplitudo simpangan tanah Ad episenter gempa. Kemudian setelah
dan periode T adalah: didapatkan nilai-nilai konstanta yang
M = Log(Ad/T)maks + σ(Δ, h) + Cr + Cs (1) diperlukan, dimasukkan ke dalam rumus
Catatan: Fungsi kalibrasi yang biasa empiris untuk mencari nilai magnitude-nya.
digunakan dalam praktik tidak Rumus empiris tiap parameter magnitude
mempertimbangkan suatu ketergantungan σ adalah sebagai berikut:
terhadap frekuensi. Ini adalah suatu A. Magnitude Lokal (ML)
pengabaian yang serius. Perhitungan teoritis MLv = Log Amax + 2.76 Log ∆ − 2.48 (2)
oleh Duda dan Janovskaya (1993) dimana:
memperlihatkan bahwa, misalnya, Amax = amplitudo maksimum getaran tanah
perbedaan harga σ(Δ,T) untuk gelombang P (m)
dapat menjadi > 0,6 satuan magnitudo untuk ∆ = jarak stasiun ke epicenter gempabumi
T < 1 s, namun harganya menjadi < 0,3 untuk dalam derajat (o) dengan syarat < 600 km
T > 4 s, jadi harganya kurang lebih dapat B. Broad-band Bodywave Magnitude (mB)
diabaikan untuk penentuan magnitudo mB = Log (Amax/T) + Q (∆,h) (3)
dalam rentang periode-menengah dan dimana:
panjang (Peter Bormann, 2002). Amax = amplitudo maksimum getaran tanah
(m)
3. METODE PENELITIAN T = Periode getaran (s)
3.1 Penentuan Titik Epicenter dan ∆ = Jarak stasiun ke epicenter (km)
Hypocenter h = Kedalaman gempabumi (km)
Prosedur yang digunakan dalam C. Magnitude Permukaan (Ms)
penentuan epicenter gempabumi pada kali Ms = Log Amax/T + 1.66 Log  + 3.3 (4)
ini yaitu dengan menggunakan Hukum dimana:
Laska serta persamaan empirisnya disertai Amax = amplitudo maksimum getaran tanah
nilai gelombang P dan gelombang S yang (m)
didapatkan dari hasil pengolahan data sinyal ∆ = jarak stasiun ke epicenter gempabumi
gempa serta penentuan hypocenter dalam derajat (o)
gempabumi dengan menggunakan Metode
Geiger. Perhitungan Metode Geiger dengan D. Magnitude Momen (Mw)
menggunakan metode awal yang akan Log M0 = 1,5 Ms + 9.1 (5)
disesuaikan dengan model gempa dimana:
sebenarnya dan menghitung kalkulasi Log M0 = seismik momen
waktu. Dengan dari data multi station, maka Mw = 2/3 (Log M0 – 9.1) (6)
data yang diperoleh suatu model hypocenter dimana:
gempa. Mw = Magnitude Moment

3.2 Penentuan Parameter Magnitude


Dalam tahap ini data sekunder 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
seismogram ditentukan nilai magnitude 4.1 Penentuan Epicenter dan Hypocenter

4
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Dalam menentukan posisi epicenter ∆1 = (𝑆 − 𝑃) × 𝑉𝑝


dan hypocenter gempa Lebak Banten 23 ∆1 = {(06: 35: 22,01 − 06: 35: 10,625)𝑠}
Januari 2018 digunakan data seismogram × 8,04 Km s −1
yang terekam oleh sensor saat peristiwa ∆1 = 11,388 × 8,04 Km
gempabumi. Dalam menentukan posisi titik ∆1 = 91,55 Km
epycenter dan hypocenter digunakan data b. Stasiun KASI
seismogram dari 4 stasiun terdekat dengan ∆2 = (𝑆 − 𝑃) × 𝑉𝑝
pusat gempa yaitu stasiun KASI, stasiun ∆2 = {(06: 35: 55,47 − 06: 35: 30,285)𝑠}
SBJI, stasiun TNG dan stasiun DBJI yang × 8,04 Km s −1
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: ∆2 = 25,189 × 8,04 Km
∆2 = 202,51 Km
c. Stasiun SBJI
∆4 = (𝑆 − 𝑃) × 𝑉𝑝
∆4 = {(06: 35: 27,83 − 06: 35: 13,887)s}
× 8,04 Km s −1
∆4 = 13,952 × 8,04 Km
∆4 = 112,17 Km
d. Stasiun TNG
∆3 = (𝑆 − 𝑃) × 𝑉𝑝
Gambar 3. Sebaran stasiun dalam ∆3 = {(06: 35: 27,01 − 06: 35: 12,105)𝑠}
menentukan lokasi Epicenter dan
× 8,04 Km 𝑠 −1
Hypocenter
∆3 = 14,909 × 8,04 Km
Tabel 1 Data waktu tiba gelombang P danS
∆3 = 119,86 Km
No. Nama Gelombang Gelombang Untuk menentukan titik hypocenter-
Stasiun P S nya dengan menggunakan metode Geiger.
1. DBJI 06:35:10,625 06:35:22,013 Metode ini merupakan salah satu metode
2. KASI 06:35:30,285 06:35:55,474 yang digunakan untuk menentukan posisi
3. SBJI 06:35:13,887 06:35:27,839 hypocenter gempa. Untuk mengoperasikan
4. TNG 06:35:12,105 06:35:27,014 metode ini dibutuhkan nilai latitude,
Penentuan epicenter dengan longitude, kedalaman dan magnitude gempa
menggunkan Hukum Laska pada persamaan sertaa velocity rata-rata. Sebelum masuk
2.19 yang diasumsikan untuk menentukan kedalam pembahasan metode Geiger seperti
jarak ialah kecepatan dikali dengan waktu, dalam menentukan lokasi epicenter gempa
dimana kecepatan yang dimaksud ialah Vp dengan menggunakan hukum Laska maka
diasumsikan bahwa bumi ini bersifat pada penentuan hypocenter gempa dengan
homogen dan mengasumsikan velocity rata – menggunakan metode Geiger diasumsikan
rata sama dengan Vp, yaitu sebesar 6.5 yang bahwa bumi ini bersifat homogen dan
diperoleh dari tabel IASP91 Model yang mengasumsikan velocity rata-rata sama
tertera pada Tabel 2 sebagai berikut: dengan Vp, yaitu sebesar 8.04 sesuai
Tabel 2 The IASP91 Velocity Model kedalaman gempa pada penelitian ini yaitu
Deph Radius Vp Vs 51 km yang diperoleh dari tabel IASP91
No Model (Tabel 2). Dari data yang diketahui
(Km) (Km) (Km/s) (Km/s)
1. 0 6371.0 5.8 3.36 diatas diolah dengan menggunakan Octave
2. 20.0 6351.0 5.8 3.36 5.1 untuk mengetahui posisi hypocenter
3. 20.0 6351.0 6.5 3.75 gempa dan diperoleh skema model diagram
4. 35.0 6336.0 8.040 4.47 lokasi hypocenter atau pusat gempabumi
didalam permukaan bumi yang dapat dilihat
5. 71.0 6300.0 8.044 4.48
pada Gambar 4. Pada gambar kita dapat
a. Stasiun DBJI

5
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

melihat model 3D dari lokasi titik pusat B. Broad-Band Body Wave Magnitude
gempa Lebak Banten 23 Januari 2018 Berikut ini adalah contoh perhitungan
dengan 4 lokasi stasiun pencatatat sinyal nilai Broad-band Body Wave Magnitude
gelombang gempa pada kejadian tersebut. (mB) dengan mengambil stasiun BBJI
sebagai sampel.
Setelah dilakukan pembacaan data
seismogram, perhitungan untuk
mendapatkan nilai jarak (∆) dan didapatkan
koreksi jarak stasiun ke pusat gempa dan
kedalaman gempa dari grafik Gutenberg dan
Richter, didapatkan nilai-nilai konstanta
sebagai berikut:
Amplitudo Maksimum (Amax) = 2,95E+06
μm
Periode (T) = 0,546 s
Jarak (∆) = 1,715°
Q(∆,h) = 0,1
Gambar 4. Model diagram titik hypocenter Sehingga mB:
gempabumi Lebak Banten 23 Januari 2018 mB = Log (Amax/T) + Q (∆,h)
2,95E+06
mB = Log ( 0,546 ) + 0,1
4.2 Penentuan Nilai Parameter Magnitude
Pada penentuan nilai parameter mB = 6,73 + 0,1
Magnitude dengan menggunakan data mB = 6,83
seismogram dari 29 stasiun yang tersebar Nilai tersebut dicari untuk 28 stasiun
dekat dengan epicenter gempa tersebut lalu lainnya pada Broad-Band Body Wave
dicatat nilai amplitudo maksimum dan Magnitude dan diketahui nilai rata-ratanya
periodenya tiap stasiun pada event gempa adalah mB = 5,42
tersebut. C. Magnitude Permukaan
A. Magnitude Lokal Berikut ini adalah contoh perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai Magnitude Permukaan (Ms) dengan
nilai Magnitude Lokal (MLv) dengan mengambil stasiun BBJI sebagai sampel.
mengambil stasiun BBJI sebagai sampel. Amplitudo Maksimum (Amax) = 1,18E+02
Setelah dilakukan pembacaan data μm
seismogram dan perhitungan untuk Periode (T) = 0,249 s
mendapatkan nilai jarak (R), didapatkan Jarak (∆) = 1,715°
nilai-nilai konstanta sebagai berikut: Sehingga Ms:
Amplitudo Maksimum (Amax) = 3,38E+07 Ms = Log Amax/T + 1,66 Log  + 3,3
1,18E+02
μm Ms = Log ( 0,249 ) + 1,66 Log (1,715) +
Periode (T) = 0,249 s 3,3
Jarak (∆) = 1,715° Ms = 2,675918 + 0,389257 + 3,3
Sehingga MLv: Ms = 6,36
MLv = Log Amax + 2,76 Log ∆ − 2,48 Nilai tersebut dicari untuk 28 stasiun
MLv= Log (3,38E+07) + 2,76 Log (1.715) – lainnya pada Magnitude Permukaan dan
2,48 diketahui nilai rata-ratanya adalah mB =
MLv = 7,528998 + 0,647198 – 2,48 5,75
MLv = 5,696197 D. Magnitude Momen
Nilai tersebut dicari untuk 12 stasiun Berikut ini adalah contoh perhitungan
lainnya pada magnitude lokal dan diketahui nilai Magnitude Momen (Mw) dengan
nilai rata-ratanya adalah MLv = 5,22 mengambil stasiun BBJI sebagai sampel.

6
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Amplitudo Maksimum (Amax) = 1,18E+02


μm 4.4 Pembahasan
Periode (T) = 0,249 s Pada penilitian ini diketahui dengan
Jarak (∆) = 1,715° menggunakan pendekatan persamaan
Ms = 6,36 empiris yaitu nilai tiap parameter Magnitude
Log M0 = 1,5 Ms + 9.1 Lokal (MLv) sebesar 5,22 dengan
Log M0 = 1,5 (6,36) + 9.1 menggunakan nilai dari hasil perhitungan 13
Log M0 = 18,6477 stasiun terdekat dengan pusat gempa yaitu
Selanjutnya nilai Log M0 disubtitusikan ke maksimal 600 Km dari pusat gempa. Broad-
pendekatan rumus empiris magnitude band bodywave Magnitude (mB) sebesar
momen 5,42 dengan menggunakan nilai dari 29
Mw = 2/3 (Log M0 – 9.1) stasiun terdekat dengan pusat gempa.
Mw = 2/3 {Log (18,6477) – 9.1} Magnitude Permukaan (Ms) sebesar 5.75
Mw = 2/3 (9,54) dengan menggunakan nilai dari 29 stasiun
Mw = 6,36 terdekat dengan pusat gempa. Magnitude
Nilai tersebut dicari untuk 28 stasiun Momen (Mw) sebesar 5.71 dengan
lainnya pada Magnitude Momen dan menggunakan nilai dari 29 stasiun terdekat
diketahui nilai rata-ratanya adalah mB = dengan pusat gempa. Nilai pada setiap
5,71 stasiun berbeda-beda dikarenakan energi
gempa yang dirasakan pada setiap stasiun
4.3 Perbandingan Nilai Parameter berbeda-beda pula semakin dekat dengan
Gempa BMKG Dengan USGS pusat gempa maka energi gempa yang
Hasil dari pengolahan data dirasakan oleh seismograf akan semakin
seismogram yang dihasilkan dari stasiun besar begitu pula sebaliknya.
pencatat sinyal gelombang gempa milik Hasil nilai parameter gempa Lebak
BMKG yang berada disekitar pusat gempa Banten ini yang data diambil dari stasiun
pada saat gempa Lebak Banten 23 Januari pencatat sinyal gempa milik BMKG tersebut
2018 memiliki nilai parameter gempa yang memiliki perbedaan dengan parameter yang
dibandingkan dengan nilai parameter yang dirilis oleh USGS. Hal tersebut diakibatkan
dirilis oleh USGS dapat dilihat pada Tabel 3 oleh pertama perbedaan dalam menentukan
berikut waktu tiba gelombang. Pada saat
Tabel 3 Perbandingan parameter gempa menentukan waktu tiba gelombang maka
BMKG dengan USGS akan bergantung pada hasil parameter
Instasi Lokasi Waktu Kedala- gempa seperti lokasi pusat gempa sehingga
man membuat tiap instansi dapat berbeda nilai
BMKG -7.09 06:34:55 40 Km parameternya. Kedua distribusi stasiun
LS UTC pencatat sinyal gempa dan jumlahnya.
106.03 Setiap instansi memiliki stasiun pencatat
BT sinyal gempa yang lokasi saling berbeda
USGS -7.09 06:34:54 48 Km sehingga membuat nilainya pun berbeda.
LS UTC Semakin dekat dan banyak yang digunakan
105.96 dalam penentuan nilai parameter maka
BT semakin akurat nilai parameter gempa
tersebut. Terakhir yaitu faktor geologi bumi
MLv mB Ms Mw yang berbeda-beda tiap wilayah sehingga
membuat gelombang yang merambat
5.22 5.42 5.75 5.71 dikerak bumi akan memiliki energi yang
- 5.9 5.6 5.9 berbeda tiap melewati jenis batuan yang
berbeda.

7
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Ibrahim, Gunawan dan Subardjo. 2004.


5. KESIMPULAN Pengetahuan Seismologi. Jakarta:
1. Dari hasil maka diketahui titik epycenter Badan Meteorologi, Klimatologi dan
dengan menggunakan Hukum Laska Geofisika.
yaitu berada pada 91,55 Km dari stasiun Ibrahim, Gunawan, Subardjo dan Sendjaja,
DBJI, 202,51 Km dari stasiun KASI, Purnama. 2009. Tektonik dan
112,17 dari stasiun SBJI dan 119,86 dari Mineral di Indonesia. Jakarta: Badan
stasiun TNG sedangkan untuk lokasi Meteorologi, Klimatologi dan
pusat gempa atau hypocenter berada pada Geofisika
kedalaman 40 Km dengan nilai Latitude - Sunarjo, M. Taufik Gunawan dan Sugeng
7,09 dan Longitude 106,03. Sehingga Pribadi. 2010. Gempa Bumi Edisi
dapat dikategorikan gempa tersebut Populer. Jakarta: Badan Meteorologi
merupakan gempa dangkal. Klimatologi dan Geofisika.
2. Dengan menggunakan pendekatan Subardjo. 2008. Parameter Gempabumi.
persamaan empiris maka diketahui nilai Jakarta: Pusat Pendidikan dan
tiap parameter gempa Lebak Banten 23 Latihan – BMG.
Januari 2018 tersebut yaitu dengan
Magnitude Lokal (MLv) sebesar 5,22,
Broad-band bodywave Magnitude (mB)
sebesar 5,42, Magnitude Permukaan (Ms)
sebesar 5.75 dan Magnitude Momen
(Mw) sebesar 5,71. Dengan rentan
kekuatan magnitudo gempa tersebut
sehingga dapat dikategorikan gempa
Lebak Banten adalah jenis gempa sedang
(Moderate Earthquake).
3. Nilai parameter gempa yang dihasilkan
dari pengolahan data seismogram ini
memiliki perbedaan hasil dengan yang
dirilis oleh badan USGS yaitu titik
epycenter yang dihasilkan dari data
seismogram BMKG berada pada -7,09
LS 106,03 BT sedangkan pada USGS -
7.09 LS 105.96 BT. Kedalaman gempa
yang dihasil dari data seismogram
BMKG pada kedalaman 40 Km
sedangkan pada USGS pada kedalaman
48 Km. Kekuatan magnitude dari
pengolahan data seismogram BMKG
menghasilkan nilai MLv=5,22, mB=5,42,
Ms=5,75, Mw=5,71 sedangkan pada
USGS mB=5,9, Ms=5,6, Mw=5,9.

6. DAFTAR PUSTAKA
Bormann, Peter. 2002. IASPEI New Manual
of Seismological Observatory
Practice (NMSOP). Werbedruck
Schreckhase: Germany.

Anda mungkin juga menyukai