SKENARIO 1
Memahami sistem saraf melalui integrase pembelajaran neurologi (makroanatomi), sitologi, fisiologi, dan biokimia.
Organela Sel
Sel Punca
Sel punca merupakan sel yang akan membentuk berbagai sel tubuh manusia. Sel punca adalah sel bersifat
embrionik. Sel punca memiliki kemampuan berdifirensiasi menjadi sel tubuh yang berbeda jenisnya. Kemampuan
berdiferensiasi itu berbeda-beda pada tiap jenis dan dapat dikultur hingga beberapa generasi. Kemampuan
untuk dikultur ini memudahkan dalam penelitian untuk penggunaan sel tersebut bagi terapi berbagai penyakit
khususnya degenerasi sel.
2. SISTEM SARAF
SISTEM SARAF PUSAT
Susunan sistem saraf pusat: 1) Terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. 2) Tersusun atas substansi kelabu
(grisea) berupa kumpulan badan sel saraf, dan substansi putih (alba) berupa serabut saraf (akson saraf).
Berdasarkan perkembangan sewaktu embrio, otak terbagi menjadi: 1) Otak depan (prosensefalon) a.
Telensefalon, yaitu cerebrum (otak besar). b. Diensefalon (talamus, hipotalamus, kelenjar pineal, kelenjar hipofisis,
dll.) 2) Otak tengah (mesensefalon) 3) Otak belakang (rhombensefalon) a. Metensefalon, yaitu pons varolii dan
cerebellum (otak kecil). b. Mielensefalon, yaitu medulla oblongata (sumsum lanjutan). Gabungan mesensefalon,
pons varolii dan medulla oblongata disebut batang otak.
TRANSMISI IMPULS
Rangsangan/impuls adalah suatu perubahan potensial yang diterima tubuh baik dari luar atau dalam. Sel saraf
menghantarkan impuls. Reseptor adalah bagian yang menerima rangsangan Efektor adalah bagian yang digunakan
untuk bereaksi terhadap rangsangan yang diterima.
a) Jika tidak ada rangsang, sel saraf berada dalam keadaan polarisasi (istirahat); b) Ketika ada rangsangan, sel saraf
melakukan depolarisasi, yaitu pembalikan muatan sel sehingga dapat memasukkan ion Na+ ; c) Depolarisasi
menimbulkan potensial aksi dan daerah itu berpindah sepanjang perjalanan impuls; d) Seiring perpindahan daerah
polarisasi, daerah yang telah dilewati impuls memulihkan muatannya dengan melepas ion K+; e) Sel saraf yang
telah dilewati impuls mengalami masa refrakter, yaitu tidak peka rangsangan, karena melewati masa pemulihan.