Tingkat : 1B
Nama anggota :
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat
dan rahmat-NYA makalah ini dapat di buat dan disampaikan tepat pada waktunya.
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas sekolah dan makalah ini
berjudul “Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia”. Selain itu kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
literatur atau sumber informasi pengetahuan bagi pembaca.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….
C. TUJUAN
PENULISAN…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari
pengaruh budaya.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang
amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan topik makalah yang telah kami pilih, ada beberapa rumusan masalah yang
akan kami bahas. Rumusan masalah tersebut adalah:
- Bagaimana perkembangan sosial budaya Indonesia?
- Bagaimana perkembangan budaya Indonesia?
- Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
- Bagaimana proses perkembangan kebudayaan di Indonesia?
- Apa saja problematika kebudayaan?
- Bagaimana dampak perkembangan kebudayaan di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan membuat makalah ini adalah:
- Mengetahui bagaimana perkembangan sosial budaya Indonesia
- Mengenali perkembangan budaya Indonesia
- Mengetahui unsur-unsur kebudayaan
- Mengetahui perkembangan kebudayaan di Indonesia
- Memahami problematika kebudayaan
- Mengetahui dampak perkembangan kebudayaan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sosial Budaya Indonesia
Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua
Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu merupakan daerah perlintasan dan pertemuan
berbagai macam agama dan ideologi serta kebudayaan.
Dalam kondisi yang demikian, maka terdapat 5 lapisan perkembangan sosial budaya
Indonesia:
1. Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang mendasar
(bahasa, budaya, dan adat) di samping perbedaan-perbedaan dari daerah kedaerah. Persatuan
dan kesatuan yang bersumber kepada lapisan ini tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan
nilai-nilai baru.
2. Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India, wilaya Indonesia
merupakan pusat pengembangan peradaban Hindia di pulau Jawa, namun kesadaran akan
kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bineka Tunggal Ika).
3. Lapisan yang datang dengan agama Islam tersebar luas di Wilayah Indonesia yang
sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan, sebagaimana halnya agama Budha
dan Hindu yang telah memberi warna pada tatanan masyarakat dan struktur ketata Negaraan.
4. Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen melengkapi kehidupan
umat beragama di Indonesia di tengah tengah pengaruh dominasi asing yang silih berganti
dari kerajaan kerajaan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris.
5. Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa. Munculnya rasa
nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah memberikan inspirasi dan tekad
untuk mendorong lahirnya gerakan Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, kemudian disusul
dengan pemantapan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sejak periode perkembangan Nasional, semakin dirasakannya perkembangan
perceturan ideologi yang pada garis besarnya terbagi atas 3 kategori yaitu:
1. Ideologi yang menitikberatkan pada nilai-nilai agama
2. Ideologi yang menitikberatkan pada sosialisme
3. Ideologi yang menitikberatkan pada nasionalisme.
Dalam negara Republik Indinesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945 itu, nilai-nilai luhur yang merupakan kepribadian yang merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa inilah yang kemudian menjadi ideologi dan dasar negara yang di
kenal sebagai pancasila, yang akhirnya di tuangkan dalam pembukaan UUD 1945. Dengan
demikian, pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya di Indonesia pada hakikatnya
bersumber pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam falsafah dan dasar negara
pancasila.
Setelah kemerdekaan, salah satu hal penting yang menyangkut konsepsi nusantara dan
yang berkembang menjadi wawasan nusantara ialah Deklarasi 13 Desember 1957 tentang
wilayah perairan Indonesia (Mochtar Kusumaatmadja, 1993).
“Bahawa segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau
bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan
Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari pada perairan
pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada
negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal
asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan
negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang di ukur dari
garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar daripada pulau-pulau negara
Republik Indonesia akan di tentukan dengan UDD”.
Ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemerintah mengeluarkan pernyataan
wilayah perairan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bentuk geografi RI sebagai suatu negara kepulauan memiliki sifat dan corak tersendiri
yang memerlukan pengaturan sendiri pula
2. Bagi kesatuan wilayah RI, semua kepulauan dan laut harus dianggap sebagai suatu
kesatuan yang bulat
3. Penetapan batas laut teritorial (1939) tidak sesuai lagi dengan kepentingan keslamatan
dan keamanan Negara RI
4. Setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk mengambil tindakan yang
di pandangnya perlu untuk melindungi keutuhan dan keselamatan negaranya.[1]
4. Kebudayaan modern
Kebudayaan modern ini dapat juga disebut kebudayaan modern Eropa Amerika dan
haruslah kita anggap bermula pada zaman Renaissance. Ini terletak pada zaman yunani yang
kira-kira lima abad sebelum masehi melepaskan diri mereka dari suasana kebudayaan
ekspresif yang dikuasai oleh mitos agama dan mulai berpikir dengan bebas tentang alam
semesta dengan penyelidikannya secara teratur berdasarkan tenaga pikiran dan pancaindera.
Kebudayaan Yunani ini tersebar, baik ke arah Asia maupun ke arah Eropa, tetapi terutama
sekali di sekitar Lautan Tengah. Bangsa Romawi dapat dianggap sebagai pewarisnya yang
pertama, tetapi tidaklah banyak benar yang dapat ditambahkan oleh bangsa Romawi tentang
hal filsafat dan kepada warisan kebudayaan Yunani itu. Sumbangan bangsa Romawi terletak
dalam nilai kekuasaan yang berupa organisasi pemerintah dan pembentukan hukum hal
kemiliteran dan teknologi. Agama Kristen pun sekedarnya menerima pengaruh dari
kebudayaan Yunani itu.
Sebagaimana diuraikan terdahulu bagaimana usaha menyatukan kepercayaan dan
konsep-konsep agama Islam dengan warisan Yunani itu, selain daripada memberikan
kemajuan filsafat dan ilmu yang amat sangat tinggi pada kebudayaan Islam.
Manusia lambat laun bertambah lama bertambah percaya kepada rasio atau tenaga
berpikirnya, serta kesanggupannya untuk mengets an menguasai alam sekitarnya. Kebenaran
agama yang di wahyukan terus menerus akan mendapat serang dari ahli-ahli pikir, seperti
Giordano Bruno, Copernicus, serta Galileo dan lain-lain dalam abad ke-16 dan ke-17. Dalam
abad-abad berikutnya perjuangan itu di teruskan oleh Linaeus, Darwin, Marx, dan Freud.
Dalam abad ke-19 kekuasaan gereja telah amat berkurang sehingga dapatlah Darwin
mengumumkan pikiran-pikirannya dengan tidak membahayakan jiwanya seperti rekan-
rekannya yang lain, justru abad ke-18 hal itu tidak mengherankan lagi, karna antara Darwin
dan Renaissans terdapat zaman Aufklaerung.
Dapat kita simpulakn bahwa citi-ciri terpenting dari pada Ilmu Modern ialah kekuatan
disiplin, cara berpikir dan penyelidikannya yang menuju pengetahuan positif dan teliti.
5. Kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika
Setelah kita mengikuti sejarah kebudayaan Indonesia dengan perurutan keempat
kebudayaan yang berbeda-beda konfigurasinya, dapatlah kita sekarang memahami kesatuan
kebudayaan Indonesia dengan bermacam-macam penjelmaannya yang biasanya kita sebut
Bineka Tunggal Ika.[3]
C. Unsur-unsur kebudayaan
Kebudayaan dari tiap-tiap bangsa atau masyarakat dapat dibagi ke dalam suatu jumlah
unsur yang tak terbatas jumlahnya. Dari keseluruhan unsur-unsur yang merupakan suatu
kebudayaan yang bulat itu dapat terdiri dari unsur-unsur besar unsur-unsur kecil.
Sosiologi mengklasifikasi tiap kebudayaan menjadi beberapa macam unsur. Unsur-
unsur pokok atau besar disebut culture universal, hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur
tersebut bersifat universal artinya dijumpai pada setiap kebudayaan yang ada dipermukaan
bumi ini.
Culture universal tersebut dapat dibagi lebih lanjut ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil. Akhirnya sebagai unsur terkecil dari unsur-unsur kebudayaan yang membentuk trait
adalah sistem misalnya bajak sebagai unsur yang membentuk, trait dibagi kedalam alat-alat
atau bagian-bagian kecil yang dapat dilepaskan, tetapi hakihatnya merupakan satu kesatuan.
Kelompok manusia yang sangat berkembang dari waktu ke waktu cepat maupun
lambat akan mengalami perubahan. Kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan
adalah kebutuhan ekonomi ini dari cara manusia memenuhi kebutuhan atau perkembangan.
Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan manusia tidak melakukan perubahan
cara, mulai dari cara menanam kepada cara bercocok tanam sampai kepada pertanian dan
peternakan dan akhirnya sampai mencapai tingkat industri modern.
Perubahan cara memenuhi kebutuhan tadi atau secara lebih sempit lagi perubahan
proses produksi sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya. Ke dalam perubahan-
perubahan tadi termasuk perubahan struktur, perubahan nilai dan norma atau kaidah-kaidah.
Kalau perubahan dalam masyarakat telah meliputi aspek-aspek struktur, nilai dan norma atau
kaidah, lembaga-lembaga industri dan telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, maka pada masyarakat itu telah terjadi perubahan atau perkembangan
kebudayaan. Perubahan atau perkembangan kebudayaan itu terjadi karena adanya faktor dari
dalam dan dari luar.
1. Faktor dari dalam
Perkembangan akal budi dan daya kreasi anggota masyarakat dapat membawa
perubahan dalam masyarakat itu. Rekaan dan penemuan yang terjadi dalam masyarakat baik
yang berupa kebudayaan kebendaan, maupun yang berupa kebudayaan spiritual, dapat
membawa perubahan pandangan dan penilaian terhadap segala yang ada pada masyarakat itu.
Perubahan tadi sebelum dapat diterima oleh anggota-anggota masyarakat, harus melaluai
proses yang panjang dan lama. Cepat lambatnya perkembangan dipengaruhi oleh sifat-sifat
tradisional, konservatif, progresif, reaktif, aktif dan kematangan masyarakat yang
bersangkutan.
2. Faktor dari luar
Perkembangan kebudayaan tidak hanya didorong oleh faktor yang berasal dari dalam.
Karena kalau hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut tidak akan berjalan dengan cepat
sesuai tuntutan zaman.
Hal ini dapat dibuktikan pada masyarakat yang masih tertutup, perubahan relatif kecil
bila dibandingkan dengan perubahan pada masyarakat tang telah terbuka terhaap pengaruh
luar. Oleh karna itu faktor-faktor yang berasal dari luar perlu mendapat perhatian pula. Faktor
dari luar seperti: Akulturasi, Asimilasi dan Difusi
Bagian inti dari kebudayaan adalah nilai-nilai dan kosep-konsep dasar yang
memberikan arah kepada berbagai tindakan, baik yang dapat, layak, atau harus dilakukan
oleh warga suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut, maupun yang layak
dihindari atau dicegahnya. Bagian inti kebudayaan inilah yang perlu diinternalisasikan
kepada anak didik sepanjang proses belajarnya. Seorang anak didik memang dibentuk untuk
menjadi seorang yang terampil, berpengetahuan, dan berkemampuan kerja namun ia juga
perlu dijadikan seseorang yang berpribadi utuh, yang hidup hati nuraninya, dan yang
mempunyai kepekaan akan hal-hal yang indah dalam kehidupan ini.
Kebudayaan memberikan sukma kepada pembangunan. Pada jalur utama
pembangunan itu kita kembangkan nilai-nilai budaya nasional yang bersifat serba
menyongsong masa depan: nilai keilmiahan, nilai keterbukaan, dan demokrasi, nilai
persaingan yang sportif untuk mencapai prestasi, nilai mementingkan perencanaan dan
evaluasi dalam setiap pekerjaan, dan nilai-nilai lain yang searah dengan itu.
Apa yang ada dalam kebudayaan etnik lokal itu pada dasarnya dapat dipandang
sebagai landasan bagi pembentukan jatidiri bangsa serta nasional. Warisan budaya itulah
yang membuat suatu bangsa merasa mempunyai akar. Disamping itu kesadaran sejarah, yaitu
kesadaran akan perjalanan masa lalunya sebagai suatu rangkaian perjuangan atau eksplorasi
untuk mengatasi masalah masalah sezaman, pun merupakan suatu topangan untuk
menegakkan harga diri bangsa.
Dalam kaitan ini perlu diingat bahwa dari zaman ke zaman bangsa indonesia
mengalami berkali-kali proses akulturasi pada waktu berhadapan dengan kebudayaan-
kebudayaan besar dari luar indonesia.
Masalah yang kita hadapi sebagai bangsa yang tetap menganggap relevan untuk
memiliki jati diri ini adalah bagaimana kita secara terpadu dapat senantiasa mengadakan
pilihan-pilihan yang tepat atas tawaran–tawaran nilai dari luar negara indonesia itu, yang
disampaikan melalui media informasi yang dari waktu ke waktu berkembang semakin cepat
dan semakin luas jangkauannya.[4]
D. Perkembangan Kebudayaan
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia
sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat
kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.
Seseorang mampu memengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya
perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau
melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial; akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang
dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan
fisik. Misalnya iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Sebagai contoh: orang-
orang yang hidup di daerah yang kondisi lahan atau tanahnya subur (produktif) akan
mendorong terciptanya suatu kehidupan yang favourable untuk memproduksi bahan pangan.
Jadi, terjadi suatu proses keserasian juga antara kebudayaan masyarakat yang satu dengan
kebudayaan masyarakat tetangga dekat. Kondisi lingkungan seperti ini memberikan peluang
untuk berkembangnya peradaban (kebudayaan) yang lebih maju. Misalnya, dibangun sistem
irigasi, teknologi pengolahan lahan dan makanan, dan lain sebagainya.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplet ditentukan oleh
lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut sekadar memberikan peluang untuk
terbentuknya sebuah kebudayaan. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring
dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan
dalam kehidupan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala bidang,
termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok
sosal akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran ini akan menimbulkan konflik antara
kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak
menghendaki perubahan.
Hal terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya
kontrol atau kendali terhadap perilaku regular (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai
dan mana yang tidak sesuai.[5]
E. Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah
budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan
yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah
lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu
golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-
simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga
berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat
mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama
dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang
berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta,
karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan
keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya
aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas
dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan
dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,
masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya seperti
kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk
melalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di
Nusantarayang jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi
Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara,
Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena
interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara
(Sriwijaya).
Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang
dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi
penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik.
Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal
modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi. Penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya
unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru
tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur
yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan
sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam
masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang
menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia. Secara garis besar kebudayaan Indonesia
dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan
Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat
akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah
ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang
obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan
tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun
dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan,
patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Beberapa pengamat mengatakan bahwa
perkembangan kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa
Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam
pengaruh dan tekanan bangsa lain dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu
menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan
modern bangsa Indonesia. Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada
beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah
faktor pengaruh budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak dapat mempertahankan
eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing
yang baru tersebut. Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam
situasi yang mengkhawatirkan, karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak
tersaring sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia. Kondisi sosial budaya
Indonesia saat ini adalah sebagai berikut:
a. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang teguh
dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan
kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa
merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara
manusia Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat
begitu diminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau
kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan
kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
b. Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat
adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu
dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara
lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-
budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.
d. Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berdasarkan pada agama, contohnya FPI, JI, ,
Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e. Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan
pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
f. Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang
dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang
berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995-1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat
sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang
sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli
bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.
F. Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan antara lain:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun diyakini
sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halaman atau
beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang
hambatan terhadap budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya, program Keluarga
Berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak
banyak rezeki.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan. Upaya untuk
mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang
baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang
lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena
pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program
pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat
mengagung-agungkan budaya budaya tradisonal sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap Etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya
suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini
akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan
antar golongan.
Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalahgunakan oleh
manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan
untuk melestrarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.[7]
Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai
macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong
keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam
terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya
itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
H. Hartono, Drs. & Dra.Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Sedyawati Edi, Ke Indonesiaan Dalam Budaya, (Jakarta: Penerbit Wedatama Widya Sastra,
2007)
Setiadi Elly M, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2008)
http://asri-blog.blogspot.co.id/2011/07/makalah-perkembangan-sosial-budaya.html diunduh
pada tanggal 27 Oktober 2016 jam 13.20 WIB
https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.co.id/2015/03/makalah-proses-perkembangan-
kebudayaan.html diunduh pada tanggal 27 Oktober 2016 jam 13.41 WIB