Abstract: Dynamics of the retailing business economy in Indonesia develop rapidly, so that it
triggers the customers’ shopping lifestyle and their fashion involvement as well. They have
higher expectation, demand more and desire better quality product consistently. But in the other
side there are some problems. For instance the prosperity consumers spend their money
fluctuatively and oftenly out their financial plan. The purpose of this research is proving, whether
shopping lifestyle and fashion involvement will influence the impulse buying behavior of
Surabaya’s high income community. As sampling, this study used the population of Surabaya
that usually spend their money more or equal to Rp.1.250.000 per month, and ever go shopping
at Galaxy mall, Lendmarc and Grand City. The technical analysis to examining the role of
shopping lifestyle and fashion involvement toward the impulse buying behavior is Multi linear
Regression. The examination result showed that Hedonic Shopping Value and Fashion
Involvement influenced the Impulse Buying Behavior of Surabaya’s High Income Society.
Kaywords: shopping life style, fashion involvement, impulse buying.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan beberapa definisi di atas,
Shopping Lifestyle dapat disimpulkan bahwa shopping lifestyle
adalah cara seseorang untuk mengalokasikan
Shopping lifestyle mengacu pada pola waktu dan uang untuk berbagai produk,
konsumsi yang mencerminkan pilihan layanan, teknologi, fashion, hiburan dan
seseorang tentang bagai- mana cara pendidikan. Shopping lifestyle ini juga
menghabiskan waktu dan uang. Dalam arti ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
ekonomi, shopping lifestyle menunjukkan cara sikap terhadap merek, pengaruh iklan dan
yang dipilih oleh seseorang untuk kepribadian.
mengalokasikan pendapatan, baik dari segi
alokasi dana untuk berbagai produk dan
layanan, serta alternatif-alternatif tertentu dalam Fashion Involvement
pembedaan kategori serupa (Zablocki dan
Kanter, 1976, p. 269-297). Menurut O’Cass, involvement adalah minat
Cathy J. Cobb dan Wayne D. Hoyer atau bagian motivasional yang ditimbulkan
(1986) mengungkapkan bahwa konsumen oleh stimulus atau situasi tertentu, dan
diminta untuk menunjukkan sejauh mana ditujukan melalui ciri pe- nampilan (O’Cass,
mereka sepakat atau tidak setuju dengan 2004 dalam Park 2005). Sedang- kan menurut
pernyataan yang berkaitan dengan shopping Zaichkowsky, involvement didefinisikan sebagai
lifestyle (misalnya, sikap terhadap merk hubungan seseorang terhadap sebuah objek
nasional, dirasakan pengaruh iklan, harga berdasarkan kebutuhan, nilai, dan
kesadaran). ketertarikan (Zaichkowsky, 1985, pp. 341-
Betty Jackson (2004) mengatakan 352).
shopping lifestyle merupakan ekspresi tentang Involvement dapat dipandang sebagai
lifestyle dalam berbelanja yang motivasi untuk memproses informasi (Mitchell,
mencerminkan perbedaan status sosial. 1979, pp. 191- 196). Selama involvement
Cobb dan Hoyer (1986) mengemukakan meningkatkan produk, konsumen akan
bahwa untuk mengetahui hubungan memperhatikan iklan yang ber- hubungan
shopping lifestyle terhadap impulse buying dengan produk tersebut, memberikan lebih
behavior adalah dengan menggunakan banyak upaya untuk memahami iklan tersebut
indikator: dan
Menanggapi untuk membeli setiap memfokuskan menemukan bahwa
tawaran iklan mengenai produk fashion perhatian pada berbelanja pakaian
Membeli pakaian model terbaru ketika informasi produk adalah sebuah tugas.
melihatnya di Galaxy Mall yang terkait di Dalam pemasaran
Berbelanja merk yang paling terkenal dalamnya, di sisi lain, fashion, fashion
Yakin bahwa merk (produk kategori) seseorang mungkin involvement mengacu
terkenal yang di beli terbaik dalam hal tidak akan mau repot pada ketertarikan
kualitas untuk memperhatikan perhatian dengan
Sering membeli berbagai merk (produk informasi yang kategori produk
kategori) daripada merk yang biasa di beli diberikan (Celsi dan fashion (seperti
Yakin ada dari merk lain (kategori Olson, 1988, pp. 210- pakaian). Fashion
produk) yang sama seperti yang di beli 224). Begitu pula involve- ment
dengan fashion, digunakan terutama
banyak orang terlibat untuk meramalkan
dengan fashion, variabel tingkah laku
menghabiskan waktu yang berhubungan
dan uang untuk gaya dengan produk
terbaru, sedangkan pakaian seperti
yang lain (sering kali keterlibatan produk,
pria memenuhi syarat perilaku pem- belian,
di kategori ini) dan karakteristik
34 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 6, NO. 1, April 2011: 32-
41
konsumen (Browne mengetahui pembelian tidak dengan unplanned
and Kaldenberg, banyak tentang direncanakan ketika para psikolog
1997; Fairhurst,1989; seseorang dengan (unplanned buying) dan ekonom
Flynnand Golds- pakaian yang oleh beberapa memfokuskan pada
mith, 1993 dalam digunakan peneliti tidak aspek irasional atau
Park 2006). Sebagai Ketika memakai dibedakan. Philipps pembeli impulsif
contoh, O’Cass pakaian favorit, dan Bradshow murni (Bayley dan
(2004) dalam Park membuat orang (1993), dalam Nancarrow, 1998).
(2006) menemukan lain tertarik Bayley dan Keputusan
bahwa fashion melihatnya Nancarrow (1998) pembelian yang
involvement pada Mencoba produk
tidak membedakan dilakukan belum
pakaian ber- fashion terlebih antara unplanned tentu direncanakan,
hubungan sangat erat dahulu sebelum buying dengan terdapat pembelian
dengan karakteristik membelinya
pribadi (yaitu wanita Mengetahui impulsive buying, yang tidak
dan kaum muda) tetapi memberikan direncanakan
adanya fashion
dan pengetahuan perhatian penting (impulsive buying)
terbaru
fashion, yang mana kepada periset akibat adanya rang-
dibandingkan
pada gilirannya dengan orang lain pelanggan harus sangan lingkungan
mempengaruhi memfokuskan pada belanja. Implikasi dari
kepercayaan interaksi antara lingkungan belanja
konsumen di dalam point-of-sale dengan terhadap perilaku
membuat keputusan pembeli yang sering pembelian
pembelian. Dalam Berdasarkan diabaikan. Engel dan mendukung asumsi
Kim (2005) beberapa definisi di Blacwell (1982), bahwa jasa layanan
mengemukakan atas dapat mendefinisikan fisik menyediakan
bahwa untuk disimpulkan bahwa unplan- ned buying ling- kungan yang
mengetahui fashion involvement adalah suatu mempengaruhi
hubungan fashion adalah keterlibatan tindakan pembelian perilaku konsumen,
involvement seseorang dengan yang dibuat tanpa dihubungkan dengan
terhadap impulse suatu produk pakaian direncanakan karakteristik
buying behavior karena kebutuhan, sebelumnya atau lingkungan kon-
adalah dengan kepentingan,
ke- putusan sumsi fisik (Bitner,
menggunakan ketertarikan dan nilai pembelian Booms, dan
indicator: terhadap produk dilakukan pada saat Tetreault, 1990).
Mempunyai satu tersebut. Dalam berada di dalam Menurut
atau lebih pakaian membuat keputusan
dengan model toko. Coob dan penelitian Engel
pembelian pada Hayer (1986), (1995), pembelian
yang terbaru fashion involvement
(trend) mengkla- berdasar impulse
ditentukan oleh
Fashion adalah sifikasikan suatu mungkin memiliki
beberapa faktor yaitu
satu hal penting pembelian impulsif satu atau lebih
karakteristik
yang mendukung konsumen, terjadi apabila tidak karakteristik ini (p.
aktifitas pengetahuan tentang terhadap tujuan 156):
Lebih suka fashion, dan perilaku pembelian merek a. Spontanitas.
apabila model pembelian. tertentu atau Pembelian ini
pakaian yang kategori produk tidak diharapkan
diguna- kan tertentu pada saat dan memotivasi
Impulse Buying
berbeda dengan masuk ke dalam konsumen untuk
yang lain toko. Beberapa membeli
Pemahaman
Pakaian peneliti pemasaran sekarang, sering
menunjukkan tentang konsep
beranggapan bahwa sebagai respons
karakteristik pembelian impulsif
impulse sinonim terhadap stimulasi
Dapat (impulse buying) dan
Japarianto: Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion 35
Involvement
Variabel Terikat terbaru ketika saya membelinya, dan meskipun saya tidak
melihat- nya di cenderung lebih begitu
a. Shopping Lifestyle shopping center mengetahui adanya membutuhkannya
(X1) Surabaya, fashion terbaru tidak semuanya
cenderung ber- dibandingkan dengan disetujui oleh
Tabel 1. Tanggapan belanja fashion orang lain dapat responden.
Responden merk terkenal, yakin mempengaruhi
Mengenai bahwa merk produk responden untuk Analis
Shopping fashion terkenal yang melakukan impulse
lifestyle saya beli terbaik buying. a
dalam hal kualitas,
Indikator sering membeli Tabel 2. Tanggapan Regres
berbagai merk Responden
Tawaran
Indikator iklan BTB (%) yangTTB (%) Mengenai
Model fashion berbeda i
Trend terbaru 7,3
daripada merk92,7 yang Fashion
Merk
Fashionterkenal
hal penting 7,3 94,5
biasa saya Involvement
Kualitas terbaik
Berbeda dari yang lain 7,3 92,7 dan
beli Linier
Beli merk berbeda
Karakteristik saya yakin ada94,5
5,5 fashion
Merk lain orang
Mengetahui sama 16,4 83,6 sama
merk lain yang Berga
Orang melihat saya 10,0
kualitasnya90,0seperti
Mencoba
Tabel terlebih dulu1 7,3 92,7
Tahu fashion terbaru yang saya beli
12,7 87,3 dapat nda
menunjukkan mempengaruhi
bahwa sebagian responden untuk Uji
besar responden melakukan impulse
memberikan buying. Asums
penilaian yang baik
terhadap atribut- b. Fashion i
atribut shoping Involvement (X2)
lifestyle. Hal ini Klasik
mencerminkan Tabel 2
bahwa shopping menunjukkan Multik
lifestyle yang terdiri bahwa sebagian
dari setiap tawaran besar responden olinier
iklan mengenai memberikan
produk fashion, penilaian yang baik itas
saya cen- derung terhadap atribut-
menanggapi untuk atribut fashion Tabel 4. Hasil Uji
membelinya, involvement. Hal ini Multikolinieritas
cenderung membeli mencermin-
pakaian model Variabel Bebas VIF
Shopping Lifestyle 1.163
kan bahwa fashion yang saya miliki Fashion Involvement 1.163
involvement yang menunjukkan karak-
terdiri dari teristik, mengetahui Berdasarkan
mempunyai satu banyak tentang Tabel 4 dapat dilihat
atau lebih pakaian seseorang dari bahwa nilai VIF
dengan model yang pakaian yang untuk variabel
terbaru (trend), digunakan, memakai shopping lifestyle
Fashion adalah satu pakaian favorit saya, dan fashion
hal penting yang orang lain melihat involvement
mendukung aktifitas, akan melihat ke arah semuanya kurang
lebih suka apabila saya, cenderung dari 10, hal ini meng-
model pakaian yang untuk mencoba indikasikan tidak
saya gunakan produk fashion terjadi
berbeda dengan terlebih dahulu multikolinieritas
yang lain, Pakaian sebelum
40 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 6, NO. 1, April 2011: 32-
41
sehingga asumsi non a yang saya bawa Regression
multikolinieritas t sebagian atau Studentized
terpenuhi. t seluruhnya untuk Residual
e produk fashion dan
cenderung membeli Gambar 1. Grafik
r
produk fashion Plot Antara ZPRED
p
dengan SRESID
Heteroskedastisitas l
S o
Grafik plot pada
c t
Gambar 1
menunjukkan tidak
ada pola yang jelas,
Sumber: Lampiran Dependen serta titik-titik
t Variable: menyebar di atas dan
c. Impulse Buying (Y)