Ilham Syahruni-Pengantar Akuntansi 1.
Ilham Syahruni-Pengantar Akuntansi 1.
Makalah
Pada Program Studi Ekonomi Semester 1 Prodi Manajemen STIE YAPI Bone
Oleh :
ILHAM SYAHRUNI
NIM: 2201082021
Dosen Pengajar
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul…………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………......... iii
BAB I Pendahuluan………………………………………………….…… …. . 1
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Ruang Lingkup Masalah…………………………………………………. 1
3. Tujuan……………………………………………………………………. 1
BAB II Pembahasan……………………………………………..…………..... 2
1. Pengertian Perusahaan …………………………………………………. 2
a. Pengertian Perusahaan Dagang…………………………….………… 2
b. Pengertian Perusahaan Jasa………………………….……………….. 4
2. Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa………..……………. 5
3. Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa…….. 5
4. Perbedaan Pencatatan antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa… 10
BAB III Penutup………………………………………………………………. 17
1. Kesimpulan………………………………………………………………. 17
2. Saran……………………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka……………………………………………..…………………… 18
1
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
2
BAB II
PEMBAHASAN
2) Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan
berbagai pelayanan yang memberi kenyamanan atau kenikamatan kepada
masyarakat yang memerlukannya. Walaupun dalam menyediakan jasa diperlukan
barang berwujud fisik, pemakai fasilitas fisik tidak membayar untuk barang fisik
tersebut tetapi untuk jasa yang diberikan oleh barang fisik tersebut. Perusahaan
jasa dapat bergerak dalam bidang usaha jasa berikut :
ü Komunikasi : misalnya perusahaan telepon, stasiun televise swasta, wartel.
ü Hiburan : misalnya bioskop, pusat bilyard, taman hiburan, kebun binatang.
ü Tempat tinggal : misalnya hotel, motel, asrama, dan guest house.
ü Keahlian perorangan : misalnya salon kecantikan, penatu, penjahit, studio
foto.
ü Pertanggungjawaban : misalnya perusahaan asuransi
ü Reparasi dan pemeliharaan : misalnya bengkel mobil, cuci mobil, cleaning
service.
ü Hidangan : misalnya restoran dan catering service. Perusahaan ini termasuk
perusahaan jasa karena yang sebenarnya dijual adalah kemudahan dan
kenyamanan dan buka makanannya itu sendiri.
ü Transportasi : misalnya perusahaan bis, perusahaan angkutan dan taksi.
ü Persewaan : misalnya persewaan gedung pertemuan, system suara, pakaian
upacara adat, alat-alat berat, gedung perkantotan, gudang, pusat pertokoan.
ü Profesi : misalnya kator akuntan, klinik bersalin, biro perencana, kantor
pengacara.
ü Pelayanan khusus : misalnya biro penyelenggara seminar, agen biro tenaga
kerja.
ü Pelatihan dan keterampilan : misalnya kursus mengetik, kursus stir mobil.
ü Keuangan dan pendanaan : misalnya bank dan perusahaan pembelisewaan
atau sewa guna usaha (leasing company).
B. Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
1. Ciri-ciri perusahaan dagang
1) Melakukan transaksi pembelian barng dagang, baik secara tunai maupun
kredit.
2) Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
3) Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
4) Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan
kepada pembeli.
2. Ciri-ciri perusahaan jasa
1) Ketidakberwujudan (intangibility) : jasa tidak dalam bentuk fisik sehingga
tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi pada saat diperoleh.
2) Ketidakterpisahkan (inseparability) : konsumen tidak terlibat dalam jasa
tersebut tetapi jasa diberikan dalam hal tertentu seperti acara televisi.
3) Keanekaragaman (heterogeneity) : jenis dan kualitas layanan berbeda-beda.
4) Keterlenyapan (perishability) : manfaat pada jasa akan habis denga cepat
sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang.
C. Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
1. Perusahaan Dagang
Siklus operasi pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
1) Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari penjual.
2) Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen.
3) Akhirnya perusahaan menerima kas dari konsumen.
Proses akuntansi perusahaan dagang :
A. SistemPersediaan
Sistem persediaan barang perusahaan jasa terdiri dari dua macam :
· Sistem Persediaan Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan menyelenggarakan
pencatatan yang detil atas biaya perolehan persediaan barang dagangan yang
dibeli maupun dijual. Pencatatan yang berlangsung terus menerus (perpetually)
ini menunjukkan persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan.
Dengan kata lain, dengan system ini persediaan secara terus menerus
dimutahirkan (updated). Istem ini diyakini dapat menciptakan pengawasan yang
lebih baik atas persediaan.
· Sistem Persediaan Periodik
Dalam suatu system persediaan periodic, perusahaan tidak
menyelenggarakan pencatatan detil atas persediaan yang dimilikinya sepanjag
periode. Penentuan beban perolehan barang yang terjual hanya dilakukan pada
setiap akhir periode. Itulah sebabnya system ini disebut system periodik. Pada
akhir periode, perusahaa melakukan perhitungan fisik persediaan yang ada
dalam persediaan (yang belum terjual) untuk menentukan besarnya biaya
perolehan persediaan yang ada pada akhir tahun (persediaan akhir).
B. Pembelian Barang Dagangan
Mencatat harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu periode
(sama dengan harga bersih). Akun persediaan (sebuah akun asset), digunakan
hanya untuk mencatat pembelian persediaan barang dagangan, yaitu barang yang
dibeli sebuah perusahaan dagang untuk dijual kembali kepada para konsumen.
C. Potongan Pembelian
Potongan pembelian adalah suatu potongan yang ditawarkan sebuah
perusahaan kepada konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat.
D. Retur dan Pengurangan Harga Pembelian
Perusahaan pemasok pada umumnya memberi kesempatan pembeli
untuk mengembalikan barang yang telah dibelinya karena barang rusak. Hal
seperti itu disebut retur pembelian. Dalam hal tertentu, pemasok menawarkan
kepada pembeli untuk tidak mengembalikan barang yang tidak sesuai dengan
pesanan tersebut, tetapi pemasok memberi pengurangan harga dari jumlah yang
tercantum dalam faktur. Hal semacam itu disebut pengurangan harga pembelian.
Bila situasi di atas terjadi, maka pembeli akan mencatat kedua hal tersebut yang
akan mengurangi biaya perolehan persediaan dalam pembukusn si pembeli.
E. Biaya Pengangkutan
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari tempat
penjual ke tempat pembeli kerap kali harus dilakukan dengan alat transportasi
tertentu. Bermacam-macam alat transportasi tersedia untuk disewa. Siapa yang
berkewajiban menanggung biaya transportasi, tergantung dengan kesepakatan di
antara penjual dan pembeli yang biasanya dituangkan dalam suatu perjanjian
penjualan. Pihak pengangkut akan mengajukan tagihan biaya angkut kepada
penjual atau pembeli tergantung pada isi perjanjian tersebut.
Ketentuan pengankutan bias berupa FUB shipping point atau FOB
Destination. FOB adalah singkatan dari free ono board. Syarat FOB shipping
point adalah bahwa penjual menanggung pengangkuan dan menyerahkan barang
kepada pihak pengangkut dan pembeli dibebaskan dari beban yang timbul
hingga tempat pihak pengangkut. Selanjutnya beban angkutan dari tempat
pengangkut ke tempat pembeli menjadi tanggungan si pembeli.
Sebaliknya dalam syarat FOB destination, penjual mengantarkan barang ke
tempat pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya menjadi tanggungan
si penjual.
F. Penjualan Barang Dagangan
Aktivita utama sebuah perusahaan dagang adalah melakukan pembelian
dan penjualan barang dagangan. Setelah selesai melakuka pembelian seperti
dilukiskan di atas, tahap berikutnya adalah perusahaan melakukan penjualan
barang dagangan. Perusahaan mencatat pendapatan penjualan seperti halnya
perusahaan jasa, yaitu ketika pendapatan sudah diperoleh, sesuai dengan prinsip
pengakuan pendapat. Biasanya perusahaan memperoleh pendapatan pada saat
barang ditransfer dari penjual kepada pembeli. Pada saat itu transaksi penjualan
telah selesai dan harga jual telah ditetapkan.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau secara kredit. Setiap
transaksi penjualan harus didukung dengan transaksi tertulis. Apabila penjualan
dilakukan secara tunai, maka catatan pada kertas yang diproses oleh Register
Kas (cash register tapes) meruapakan bukti bahwa penjualan tunai telah terjadi.
Bila penjualan dilakukan secara kredit, lembar asli faktur dikirimkan kepada
pembeli, sedangkan tembusannya disimpan oleh penjual sebagai dasar untuk
melakukan pencatatan transaksi di bagian akuntansi.
Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang
dagangan disebut pendapatan penjualan. Setiap transaksi penjualan
menimbulkan beban karena perusahaan harus menyerahkan barang milinya
kepada pembeli. Beban ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga
perolehan persediaan barang dagangan yang dijual kepada konsumen.
G. Potongan Penjualan dan Retur & Pengurangan Harga
Di atas telah dibahas, bahwa retur pembelian dan pengurangan harga
pembelian mengurangi biaya perolehan barang yang dibeli (persediaan). Hal
yang sama juga berlaku bila terjadi retur penjualan dan pengurangan harga serta
potongan penjualan, maka jedua hal tersebut akan mengurangi pendapatan
bersih dari penjualan. Akun retur dan & pengurangan harga penjualan dan akun
potongan penjualan merupakan akun kontra (pengurang) terhadap pendapatan
penjualan. Akun retur & pengurangan harga dan akun potongan penjualan
memiliki saldo normal debit (berlawanan dengan akun penjualan yang bersaldo
normal kredit).
Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk potongan
penjualan da akun tersendiri pula untuk retur & pengurangan harga penjualan,
sehingga mudah diketahui besarnya masing-masing. Pendapatan penjualan
bersihditetapkansebagai
berikut : Pendapatan Penjualan Bersih = Pendapatan Penjualan Potongan
Penjualan Retur & Pengurangan Harga Penjualan.
· Retur Penjualan
· Pengurangan Harga Penjualan
· PotonganPenjualan
H. Pendapatan Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Laba Kotor
Penjualan bersih, beban pokok penjualan, dan laba kotor adalah tiga
elemen yang menentukan profitabilitas. Pendapatan penjualan bersih dikurangi
dengan beban pokok penjualan disebut laba kotor. Laba kotor dan laba bersih
merupakan parameter keberhasilan perusahaan. Suatu tingkat laba kotor yang
cukup tinggi diperlukan bagi sebuah perusahaan.
2. Perusahaan Jasa
Tahap pertama adalah tahap pengidentifikasian yaitu mengidentifikasi
transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan.
Selanjutnya tahap kedua adalah tahap pencatatan yaitu mencatat semua bukti-
bukti transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal umum. Setelah selesai, tahap
berikutnya adalah tahap penggolongan yaitu menggolongkan dan memposting
pos-pos jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung
jumlah/nilai dari tiap-tiap jenis akun.
Pada akhir periode, memasuki tahap pengikhtisaran, saldo akun-akun
dalam buku besar disusun dalam suatu daftar yang disebut neraca saldo guna
memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo kredit akun-akun
buku besar. Neraca saldo ini juga mengawali penyusunan neraca lajur. Saldo-
saldo akun yang desusun dalam neraca saldo tadi masih bersifat sementara, karena
belum menunjukkan saldo yang sesungguhnya. Agar saldo menunjukkan saldo
yang sesungguhnya, maka perlu penyesuaian dengan berdasar pada informasi
pada akhir periode. Dengan penyesuaian ini akan memberikan gambaran jumlah
pendapatan dan beban selama satu periode dan saldo harta dan hutang yang
sesungguhnya pada akhir periode.
Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian itu, diselesaikanlah neraca lajur yang
merupakan konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan
keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar
Rugi Laba dan Neraca.
Lajur ikhtisar rugi laba diisi dari neraca saldo disesuaikan, khusus akun
nominal atau akun pendapatan dan beban. Setelah itu, lajur debet dan kredit
dijumlahkan. Jika debet lebih besar daripada jumlah kredit, maka selisihnya
disebut saldo rugi, dan sebaliknya. Saldo rugi bersifat mengurangi modal
sedangkan saldo laba akan menambah modal. Dalam lajur neraca diisi dari angka
neraca saldo disesuaikan, khusus akun harta, utang dan modal. Apabila lajur debet
dan kredit dijumlahkan dan ditambah pindahan saldo rugi/ laba, maka jumlah
debet dan kredit kolom neraca sama. Akun pendapatan, beban dan prive
merupakan akun nominal atau sementara, sehingga harus dipindahkan kea kun
modal melalui ikhtisar rugi laba ke dalam jurnal penutup, sehingga akun yang
bersifat sementara tadi akan bersaldo nol. Setelah itu, untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debet dan kredit akun-akun buku besar setelah
penutupan, maka disusunlah neraca saldo setelah penutupan yang berisi akun-
akun riil saja (harta, utang dan modal ).
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah tahap pelaporan, yaitu
menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan Rugi Laba, laporan
Perubahan modal dan Laporan Neraca, yang diambil berdasarkan neraca lajur.
Pada awal periode perlu diperiksa akun-akun yang tidak disusun secara proses
akuntansi berlangsung, tetapi muncul pada saat penyesuaian. Untuk menjaga
konsistensi tekhnik pembukuan dan menghindari kemungkinan kesalahan, maka
akun-akun ini perlu dihapuskan dan menghidupkan kembali akun yang dipakai
dalam proses pencatatan. Proses ini dicatat dalam jurnal pembalik dengan cara
mencatat balik penyesuaiannya.
3. Tahap Pelaporan
3.1 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
3.2 Pembuatan Laporan Keuangan
3.3 Neraca
Neraca pada perusahaan dagang juga sama dengan perusahaan neraca pada
perusahaan jasa, kecuali pada bagian asset lancar perusahaan dagang dicantumkan
akun persediaan.
3.4 Jurnal penutup
1. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi diawali dengan penjualan, beban pokok penjualan, dan
laba kotor.
2. Laporan Perubahan Modal
3.5 Menutup buku besar
Empat tahapan yang dilakukan dalam membuat jurnal penutupan buku adalah :
-Tahap 1 : pindahkan saldo akun pendapatan kea kun Rugi-Laba.
-Tahap 2 : pindahkan saldo semua akun beban dan akun kontra kea kun Rugi-
Laba.
-Tahap 3 : akun Rugi-Laba sekarang berisi saldo laba (atau saldo rugi).
Pindahkan saldo akun Rugi-Laba kea kun modal.
-Tahap 4 : pindahkan saldo akun prive (jika ada) kea kun modal.
3.6 Neraca saldo setelah penutupan
3.7 Jurnal Pembalik
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi:
Saldo akun-akun dalam buku besar disusun dalam suatu daftar yang
disebut neraca saldo guna memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet
dan saldo kredit akun-akun buku besar.