Anda di halaman 1dari 7

PENANAMAN NILAI-NILAI SILA III PANCASILA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MEMBANGUN


KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR
Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan
Program S1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
Email: asrianna01@gmail.com, yusufsuryana@upi.edu, elan_mpd@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penggunaan model pembelajaran yang inovatif oleh guru dalam
pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sebagai program penguatan karakter di sekolah dasar dapat ditanamkan oleh guru kepada siswa melalui
kegiatan pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan pola,
bentuk, konsep pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Begitupun dalam menanamkan
nilai-nilai karakter, penggunaan model pembelajaran dapat mengembangkan karakter siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah pre-eksperimen dengan populasi siswa kelas V SD Negeri 2 Gunung Lipung Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya yang berjumah 28 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu panduan wawancara, pretest dan posttes, serta
lembar pengamatan observasi. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui proses
pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. (2) untuk mengetahui proses penanaman nilai-nilai sila tiga pancasila
melalui model pembelajaran berbasis masalah (3) untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dalam menanamkan nilai-nilai sila tiga pancasila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) rata-rata
hasil respon sikap siswa pada karakter nilai-nilai sila tiga pancasila dilihat dari skor pretest termasuk kategori tinggi
dengan skor rata-rata 8,18; (2) rata-rata hasil respon sikap sisa pada karakter nilai-nilai sila tiga pancasila dilihat dari
skor posttest termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata 10,25. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai-nilai sila tiga pancasila dapat ditanamkan melalui model pembelajaran berbasis masalah.

Kata Kunci: Pembelajaran PKn, Nilai-nilai Sila Tiga Pancasila, Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Abstract
This research is motivated by the lack of use of innovative learning models by teachers in learning that integrates
character values in learning. The values contained in Pancasila as a character strengthening program in elementary
schools can be instilled by teachers to students through daily learning activities using learning models. Learning model
is a pattern, form, concept of learning designed to achieve learning goals. Likewise in instilling character values, the
use of learning models can develop students' character. The research method used was a pre-experiment with a
population of fifth grade students of SD Negeri 2 Gunung Lipung, Cipedes Subdistrict, Tasikmalaya City which housed
28 students. The instruments used were interview guides, pretest and posttest, and observation sheets. The purpose
of this research is: (1) to find out the process of citizenship education in elementary schools. (2) to determine the
process of planting the three Pancasila precepts through a problem-based learning model (3) to determine the effect
of applying problem-based learning models in instilling the values of the three Pancasila precepts. The results showed
that: (1) the average results of student attitude responses on the character values of the three Pancasila precepts
were seen from the pretest score included in the high category with an average score of 8.18; (2) the average result of
the residual attitude response on the character values of the three Pancasila precepts seen from the posttest score
included in the very high category with an average score of 10.25. So it can be concluded that the values of the
precepts of the three Pancasila can be implanted through problem-based learning models.

Keywords: Civics Learning, Three Principles of Pancasila Values, Problem Based Learning Models.
2 Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
PENDAHULUAN masalah mereka sendiri termasuk
memecahkan masalah konflik antar pribadi
Pendidikan adalah suatu usaha secara
dan antar kelompok, dalam cara- cara yang
sadar untuk menjadikan manusia lebih
damai dan demokratis.
dewasa dan berkualitas melalui pelatihan dan
Menjadi seorang pendidik pada zaman
pengajaran. Dalam undang-undang nomor 20
sekarang memiliki banyak tantangan ditengah
tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan
perkembangan globalisasi, siswa sudah
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mengenal teknologi dan budaya luar yang
mewujudkan suasana belajar dan proses
mudah diakses, apabila tidak dibekali dengan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pendidikan dan penanaman nilai-nilai
mengembangkan potensi dirinya untuk
Pancasila serta karakter yang baik maka di
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
masa depan bangsa Indonesia akan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
kehilangan jati dirinya. Melalui proses dan
akhlak mulia, serta keterampilan yang
pengembangan pembelajaran pendidikan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
kewarganegaraan yang menyenangkan dan
negara. Tujuan dari pendidikan menurut
diminati oleh siswa, maka setidaknya siswa
undang-undang nomor 20 tahun 2003
akan paham tentang makna yang terkandung
“Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya
dalam pembelajaran.
potensi peserta didik agar menjadi manusia
Namun, realitanya proses pembelajaran
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang terjadi dilapangan guru lebih negara
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
yang baik.cenderung menggunakan model
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
pembelajaran konvensional dan kurangnya
warga negara yang demokratis serta
penggunaan media pembelajaran dalam
bertanggung jawab”. Dilihat dari pengertian
proses pembelajaran yang membuat suasana
dan tujuan pendidikan nasional bahwa sikap,
pembelajaran kurang menarik dan guru dalam
karakter, dan tingkah laku merupakan tujuan
memberikan pembelajaran lebih sering
paling utama dari pendidikan. Pendidikan
menggunakan metode ceramah atau
karakter adalah upaya yang dilakukan untuk
pembelajaran yang terpusat pada guru, oleh
menjadikan manusia Indonesia sebagai
karena itu model pembelajaran seperti ini
bangsa yang berkarakter luhur. Karakter baik
cenderung mengajarkan peserta didik hanya
adalah perilaku hidup dengan benar yang
untuk mendengarkan tanpa adanya usaha
sesuai falsafah hidup bangsa Indonesia
untuk menggali pengetahuannya sendiri dan
Pancasila.
belajar untuk berpikir kritis dalam
Dalam panduan pengembangan
menghadapi suatu permasalahan karena
pendidikan karakter di SD (2015) Pembinaan
materi yang diterima dalam proses
karakter bangsa harus berlandaskan pada :
pembelajaran seperti itu sarat dengan hafalan
1. Ideologi Bangsa Indonesia, yaitu
tanpa adanya makna yang berarti dari suatu
Pancasila;
proses yang telah mereka lakukan.
2. Agama-agama, sistem kepercayaan,
Pembelajaran tersebut bukan hanya
dan budaya luhur yang berkembang di
berimbas pada hasil kognitif siswa yang
masyarakat;
rendah, nilai afektif siswa juga dipengaruhi
3. Nilai moral yang dijunjung tinggi
oleh cara mengajar seorang guru. Karakter
masyarakat;
siswa sekolah dasar pada saat ini sangat
4. Sistem norma-hukum yang berlaku di
beragam, akan tetapi masih banyak guru yang
Indonesia.
membiarkan dan tidak berusaha mengubah
Dalam kaitannya dengan upaya
karakter siswa yang intoleransi. Di sekolah
membina peserta didik menjadi warga negara
dasar SDN Gunung Lipung 2 proses
yang baik dan bertanggung jawab, para
pembelajaran masih terpusat pada guru dan
peserta didik harus mampu memecahkan
Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan 3
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
guru hanya memberikan materi yang harus diharapakan siswa memiliki keterampilan
disampaikan dengan metode ceramah atau yang dibutuhkan pada abad XXI, seperti
pemberian tugas, seringkali sikap siswa dalam kecakapan berpikir kritis, berpikir kreatif,
proses pembelajaran diabaikan. Sikap siswa kecakapan berkomunikasi, dan kerja sama
ketika peneliti mengobservasi sangat tidak dalam pembelajaran. Model pembelajaran
sopan, bahkan ada beberapa siswa yang yang dapat dipilih guru sesuai kontekstual
sering dibully oleh teman sekelasnya dan antara lain pembelajaran berbasis masalah.
mendapatkan perlakuan yang tidak Pembelajaran berbasis masalah yaitu
menyenangkan. Tugas utama seorang guru pembelajaran yang memfokuskan pada
adalah bukan menjadikan siswa pintar dan identifikasi serta pemecahan masalah nyata,
pandai dalam hal pengetahuan saja, tetapi praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang
lebih daripada itu yakni membentuk dan strukturnya tidak jelas atau belum jelas
menanamkan nilai-nilai karakter luhur siswa solusinya atau open ended yang ada dalam
supaya bisa hidup dengan di masyarakat kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian
sebagai warga yang baik. untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah
Menurut A. Atmadi dan Setyaningsih dalam pembelajaran, yang kegiatannya
(Subur, 2007) Proses conditioning dalam biasanya dilaksanakn secara berkelompok.
pendidikan nilai dapat dilakukan dengan:
a. Dengan model pemecahan masalah METODE
(problem solving); mengajak murid Sugiyono dalam buku “Metode
untuk berdiskusi memecahkan suatu Penelitian Pendidikan” menyatakan bahwa:
masalah konkret; “Metode penelitian pendidikan dapat
b. Dengan model berpikir reflektif diartikan sebagai cara ilmiah untuk
(reflective thinking); mengajak murid mendapatkan data yang valid dengan tujuan
secara pribadi atau berkelompok untuk dapat ditemukan, dikembangkan, dan
membuat catatan refleksi atau dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
perenungan (tanggapan) atas suatu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
tulisan, peristiwa, kasus, gambar, foto, untuk memahami, memecahkan, dan
dsb; mengantisipasi masalah dalam bidang
c. Dengan model membangun sikap pendidikan” (Sugiyono, 2013, hlm. 6).
bertanggung jawab (responsibility- Metode penelitian yang digunakan
building); murid diserahi tugas atau pada penelitian ini adalah metode Pre-
pekerjaan yang konkret dan diminta Eksperimen dengan bentuk one-group
untuk membuat laporan sejujurjujurnya; pretest-posttest design. Metode penelitian
d. Dengan piknik (picnic); mengadakan Pre-Eksperimen bertujuan untuk mengetahui
kunjungan ke suatu tempat diluar kelas suatu gejala atau pengaruh yang timbul
untuk refershing dan mengenal suasana sebagai akibat dari adanya perlakuan
lingkungan; tertentu.
e. Dengan camping study; murid diajak Penelitian ini dilaksanakan di SD
untuk melakukan camping; Negeri Gunung Lipung 2 kelas V Kecamatan
f. Dengan pesta; muri diundang ke rumah Cipedes Kota Tasikmalaya.
guru untuk berpesta, meskipun Instrumen yang digunakan adalah
sederhana dan kecil kecilan. panduan wawancara, kuesioner terbuka dan
Kemendikbud (2017) mengemukakan lembar observasi. Adapun langkah-langkah
bahwa guru harus pandai memilih agar model pelaksanaan penelitian ini dimulai dari
pembelajaran yang digunakan secara tidak menyiapkan RPP, melaksanakan pretest,
langsung menanamkan pembentukan melakukan observasi, menerapkan model
karakter peserta didik. Melalui model tersebut pembelajaran berbasis masalah serta
2 Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
mengobservasi karakter siswa, melaksanakan kategori hasil pretest berada pada kategori
posttest, mengolah data, menganalisis serta sangat tinggi, 18 siswa atau sebesar 64 %
membuat kesimpulan. dengan kategori hasil pretest berada pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kategori tinggi, 1 siswa atau sebesar 3,57 %
siswa dengan kategori hasil pretest berada
Adapun hasil yang diperoleh pada
pada kategori sedang, dan 2 siswa atau
penelitian ini akan dibahas sebagai berikut:
sebesar 7,14 % siswa dengan kategori hasil
1. Pembelajaran Pkn Hasil Wawancara
pretest berada pada kategori rendah.
Kepada Guru Kelas dan Siswa.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Berdasarkan data hasil wawancara
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
yang terkumpul diatas proses pembelajaran
pada Penanaman Nilai-nilai Sila Tiga
PKn di Sekolah dasar berlangsung dengan
Pancasila
menarik dan siswa menyenangi pelajaran PKn,
Untuk menanamkan nilai-nilai sila tiga
akan tetapi dari wawancara kepada guru
pancasila di kelas V SD Negeri Gunung Lipung
dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran
2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya,
PKn guru belum menggunakan model
peneliti melakukan pembelajaran dengan
pembelajaran dan media pembelajaran
menggunakan model pembelajaran berbasis
menggunakan atribut yang ada dikelas.
masalah sebanyak 2 kali. Pembelajaran yang
Dampak dari proses pembelajaran PKn yang
dilakukan mulai dari langkah yang pertama
dilaksanakan di SD Negeri 2 Gunung Lipung
yaitu guru memberikan permasalahan sampai
adalah 32 % siswa mengalami kesulitan dalam
kepada langkah terakhir yaitu evaluasi
pembelajaran PKn dan 68 % siswa
kegiatan pembelajaran dengan penjelasan
berpendapat sedang terhadap tingkat
sebagai berikut :
kesukaran pembelajaran PKn di sekolah dasar.
a. Langkah 1 : Siswa diberikan permasalahan
2. Hasil Kuesioner Siswa pada Karakter baik oleh guru ataupun menurut
Nilai Sila Tiga Pancasila Sebelum pengalaman dari siswa
Mendapatkan Perlakuan Pada langkah ini peneliti bersama
Tabel 1 siswa berdiskusi tentang permasalahan NKRI.
Hasil Perhitungan Interval Kategori Pretest Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa
N Interv Katego Frekuen Persentas untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
o al ri si e dan diberikan motivasi untuk belajar secara
1. X ≥ 9 Sangat 7 25 % kelompok. Disini siswa dibentuk kelompok
tinggi kecil dan siswa diberikan lembar kerja yang
2. 7 ≤ X Tinggi 18 64 % berisikan tentang permasalahan NKRI.
<9 b. Langkah 2 : Siswa berdiskusi dalam
3. 5 ≤ X Sedan 1 3,57 % kelompok kecil
<7 g Pada langkah ini peneliti membimbing
4. 3 ≤ X Renda 2 7,14 % siswa untuk mengklarifikasi masalah,
<5 h mendefinisikan apa masalahnya. Kelompok
5. X < 3 Sangat 0 1 % dibentuk secara acak untuk mengetahui
renda respon siswa ketika dikelompokkan dengan
h teman yang bukan sebangku. Dalam
Tabel 1 menjelaskan bahwa secara kelompok belajar tersebut siswa dibimbing
umum hasil pretest siswa berada pada untuk melakukan tukar pikiran terkait hal
kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan
rendah dengan rincian sebagai berikut : dari masalah.
28 siswa kelas V SD Negeri 2 Gunung Lipung c. Langkah 3 : Siswa menggunakan berbagai
terdapat 7 siswa atau sebesar 25 % dengan sumber informasi untuk dikaji dan
Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan 3
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
mencari data serta fakta dalam Tabel menjelaskan bahwa secara
menyelesaikan masalah. umum hasil posttest siswa berada pada
Pada langkah ini siswa diberikan kategori sangat tinggi dan tinggi, dengan
kesempatan oleh peneliti untuk menggunakan rincian sebagai berikut : dari 28 siswa kelas V
sumber informasi yang dapat diperoleh dari SD Negeri 2 Gunung Lipung terdapat 22 siswa
perpustakaan kelas. Siswa mencari dan atau sebesar 78,57 % dengan kategori respon
mengumpulkan data yang mereka butuhkan sikap siswa terkait karakter nilai-nilai sila tiga
untuk menyelesaikan permasalahan. pancasila pada kategori sangat tinggi, 6 siswa
d. Langkah 4 : Siswa melakukan tukar atau sebesar 21,43 % siswa dengan kategori
informasi dan bekerja sama dalam hasil posttest berada pada kategori tinggi.
menyelesaikan masalah. 5. Hasil Pretest dan Posttest Hasil
Pada langkah ini setelah siswa secara Kuesioner Respon Sikap Siswa Terkait
indefenden mencari berbagai sumber Karakter Nilai Sila Tiga Pancasila
informasi, kemudian siswa kembali kepada Berdasarkan hasil penelitian yang
kelompok untuk mendiskusikan dan dilaukan terhadap 28 orang siswa kelas V di
melakukan tukar pikiran dalam menyelesaikan SD Negeri Gunung Lipung2, maka diperoleh
masalah. data tentang hasil kuesioner siswa sebelum
e. Langkah 5 : Siswa menyajikan solusi yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis
mereka temukan Masalah (Pretest) dan hasil kuesioner siswa
Pada langkah ini siswa menjelaskan setelah menggunakan Model Pembelajaran
solusi yang mereka temukan dengan Berbasis Masalah (Posstest) sebagai berikut:
penyajian dalam lembar kerja dan Tabel 3
menjelaskannya secara bergantian dengan Hasil Pretest dan Posttest Siswa
kelompok lain. No Subjek Skor Skor
f. Langkah 6 : Siswa melakukan evaluasi Penelitian Pretest Posttest
pembelajaran 1 S1 9 11
Pada langkah ini siswa bersama dengan 2 S2 7 11
guru melakukan evaluasi pembelajaran dan 3 S3 11 11
refleksi setelah melaukan pembelajaran 4 S4 4 9
secara kelompok 5 S5 3 10
4. Hasil Kuesioner Sikap Siswa Terkait 6 S6 7 11
Karakter Nilai Sila Tiga Pancasila Sesudah 7 S7 8 11
Mendapatkan Perlakuan (Posttest) 8 S8 8 11
9 S9 8 10
Tabel 2 10 S10 7 11
Hasil Perhitungan Interval Kategori Posttest 11 S11 8 10
N Interv Katego Frekuen Persentase 12 S12 7 11
o al ri si
13 S13 10 11
1. X ≥ 9 Sangat 22 78,57 %
14 S14 10 9
tinggi
15 S15 7 10
2. 7 ≤ X < Tinggi 6 21,43 %
16 S16 11 11
9
17 S17 11 11
3. 5 ≤ X < Sedang 0 0%
18 S18 8 10
7
19 S19 9 10
4. 3 ≤ X < Rendah 0 0%
20 S20 9 11
5
1 %
21 S21 10 9
5. X < 3 Sangat 0
22 S22 6 9
rendah
2 Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
23 S23 9 11 berorientasi pada kemampuan menyelesaikan
24 S24 10 9 masalah.
25 S25 8 11 Berdasarkan analisis data yang telah
26 S26 9 8 dipaparkan sebelumnya diperoleh rata-rata
27 S27 7 10 hasil respon sikap siswa terkait karakter nilai-
28 S28 8 10 nilai sila tiga pancasila sebelum diberi
JUMLAH 229 287 perlakuan 8,18. Sedangkan rata-rata respon
RATA-RATA 8,18 10,25 sikap siswa terkait karakter nilai-nilai sila tiga
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor pancasila sesudah diberi perlakuan aalah
terkecil pretest adalah 3 dan skor terbesar 10,25. Sehingga dapat menunjukkan bahwa
adalah 11, dengan jumlah rata-rata 8,18. rata-rata respon sikap siswa setelah diberi
Sedangkan skor terkecil posttest adalah 8 dan perlakuan lebih tinggi dari pada rata-rata
skor terbesar adalah 11 dengan jumlah rata- sebelum diberi perlakuan.
rata 10,25 DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4 Barrett, T., Mac Labhrainn, I., & Fallon, H.
Data hasil pretest dan posttest hasil kesioner (2005). What is problem-based
sikap siswa terkait karakter nilai-nilai sila tiga learning. Emerging Issues in the
pancasila Practice of University Teaching and
Katego Pretest Posttest Learning, 55–66. Retrieved from
ri Freku Persent Frekue Persent http://www.aishe.org/readings/2005-
ensi ase nsi ase 1/barrett-What_is_Problem_B_L.pdf
Sangat 7 25% 22 78,57% %5Cnfiles/2046/Barrett et al. - 2005 -
tinggi What is problem-based learning.pdf
Tinggi 18 64% 6 21,43% Indrastoeti, J. (2016). Penanaman Nilai-nilai
Sedang 1 3,57% 0 0% Karakter Melalui Implementasi
Renda 2 7,14% 0 0% Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar.
h (Jurnal) Universitas Sebelas Maret
Sangat 0 0% 0 0%
rendah Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter, Kemendikbud (2017)
Berdasarkan perolehan hasil data
pretest dan posttest adanya peningkatan hasil Kurniasih, I., Sani B. (2017). Pendidikan
respon sikap siswa pada karakter nilai-nilai sila Karakter Internalisasi dan Metode
tiga pancasila. Terbuki dengan adanya hasil Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kata
skor posttest lebih tinggi dari hasil pretest. Pena

SIMPULAN La Ode Gusal. (2015). Nilai-nilai Pendidikan


Model pembelajaran merupakan salah dalam Cerita Rakyat Sulawesi
satu faktor yang bisa mempengaruhi proses Tenggara Karya La Ode Sidu. (Jurnal
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Humanika No.15) Vol.3,
Sesuai dengan yang dikatakan Aris Shoimin http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMA
(2014, hlm. 18). Guru harus dapat NIKA/article/view/611/pdf
menciptakan suasana yang kondusif dan
Panduan Teknis Pengembangan Pendidikan
membuat pembelajaran menjadi efektif dan
Karakter di Sekolah Dasar Kemedikbud
menyenangkan. Agar pembelajaran
(2015)
menyenangkan, perlu adanya perubahan cara
mengajar dari model pembelajaran tradisional
menuju pembelajaran yang inovatif dan
Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, Elan 3
Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar
Purnama, A.F., Danawijaya, D.S., Halimah, M.
(2013). Pengaruh Penggunaan

Model Problem Based Learning


Terhadap Penguasaan Konsep Siswa
Tentang Masalah Sosial. (Jurnal)
Universitas Pendidikan Indonesia.

Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. P. (2011). Model


Pembelajaran.

Santyasa, Wayan I. (2007). Model-model


Pembelajaran Inovatif. (Jurnal)
Universitas Pendidikan Ganesha

Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran


Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogjakarta: Ar-ruzz Media

Subur. (2007). Pendidikan Nilai: Telaah


tentang Model Pembelajaran. (Jurnal)
STAIN Purwokerto

Sugiono. (2013). Metode Penelitian


Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D).Bandung: Alfabeta

Tan, O.-S. (2003). Problem-Based Learning


Innovation. Building. Retrieved from
http://www.cengagelearningasia.com

Anda mungkin juga menyukai