NIM : 170200332
MATA KULIAH : KRIMINOLOGI
4.Jahat adalah
b. Tujuan secara umum adalah untuk mempelajari kejahatan dari berbagai aspek,
sehingga diharapkan dapat memperoleh pemahaman mengenai fenomena kejahatan
dengan lebih baik. Tujuan secara kongkrit untuk :
1. Bahan masukan pada membuat Undang-Undang (pembuatan\pencabutan Undang-
Undang).
2. Bahan masukan bagi aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum dan
pencegahan kejahatan non penal terutama Polri.
3. Memberikan informasi kepada semua instansi agar melaksanakan fungsi-fungsi yang
diembannya secara konsisten dan konsekwen untuk mencegah tejadi kejahatan.
4. Memberikan informasi kepada perusahan-prusahan melaksanakan pengamatan internal
secara ketat dan teridentifikasi serta melaksanakan fungsi social dalam areal wilayah
perusahan yang mempunyai fungsi pengamanan external untuk mencegah terjadi
kejahatan.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat pemukiman, tempat- tempat umum untuk
membuntuk pengamanan swakarsa dalam mencegah terjadi kejahatan.
3. Psikhologi Kriminel.
Adalah suatu ilmu pengetahuan mempelajari gejala-gejala kejiwaan dari penjahat,
sebab-sebab dari gejala-gejala serta meneliti kondisi-kondisi individu yang membuat
seseorang menjadi penjahat.
Di samping itu juga mempelajari sejauh mana tingkah laku manusia itu dipengaruhi
oleh tingkah laku manusia lainnya.
4. Poenologi.
Adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan hukuman,
arti dan faedah serta akibat hukuman.
5. Neuro - Pathologi Kriminel.
Adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang penjahat yang sakit
jiwa/gila
6. Hygiene Kriminel.
Hygiene Kriminil adalah suatu ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memberantas
faktor-faktor penyebab timbulnya kejahatan.
Usaha-usaha ini bertujuan dalam rangka menerapkan undang-undang serta jaminan
dan kesejahteraan hidup yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu kejahatan,
termasuk juga di dalamnya pencegahan terhadap kesehatan mental dari si penjahat itu
sendiri.
7. Kriminalistik.
Adalah suatu ilmu pengatahuan yang mempelajari/menyelidiki tentang teknik-teknik
kejahatan dan pengusutannya. Dalam ilmu ini termasuk di dalamnya ilmu jiwa
kriminil, kimia, Grafologi dan ilmu-ilmu lainnya.
8. Politik Kriminil.
Adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara menetapkan
hukuman yang sebaik-baiknya kepada tersangka agar dapat menyadari atas
kesalahannya serta tidak melakukan kejahatan lagi.
Tegasnya politik kriminil tidak semata-mata menjatuhkan sanksi pidana saja, tetapi
juga mengambil langkah-langkah kebijakan diluar sanksi pidana.
5. a.Salah satu kebijakan dalam hal menanggulangi masalah kejahatan adalah kebijakan
kriminal (Criminal Policy). Kebijakan kriminal atau Politik kriminal adalah sebagian
daripada kebijakan sosial dalam hal menanggulangi masalah kejahatan dalam
masyarakat, baik dengan sarana penal maupun non penal.
Upaya penanggulangan kejahatan dengan sarana penal lebih menitikberatkan pada sifat
represif (penindakan/pemberantasan) sesudah kejahatan itu terjadi. Sedangkan sarana non
penal lebih menitikberatkan pada sifat preventif (pencegahan/pengendalian) sebelum
kejahatan terjadi.
Penanggulangan kejahatan dengan sarana penal dapat dilakukan melalui sistem peradilan
pidana, yaitu dengan menerapkan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam KUHP,
khususnya Pasal 10 KUHP yang mengatur jenis-jenis hukuman. Selain itu penggunaan
sanksi pidana dapat juga dilakukan melalui peraturan perundang-undangan yang lain
yang mengatur secara jelas ketentuan pidananya (Pasal 103 KUHP).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penanggulangan kejahatan dengan
sarana penal itu dilakukan dengan cara menggunakan hukum pidana sebagai sarana
utamanya, yakni hukum pidana materiil, hukum pidana formil, dan pelaksanaannya
melalui sistem peradilan pidana (criminal justice system) Indonesia.
Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki si pelaku kejahatan, mencegah terjadinya
kejahatan supaya tidak timbul korban, serta yang lebih penting adalah dalam rangka
usaha perlindungan masyarakat (social defence) dan kesejahteraan masyarakat (social
welfare). Upaya penanggulangan kejahatan yang dilakukan perlu melibatkan seluruh
anggota masyarakat yang mempunyai potensi-potensi yang berguna dalam mencapai
kesejahteraan rakyat.
b. Penegakan hukum pidana merupakan salah satu bentuk dari upaya penanggulangan
kejahatan. Penggunaan hukum pidana sebagai alat untuk penanggulangan kejahatan
merupakan bagian dari kebijakan kriminal. Upaya penanggulangan kejahatan dengan
hukum pidana tersebut dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan akhir dari
kebijakan kriminal itu sendiri, yaitu memberikan perlindungan masyarakat agar tercipta
ketertiban dan kesejahteraan. Upaya untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan
dengan menggunakan sarana hukum pidana disebut juga dengan istilah penal policy atau
kebijakan penal. Kebijakan hukum pidana tidak hanya sebatas membuat suatu peraturan
perundang-undangan yang mengatur hal-hal tertentu. Tetapi lebih dari itu, kebijakan
hukum pidana memerlukan pendekatan yang menyeluruh yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu hukum selain ilmu hukum pidana serta kenyataan di dalam masyarakat
sehingga kebijakan hukum pidana yang digunakan tidak keluar dari konsep yang lebih
luas yaitu kebijakan sosial dan rencana pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.