Anda di halaman 1dari 10

JVCE 2 (2) (2017)

Journal of Vocational and Career Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce

Model Teaching Factory bagi Pembelajaran Merencana dan Menginstalasi


Sistem Audio

Mustari 1), I Made Sudana 2), Eko Supraptono 2)

1)
SMK Negeri 1 Ampelgading Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
2)
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan ( R & D ) yang bertujuan : (1) Mendesain model
Diterima Oktober 2017 pembelajaran Teaching Factory yang valid dan efektif untuk meningkatkan kecakapan vokasional Merencana
Disetujui November 2017 dan Menginstalasi Sistem Audio. (2) Mengetahui tingkat kevalidan dan kelayakan model pembelajaran
Dipublikasikan Desember Teaching Factory, (3) mengetahui tingkat keefektifan model pembelajaran Teaching Factory. Penelitian
2017 dilakukan dengan empat tahapan yaitu analisis pendahuluan, mendesain model, validasi dan evaluasi serta
hasil produk akhir dengan menggunakan one group pretest postest control design. Subjek peneliti SMKN 1
________________ Ampelgading Pemalang. Sumber data untuk kevalidan model dilakukan dengan metode angket. Instrumen
Keywords: yang digunakan adalah instrumen kevalidan yang terdiri dari desain model, silabus, RPP, bahan ajar dan
Model Teaching Factory, instrumen evaluasi. Data untuk keefektifan diambil dari aspek soft skill hard skill dan environment skill
Installing the Audio System selama proses pembelajaran. Metoda pengumpulan data yang digunakan meliputi lembar penilaian soft skill
; Planning Lesson hard skill dan environment skill. Sedangkan analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabelitas, uji daya
____________________ beda, uji tingkat kesukaran, uji t dan uji z. Berdasarkan hasil analisis deskritif diketahui bahwa model
pembelajaran Teaching Factory Merencana dan Menginstalasi sistem Audio telah dinyatakan valid dan layak
oleh pakar ahli untuk digunakan. Peningkatan kemampuan soft skill pada Teaching Factory dilakukan dengan
lembar observasi tahap I dan II dan dianalisis dengan N Gain, hasilnya terdapat peningkatan secara klasikal
28,21 % dengan N Gain 56,4 % kategori sedang. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Teaching Factory efektif untuk meningkatkan kecakapan vokasional Merencana dan Menginstalasi Sistem
Audio.

Abstract
______________________________________________________________________
This research includes research development (R & D) that aims: (1) Designing Teaching Factory model that is
valid and effective for improving vocational skills Planning and Installing Audio Systems. (2) To know the level of validity
and feasibility of Teaching Factory learning model, (3) to know the effectiveness level of Teaching Factory learning model.
The research was conducted with four stages: preliminary analysis, model design, validation and evaluation, and final
product result by using one group pretest postest control design. Subject of researcher SMKN 1 Ampelgading Pemalang. The
data source for the validity of the model is done by questionnaire method. The instrument used is a validation instrument
consisting of model design, syllabus, RPP, teaching materials and evaluation instruments. The data for for effectiveness is
taken from the aspects of hard skills skill and environmental skill during the learning process. The data collection methods
used include hard skill soft skill and environmental skill score sheets. While the data analysis using validity test, reliability
test, different power test, difficulty test, t test and z test. Based on the results of descriptive analysis, it is known that Teaching
Factory Learning Model of Planning and Installing Audio

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2339-0344
Jl. Raya Ujunggede (Pantura), Ampelgading, Ujunggede, Pemalang,
e-ISSN 2503-2305
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52364
E-mail: mustaristari7@yahoo.co.id
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

PENDAHULUAN model teaching factory di smk apakah model


dapat diterapkan secara efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Didalam pengembangan unit produksi
teknologi semakin pesat. Dalam bidang dengan melalui teaching factory di smk adalah
teknologi informasi telah memberikan dampak mempunyai target sebagai berikut: membentuk
terhadap percepatan perubahan yang terjadi di kedisiplinan siswa, tanggung jawab yang tinggi,
dalam masyarakat. Perubahan mempengaruhi kepedulian terhadap lingkungan, bisa kerja
dinamika kebijakan pembangunan dalam secara kelompok atau tim dan jujur itu semua
pendidikan. Secara umum kuantitas dan kualitas dapat menjadikan siswa terbiasa hidup dengan
pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia pola teratur, karena dengan dedikasi yang tinggi
masih harus ditingkatkan. Penelitian siswa akan banyak terserap di dunia usaha
mengungkap-kan bahwa perolehan kualitas maupun dunia industri. Untuk meningkatkan
pengalaman siswa pada praktik kerja lapangan manfaat unit produksi dalam pelaksanaan
masih sedikit, belum menyentuh pada industri praktek kerja lapangan dapat meningkatkan
menengah/sedang padahal industri sangat kemampuan sekaligus kesejateraan bagi guru
bermanfaat sekali untuk pasangan tempat dan siswa. Hasil ini akan memberikan dampak
magang siswa yang mana bisa membentuk positifkepada kegiatan belajar mengajar
pandangan siswa menjadi sikap wirausaha yang sehingga menghasilkan tamatan yang bermutu
efektif agar lulusannya bisa bersaing di dunia sesuai permintaan industri.
usaha dan dunia industri. Hal seperti itu muncul Dalam program teaching factory
dengan gagasan unit produksi yang dapat menggunan beberapa program yaitu
bekerjasama secara efektif pada SMK dan diantaranya perpaduan pendekatan
industri. pembelajaran CBT (Competency Based
Yang menjadikan persoalan adalah Training) dimana dalam pelatihan dengan dasar
fasilitas bahan ajar, guru produktif sedikit yang perusahaan yang dilakukan siswa di tempat
berpengalaman di industri padahal siswa dan kerja meberikan tekanan pada apa yang dapat
guru dalam kegiatan usaha teaching factory dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari
dapat menumbuhkan jiwa wirausaha sehingga pelatihan output bukan kuantitas dari jumlah
perlu dikaji untuk meningkatkan kompetensi pelatihan. Kemudian PBT (Production Based
lulusan SMK yang handal dan berkualitas. Training) yaitu proses keahlian dan ketrampilan
Untuk model teaching factory merencana dan yang sudah dirancang sedemikian rupa dan
menginstalasi sistem audio penulis dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar
menggunakan pendekatan Research and atau peraturan bekerja yang sesungguhnya (real
Development, melalui studi pendahuluan , job) untuk menghasilkan produk sesuai tuntutan
pengembangan desain model, ujicoba dan pasar dan kemampuan pada teaching factory
validasi. yang ada disekolah.
Tahap studi pendahuluan mengikuti Dalam model teaching factory merencana
tahapan sebagai berikut: studi literatur, dan menginstalasi sistem audio lebih mengarah
pengumpulan data lapangan yang faktual yaitu kepada proses pengelolaan produksi dir ruang
mendeskripsikan pengelolaan teaching factory kelas dan ruang praktik berstandar prosedur dan
pada smk, mendiskripsikan karakteristik dan standar bekerja di dunia industri dengan
potensi kelompok pengelolaan model teaching menggunakan tahapan mekanisme model
factory skm untuk mengembangkan dan sebagai berikut. Kedisiplinan siswa, tanggung
mengimplementasikan model teaching factory, jawab yang tinggi, kepedulian terhadap
penyusunan model srta uji desain dan dampak lingkungan, bisa kerja secara kelompok atau tim
yang dilakukan pada skala terbatas untuk dan jujur merupakan perencanaan yang dapat
mengembangkan dan mengimplemen-tasikan dimulai dari persiapan pelaksanaan tindakan,
menggabungkan tindakan yang akan datang dan

97
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

merumuskan aktifitas yang dianggap perlu gurusudah memahami isi kurikulum 2013
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Semua namun masih banyak yang belum
itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan mengimplementasikannya dalam pembelajaran
keputusan secara ilmiahdisertai dengan berbagai nyata. Metode ceramah masih mendominasi
langkah antisipasi guna memperkecil pelaksanaan pembelajaran dan pola pelaksanaan
kesenjangan untuk mencapai tujuan secara masih teacher centered. Rendahnya keaktifan
efektif dan efisien. siswa sehingga kemampuan komunikasi peserta
Pengelolaan program teaching factory didik tidak berkembang. Subyek dan obyek dari
merencana dan menginstalasi sistem audio di pembelajaran membutuhkan perhatian.
unit produksi kecil sekolahmenerima pesanan Kesadaran lingkungan dan terjadinya kenakalan
dan memproduksi barang speaker aktif. remaja lebih dominan disebabkan karena
Pekerjaan bidang kejuruan khususnya dibidang lemahnya karakter siswa dan lingkungan.
teknik merupakan seperangkat tugas yang telah Program pendidikan kejuruan vocational
tersistematika dalam diskripsi tugas dan telah dan program pendidikan yang mengandung
terstandarisasi oleh institusi yang memberikan muatan vocational memang lebih tepat
pekerjaan dan kemudian dilaksanakan oleh menggunakan KurikulumBerbasis Kompetensi
seorang pekerja baik sendiri maupun kelompok (KBK). Hal tersebut didasarkan atas beberapa
dengan berbagai persyaratan yang telah pertimbangan, Pendidikan dan pelatihan
ditetapkan serta dipahami dan disepakati oleh diarahkan pada meningkatkan ketrampilan
kedua belah pihak. Berdasarkan hasil kejuruan dan atau kemampuan vokasional
pengamatan terhadap hasil merencana dan dalam bidangnya sesuai dengan lapangan
instalasi sistem audio menunjukkan bahwa pekerjaan.
peserta didik belum mengenal secara jauh Learning Factory dalam konteks
tentang merencana dan instalsi sistem audio pendidikan pemasaran produk industri, sebagai
seperti yang ada pada perusahaan sekitar bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi para
tentang instalasi audio. mahasiswa di suatu universitas. Sementara itu
Tujuan umum penelitian ini adalah Indonesia –German Institut mendifinisikan
menghasilkan model pembelajaran yang dapat teaching factory sebagai suatu konsep
meningkatkan kompetensi merencana instalasi pembelajaran dalam suasana sesungguhnya,
sistem audio. Untuk dapat menemukan model sehingga dapat menjembatani kesenjangan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi antara kebutuhan industri dan
kompetensi merencana instalasi sistem audio pengetahuan sekolah.
perlu dipelajari model –model pembelajaran Penerapan teaching factory merupakan
yang selama ini dilakukan termasuk konsep- wujud dari salah satu misi Dir-PSMK yaitu
konsep pembelajaran, khususnya yang berkaitan memperdayakan SMK untuk mengembang-kan
erat dengan pembelajaran dalam bidang kerjasama dengan industri, LPMP, dan berbagai
kejuruan. Hasil pengkajian terhadap model- lembaga terkait. Pendidikan yang berkualitas di
model dan konsep pembelajaran tersebut, era reformasi sekarang ini merupakan faktor
menjadi landasan untuk mencari alternatif penentu dalam menghasilkan masyarakat yang
model pembelajaran yang dipandang lebih baik memiliki kompetensi untuk dapat memasuki
sehingga memungkinkan dengan model yang bidang pekerjaan yang makin kompetitif akibat
baru tersebut dapat meningkatkan kompetensi perkembangan dunia yang makin global. Begitu
siswa. pentingnya kualitas pendidikan sebagai tonggak
Kurikulum merupakan jantung dai proses dasar kemajuan suatu bangsa dalam memajukan
pembelajaran disekolah, kurikulum yang sumber daya manusia dan kemajuan
diberlakukan secara nasional adalah kurikulum pembangunan nasional. Keterbatasan sarana
2013 dan sudah berlangsung sekitar hampir 4 dan fasilitas yang dimiliki sekolah kejuruan
tahun. Hasil observasi dapat diketahui bahwa masih jauh dengan kondisi di industri. Untuk itu

98
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

agar tercapainya proses pembelajaran seperti METODE PENELITIAN


diamanatkan dalam Peraturan pemerintah
diperlukan pengembangan komponen- Dalam penelitian ini menggunakan R &
komponen pembelajaran yang dapat D. Model prosedural yang dipilih mengadaptasi
mendukung proses pembelajaran agar peserta Borg dan Gall (1983:776-6). Penelitian ini
didik dapat berpartisipasi aktif serta memberikan berupaya menghasilkan suatu pengembangan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan model teaching factory merencana dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan menginstalasi sistem audio. Langkah yang
perkembangan fisik serta psikologis peserta dilakukan adalah penelitian awal yang
didik. Salah satu komponen pembelajaran yang berhubungan dengan permasalahan dari produk
perlu dikembangkan yaitu model pembelajaran yang akan dikembangkan. Menentukan
yang sesuai standar untuk mendukung kelompok pengembang smk yang potensial
pendidikan agar berjalan efektif dan efisien. berperan dalam penyusunan konsep model
Di sekolah yang melaksanakan model teaching factory smk. Berdasarkan deskripsi
teaching factory pasti ada kekurangan dan temuan berikutnya dikembangkan model tentatif
kelebihannya. Teaching factory merupakan pengelolaan model teaching factory dan
konsep pembelajaran dalam keadaan implementatif teaching factory merencana dan
sesungguhnya sehingga dapat menjembatani menginstalasi sistem audio Smk. Penelitian ini
kesenjangan kompetensi antara kebutuhan dilaksanakan di skn negeri 1 Ampelgading
industri dan pengetahuan sekolah. SMK sebagai Pemalangdengan subjek penelitian adalag siswa,
bentuk satuan penyelenggara pendidikan guru, kepala sekolah dan stakeholder dengan
menengah yang berada di bawah naungan cara purposif. Pengumpulan data dalam
Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan, penelitian ini dikelompokkan dalam dua tahap
merupakan lembaga pendidikan yang yaitu pertama studi pendahuluan dan
berorientasi pada pembentukan kecakapan pengembangan kedua tahap ujicoba dan
hidup, yaitu melatih siswa untuk menguasai pengimbasan. Pada tahap studi pendahuluan
keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia dan pengembangan dipilih teknik angket,
industri, memberikan pendidikan tentang observasi, dan dokumentasi, disamping kajian
kewirausahaan, serta membentuk kecakapan literatur. Pada tahap ujicoba dan pengimbasan
hidup (life skill). Pembelajaran di SMK lebih teknik pengumpulan data pojok adalah observasi
ditekankan pada praktik baik yang dilakukan di dan angket.
sekolah maupun praktik kerja diindustri, Analisis data dalam penelitian adalah
sehingga lulusan smk diharapkan dapat bentuk sajian data deskriptif yang kemudian
memiliki pengalaman dan siap memasuki dunia diinterprestasikan secara kualitatif . Proses dan
kerja. Di SMKN 1 Ampelgading pola teaching hasil pengembangan desain dilakukan analisis
factory masih menganut tradisional, untuk per group dan experrtjudgement. Hasil ujicoba
menghasilkan mutu dan kualitas masih terbatas, dan pengimbasan analisis yang digunakan
belum bisa bersaing dengan sekolah lain yang adalah deskriptif dalam bentuk sajian data.
sudah menggunakan prosedur seperti Demikian juga dalam keterterapan desain
perusahaan. Sebagai SMK yang menerapkan dianalisis secara deskripsi kualitatif.
Teaching factory, tentu saja SMK ini memiliki
beberapa permasalahannya dalam pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN
motivasi kerja agar daya serap yang diterima di
dunia industri banyak. Hasil penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan penelitian yaitu menghasilkan suatu
model pembelajaran di Sekolah Menengah
Kejuruan dengan menggunakan pengembangan
model pembelajaran teaching factory yang valid

99
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

dan efektif merencana dan menginstalasi sistem menggunakan metode teacher centered atau
audio terutama pada program keahlian teknik pemberian tugas-tugas yang harus diselesaikan
audio dan video dengan menguatkan muatan sehingga siswa mengalami kejenuhan dan rasa
soft skill, hard skill dan environment skill bosan. Sistem pembelajaran yang di blok dari
(pendidikan lingkungan) dalam satu kesatuan pagi sampai pulang sekolah berada dalam
pembelajaran., sehingga model tersebut ruangan kelas atau ruang praktik tanpa di
nantinya dapat digunakan dalam pembelajaran sesuaikan dengan keadaan yang ada di
di smk khususnya teknik audio video, serta perusahaan siswa akan merasa jenuh dan bosan,
menghasilkan produk yang valid, praktis dan hal tersebut akan menghambat kekreatipan
efektif guna meningkatkan pengetahuan dan siswa dalam mengembangkan potensi atau ide-
wawasan peserta didik terhadap berbagai ide kreatif siswa. Salah satu untuk mengatasi
macam merencana instalasi audio yang ada di masalah tersebut dengan menggunakan
daerah. Dibawah ini hasil deskripsi penelitian program teaching factory dengan berbasis pada
pada setiap tahap pengembangan dengan kerja seperti di perusahaan yang merupakan
analisisnya masing-masing. Langkah-langkah himbauan penggalakan program pemerintah.
penelitian dan pengembangan model Model pembelajaran teaching factory tersebut
pembelajaran antara lain: (1) potensi masalah; diharapkan dapat memberikan kontribusi
(2) studi literatur dan pengumpulan data; (3) terhadap kegiatan proses belajar mengajar di
desain model; (4) validasi model; (5) model Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
tervalidasi; (6) uji coba terbatas; dan (7) model Ampelgading Pemalang pada mata pelajaran di
akhir. jurusan teknik audio video. Pemotretan tentang
Potensi masalah yang terdapat pada analisis kurikulum dan pembelajaran, analisis
proses pembelajaran di Sekolah Menengah lingkungan serta analisis industri dilakukan
Kejuruan terutama untuk mata pelajaran melalui wawancara dengan kepala sekolah,
produktif. Pembelajaran yanga ada selama ini wakil kepala bidang kurikulum, kepala program
masih dibatasi oleh ruang dan waktu, proses dan guru produktif dengan kisi kisi seperti pada
pembelajaran di sekolah masih banyak lampiran wawancara terangkum dalam tabel 1.

Tabel 1. Lampiran Wawancara


Aspek Kondisi
Implementasi Sekolah sudah melaksanakan kurikulum 2013 di tahun 2013, secara umum guru memahami isi
kurikulum 2013 kurikulum 2013, namun pola pembelajaran masih banyak menggunakan pola ceramah dan diskusi
dan pembelajaran serta pembelajaran masih berpusat pada guru.
Pendidikan soft Kenakalan dan permasalahan siswa yang terjadi disebabkan lemahnya karakter, lingkungan
skill pergaulan dan kurangnya perhatian orang tua. Guru yang mengajarkan soft skill sudah banyak tapi
memberikan bimbingan masih sedikit. Prioritas pendidikan soft skillyang dilakukan guru berorientasi
pada keagamaan/etika, kedisiplinan, kreatifitas. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya
keteladanan, membutuhkan waktu lama, karakteristik siswa yang hiterogen contoh pola pendidikan
soft skill yang masih sedikit.
Pendidikan Siswa masih kurang tanggap terhadap sampah yang ada, harus dengan perintah/teguran baru mau
lingkungan mengambil/membersihkan. Pola yang dilakukan dengan adanya piket kebersihan dan kerja bakti.
Guru produktif masih sedikit yang meberikan pemahaman bahwa setiap teknologi yang diciptakan
akan berdampak pada lingkungan.
Kebutuhan industri Industri membutuhkan output lulusan dengan prioritas soft skillyang baik. Baru ditunjang dengan
akademik yang bagus, trampil dan cekatan dan loyalserta tanggung jawab. Industri menempatkan
soft skill menjadi sangat penting dan prioritas soft skill yang diinginkan oleh kemampuan
komunikasi. Kedisiplinan, team work, kreatifitas leadership adalah penunjang soft skill indistri.

Melihat realita yang ada maka diperlukan nyamanyang secara psikologis akan berdampak
upaya peningkatan kepekaan / kesadaran pada kebiasaan perilaku untuk menjaga
lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar kelestarian yang ada disekitarnya.
disekolah sehingga tercipta lingkungan

100
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

Tabel 2. Kesenjangan kondisi Faktual dan kondisi yang diharapkan.


Kondisi Faktual Kondisi yang diharapkan Solusi
Guru sudah banyak mengerti kurikulum Isi dan konsep kurtilas harus Perlu cara aplikatif dalam
2013 tapi implementasinya masih rendah. terimplementasikan dengan baik implementasi isi kurtilas

Guru masih banyak menggunakan metode Pembelajaran diarahkan ke student center Diperlukan metode
ceramah (teacher center). pembelajaran yang sesuai
Kenakalan remaja disebabkan karakter Remaja adalah aset bangsa yang punya Diperlukan peningkatan
yang lemah, pergaulan, dan kurang potensi untuk dikembangkan karakter pendidikan soft skill
perhatian orang tua.
Pendidikan soft skill yang dilakukan Soft skill diarahkan pada kebutuhan DU/DI Diperlukan soft skill yang
cenderung kenilai keagamaan dan etika. dan masyarakat sesuai dengan di industri
Banyak kendala pada guru untuk Guru aktif dan inovatif dalam kegiatan Diadakan model
malaksanakan soft skill. belajar mengajar pembelajaran yang memakai
soft skill
Prioritas dalam hal agam dan kedisiplinan, Kemampuan komunikasi sangat penting Komunikasi, kedisiplinan dan
komunikasi dan kerjasama tim tidak dindustri, etika dan soft skill sangat relevan kerja tim perlu ditingkatkan
penting.
Kepekaan lingkungan masih rendah. Perlu menjaga lingkungan bersama Kesadaran lingkungan
diintegrasi dalam kbm

Berdasarkan hasil studi lapangan terkait untuk pembiasaan diri, dan bisa menempatkan
pendapat guru tentang proses pembelajaran dan sisa fery clorite dengan benar, dimasukkan tiga
konsep pengembangan model pembelajaran unsur dalam pembelajaran, pra pembelajaran,
teaching factory merencana dan menginstalasi teori, praktik yang muatannya soft skill, hard
sistem audio di SMK Negeri 1 Ampelgading skill, dan environment skill yang harus
Pemalang dapat dilihat seperti gambar 1. dimonitor tiap tiga pertemuan sekali, model
pembelajaran konseptual ini kemudian
divalidasi oleh pakar ahli, masukan dan saran
dari pakar kemudian diolah kembali sehingga
menghasilkan model pembelajaran hipotetik.
Perbedaan responden sangat terlihat pada
pernyataan yang kedua bahwa pengembangan
pembelajaran dengan teknik dan metode
tertentu hendaknya dapat mengubah tingkah
laku kognitif peserta didik, harapan dari
resonden model teaching factory untuk
menginstalasi sistem audio sebagai alternatif
model pembelajaran yang dapat diterapkan
disekolah terutama pada pembelajaran produktif
karena terkait pada pembuatan produk yang
sesuai dengan potensi keahlian dan pernyataan
keempat tentang teaching factory di sekolah
Gambar 1. Model pembelajaran Faktual yang dimaksukkan dalam proses pembelajaran.
Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan pada
Unsur-unsur utama dalam perancangan
produk audio tentang merencana dan
model pembelajaran, model pembelajaran
menginstalasi sistem audio yang harus di
menggunakan pendekatan scientific mengarah
wariskan kepada generasi muda yaitu peserta
ke student center, dalam pembelajarannya ada
siswa / didik. Potensi masalah yang terdapat
unsur soft skill, hard skill, dan environment skill.
pada proses pembelajaran di Sekolah Menengah
Soft skill ditekankan karena menjadi perhatian
Kejuruan terutama untuk mata pelajaran
diindustri mengenai kemampuan komunikasi,
produktif. Pembelajaran yanga ada selama ini
kerjasama, disiplin, piket kebersihan ditekankan

101
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

masih dibatasi oleh ruang dan waktu, proses Negeri 1 Ampelgading Pemalang (data guru
pembelajaran di sekolah masih banyak responden terlampir). Pada angket terdapat
menggunakan metode teacher centered atau enam komponen pernyataan. (1) Pembelajaran
pemberian tugas-tugas yang harus diselesaikan merupakan proses penyampaian informasi yang
sehingga siswa mengalami kejenuhan dan rasa dilakukan dimana saja tanpa batasan tempat,
bosan. Sistem pembelajaran yang di blok dari ruang dan waktu; (2) Pengembangan
pagi sampai pulang sekolah berada dalam pembelajaran dengan teknik dan metode
ruangan kelas atau ruang praktik tanpa di tertentu hendaknya dapat mengubah tingkah
sesuaikan dengan keadaan yang ada di laku kognitif peserta didik; (3) Model
perusahaan siswa akan merasa jenuh dan bosan, pembelajaran yang ada saat ini harus terus
hal tersebut akan menghambat kekreatipan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di
siswa dalam mengembangkan potensi atau ide- dunia usaha dan dunia industri; (4) Pengenalan
ide kreatif siswa. Salah satu untuk mengatasi keunggulan merencana dan menginstalsi sistem
masalah tersebut dengan menggunakan audio kepada peserta didik dalam pembelajaran
program teaching factory dengan berbasis pada sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
kerja seperti di perusahaan yang merupakan perencanaan instalasi audio di sekitar wilayah
himbauan penggalakan program pemerintah. daerah; (5) Perlu adanya pengembangan model
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pembelajaran dengan peralatan yang standar
responden dengan pendapat dari siswa dengan industri sebagai sumber pengetahuan dan
melakukan cek kemampuan awal terhadap pengalaman seperti di industri; (6)
pengetahuan model teaching factory merencana Pengembangan model teaching factory
dan menginstalasi sistem audio. Cek diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam
kemampuan awal terdapat 10 komponen pelaksanaan pembelajaran yang dapat
pernyataan diantaranya: (1) mengetahui meningkatkan kreatifitas dan gagasan siswa
keunggulan merencana dan menginstalasi sistem dalam membuat sebuah desain merencana dan
audio; (2) mengenal instalasi sistem audio; (3) menginstalasi sistem audio.
pernah merencana dan mengintalasi sistem Berdasarkan pengalamandalam
audio; (4) pernah berkunjung ketempat –tempat pelaksanaan penelitian ini implikasi secara
perakitan dan perencanaan sistem audio; (5) teoritis dapat di rangkum seperti berikut ini:
dapat menggambar rangkaian dan layout yang 1. Hasil peningkatan soft skill cenderung
nantinya di pindah di PCB; (6) dapat mengenal berbanding lurus dengan peningkatan hard
macam-macam rangkaian audio; (7) dapat skill artinya bila siswa memiliki soft skill
menjelaskan secara singkat masing-masing ysng baik pasti hard skillnya juga baik.
komponen yang digunakan untuk merencana Namun sebaliknya siswa punya hard skill
dan menginstalasi sistem audio; (8) dapat baik belum tentu soft skilnya baik. Dalam
menyebutkan komponen-komponen yang kesadaran lingkungan memerlukan
dibutuhkan untuk keperluan merencana dan kesadaran diri, kebiasaan, dan kerajinan
menginstalasi sistem audio; (9) dapat siswa sendiri
menjelaskan instalasi sistem audio; (10) dapat 2. Berkomunikasi akan meningkatkan daya
menjelaskan langkah-langkah menggambar ingat dan percaya diri pada peserta didik,
desain audio dengan tepat. Kecakapan teknis siswa yang mampu menjelaskan secara lisan
(Hard skill) peserta didik selain dilihat dari dipastikan dapat menjelaskan secara tertulis,
penguasaan materi juga harus dilihat tapi kebalikannya orang yang mampu
kemampuan pada praktiknya. Responden dalam menjelaskan dengan lisan. Siswa kalau dapat
memberikan pendapat dari unsur guru, peneliti menjelaskan secara lisan pasti dalam kelas
menggunakan tiga komponen yaitu dari kepala muda menyesuaikan dalam kerja kelompok
sekolah, wakil kepala sekolah empat orang dan atau individu.
guru teknik audio video tiga orang di SMK Implikasi praktis

102
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

Siswa dalam model pembelajaran mengajar disekolah sehingga tercipta lingkungan


teaching factory dapat menguatkan soft skill dan nyaman yang secara psikologis akan berdampak
kesadaran lingkungan sehingga kedisiplinan, pada kebiasaan perilaku untuk menjaga
kerjasama tim, kebersihan dapat menyiapkan kelestarian yang ada disekitarnya. Unsur-unsur
siswa untuk persiapan kerja di dunia kerja dan utama dalam perancangan model pembelajaran
dunia industri. yang dibuat adalah: Model pembelajaran
Guru dalam implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan scientific mengarah ke
model teaching factory menjadi suatu tantangan student center, dalam pembelajarannya ada unsur
untuk meningkatkan kecakapan siswa pada soft skill, hard skill, dan environment skill. Soft skill
keahlian teknik audio video atau kompetensi ditekankan karena menjadi perhatian diindustri
yang lain, sehingga dengan teaching factory mengenai kemampuan komunikasi, kerjasama,
guru dirangsang untuk meningkatkan disiplin, piket kebersihan ditekankan untuk
penguasaan materi, sebagai fasilitator, pembiasaan diri, dan bisa menempatkan sisa fery
pembimbing, memotivasi dalam pembelajaran. clorite dengan benar.
Sekolah dalam model teaching factory
merupakan pembelajaran alternatif yang SIMPULAN
digunakan sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran di produktif. Sekolah menengah kejuruan (SMK)
Untuk pendidikan soft skill, hard skill, merupakan satuan pendidikan kejuruan pada
kesadaran lingkungan merupakan suatu jenjang pendidikan menengah yang bertujuan
kebutuhan yang sangat berpengaruh di industri mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat
sehingga sekolah harus mengadakan suatu bekerja, baik secara mandiri atau mengisi
perubahan dimana melalui penelitian terbukti lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga
bahwa soft skill, hard skill, kesadaran kerja tingkat menengah sesuai dengan
lingkungan mampu meningkatkan siswa kompetensi yang dimilikinya.
menjadi lebih baik. Meningkatkan relevansi pendidikan
Guru untuk pelajaran produktif dapat kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja untuk
menggunakan model teaching factory sebagai meningkatkan kesiapan siswa memasuki dunia
model pembelajaran alternatif, perlu di kerja, dengan cara (i) penguatan kecakapan
kembangkan pada materi lainnya sesuai dengan akademik siswa SMK; (ii) peningkatan kesiapan
kompetensi siswa. Hasil penelitian ini siswa pendidik menengah untuk memasuki
disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu pasar kerja; (iii) pemberian insentif baik finansial
menghasilkan suatu model pembelajaran di untuk mendorong industri dalam penyediaan
Sekolah Menengah Kejuruan dengan fasilitas magang; serta (iv) mengembangkan
menggunakan pengembangan model kurikulum deselaraskan dengan kebutuhan
pembelajaran teaching factory yang valid dan lapangan kerja berdasarkan masukan dari dunia
efektif merencana dan menginstalasi sistem usaha/dunia industri.
audio terutama pada program keahlian teknik Dari hasil analisis terhadap hasil
audio dan video, sehingga model tersebut pembelajaran menunjukkan model pembelajaran
nantinya dapat digunakan dalam pembelajaran teaching factory terbukti efektif untuk
di smk khususnya teknik audio video, serta meningkatkan kecakapan vokasional teknik
menghasilkan produk yang valid, praktis dan audio video siswa SMK yang dilakukan dengan
efektif guna meningkatkan pengetahuan dan uji Z. Untuk setiap model pembelajaran
wawasan peserta didik terhadap berbagai memiliki keterbatasan, keterbatasan model
macam merencana instalasi audio yang ada di pembelajaran teaching factory yang
daerah. Melihat realita yang ada maka dikembangkan adalah pendidikan soft skill yang
diperlikan upaya peningkatan kepekaan / dimasukkan kedalam pembelajaran hanya
kesadaran lingkungan dalam kegiatan belajar menekankan tiga aspek yang masing-masing

103
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

kerjasama tim, komunikasi dan kedisiplinan, berfokus pada konsep-konsep pabrikasi modern.
penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Menunjukkan solusi-solusi yang sehat terhadap
Ampelgading Pemalang dengan keadaan situasi tantangan-tantangan teknologi yang dinamis
dan kondisi yang dimiliki, sehingga keseluruh perusahaan bisnis yang terintegrasi.
perangkatyang dihasilkan tersebut belum teruji Memindahkan teknologi dan informasi dari/
efektifitasnya pada sekolah lain yang ada di untuk perusahaan mitra seperti halnya
sekitarnya. Model pembelajarn teaching factory perusahaan lokal, dengan kegiatan-kegiatan
hanya cocok pada sistem pembelajaran yang siswa, proyek-proyek berkelompok dan proyek-
mempunyai jam panjang atau sistem blok proyek senior
dengan durasi waktu yang lama. Berdasarkan Saran
pengkajian yang dilaksanakan selama Dalam mengefektifkan pengelolaan
melaksanakan perancangan, uji validasi, uji teaching factory pada Sekolah Menengah
coba sampel sehingga terbentuknya model Kejuruan dapat diupayakan dengan cara
pembelajaran teaching factory dapat meningkatkan kerjasama antara SMK dengan
dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi dunia usaha dan dunia industri supaya bisa
praktis bagi siswa, guru, sekolah maupun meningkatkan kualitas lulusan SMK. Kemudian
peneliti selanjutnya, berdasarkan pengalaman didalam pengelolaannya disarankan mengguna-
dalam pelaksanaan penelitian ini implikasi kan pedoman pengelolaan teaching factory
secara teoritis dapat di rangkum, Hasil sekolah menengah kejuruan yang telah
peningkatan soft skill cenderung berbanding dirumuskan dan diujicobakan secara efektif dan
lurus dengan peningkatan hard skill artinya bila efisien.
siswa memiliki soft skill ysng baik pasti hard
skillnya juga baik, namun sebaliknya siswa DAFTAR PUSTAKA
punya hard skill baik belum tentu soft skilnya
baik, dalam kesadaran lingkungan memerlukan Aini, Q. 2008. Konsep Pengembangan Sekolah
kesadaran diri, kebiasaan, dan kerajinan siswa Menengah Kejuruan (SMK) Berbasis Industri
sendiri, berkomunikasi akan meningkatkan daya Di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Penataan
ingat dan percaya diri pada peserta didik, siswa Ruang ITS.
Anggraeni, L. 2013. Pengaruh Praktek Kerja Industri
yang mampu menjelaskan secara lisan
Terhadap Kesiapan Siswa Kompetensi
dipastikan dapat menjelaskan secara tertulis,
Keahlian Administrasi Perkantoran SMK II
tapi kebalikannya orang yang mampu Bandung. Bandung: UPI.
menjelaskan dengan lisan, siswa kalau dapat Deal, debby; C stephen White. 2006. Voices From
menjelaskan secara lisan pasti dalam kelas muda The Classroom: Literacy Beliefs and practices
menyesuaikan dalam kerja kelompok atau of two Novice Elementary Teachers. Journal
individu. Untuk pendidikan soft skill, hard skill, of Research in Childhood Education. Olney
kesadaran lingkungan merupakan suatu Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus
kebutuhan yang sangat berpengaruh di industri Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan
sehingga sekolah harus mengadakan suatu
Instrumen Penelitian.Yogyakarta: Pustaka
perubahan dimana melalui penelitian terbukti
Pelajar.
bahwa soft skill, hard skill, kesadaran Fajar Banaeni Zaman, (2010). Penerapan Teaching
lingkungan mampu meningkatkan siswa Factory Menggunakan Teori Pembelajaran
menjadi lebih baik. konstruktivisme, Makalah. Jakarta:
Menghasilkan lulusan yang profesional Universitas Negeri Jakarta.
yang lebih baik dengan menyediakan konsep- Hadlock, H., Wells, S., Hall, J., et al, (2008) From
konsep terdepan didalam pabrikasi yang Practice to Enterpreneurship: Rethingking the
modern, membuka peluang mereka untuk secara Learning Factory Approach. Proceeding of the
2008 IAJC IJME International Coference,
efektif bersaing di dalam industri hari ini.
ISBN 978-1-60643-379-9
Meningkatkan kurikulum yang ada yang

104
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono / Journal of Vocational and Career Educational 2 (2) (2017) (96-105)

Pineda-Herrero, P. 2012. VET Efficacy: Evaluation of Sudiyanto, Yoga Guntur Sampurno & Ibnu Siswanto.
Factors in the Workplace Training. (2011). Teaching Factory di SMK ST. Mikael
Triyono, M. B. 2014. The Indicators of Instructional Surakarta. Abstrak Hasil Penelitian.
Design for E- learning in Indonesian Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Vocational High Schools, 4th World Congress Negeri Yogyakarta.
on Technical and Vocational Education and Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan
Training (WoCTVET), 5th–6th November (Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan R &
2014, Malaysia. D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. PT. Remaja
Rosdakarya.

105

Anda mungkin juga menyukai