Anda di halaman 1dari 3

Dextrose adalah monosakarida dijadikan sebagai sumber energi bagi tubuh.

Dextrose juga
berperanan pada berbagai tempat metabolisme protein dan lemak. Dextrose disimpan di dalam
tubuh sebagai lemak dan di otot dan hati sebagai glikogen. Jika diperlukan untuk meningkatkan
kadar glukosa secara cepat, maka glikogen segera akan melepaskan glukosa. Jika suplai glukosa
tidak mencukupi maka tubuh akan memobilisasi cadangan lemak untuk melepaskan atau
menghasilkan energi. Dextrose juga mempunyai fungsi berpasangan dengan protein (protein
sparing). Pada keadaan kekurangan glukosa, energi dapat dihasilkan dari oksidasi fraksi-fraksi
asam amino yang terdeaminasi. Dextrose juga dapat menjadi sumber asam glukoronat,
hyaluronat dan kondroitin sulfat dan dapat dikonversi menjadi pentose yang digunakan dalam
pembentukan asam inti (asam nukleat). Dextrose dimetabolisme menjadi karbondioksida dan air
yang bermanfaat untuk hidrasi tubuh.2,3

DEFINISI
Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula dalam darah lebih tinggi dari
nilai normal. Dalam keadaan normal, gula darah berkisar antara 70 – 100 mg/dL. Kadar gula biasanya
sedikit meningkat dari nilai normal sesaat sesudah makan, tapi keadaan ini tidak dianggap
hiperglikemia.
Hiperglikemia yang berlangsung lama dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi pada organ tubuh, misalnya komplikasi mata, ginjal, jantung, dan lain-lain.
PENYEBAB
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi yang paling sering adalah oleh penyakit
diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus, gula menumpuk dalam darah karena gagal masuk ke dalam
sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon yang membantu masuknya gula darah, yaitu hormon
insulin, jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin diproduksi oleh pankreas.
Selain penyakit diabetes mellitus, gula darah juga dapat meningkat pada keadaan berikut:
1. Gangguan pankreas, misalnya peradangan atau kanker pankreas;
2. Stres kejiwaan misalnya akibat konflik keluarga, rumah tangga, pekerjaan, dan lain-lain;
3. Penyakit berat seperti serangan jantung, stroke, kecelakaan, kanker, dan lain-lain;
4. Obat-obatan tertentu seperti prednison, estrogen, penghambat beta, glukagon, pil
kontrasepsi, fenotiazin, dan lain-lain.

 
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan
kadar gula dalam darah.
GEJALA
Hiperglikemia tidak menimbulkan gejala yang signifikan kecuali jika kadarnya sudah diatas 200
mg/dL. Hiperglikemia berat biasanya akan menyebabkan gejala-gejala berupa:
1. Sering kencing;
2. Cepat haus;
3. Cepat lapar;
4. Pandangan kabur;
5. Rasa lelah;
6. Sakit kepala;
7. Susah berpikir dan berkonsentrasi.

 
Jika hiperglikemia berlangsung lama maka akan timbul komplikasi berupa kerusakan saraf, kerusakan
sistem kekebalan tubuh, pandangan kabur, kerusakan pembuluh darah, dan kerusakan ginjal.
PENGOBATAN
Hiperglikemia ringan atau sementara umumnya tidak membutuhkan pengobatan medis. Untuk
penderita seperti ini, pola hidup sehat berupa menu makanan seimbang, olah raga teratur, berhenti
merokok dan minum alkohol, mengelola stres dan lain-lain, dapat menormalkan kembali kadar gula
darah.
Lain halnya dengan hiperglikemia berat seperti pada penyakit diabetes mellitus. Hiperglikemia jenis
ini diatasi dengan suntikan insulin atau konsumsi obat antidiabetes seperti glibenklamid, metformin,
dan lain-lain.
Hiperglikemia karena kondisi selain diabetes mellitus biasanya diatasi dengan cara mengobati
penyebab dasarnya, misalnya jika karena pil KB maka harus dihentikan pemakaiannya, atau jika
terjadi akibat stres, maka harus melakukan konsultasi.

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)


dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang terjadi
secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1.Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

2.Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan


hiperketogenesis

3.Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh
hiperlaktatemia.

4.Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada
hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang
lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena
atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat
secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner,
pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika


(mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).
3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan
berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu

1.Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit
daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi
keputihan), selulitis ganggren,

2.Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3.Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible),


Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati,
proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4. Hidung : penciuman menurun

5.Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan
rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati
periodontitis), gigi (caries dentis)

6.Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik,


kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum


(gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

9. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson,


pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi
saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11. Sendi : poliarthritis

12. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati,


neuropati dan infeksi pada kaki.

Anda mungkin juga menyukai