Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

“PENYEBARAN PENYAKIT MERS DENGAN SISTEM REAKSI


DIFUSI”

OLEH:
1. Ratna Buja Marsah (E1R018066)
2. Rifka Diah Caesa Nanda (E1R018071)
3. Surahman (E1R018079)
4. Syasfia Zurriatinnisa (E1R018081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpah rakhmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Penerapan persamaan differensial parsial
dengan judul “Penyebaran Penyakit Mers Dengan Sistem Reaksi Difusi ” tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang perlu
disempurnakan. Sehubungan dengan hal ini, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan untuk perbaikan makalah.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Mataram, 26 Mei 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Ilustrasi/ Gambaran masalah...............................................................................3

B. Model Matematika Penyebaran Mers Dalam Bentuk Persamaan


Diferensial Parsial...................................................................................................3

C. Kecepatan dan Gelombang Traveling Wave Sebagai Solusi Dari Sistem


Difusi Penyebaran Mers yang Berbentuk Sistem Persamaan Diferensial
Parsial........................................................................................................................7

D. Contoh Soal dan Penyelesaian Model Penyebaran Penyakit Mers Melalui


Sistem Reaksi Difusi................................................................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................12

A. Kesimpulan.............................................................................................................12

B. Saran........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit MERS menyebar dari sekresi pernapasan orang yang terinfeksi,
melalui batuk. Middle east respiratory syndrome (MERS) adalah penyakit
pernapasan virus yang disebabkan oleh coronavirus (middle east respiratory
syndrome coronavirus atau MERS-CoV) yang pertama kali diidentifikasi di Arab
Saudi pada 2012. Mewabahnya penyakit Mers di kawasan Timur Tengah sejak
2012, bahkan mewabah hingga ke Korea pada 2015. Hingga Desember 2017, WHO
masih menerima laporan terjadinya kasus baru Mers di beberapa negara mengingat
hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah manusia dari virus Mers.
Berdasarkan data WHO, hingga Desember 2017 telah terjadi 2.122 kasus Mers dan
hampir 35% dari total kasus tersebut dinyatakan meninggal.
Dari tingkat penyebaran virus Mers dapat dibuat pemodelan matematika
untuk membantu pemahaman fenomena tentang penyebaran penyakit menular.
Dibentuk model matematika berbentuk persamaan reaksi difusi dan kinetik berupa
sistem Persamaan Diferensial Parsial (PDP). Persamaan Diferensial secara umum
dibedakan menjadi dua, yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial
parsial. Persamaan Diferensial biasa adalah persamaan yang hanya memuat turunan
yang terdiri dari satu atau lebih variabel tak bebas dengan satu variabel bebas,
sedangkan persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat turunan
parsial satu atau lebih variabel tak bebas terhadap dua atau lebih variabel bebas
(Ross,1984:4).
Berkenaan dengan penyebaran virus Mers pada populasi manusia di daerah
epidemi yang melibatkan tindakan karantina terhadap individu yang terinfeksi Mers.
Kemudian keberadaan solusi traveling wave dari sistem tersebut diinvestigasi dan
kecepatan penyebaran virusnya dianalisa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai beriku:

1
1) Bagaimana ilustrasi permasalahan pada penerapan persamaan diferensial analisis
penyebaran penyakit mers melalui sistem reaksi difusi?
2) Bagaimana pemodelan matematika penyebaran penyakit mers melalui sistem
reaksi difusi?
3) Bagaimana Kecepatan dan Gelombang Traveling Wave Sebagai solusi model
penyebaran penyakit mers melalui sistem reaksi difusi?
4) Bagaimana contoh soal dan penyelesaian model penyebaran mers melalui reaksi
difusi?

C. Tujuan
Adapun tujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui ilustrasi permasalahan pada penerapan persamaan diferensial
analisis penyebaran penyakit mers melalui sistem reaksi difusi.
2) Untuk mengetahui pemodelan matematika penyebaran penyakit mers melalui
sistem reaksi difusi.
3) Untuk mengetahui Kecepatan dan Gelombang Traveling Wave Sebagai solusi
model penyebaran penyakit mers melalui sistem reaksi difusi.
4) Untuk mengetahui contoh soal dan penyelesaian model penyebaran mers melalui
reaksi difusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilustrasi/ Gambaran masalah

Pergerakan virus Mers diasumsikan sebagai akibat dari pergerakan individu-


individu pada populasi, sehingga sistem penyebaran penyakit Mers yang dibentuk
akan melibatkan koefisien difusi untuk memperoleh sistem persamaan reaksi difusi
dan kinetik yang berbentuk Persamaan Diferensial Parsial (PDP). Bentuk umum dari
sistem difusi yang melibatkan reaksi kinetik adalah:
∂u ∂2u
=D 2 + f ( u ) (1)
∂t ∂x

∂2 u
Dengan D menunjukkan reaksi difusi, 𝑓(𝑢) menunjukkan reaksi kinetik dan
∂ x2
𝑢 tergantung pada 𝑥 dan t. Koefisien difusi (D) merupakan suatu ukuran bagaimana
seseorang berpindah dengan efisien dari satu daerah ke daerah lainnya, yang
memiliki satuan panjang kuadrat perwaktu.

B. Model Matematika Penyebaran Mers Dalam Bentuk Persamaan Diferensial


Parsial

3
Traveling wave merupakan suatu gelombang yang berjalan dengan kecepatan
tetap tanpa ada perubahan bentuk gelombang untuk setiap waktu. Untuk
menemukan kecepatan gelombang, maka sistem PDP ditransformasi menjadi PDB
dengan mentransformasi (x, t) menjadi variabel gelombang 𝑧 dengan z=x +ct, dan
𝑐 merupakan kecepatan gelombang traveling wave, sehingga dengan
u(x , t)=U (z ) , maka
∂u du ∂ z du du
= . = . C=C .
∂ t dz ∂t dz dz '
∂ u du ∂ z du du ∂2 u d 2 u
= . = .1= → 2 = 2
∂ x dz ∂ x dz dz ∂ x dx
Dengan mensubstitusi formula ini ke persamaan (1), maka persamaan (1)
ditulis menjadi
dU d2U
C =D +f (U ).
dz d z2
Dalam terminologi sistem dinamik, solusi traveling wave menghubungkan
titik keseimbangan yang tidak stabil ke titik keseimbangan yang stabil (Murray,
2002). Menurut Liu (Liu et al., 2013), dalam model epidemi, traveling wave
difokuskan pada solusi yang menghubungkan titik keseimbangan bebas penyakit
yang tidak stabil ke titik keseimbangan endemik yang stabil, sehingga untuk
menginvestigasi solusi traveling wave, titik keseimbangan endemik harus ada.
Dalam (Diekmann et al., 2010), Diekmann mengungkapkan bahwa titik
keseimbangan endemik ada jika nilai R0 >1.
Populasi manusia diasumsikan dibagi kedalam 4 kelas, yaitu individu
susceptible, individu terinfeksi Mers, penderita Mers yang dikarantina/ diisolasi dan
individu recovered atau yang sembuh dari penyakit Mers. Banyaknya individu pada
masing-masing kelas tersebut pada posisi x dan waktu t secara berturut-turut
dinotasikan dengan S( x , t), I ( x , t) , Q( x ,t) , dan R( x ,t ). Individu yang dikarantina
adalah individu yang terinfeksi Mers diisolasi di suatu ruang tertutup dan steril di
rumah sakit sambil memperoleh pengobatan terhadap gejala penyakit yang
dirasakan oleh penderita.
Pada sistem yang dibentuk, diasumsikan populasi di kelas S berubah karena
adanya rekrutmen individu sebesar A dan ada individu terinfeksi Mers sehingga
berpindah ke kelas I. Populasi di kelas I berkurang karena adanya individu

4
terinfeksi yang dikarantina sehingga berpindah ke kelas Q sebanyakλI , karena
sembuh alami sehingga berpindah ke kelas R sebanyak 𝛾1𝐼 dan meninggal karena
Mers sebanyak m 2 l Populasi di kelas Q berkurang
Karena adanya individu yang sembuh sehingga berpindah ke kelas R
sebanyak γ 2 Q dan meninggal karena Mers sebanyak m 2 Q . Ketika individu sudah
berada di kelas R, maka selamanya individu tersebut tetap berada di kelas tersebut.
Selain itu, populasi di masing-masing kelas akan berkurang karena kematian alami.
Karena diisolasi di suatu ruang tertutup dan tidak melakukan perpindahan, maka
suku difusi tidak terdapat pada persamaan perubahan populasi di kelas Q.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka sistem difusi penyebaran Mers yang berbentuk
sistem persamaan diferensial parsial adalah:
∂ S D ∂2 S
= + A−βSI −m 1 S ,
∂t ∂ x2

∂ I D ∂2 I
= + βSI − λI −γ 1 I −m 1 I −m2 l, (2)
∂t ∂ x2

∂Q
= λI −γ 2 Q−m1 Q−m3 Q ,
∂t

∂R ∂2 R
=D 2 + γ 1 I + γ 2 Q−m 1 R ,
∂t ∂x

dengan t dalam hari, x dalam km, dan D dalam km2/ hari. Semua nilai parameter
pada persamaan (2) bernilai riil positif.
Untuk mengamati dinamik dari persamaan (2), terlebih dulu diamati
dinamik dari sistem tanpa reaksi difusi yang berbentuk sistem PDB orde 1:
ds dI
= A−βSI −m 1 =βSI −λI −γ 1 I −m1 I −m2 I
dt dt

(3)
dQ dR
=λI −γ 2 Q−m 1 Q−m 3 Q =γ 1 I + γ 2 Q−m 1 R
dt dt
Total populasi manusia adalah N (t )=S (t)+ I (t)+Q(t )+ R (t). Jika tidak
ada individu di kelas I dan Q meninggal karena Mers (m2=m3=0) , maka
N= A /m 1 untuk → ∞ . Dengan demikian total populasi terbatas di atas pada A/m 1.
Persamaan (3) memiliki 2 titik keseimbangan yaitu:

5
¿ ¿ ¿ ¿ A
1) Titik keseimbangan bebas penyakit, E0 =(S , I , Q , R )=( , 0,0,0) yang
m1
berarti tidak ada individu yang terinfeksi Mers.
Basic reproduction number, R0 , diperoleh dengan pendekatan metode
Next Generation Matrix (NGM) with large domain, dengan subsistem infeksi
dI
=βSI −λI −γ 1 I −m1 I −m 2 I ,
dt
dQ
=λI −γ 2 Q−m 1 Q−m 3 Q ,
dt

dan matriks
βA

[
K L= m1 (λ+ γ 1+ m1 +m 2)
0
0

0 ]
sehingga diperoleh
βA
R0 = (4)
m1 ( λ+ γ 1 +m1 +m2)

Dengan melakukan linierisasi persamaan (3) di sekitar E0 maka diperoleh nilai


eigen:
σ 1 =σ 2=−m1 , σ 3=(λ+ γ 1 +m1 +m2)(R0 −1)dan σ 4=−(γ 2+ m1 +m3 ).
Jika R0 <1, maka semua nilai eigen tersebut bernilai negatif sehingga R0
bersifat stabil asimptotik yang artinya penyakit Mers tidak menjadi epidemi pada
populasi manusia. Sedangkan jika R0 >1, maka terdapat nilai eigen positif
sehingga E0 menjadi tidak stabil yang berarti penyakit Mers bisa menjadi
epidemi pada populasi.
λ+γ 1 +m 1+ m2
2) Titik keseimbangan E1=(S¿ , I ¿ ,Q ¿ , R ¿ ) dengan ¿
S= ,
β

m1 λm1
I ¿= ( R 0−1), Q∗¿ ( R −1 ) dan
β β ( γ 2+m1+ m3 ) 0

[ γ 1 γ 2+ γ 1 m1+ γ 1 m3+ γ 2 λ ]
R∗¿ ( R0 −1) .
β ( γ 2+m 1+ m3 )
Titik E1disebut titik keseimbangan endemik, yang akan ada jika 𝑅0>1.

6
Dengan melakukan linierisasi persamaan (3) di sekitar titik 𝐸1, maka diperoleh
nilai eigen σ 1 =−(γ 2 +m1 +m3)<0 , σ 2 =−m1< 0, dan 𝜎3,𝜎4 diperoleh dari solusi
dari persamaan kuadrat
a 0 σ 2+ a1 σ +a2=0
dengan a 0=λ+ γ 1 +m1 +m2 , a1 =βA , a2=m1 (λ +γ 1+ m1 +m2)2 ( R 0−1) .
Jika R0 >1 , makaσ 3 . σ 4 >0 dan σ 3 +σ 4 <0 , sehingga 𝜎3 dan 𝜎4 memiliki
bagian rill negatif. Dengan demikian jika 𝑅0>1, maka titik 𝐸1 ada dan titik ini
bersifat stabil yang berarti penyakit Mers cendrung akan menjadi epidemi pada
populasi.

C. Kecepatan dan Gelombang Traveling Wave Sebagai Solusi Dari Sistem Difusi
Penyebaran Mers yang Berbentuk Sistem Persamaan Diferensial Parsial
Dinamik dari persamaan (3) di atas menjadi referensi untuk menganalisa
dinamik dari sistem PDP (2). Untuk memperoleh solusi traveling wave dari
persamaan (2), maka kecepatan gelombang minimum harus ditemukan. Jika
solusi traveling wave ada, maka solusi tersebut akan memenuhi kondisi
( S( x , t), I ( x ,t) , Q( x ,t ), R( x ,t ))=(S̅ (z), I̅ ( z) , Q̅ (z), R̅ ( z))
dengan z=x +ct dan c merupakan kecepatan gelombang yang nilainya tetap.
Melalui transformasi ini, maka persamaan (2) ditulis menjadi PDB

(5)

7
dS dy dI
= y 1 1 = 1 (cy 1− A+ βSI +m 1 S) = y 2
dz dz D dz

dy 2 1 dQ 1 dR
= (cy 2− βSI + λI +γ 1 I +m 1 I +m 2 I ) = ( λI −γ 2 Q−m 1 Q−m 3 Q ) = y 3
dz D dz c dz

dy 3 1
= (cy 3 −γ 1 I + y 2 Q+m1 R)
dz D

Persamaan (5) juga memiliki 2 titik keseimbangan


( S¿ , y ¿1 , I ¿ , y ¿2 ,Q¿ , R¿ , y ¿3 ), yaitu titik keseimbangan bebas penyakit

A
E¿0 =( , 0,0,0,0,0,0)dan titik keseimbangan endemik 𝐸*1=(𝑆*,0,𝐼*,0,𝑄*,𝑅*,0)
m1
dengan 𝑆*,𝐼*,𝑄* dan 𝑅* merupakan komponen-komponen yang sama pada 𝐸1.
Dengan nilai parameter pada Tabel 1 yang menyebabkan besaran R0 >1, maka
dapat diasumsikan persamaan (3) memenuhi syarat batas:
( S̅ (−∞) , I̅ (−∞), Q̅ (−∞) , R̅ (−∞))=E¿0 dan( S̅ (∞), I̅ (∞ ),Q̅ (∞) , R̅ ( ∞))=E¿1 .
Sebagaimana yang dijelaskan pada (Murray, 2003) dan oleh Liu (Liu et
al., 2013) bahwa untuk menginvestigasi kecepatan traveling wave, maka matriks
Jacobian dari persamaan (5) di sekitar titik keseimbangan bebas penyakit harus
dipastikan memiliki nilai eigen yang semuanya bernilai riil dan minimal terdapat
satu nilai eigen bernilai riil positif, sehingga solusi dari persamaan (5) menjauhi
titik keseimbangan bebas penyakit dengan cara tidak berosilasi. Jika terdapat
nilai eigen bilangan kompleks (terutama memiliki bagian riil positif), maka
solusi akan menjauhi titik keseimbangan bebas penyakit dengan cara berosilasi,
sehingga akan muncul solusi S̅ (z), I̅ ( z) , Q̅ ( z), R̅ (z ) yang bernilai negatif.
Sedangkan S̅ (z), I̅ ( z) , Q̅ ( z), dan R̅ (z ) menyatakan suatu populasi yang
nilainya harus non-negatif supaya realistis. Dengan kata lain, jika terdapat nilai
eigen bilangan kompleks, maka solusi yang diperoleh tidak realistis sehingga
tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik.
Matriks Jacobian dari persamaan (5) di sekitar titik 𝐸0* adalah

8
0 1 0 0 0 0 0

[ ]
m1 c βA
0 0 0 0
D D D m1
0 0 0 1 0 0 0
−( R 0−1 ) ( λ+ γ 1 +m1+ m2) c
0 0 0 0 0
D D
λ −( γ 2+ m1+ m3 )
0 0 0 0 0
c c
0 0 0 0 0 0 1
−γ 1 −γ 2 m1 c
0 0 0
D D D D

Dengan mempertimbangkan semua parameter dan kecepatan (c) bernilai


riil positif, maka nilai eigen dari matriks Jacobian tersebut adalah

− y2 +m 1 +m 3 c ± √ c2 + 4 Dm1
σ1= yang bernilai riil negatif σ 2 , σ 3 , σ 4 , σ 5 = yang
c 2D
dua diantaranya bernilai riil positif dan dua lainnya bernilai riil negatif, serta

c ± √ c2 −4 D( R 0−1)(λ+ y 1 +m1+ m2)


σ 6, σ7= . Oleh karena itu, untuk
2D
memperoleh hasil/ solusi yang realistis, maka nilai c harus ditemukan
sedemikian sehingga diperoleh σ 6 dan σ 7 bernilai riil. Supaya σ 6 dan σ 7 bernilai
riil, maka haruslah
C ≥ 2 √ D(R 0−1)( λ+ y 1 +m1+ m2)
Batas nilai c, antara yang dapat memberikan nilai eigen kompleks dan nilai
eigen riil, atau antara yang dapat memberikan solusi tidak realistis dan solusi
yang realistis, dinyatakan sebagai kecepatan minimum gelombang (𝑐𝑚𝑖𝑛) dari
traveling wave, yaitu
C min =2 √ D(R0 −1)( λ+ y 1+ m1+ m2 ) (6)

D. Contoh Soal dan Penyelesaian Model Penyebaran Penyakit Mers Melalui


Sistem Reaksi Difusi
Contoh:

9
Di sajikan nilai parameter pada tabel 1. Dengan sistem difusi penyebaran Mers
yang berbentuk sistem persamaan diferensial parsial adalah:

∂ S D ∂2 S
= + A−βSI −m 1 S ,
∂t ∂ x2
∂ I D ∂2 I
= + βSI − λI −γ 1 I −m 1 I −m2 l,
∂t ∂ x2
∂Q ∂R ∂2 R
= λI −γ 2 Q−m1 Q−m3 Q , =D 2 + γ 1 I + γ 2 Q−m 1 R ,
∂t ∂t ∂x

dengan t dalam hari, x dalam km, dan D dalam km2/ hari. Semua nilai parameter
pada persamaan bernilai riil positif. Tentukan Kecepatan minimum Penyebaran
Penyakit mers.
Table 1. Nilai Parameter
Simbol Definisi Nilai Satuan

A Laju rekruitmen pada populasi 1000 Individu/hari


Laju transmisi virus yang sukses ditularkan
β 0,00002 1/hari
ke susceptible
m1 Laju kematian alami individu 0,01 1/hari
Laju kematian penderita mers yang tidak
m2 0,3 1/hari
diobati
Laju kematian penderita mers yang
m3 0,1 1/hari
dikarantina
Tingkat Tindakan karantina terhadap
λ 0,4 1/hari
terinfeksi Mers
Laju kesembuhan alami bagi yang
γ1 0,2 1/hari
terinfeksi Mers
Laju kesembuhan bagi yang terinfeksi
γ2 0,3 1/hari
Mers dan dikarantina
D Koefisien difusi 1 km 2 /¿hari

Penyelesaian :
Rumu kecepatan dan gekombang traveling wave sebagai solusi dari persamaan
penyebaran mers.
cmin=2 √ D( R 0−1)(λ+ γ 1 +m 1+ m2 )

10
 Mecari R0
βA
R0 =
m1 ( λ+ γ 1 +m1 +m2)
0,00002× 1000
R0 =
0,01(0,4+0,2+0,01+0,3)
0,02
¿
0,01(0,91)
0,02
¿
0,0091
¿ 2,1978
Sehingga ,
cmin=2 √ D( R 0−1)(λ+ γ 1 +m 1+ m2 ).
¿ 2 √1(2,1978−1)(0,4+0,2+ 0,01+ 0,3)
¿ 2 √1,089998
¿ 2,088

Diperoleh C min =2,09 km/hari. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan minimum
penyebaran penyakit Mers adalah 2,09 km/hari

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pergerakan virus Mers diasumsikan sebagai akibat dari pergerakan individu-
individu pada populasi, sehingga sistem penyebaran penyakit Mers yang
dibentuk akan melibatkan koefisien difusi.
2. Model matematika penyebaran Mers dalam bentuk persamaan differensial
parsial adalah
∂R ∂2 R
=D 2 + γ 1 I + γ 2 Q−m 1 R ,
∂t ∂x
dengan t dalam hari, x dalam km, dan D dalam km2/ hari. Semua nilai parameter
pada persamaan (2) bernilai riil positif.
3. Kecepatan dan Gelombang Traveling Wave Sebagai Solusi Dari Sistem Difusi
Penyebaran Mers yang Berbentuk Sistem Persamaan Diferensial Parsial yaitu :
C min =2 √ D(R0 −1)( λ+ y 1+ m 1+ m2 )

B. Saran
-

12
DAFTAR PUSTAKA

Rozi, Syamsida. (2018). Deskripsi Dan Analisis Penyebaran Penyakit Mers Melalui
Sistem Reaksi Difusi. Pythagoras, 7(1) : 9-20. https://www.journal.unrika.ac.id
Yong Beni, S.Si.,M.Si, Owen Livia, S.Si.,M.Si.(2015). Model Penyebaran Penyakit
Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah
Umrah/Haji Indonesia. https://www.journal.unpar.ac.id

Anda mungkin juga menyukai