Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : Prihatin Suciyati

NIM : 858696038

Kelas :B

Tahun : 2020.2

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD

1. Jelaskan 5 (lima) level ranah afektif menurut Krathwohl (dalam Gronlud and Linn,
1990)!
Jawaban:
5 (lima) level ranah afektif menurut Krathwohl (dalam Gronlud and Linn, 1990)
yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization.
1. Tingkat receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan,
musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik
pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik
mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan
sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan,
yaitu kebiasaan yang positif.
2. Tingkat responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena
khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada
pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam
memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal
yang menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus.
Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman,
senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.
3. Tingkat valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan
derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima
suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada
tingkat komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari
seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan
perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan
pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
4. Tingkat organization
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai
diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil
pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem
nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup.
5. Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta
didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu
tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan
dengan pribadi, emosi, dan sosial.

2. Jelaskan 5 (lima) cara penilaian ranah afektif menurut Ericson (dalam Nasoetion dan
Suryanto, 2002)!
Jawaban:
5 cara penilaian ranah afektif menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002)
adalah:

1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan


tingkah laku siswa terhadap sesuatu,benda, orang, gambar atau kejadian. Dari
tingkah laku yang muncul kemudian dicari atribut yang mendasari tingkah laku
tersebut.
2. Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuesioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang
sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau pilihan
bentuk angka.
4. Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah
dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut
penafsirannya.
5. Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku
seseorang dimana yang diamati tdak tahu bahwa ia sedang diamati.

3. Sebutkan 9 (sembilan) langkah pengembangan instrumen ranah afektif!


Jawaban:
9 langkah pengembangan instrumen ranah afektif adalah:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrumen
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen

4. Berikan contoh 1 (satu) alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran
(pilih salah satu: PKn/Bahasa Indonesia/IPS/Matematika/IPA/tematik)!
Jawaban:
Contoh pengukuran sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.
1) Tujuan: mengukur kecenderungan siswa terhadap mata pelajaran matematika
2) Definisi konseptual sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika:
kecenderungan siswa dalam merespon mata pelajaran matematika secara
konsisten baik respon positif maupun negatif.
3) Definisi operasional sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika: perasaan
positif atau negatif siswa terhadap mata pelajaran matematika
4) Indikator sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika: kecenderungan siswa
dalam membaca buku matematika, belajar matematika, interaksi siswa dengan
guru matematika, mengerjakan tugas matematika, mendiskusikan matematika dan
memiliki buku matematika
5) Menggunakan indikator-indikator sebagai dasar untuk menulis pernyataan-
peryatan tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.

Contoh alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.
- Saya senang belajar mata pelajaran matematika:
Sangat Sangat
Senang (5) (4) (3) (2) (1) tidak senang
- Saya senang mengerjakan tugas matematika:
Sangat Sangat
Senang (5) (4) (3) (2) (1) tidak senang
- Saya sering berdiskusi tentang matematika:
Sangat Sangat
Sering (5) (4) (3) (2) (1) jarang
- Saya sering bertanya guru tentang matematika:
Sangat Sangat
Sering (5) (4) (3) (2) (1) jarang
- Saya banyak memiliki buku-buku matematika:
Sangat Sangat
banyak (5) (4) (3) (2) (1) sedikit

5. Berikan contoh 1 (satu) alat ukur untuk menilai minat siswa terhadap mata pelajaran
(pilih salah satu: PKn/Bahasa Indonesia/IPS/Matematika/IPA/tematik)!
Jawaban:
Contoh pengukuran minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
1) Tujuan: memperoleh informasi minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
2) Definisi konseptual minat siswa terhadap mata pelajaran IPA: suatu disposisi
yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong siswa untuk mempelajari
IPA.
3) Definisi operasional minat siswa terhadap mata pelajaran IPA: keingintahuan
siswa tentang mata pelajaran IPA.
4) Indikator minat siswa terhadap mata pelajaran IPA: manfaat belajar IPA, usaha
mempelajari IPA, membaca buku-buku IPA, bertanya pada teman tentang IPA,
mengerjakan tugas-tugas IPA.
5) Menggunakan indikator-indikator sebagai dasar untuk menulis pernyataan-
peryatan tentang minta siswa terhadap mata pelajaran IPA.

Contoh alat ukur untuk menilai minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
- IPA bermanfaat untuk memecahkan persoalan sehari-hari:
Sangat Sangat
Manfaat (5) (4) (3) (2) (1) tidak bermanfaat
- Saya berusaha memahami mata pelajaran IPA:
Sangat Sangat
Berusaha Keras (5) (4) (3) (2) (1) malas
- Saya senang membaca buku IPA:
Sangat Sangat
Senang (5) (4) (3) (2) (1) tidak senang
- Saya senangg bertanya guru tentang IPA:
Sangat Sangat
Senang (5) (4) (3) (2) (1) tidak senang
- Saya senang mengerjakan tugas-tugas IPA:
Sangat Sangat
senang (5) (4) (3) (2) (1) tidak senang

Anda mungkin juga menyukai