Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 1

Nama : Prihatin Suciyati

NIM : 858696038

Kelas : 1B

Tahun : 2020.2

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD

1. Sebutkan 8 prinsip penilaian!


Jawaban:
Prinsip-prinsip penilaian:
a. Berorientasi pada pencapain kompetensi 
Penilaian yang Anda lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa
dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
b. Valid (mengukur apa yang seharusnya diukur).
Penilaian yang Anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk itu Anda memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran
yang valid dan  reliable.
c.  Adil 
Penilaian yang Anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama.
d. Objektif
Dalam menilai hasil belajar siswa Anda harus dapat menjaga objektivitas proses
dan hasil penilaian.
e. Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan
berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan
belajar siswa. Pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar siswa tidak boleh
dilakukan hanya berdasar informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester
saja tetapi harus diputuskan berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai
sumber yang diperoleh secara berkesinambungan.
f. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang Anda
lakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil
belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
h. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-pihak
yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan 
siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.

2. Apa yang dimaksud dengan tes penempatan, pre tes, post test, tes diagnostic, tes
formatif, dan tes sumatif?
Jawaban:
Tes penempatan adalah tes yang digunakan untuk mengelompokkan siswa sesuai
dengan kemampuannya. Pada saat ini tes penempatan banyak dilakukan di lembaga-
lembaga pendidikan non formal seperti di tempat kursus bahasa Inggris dan
kursuskursus keterampilan.
Pre tes adalah salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran.
Jika dilihat dari tujuannya, pre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah menguasai materi yang akan diajarkan.
Post test adalah salah satu jenis tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai. Post test digunakan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang
telah Anda lakukan.
Test diagnostic adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa. Karena tes diagnostik akan digunakan untuk menemukan
kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa maka materi tes diagnostik
dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.
Tes formatif adalah salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk
memberi nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan dimanfaatkan untuk
memonitor apakah proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran
atau belum.
Tes sumatif adalah jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir soal - butir soal yang dikembangkan
pada tes sumatif harus dapat mengukur ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

3. Apakah keunggulan dan kelemahan tes uraian?


Keunggulan:
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi
b. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif
c. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set teks uraian lebih cepat daripada
waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif
d. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah daripada menulis teks objektif
yang baik.
Kelemahan:
a. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
Hanya sedikit materi yang bisa ditanyakan dalam satu waktu ujian.
b. Sukar memeriksa jawaban siswa.
Kesukaran utama dalam memeriksa jawaban siswa terletak pada sulitnya
memberikan skor objektif dan konsisten, seringkali terjadi hallo effect, carry over
effect dan order effect.
c. Adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan hasil pekerjaan siswa.

4. Sebutkan 6 langkah untuk mempermudah pengisian format kisi-kisi!


Jawaban:
6 langkah untuk mempermudah pengisian format kisi-kisi adalah:
a. Siapkan format kisi-kisi dan buku materi yang akan digunakan sebagai sumber
dalam pembuatan kisi-kisi.
b. Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel
materi yang akan diujikan. Kemudian tukiskan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan tersebut pada lembar kisi-kisi.
c. Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian
tersebut. Penentuan jumlah butir soal harus memperhatikan tingkat kesukaran
butir soal dan proses berpikir yang diukur.
d. Sebarkan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan. Penentuan jumlah butir
soal tersebut per pokok bahasan hendaknya dilakukan secara proporsional
berdasarkan kepentingan atau keluasan pokok bahasan
e. Distribusikan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan tersebut ke dalam sub
pokok bahasan sub pokok bahasan
f. Distribusikan jumlah butir soal tersebut per sub pokok bahasan tersebut ke dalam
kolom-kolom proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal.

5. Sebutkan 7 hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes!


Jawaban:
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes adalah:
a. Pemilihan sampel materi yang diujikan.
Pemilihan sampel materi yang ditulis butir soalnya hendaknya dilakukan dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran yanng ingin dicapai. Pilihlah sampel materi
yang representatif.
b. Jenis tes yang digunakan.
Pemilihan jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel
materi yang dapat diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes,
serta jumlah butir soal yang akan dibuat.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diuji.
Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam
mengembangkan proses berpikir siswa. Dengan demikian Jenjang kemampuan
berpikir yang akan diuji pun berbeda-beda.
d. Ragam tes yang digunakan.
Ada beberapa ragam tes yang dapat digunakan sebagai alat ukur hasil belajar
siswa baik itu tes objektif maupun tes uraian.
e. Sebaran tingkat kesukaran butir soal.
Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan
informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya
sedang (harga p di sekitar 0,5).
f. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian.
Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam
membuat perencanaan tes.
g. Jumlah butir soal
Penentuan jumlah butir soal dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal
antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang digunakan,
proses berpikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam satu tes
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai