Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 1

KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN DAN


PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

EVALUASI PENDIDIKAN

PDGK4301

DISUSUN OLEH:
DESI PUTRI WULANDARI (858557664)
KELAS 1C

PROGRAM STUDI S1 PGSI BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

BLITAR

2021
KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

Penilaian memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal
tersebut dikarenakan pada dasarnya kesuksesan sebuah pembelajaran terletak pada
seberapa berhasilnya seorang guru sebagai fasilitator meningkatkan pemahaman serta
peningkatan hasil belajar siswa. Dimana untuk pemenuhan tujuan pembelajaran seorang
guru memiliki kiat-kiat khusus selama proses pembelajaran berlangsung. hal-hal yang
selalu diperhatikan guru selama pembelajaran berlangsung diantaranya adalah (1)
penyampaian materi yang mudah diterima siswa, (2) menciptakan suasana belajar yang
efektif dan menyenangkan, (3) tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan, serta (4) tertanamnya nilai-nilai suatu pelajaran dalam diri siswa. Untuk
mengetahui seberapa tingkat pemahaman peserta didik maka wajib bai seorang guru
melakukan serangkaian penilaian. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
hakikat sebuah penilaian dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.

Berbicara tentang penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti


tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi. Berikut akan disajiakn beberapa pengertian dari
istilah-istilah tersebut.

1. Tes

Tes diartikan sebagai seperangkat pertanyaan yang diberikan guru untuk


memperoleh informasi mengenai daya serap siswa terkait materi yang telah
disampaikan, dimana dalam sebuah pertanyaan tersebut terdapat jawaban dan
ketentuan yang dianggap benar. Adapun tes dikategorikan ke dalam 2 kelompok
yaitu kelompok tes (meliputi tes objectif dan uraian), dan kelompok non-tes
(meliputi pengamatan, perubahan sikap, serta wawancara).

2. Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur
dengan tujuan untuk menggambarkan objek yang diukur. ketika seorang guru
melakukan sebuah pengukuran maka guru tersebut memerlukan suatu alat ukur
yang valid. sehingga hasil pengukuran tersebut dikatakan relevan dengan
kenyataannya.
3. Asesmen

Asesmen merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar


siswa yang diperoleh dari berbagai jenis penilaian dan mengolah informasi tersebut
untuk menilai hasil belajar dan perkembanganbelajar siswa. Adapun jenis-jenis
asesmen yang digunakan antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tu gas
kelompok, ulangan akhir semester dan lain-lain.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas suatu


pembelajaran. Adapun tujuan dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas kinerja
serta keberhasilan suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Umumnya
evaluasi dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai Kegiatan ini diawali
pengamatan guru serta diagnosisbeberapa permasalahan yang muncul, setelah itu
barulah guru membuat rencana tindak lanjut agar guru dapat mengajarlebih baik
dan juga mendorong siswa belajar lebih aktif.

Dari pemaparan istilah dari tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi dapat kita
garis bawahi bahwa kedudukan tes, pengukuran asesmen dan evaluasi sangatlah penting
untuk menunjang berhasilnya suatu proses pembelajaran, tes, pengukuran, asesmen dan
evaluasi. tidak dapat dipisahkan satu sama lain semuanya saling berhubungan. Dengan
kata lain ketika seorang guru hendak melakukan suatu penilaian pastinya membutuhkan
suatu alat ukur baik tes maupun non-tes. Dari hasil tes tersebut seorang guru dapat
melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat perkembanganhasil belajar siswa. yang
selanjutnya melakukan kegiatan evaluasi guna pencapaian tujuan pembelajaran yang
optimal, memperbaiki kinerja guru, serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Agar kegiatan penelitian dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang


pencapaian hasil belajar siswa maka sebagai seorang guru hendaknya memperhatikan
beberapa prinsip penilaian diantaranya:

 Berorientasi pada pencapaian kompetensi

Penilaian yang dilakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian


siswa dalam pencapaian kompetensi seperti apa yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.

 Penilaian yang dilakukan harus valid


Penilain yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya
dikurur. Untuk itu guru memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil
pengukuran yang valid dan reliable.

 Bersifat adil untuk seluruh siswa

Penilaian yang dilakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama.

 Penilaian bersifat objektif

Dalam menilai hasil belajar siswa harus dapat menjaga objektivitas


proses dan hasil penilaian. Objektifitas penilaian dipengaruhi oleh unsur
subjektifitas penilaian. Unsur subjektifitas dapat mempengaruhi penilaian pada
saat pelaksanaan, penskoran, dan pengambilan keputusan hasil belajar siswa.

 Berkesinambungan

Penilaian yang dilakukan harus berencana, bertahap, teratur, terus


menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa. Pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar
siswa tidak boleh dilakukan hanya berdasarkan informasi hasil belajar siswa
pada tes akhir semester saja tetapi harus diputuskan berdasarkan informasi hasil
belajar siswa dari beberapa sumber yang diperoleh secara berkesinambungan.
Hasil belajar juga harus dianalisis dan ditindak lanjuti dengan pemberian umpan
balik sehingga dapat diperoleh catatan tentang perkembangan belajar siswa.

 Menyeluruh

Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian


yang dilakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat
dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.

 Terbuka dan bermakna

Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga


keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil
penilain juga hendaknya memiliki makna bagi siswa dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan. Dimana hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan
siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan

Dengan memperhatikan beberapa prinsip penilaian iatas maka akan


diperolehhasil penilaian yang valid sehingga guru dapat dengan mudah melakukan
rencanatindak lanjut dari permasalahan tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu dengan semakin berkembangnya teknologi maka


pengembangan tes hasil belajar juga semakin variatif. Adapun ragam jenis tes hasil
belajar siswa diantaranya tes seleksi, tes penempatan, Pre-test- Post-test, tes formatif,
tes diagnostik, tes sumatif dan tes ynjuk kerja. Dimana masing-masing tes hasil belajar
tersebut memiiki tujuan dan fungsi tertentu. berikut akan diuraikan pengertian jenis-
jenis tes hasil belajar beserta fungsinya.

1. Tes Seleksi

Tes Seleksi merupakan suatu tes yang digunakan untuk memilih calon yang
dapat diterima untuk mengikuti suatu program. dengan demikian tes seleksi yang
digunakan tersebut akan menghasilan calon-calon terpilih yang dapat diterima
untuk mengikuti suatu program. dalam dunia pendidikan tes seleksi ini sering
digunakan ketika suatu lembaga mengadakan event penerimaan peserta didik baru
(PPDB). Umumnya tes seleksi tersebut memuat beberapa persyaratan khusus atau
mempunyai acuan khusus, seperti halnya prestasi belajar siswa akademin maupun
non akademik, hasil belajar siswa dll. Jika dalam tes seleksi dapat menghasilkan
calon atau lulusan terbaik dari sejumlah calon yang memenuhi kriteria maka suatu
instansi atau lembaga yang menyelenggarakan tes tersebut akan dapat memperoleh
input program yang berkualitas.

2. Tes Penempatan

Tes Penempatan ini dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan


kemampuannya. dengan demikian tes penempatan dapat mengelompokkan siswa
dalam satu kelompok yang relatif homogeny kemampuan dan keterampilannya.

Dalam proses pembelajaran tes penempatan bisa dilakukan oleh guru untuk
mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
didalam lingkup kelas yang memiliki sejumlah murid heterogen pastinya setiap
anak memiliki keunikan, karakteristik serta kemampuan daya serap materi yang
berbeda-beda. untuk mewujudkan suatu pembelajarn yang efektif dan efisien
sayogyanya seorang guru bertindak adil terhadap sesame murid, dimana guru
harusnya tidak berat sebelah, tidak hanya memikirkan perkembangan murid yang
memiliki progress rendah saja tetapi seharusnya guru dapat memberikan respon
yang berbeda kepada murid yang mempunyai tingkat kemampuan rendah dan
tingkat kemampuan tinggi. oleh karena itu guru dapat melakukan tes penempatan
sebagai solusi dari permasalahan tersebut. dimana guru membagi 2 kelompok
belajar di kelas dengan subjek kelompok siswa yang berkemampuan rendah dan
siswa yang berkemampuan tinggi. dengan demikian guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk belajar dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing.

adapun manfaat yang dapat kita petik dengan diadakannya tes penempatan
adalah kita dapat memperoleh kelompok peserta program dengan kemampuan yang
relatif homogen sehingga program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
efisien.

3. Pre Test – Post Test

Pre Test – Post Test merupakan suatu test yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah memahami materi materi pembelajaran yang akan
disampaikan. Dimana Pre Test dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung yang
tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi
pembelajaran yang akan disampaikan, sedangkan Post Test dilakukan setelah
proses pembelajaran selesai yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa
dapat mencapai tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebut. Agar
dapat mengetahui berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran maka tes yang
digunakan pada saat pre test dan post test harus mengukur tujuan yang sama. Tes
yang digunakan pada saat pre test dan post test sebaiknya tidak tes yang sama. Tes
inilah yang disebut dengan tes paralel.

4. Tes Diagnostik

Tes Diagnostik merupakan suatu tes yang tujuannya untuk mengetahui kesulitan
yang dialami siswa dalam memahami materi pembelajaran, dengan demikian tes
diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal untuk menentukan dan
memperbaiki atau menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam memahami
suatu materi pelajaran. Dari hasil tes diagnostik guru akan dapat menemukan
kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya guru akan menggali apa penyebab
dari kesulitan belajar tersebut. Setelah mengetahui penyebabnya barulah guru
berusaha mencari cara menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga
siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang telah anda
rancang. proses ini disebut proses evaluasi dimana guru mengkaji permasalah
dikelas kemudian melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja serta untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Tes Formatif

Tes Formatif merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. jika terdapat
beberapa siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka
program pembelajaran tersebut akan diulang. dengan Demikian tes formatif dapat
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan. Yang menjadi
fokus daam pelaksanaan tes formatif adalah ketercapaian tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses pembelajaran bukan mencari poenyebab kesulitan belajar
siswa. Sedangkan mencari penyebab kesulitan belajar siswa adalah fokus dari
penyelenggaraan tes diagnostik. Setelah anda menyelesaikan seluruh rangkaian
proses pembelajaran, anda perlu ,mengukur sejauh man siswa dapat mencapai
seluruh tujuan pembelajaran yang telah anda tetapkan. Jenis tes yang anda gunakan
untuk menilai keberhasilansiswa setelah mengikuti seluruh rangkaian program
pembelajaran adalah tes sumatif. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan agar
tes sumatif benar – benar dapat digunakan untuk menilai keberhasilan siswa di
akhir program pembelajaran, yaitu :

1.      Tes sumatif harus berorientasi pada tujuan.


2.      Pemilihan sampel materi harus representatif.
3.      Jenis alat ukur yang digunakan harus tepat.
4.      Proses berpikir yang diukur harus sesuai dengan proses pembelajaran.
6. Tes Sumatif

Tes Sumatif merupakan suatu tes yang digunakan untuk menilai keberhasilan
siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian
tes sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Butir soal yang
dikembangkan pada tes sumatif harus dapat mengukur ketercapaian seluruh tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
mencakup tiga kawasan tersebut harus dilatihkan atau diajarkan kepada siswa.

Anda mungkin juga menyukai