Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGGEMUKAN SAPI BALI DI DESA

BUMI HARJO

Oleh
Dhimas Siddiq Aszhary
18542310123

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2021
BAB I

GAMBARAN UMUM

1.1 Gambaran Umum Peternakan Sapi

Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil
bahan makanan berupa daging, disamping ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, tulang
dan lain sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein
hwani. Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang sangat berperan sebagai pengumpul
bahan bergizi rendah yang diubah menjadi bahan bergizi tinggi , kemudian diteruskan kepada
manusia dalam bentuk daging (Sugeng, Y.B, 1992).

Saat ini usaha penggemukan sapi potong biasanya di dominasi oleh peternak besar
maupun kecil. Ada juga beberapa peternak perorangan di beberapa pedesaan di Indonesia.
Masih sangat jarang perorangan di kota-kota besar yang mengalokasikaninvestasi mereka
pada business ini karena mereka mengganggap bisnis ini awam dan tidak memberikan
keuntungan yang besar, padahal pada kenyataannya bisnis ini tidak terlalu sulit dan
memberikan keuntungan yang cukup besar (Priyono, 2013).

1.2 Gambaran Umum Studi kelayakan Bisnis

Studi kelayakan proyek adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu
dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan
untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan merupakan pedoman kerja bagi pelaksana proyek (dalam produksi,
pemasaran, penanaman investasi, jumlah tenaga kerja, jumlah pimpinan).

Usaha/proyek dikatakan layak bila kegiatan usaha/proyek tersebut dilaksanakan


berdasarkan kegiatan yang telah diatur dalam kelayakan usaha.Dalam menjalankan usaha
peternakan dibutuhkan biaya-biaya dalam proses pemeliharaannya. Biaya yang mesti di
keluarkan tidak hanya biaya pakan dan obat-obatan saja, melainkan juga perkandangannya,
penyusutan kandang pertahunnya,peralatan kandang, lahan untuk kandang dan lahan pakan,
dan masih banyak lagi lainnya.Skala usaha dapat juga disebut jumlah kepemilikan ternak.
Jumlah kepemilikan sapi potong merupakan indikator keberhasilan suatu usaha peternakan
sapi. Dengan meningkatnya jumlah sapi yang dimiliki seorang peternak, maka jumlah sapi
yang dapat dijual per tahun akan semakin meningkat pula, dengan demikian akan
meningkatkan pendapatan peternak (Murwanto, 2008).

Dalam suatu usaha peternakan baik ternak besar maupun ternak kecil masing-masing
mempunyai standar skala usaha kepemilikan baik skala peternakan rakyat maupun skala
peternakan perusahaan. Dimana tingkat perusahaan mulai dari kecil, menengah, dan besar.
Menurut Sudono (1999) peternakan sapi potong akan menguntungkan jika jumlah minimal
sapi potong yang dimiliki oleh peternak adalah 10 ekor dengan persentase produktivitas sapi
>60%. Persentase jumlah produktivitas merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan
dalam tatalaksana suatu peternakan sapi potong untuk menjamin pendapatan. Banyaknya
jumlah ternak yang dimiliki menunjukkan pula skala usaha pemeliharaan yang dimiliki.
Menurut Salmi (2008), yang termasuk dalam skala kecil yaitu apabila jumlah ternak sapi
yang dimiliki yaitu berjumlah 1-5 ekor, skala sedang ditandai dengan jumlah sapi yang
berjumlah 6-10 ekor, sedangkan skala besar apabila jumlah ternak sapi berjulah di atas 10
ekor.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kelayakan usaha penggemukan Sapi Bali Di Desa Bumi Harjo, Kecamatan Kumai
, Kabupaten Kotawaringin Barat ?

1.3 Tujuan

mengetahui aspek pasar seperti tingkat permintaan dan penawaran Sapi, jenis pasar sapi,
harga jual Sapi dan strategi pemasaran Sapi. Mahasiswa dapat mengetahui aspek teknis
seperti lokasi bisnis, proses produksi, proses produksi, layout dan pemilihan jenis teknologi
dan equipment pada usaha penggemukan Sapi Bali.
BAB II

ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENGEMUKAN SAPI BALI

Dalam tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis perlu dipertimbangkan
berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling berkaitan. Secara umum
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan yaitu: (a) aspek pasar,(b) aspek
teknis, (c) aspek manajemen dan hukum, (d) aspek sosial,ekonomi, dan budaya, (e) aspek
lingkungan, (f) aspek finansial (keuangan).

Banyak perusahaan pada saat ini bermunculan dan karenanya persaingan juga
semakin tajam. Keadaan yang demikian, menjadikan aspek pasar menempati kedudukan
utama dalam pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh investor dalam
memperebutkan konsumen. Peranan analisis aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan
bisnis pada studi kelayakan bisnis merupakan hal utama untuk mendapat perhatian.

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam dalam studi kelayakan
bisnis. Besar permintaan produk serta kecendrungan perkembangan permintaan selama masa
kehidupan bisnis yang akan datang perlu diperkirakan dengan cermat. Tanpa perkiraan
jumlah permintaan produk yang diteliti, dikemudian hari bisnis dapat terancam karena adanya
kekurangan atau kelebihan dari permintaan. Baik kekurangan maupun kelebihan permintaan
akan menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat beroperasi secara efisien.

Pemasaran kegiatan usaha penggemukan sapi bali diharapkan beroperasi secara sehat
bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran, serta dapat
menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan. Agar dapat
memperoleh gambaran seberapa jauh kegiatan usaha penggemukan sapi bali yang
direncanakan dapat memenuhi persyaratan tersebut, berbagai hal yang bersangkutan dengan
pasar dan pemasaran produk perlu ditelaah seperti permintaan sapi, penawaran sapi,
penetapan harga Sapi, dan strategi pemasaran sapi.

2. 1 ASPEK PASAR

1. Permintaan Sapi
Permintaan merupakan sejumlah produk yang dibeli atau diminta pada suatu harga
dan waktu tertentu. Umumnya pasokan sapi masih terfokus memenuhi kebutuhan hewan
qurban Idul Adha dan kegiatan hajatan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan
sapi pada usaha penggemukan sapi bali di Desa Bumi Harjo, seperti prilaku konsumen, dan
hari-hari besar nasional maupun keagamaan permintaan masyarakat akan semakin tinggi pada
saat Hari Raya Idul Adha karena dibutuhkan sapi dalam jumlah banyak untuk qurban.

2. Penawaran Sapi

Penawaran adalah sejumlah produk yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan
waktu tertentu. Penawaran sapi padausaha penggemukan sapi bali di desa Bumi Harjo
dipengaruhi oleh biaya produksi, tujuan usaha penggemukan , dan perubahan harga yang
terjadi dipasaran. Biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat penawaran, karena jika biaya
produksi yang digunakan semakin besar maka harga yang ditawarkan akan semakin tinggi.
Perubahan hargadsapi pada tingkat pasar akan menyebabkan perubahan pada tingkat
penawaran sapi ditingkat produsen. Dalam ilmu ekonomi dasar, jumlah produk yang
ditawarkan berbanding lurus dengan harga artinya jika harga naik maka jumlah barang yang
ditawarkan juga akan naik dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan akan berkurang.

3. Struktur Pasar Sapi

Pasar pada usaha penggemukan sapi di desa Bumi Harjo termasuk pada pasar
persaingan sempurna. Hal ini disebabkan oleh pasar tersebut memiliki kesamaan ciri pasar
persaingan sempurna seperti produk yang dijual homogen, terdiri atas banyak penjual dan
pembeli, setiap penjual mempunyai kebebasan untuk keluar dan masuk ke dalam pasar,
pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur harga dan
kualitas barang.

4. Penetapan Harga Sapi

Dalam penetapan harga jual ada beberapa dasar penentuan harga jual yaitu, Cost
Oriented Pricing, Demand Oriented Pricing, Competition Oriented Pricing. Cost Oriented
Pricing adalah penentuan harga jual berdasarkan biaya produksi diantaranya biaya variabel,
biaya differensial (marginal), biaya penuh, biaya konversi, dan biaya langsung. Sedangkan
biaya Demand Oriented Pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan pada banyaknya
permintaan (Price Taker) pada pasar persaingan sempurna. Kemudian Competition Oriented
Pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan pada harga pesaing. Penetapan harga ini
dapat ditetapkan dalam 3 kebijakan yaitu sama dengan harga pesaing, dibawah harga pesaing
atau diatas harga pesaing. Jadi dalam penentuan harga jual Sapi pada usaha penggemukan
sapi Bali di desa Bumi Harjo didasarkan atas Competition Oriented Pricing atau harga
pesaing, yaitu pesaing-pesaingnya pada usaha yang sama.

5. Strategi Pemasaran Sapi

Dalam strategi pemasaran, yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion) pada usaha
penggemukan Sapi Bali di Desa Bumi Harjo dapat dijelaskan dalam penjabaran berikut.
Strategi pemasaran yang pertama yaitu Product (Produk). Produk yang dihasilkan dari
peternak Sapi ini adalah Sapi hasil pembesaran yang dapat berupa Sapi hidup maupun Sapi
potong. Pembesaran Sapi dilakukan selama 4-6 bulan dari umur domba bibit yaitu 12- 14
bulan. Untuk Sapi hidup memiliki kriteria, yaitu sehat, tidak kurus dan tidak cacat untuk
produk sapi potong, produk ini biasanya merupakan pesanan dari konsumen-konsumen
tertentu, misalnya untuk acara keagamaan ataupun idul Adha.

Strategi pemasaran yang kedua yaitu price. Sapi yang dijual dapat berupa Sapi hidup
maupun Sapi potong. Harga yang ditetapkan untuk domba hidup yaitu Rp 135.000,00 sampai
Rp 140.000,00 per kilogram. Harga ini biasanya terjadi pada saat penjualan di hari biasa.
Sedangkan pada saat hari besar keagamaan, harga tersebut naik menjadi Rp 140.000,00
sampai Rp 150.000,00 per kilogram. Sedangkan, Sapi potong dijual pada kisaran harga Rp
150.000,00 per kilogram.

Selanjutnya yaitu strategi pemasaran yang ketiga yaitu Place (Lokasi). Lokasi
peternakan ini berada di daerah dekat penghasil input (bibit Sapi) dan pemasaran. Lokasi
peternakan ini yaitu di Desa Bumi Harjo Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimangan tengah. Bibit Sapi di dapatkan dari daerah Kabupaten kotawaringin
Barat. Sedangkan pemasaran dilakukan ke daerah sekitar peternakan maupun ke luar
kabupaten.

Strategi pemasaran yang terakhir yaitu Promotion (Promosi). Promosi kelompok tani
ini dilakukan dari “mulut ke mulut” konsumen. Sehingga kelompok ini telah dikenal oleh
berbagai kalangan konsumen.

2.2 ASPEK TEKNIS


Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Beberapa
faktor yang ada didalam aspek teknis, diantaranya :

1. Lokasi Bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan
lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Lokasi peternakan ini berada di daerah
dekat penghasil input (bibit domba) dan pemasaran. Lokasi peternakan ini yaitu di Desa
Bumi Harjo, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat. Bibit Sapi di dapatkan dari
daerah sekitar kabupaten Kotawaringin Barat. Sedangkan pemasaran dilakukan ke daerah
sekitar peternakan maupun ke luar Kabupaten.

2. Skala operasi, yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. Skala
operasi dari peternakan ini tergolong pada skala besar. Sehingga dapat menghasilkan output
produksi dengan kapasitas lebih dari 100 ekor Sapi dan dengan luas lahan sekitar 500 mm

3. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan equipment.
Pemilihan alat produksi pada peternakan ini sudah tepat karena dipilih sesuai kegunaannya.
Misalnya, mobil pengangkut Sapi dan pengangkut rumput, mesin pencacah rumput,dan lain-
lain. Dengan pemilihan alat produksi yang tepat ini, maka produksi peternakan ini dapat
berjalan dengan lancar.

2.3 ASPEK MANAJEMEN DAN HUKUM

A. ASPEK MANAJEMEN

Kegiatan usaha yang telah dinyatakan layak untuk dikembangkan tentu tidak terlepas
dari adanya peran manajemen untuk keberhasilan dari usaha tersebut. Bagaimanapun
baiknya prospek dari kegiatan usaha yang dilaksanakan, apabila tidak didukung oleh
manajemen yang baik akan menimbulkan atau mengalami kegagalan pada masalah tersebut,
maka tugas penting yang perlu dilaksanakan agar tujuan yang telah tercantum dalam studi
kelayakan perlu diuraikan kembali. Tugas-tugas tersebut mennyangkut dengan fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisaasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan
pekerjaan dan pengawasan.

1. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)

Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam manajemen, karena dengan
penggunaan sumber daya manusia yang baik maka kegiatan usaha tersebut dapat berjalan
dengan baik pula. Tidak hanya sumber daya manusia yang berkualifikasi baik, tentunya
sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pun harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar
penggunaanya dapat efisien.

Usaha penggemukan sapi Bali di Desa Bumi Harjo ini memperkerjakan sebanyak 3
orang tenaga kerja diantaranya sebagai pencari pakan, pemberi pakan, penjaga kebersihan
kandang serta perawatan ternak. Tenaga kerja tersebut diberi upah sebesar Rp 80.000,-
perhari.

2. Struktur Organisasi

Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembentukan struktur organisasi adalah
bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha yang telah direncanakan secara
efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah ditentukan secara teknis maka
berdasarkan pada kegiatan itu pula disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai
untuk menjalankan kegiatan penggemukan sapi Bali.

B. ASPEK HUKUM

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dan
mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana
yang pinjaman berbagai akta, sertifikat dan izin.

2.4 SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA

Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar
bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan.
aspek sosial yang ditimbulkan oleh usaha ini yaitu penambahan kesempatan kerja bagi
maasyrakat yang tidak memiliki pekerjaan sehingga pengangguran berkurang pada Desa
Bumi Harjo.

Dari aspek ekonomi usaha pembesaran Sapi pada usaha penggemukan sapi bali dapat
memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, masyarakat yang bekerja pada
usaha peternakan Sapi akan memperoleh pendapatan, dengan adanya pendapatan tersebut
maka tingkat pembelian masyrakat untuk kebutuhannya akan semakin meningkat dan dapat
menambah aktivitas ekonomi.

2.5 ASPEK LINGKUNGAN


Aspek lingkungan merupakan aspek yang mempelajari bagaimana pengaruh bisnis
tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin
baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang siatem alami dan kualitas lingkungan dalam
analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak
ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.

Pada usaha penggemukan sapi bali ini, limbah yang dihasilkan adalah kotoran domba
itu sendiri yang dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan yaitu bau yang menyengat
sehingga akan mencemari udara di sekitarnya. Akan tetapi limbah ini dimanfaatkan oleh
pemilik usaha penggemhkan sapi bali yaitu dijadikan pupuk kompos sehingga pencemaran
lingkungan seperti pencemaran udara yang ditimbulkan dari kotoran domba tersebut dapat
diatasi. Kotoran domba yang ada di kandang domba dibersihkan setiap hari, kemudian
dikemas dengan memasukkannya ke dalam karung dan disimpan di gudang. Pupuk kompos
tersebut lebih sering diberikan secara cuma-cuma kepada anggota Kelompok Tani Sukamaju
maupun warga sekitar yang membutuhkannya untuk memupuk tanaman mereka.
BAB III

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS

DAN LAPORAN LABA RUGI

3 .1 Cash Flow Bisnis Penggemukan Sapi Bali

Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis pembesaran domba merupakan komponen


yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung pada bisnis tersebut. Aliran
penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah aliran kas (cash flow). Cash flow
disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan
alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaannnya.

Pada bisnis penggemukan Sapi Bali cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai
hasil pengurangan arus biaya dan manfaat. Cash flow pada bisnis pembesaran domba terdiri
dari beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut terdiri dari: (1) Inflow (arus penerimaan), (2)
Outflow (arus pengeluaran), dan (3) Manfaat bersih (Net Benefit).

1. Inflow

Pada berasal dari produksi total Sapi yang dihasilkan setiap tahun dikalikan dengan
harga persatuan bisnis penggemukan Sapi komponen yang termasuk inflow adalah nilai
produksi total dan penerimaan lain yaitu kotoran Sapi. Nilai produksi total pada pembesaran
Sapi tersebut begitu juga dengan kotoran Sapi. Total produksi kotoran Sapi yang dihasilkan
setiap tahun dikalikan dengan harga kotoran Sapi tiap karung nya.

2. Outflow
Ouflow adalah aliran yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bisnis Penggemukan Sapi baik pada saat di awal
pendirian maupun pada saat tahun berjalannya bisnis tersebut. Komponen-komponen yang
terdapat pada arus kas keluar (outflow) pada Penggemukan Sapi yaitu biaya investasi, biaya
operasional dan pajak.

a. Biaya Investasi

Biaya investasi pada bisnis penggemukan sapi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali
untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak
menguntungkan lagi. Biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut adalah tanah, kandang,
gedung, mobil pengangkut domba, motor pakan, sabit, ember, gegerekan dan skop. Dari
beberapa biaya investasi yang dikeluarkan tersebut ada beberapa juga yang dikeluarkan pada
beberapa tahun setelah bisnis berjalan yang disebut re-investasi seperti mobil Sapi, motor
pakan, sabit, ember, gegerekan dan skop

b. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang
menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan setiap produksi
dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional pada bisnis penggemukan Sapi
terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan
produksi atau penjualan setiap tahun. Pada bisnis penggemukan Sapi yang termasuk biaya
variabel adalah bibit Sapi, rumput, konsentrat, obat-obatan, bahan bakar minyak (BBM), air,
beban listrik, upah tenaga kerja, dan telepon. Sedangkan biaya tetap yang merupakan biaya
yang jumlahnya tidak berpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam
satu tahun. Pada bisnis penggemukan Sapi yang termasuk biaya tetap adalah abodemen
telepon dan tenaga kerja tetap yaitu pemilik sebanyak 1 orang.

Untuk mempermudah perhitungan dalam melakukan studi kelayakan bisnis pada


bisnis penggemukan Sapi tersebut maka informasi-informasi tersebut dimasukkan ke dalam
tabel. Tabel cashflow pembesaran domba dapat dilihat pada lampiran.

Dari tabel cashflow tersebut terlihat pada tahun pertama net benefit yang
didapatkan berjumlah negatif, ini bahwa pada tahun pertama bisnis tersebut rugi. Hal ini
dikarenakan pada tahun pertama biaya yang dikeluarkan sangat lah banyak daripada
pemasukan yang didapatkan. Selain itu pada tahun pertama biaya yang besar dikeluarkan
yaitu biaya untuk investasi yang hanya dikeluarkan sekali yaitu pada tahun pertama sehingga
pada awal tahun pertama bisnis tersebut rugi. Namun pada tahun kedua bisnis tersebut sudah
untung karena net benefit nya sudah positif, biaya investasi tidak dikeluarkan lagi.

3.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah total penerimaan pengeluaran dan kondisi keuntungan yang
diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan laba/rugi
pada bisnis penggemukan Sapi menggambarkan kinerja suatu bisnis tersebut dalam upaya
mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi pada bisnis pembesaran
domba dapat dilihat pada lampiran.

BAB IV

ANALISISS SENSITIVITAS DAN ANALISIS NILAI PENGGANTI

(SWITCHING VALUE ANALYSIS)

4.1 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis


sensitivitas pada bisnis penggemukan Sapi dilakukan dengan cara mengubah besarnya
variabel-variabel yang penting masing-masing terpisah atau dalam kombinasi dengan suatu
persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar
sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR.
Net B/C).

Analisis sensitivitas dilakukan karena dalam analisis bisnis pembesaran domba


perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang terjadi yang akan dating serta digunakan untuk melihat apa yang akan
terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau
ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada bisnis penggemukan Sapi yaitu perubahan


harga seperti naik turunnya permintaan , keterlambatan pelaksanaan seperti adanya penyakit
antraks dan kenaikan biaya seperti kenaikan biaya produksi( kenaikan biaya operasional).

4.2 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)


Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari
perubahan komponen inflow (penurunan harga output, penurunan produksi) atau perubahan
komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya) yang masih dapat ditoleransi
agar bisnis masih tetap layak.

Analisis switching value pada bisnis penggemukan Sapi dilakukan dengan


menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang terjadi akibat perubahan di dalam
komponen inflo atu outflow seperti kenaikan biaya produksi dan penurunan volume produksi
Sapi.

BAB V

KESIMPULAN

1. Aspek pemasaran merupakan kegiatan usaha yang perlu diperhatikan, karena berkaitan
dengan permintaan, penawaran, posisi struktur pasar, penetapan harga, dan strategi
pemasaran serta STP hingga pada akhirnya pebisnis mampu bersaing di pasar. Permintaan
masyarakat semakin tinggi pada saat Hari Raya Idul Adha karena itu dibutuhkan Sapi dalam
jumlah banyak untuk qurban. Pebisnis penggemukan Sapi dapat menjual Sapi 90- 100 ekor
pada saat Hari Raya Idul Adha . Penawaran Sapi yang dilakukan oleh pebisnis penggemukan
sapi Bali terbatas pada konsumen yang menjadi pelanggan tetap dan konsumen yang berada
dikabupaten kotawaringin Barat dan Luar Kabupaten.

2. Aspek teknis, manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan bidaya serta aspek
lingkungan pada bisnis penggemukan sapi bali dapat dikatakan baik karena telah memenuhi
kriteria kelayakan bisnis.

3. Pada bisnis penggemukan sapi jika terjadi perubahan dalam perhitungan biaya atau
manfaat dengan analisis sensitivitas dan analisis nilai pengganti (Switching Value Analysis)
maka nilai NPV, IRR dan Net B/C juga berubah sehingga dapat diketahui bisnis tersebut
sensitif terhadap perubahan seperti berubahnya harga, penurunan volume produksi dan
adanya kenaikan biaya operasional.

Anda mungkin juga menyukai