Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR MIOMA UTERI

A. Pengertian
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya
tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis
tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30
tahun (Irianto, 2015).
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot
polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas dan
terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan
kolagen. Mioma uteri berbentuk padat, relatif bulat, kenyal, berdinding
licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar sehingga
mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul (Prawirohardjo,
Sarwono, 2011).
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak
berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga
disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor
jinak ini merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma
uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan
reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif
berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan malpresentasi
(Aspiani, 2017).
B. Etiologi
Menurut Aspiani (2017) ada beberapa faktor yang diduga kuat
merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu sebagai
berikut:

1
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif
dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid).
2. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi
dari pada jaringan miometrium normal.
3. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan
penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri.
4. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah
matang (red meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma
uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden menurunkan mioma
uteri.
5. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya
kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke
uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen
pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon dan
faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor
progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1
kali atau 2 kali.

2
C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari mioma uteri menurut Prawirohardjo
(1996) adalah sebagai berikut:
1. Perdarahan tidak normal
Perdarahan ini sering bersifat hipermenor, mekanisme
perdarahan ini tidak diketahui secara pasti, akan tetapi faktor-faktor
yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah meluasnya
permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas
miometrium. Perdarahan ini dapat menyebabkan terjadinya anemia
defisiensi Fe.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Penekanan saeaf
d. Infeksi pada mioma
3. Tanda-tanda penekanan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan
lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada
usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap
kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap
ureter bisa menyebabkan hidro ureter.
4. Infertilitas dan abortus
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau
menekan pors interstisialis tuba dan mioma submukosum dapat
memudahkan terjadinya abortus.
D. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam
miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu
miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula atau sampai
semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma
akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma dapat menonjol

3
kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas
sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani 2017).
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian
darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi
jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga
terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi
tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi.
Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang
mengalami kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan
jika dilakukan operasi atau pembedahan maka akan terjadi perlukaan
sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit (Price,
2009).
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas
jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi
nyeri akut. Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses
epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas.
Kerusakan jaringan mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang
mempengaruhi resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan
terpengaruh obat anestesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan
dan penurunan kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif (Sarwono,
2010).

4
E. Pathway
Faktor Predisposisi: Post Operasi
1. Usia penderita
2. Hormon endogen Terputusya integritas Anestesi
3. Riwayat keluarga jaringan kulit
4. Makanan, kehamilan, paritas

Robekan pada jari Gastroin Depresi pusat


Mioma Uteri ngan saraf perifer testinal pernapasan

Mioma intramural Mioma Submukosa Mioma Subserosa Nyeri Akut Peristaltik Pengembangan paru
Tumbuh dinding uterus berada di bawah endome tumbuh ke luar dinding tidak maksimal
trium dan menonjol ke uterus Mual muntah
dalam rongga uterus Sesak napas
Gejala/tanda Anoreksia

Perdarahan Pembesaran uterus


Ketidakseimbangan ketidakefek

Suplai darah Ggn Hematologi kurang pengetahuan Gangguan Penekanan Penekanan nutrisi kurang dari tifan pola
Sirkulasi saraf kebutuhan tubuh napas

Ggn Perfusi Jari Penurunan res Ansietas nekrosis Uretra Ureter

ngan Perifer pon imun Radang Nyeri Retensio urin

Risiko Infeksi Hidronefrosis

Anemia Risiko syok Ggn eliminasi urin

5
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015) pemerikasaan diagnostik mioma
uteri meliputi sebagai berikut:
1. Tes Laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang
kronik.
2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersamaan dengan kehamilan.
3. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, ultrasonografi dapat
membantu.
4. Pielogram intravena
a. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
b. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari untuk
mengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba falopi
(Nurarif & Kusuma, 2013)

Adapun menurut Marmi (2010) deteksi mioma uteri dapat dilakukan


dengan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun atau
meningkat, Eritrosit turun.
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa,
konsistensi dan ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi

6
6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi.
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma
uterus dengan Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis.
Pengobatan GnRH agonis selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus menjadi
kecil. Setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma yang lisut itu
akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma
itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi.
2. Pengobatan Operatif
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang
menimbulkan gejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan
operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain yaitu:
a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Miomektomi dilakukan pada wanita yang
ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Tindakan ini dapat
dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara
ekstirpasi lewat vagina (Wiknjosastro, 2008).
b. Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya
merupakan tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan
perabdomen atau pervaginum. Adanya prolapsus uteri akan
mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya
dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma
serviks uteri (Wiknjosastro, 2008). Tindakan ini terbaik untuk
wanita berumur lebih dari 40 tahun dan tidak menghendaki anak
lagi atau tumor yang lebih besar dari kehamilan 12 minggu disertai
adanya gangguan penekanan atau tumor yang cepat membesar.

7
Menurut (Yatim, 2008) obat-obatan yang biasa diberikan kepada
penderita mioma uteri yang mengalami perdarahan melalui vagina yang
tidak normal antara lain adalah:\

1. Obat anti inflamasi yang nonsteroid (Nonsteroid Antiinflamation =


NSAID)
2. Vitamin
3. Dikerok (kuretase)
4. Obat-obat hormonal (misalnya pil KB)
5. Operasi penyayatan jaringan miom ataupun mengangkat rahim
keseluruhan (Histerektomi)
6. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak
memerlukan pengobatan khusus

8
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN MIOMA UTERI

A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. Identitas Penanggung jawab, meliputi: nama, umur, jenis kelamin,
hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma
uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif
lama dan terasa nyeri. Kadang-kadang disertai gangguan haid.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat
dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan,
manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun
yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri,
intensitas nyeri, waktu dan durasi serta kualitas nyeri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita
dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri,
tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi,
tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu,
penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
d. Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga
mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi,

9
jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
riwayat penyakit mental.
e. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma
uteri yang perlu diketahui adalah:
1) Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir,
sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe
dan mengalami atrofi pada masa menopause.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri,
dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini
dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini
dihasilkan dalam jumlah yang besar.
3. Pola Nutrisi
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang
harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu
makan yang terjadi.
4. Pola Kenyamanan
Biasanya merasa nyeri pada perut bagian bawah
5. Pola Eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB
terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi,
warna, dan bau.
6. Pola Aktivitas dan Latihan
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga
dan frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi,
berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
7. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat
siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.

10
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
c. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1) Kepala dan rambut: lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
2) Mata: lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
3) Hidung: lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
4) Telinga: lihat kebersihan telinga.
5) Mulut: lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
6) Leher dan tenggorokan: raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
7) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler
dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
8) Abdome, Inspeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat
menonjol, Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen, Perkusi:
timpani, pekak Auskultasi: bagaimana bising usus
9) Ekstremitas/ muskoluskletal: terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
10) Genetalia dan anus: perhatikan kebersihan,adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas (00032)
2. Nyeri akut (00132)
3. Ganguan eliminasi urin (00016)
4. Ketidakefetifan perfusi jaringan perifer (00204)
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
6. Ansietas (00146)

11
7. Risiko syok (00205)
8. Risiko infeksi (00004)
C. Nursing Care Plan
1. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Definisi:
Inspirasi dan/ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat.
Batasan Karakteristik:
a. Bradipnea
b. Dispnea
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Ortopnea
e. Penggunaan otot bantu pernapasan
f. Penggunaan posisi tiga titik
g. Peningkatan diameter anterior-posterior
h. Penurunan kapasitas vital
i. Penurunan tekanan ekspirasi
j. Penurunan tekanan inspirasi
k. Penurunan ventilasi semenit
l. Pernapasan bibir
m. Pernapasan cuping hidung
n. Pola napas abnormal (misal: irama, frekuensi, kedalaman)
o. Takipnea

Faktor yang berhubungan:

a. Ansietas
b. Cedar medulla spinalis
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang
e. Disfungsi neuromuscular
f. Gangguan neurologis (misal: ECG positif, trauma kepala,
gangguan kejang)

12
g. Hiperventilasi
h. Imaturasi neurologis
i. Keletihan
j. Keletihan otot pernapasan
k. Nyeri
l. Obesitas
m. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
n. Sindrom hipoventilasi

NOC

1) Status pernapasan (0415)


Kriteria hasil:
a) Frekuensi pernapasan (1-5)
b) Irama pernapasan (1-5)
c) Kedalaman inspirasi (1-5)
d) Suara auskultasi napas (1-5)
e) Kepatenan jalan napas (1-5)
f) Volume tidal (1-5)
g) Saturasi oksigen (1-5)

NIC

1) Monitor pernapasan (3350)


Aktivitas-aktivitas:
a) Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernapas
b) Monitor pola napas (missal: bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, pernapasan kusmaul)
c) Monitor saturasi oksigen pada pasien
d) Monitor suara tambahan seperti ngorok atau mengi
e) Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan (misalnya
nebulizer)

13
f) Monitor sesak napas pasien termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak napas tersebut
2) Manajemen jalan napas (3140)
Aktivitas-aktivitas:
a) Monitor status pernapasan
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c) Motivasi pasien untuk bernapaspelan, dalam, dan batuk
d) Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
e) Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
3) Terapi oksigen (3320)
Aktivitas-aktivitas:
a) Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
b) Monitor aliran oksigen
c) Monitor posisi perangkat (alat) pemberian oksigen
d) Pastikan penggantian masker oksigen/kanul nasal setiap kali
perangkat diganti
e) Sediakan oksigen ketika pasien dibawa/dipindahkan
f) Monitor efektifitas terapi oksigen
4) Monitor tanda-tanda vital (6680)
Aktivitas-aktivitas:
a) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan dengan
tepat
b) Monitor pola pernapasan abnormal
c) Monitor sianosis sentral dan perifer
d) Monitor irama dan laju pernapasan
2. Nyeri akut (00132)
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktuak atau potensial atau yang digambarkan
sebagai kerusakan (International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
yang dapat diantisipasi atau diprediksi.

14
Batasan karakteristik:
a. Diaforesisis
b. Dilatasi pupil
c. Ekspresi wajah nyeri (misal: mata kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata berpencar atau tetap satu fokus, meringis)
d. Fokus pada diri sendiri
e. Keluhan tentang intensitas nyeri menggunakan standar skala nyeri
(misal: skala Wong-Baker Faces, skala analog visual, skala
penilaian numeric)
f. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas
g. Perilaku distraksi
h. Perubahan pada parameter fisiologis (misal: tekanan darah,
frekuensi jantung)
i. Sikap melindungi area nyeri
j. Sikap tubuh melindungi

NOC

1) Kontrol Nyeri (1605)


Kriteria hasil:
a) Mengenali kapan nyeri terjadi (1-5)
b) Menggambarkan faktor penyebab (1-5)
c) Menggunakan tindakan pencegahan (1-5)
d) Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic (1-
5)
e) Menggunakan analgesic yang direkomendasikan (1-5)
f) Melaporkan nyeri terkontrol (1-5)

15
NIC

1) Manajemen Nyeri (1400)


Aktivitas-aktivitas:
a) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri dan faktor pencetus
b) Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan nyeri
c) Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam
(misalnya: farmakologi, nonfarmakologi, interpersonal)
untuk memfasilitasi penurunan nyeri
d) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (seperti:
relaksasi)
e) Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan
peresepan analgesic
f) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
3. Ganguan eliminasi urin (00016)
Definisi:
Disfungsi eliminasi urin
Batasan karakteristik:
a. Anyang-anyangan
b. Disuria
c. Dorongan berkemih
d. Inkontinensia urin
e. Nokturia
f. Retensi urin
g. Sering berkemih

16
Faktor yang berhubungan:

a. Gangguan sensorik motorik


b. Infeksi saluran kemih
c. Obstruksi anatomi
d. Penyebab multiple

NOC

1) Eliminasi urin (0503)


Kriteria hasil:
a) Pola eliminasi (1-5)
b) Bau urin (1-5)
c) Jumlah urin (1-5)
d) Warna urin (1-5)
e) Mengosongkan kantong kemih sepenuhnya(1-5)
f) Darah terlihat dalam urin (1-5)
g) Intake cairan (1-5)
h) Nyeri saat kencing (1-5)
i) Retensi urin (1-5)
j) Inkontinensia berkemih (1-5)

NIC

1) Perawatan retensi urin (0620)


Aktivitas-aktivitas:
a) Lakukan pengkajian komprehensif system perkemihan fokus
terhadap inkontinensia (misalnya: urin output, pola berkemih,
fungsi kognitif, masalah saluran perkemihan sebelumnya)
b) Berikan privasi dalam melakukan eliminasi
c) Stimulasi reflex kandung kemih dengan membasahi abdomen
dengan air dingin, memberikan sentuhan pada paha bagian
dalam atau air yang mengalir

17
d) Berikan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih
(10 menit)
e) Pasang kateter urin, sesuai kebutuhan
f) Anjurkan pasien/keluarga untuk mencatat urin output, sesuai
kebutuhan
g) Bantu toileting pada interval yang regular, sesuai kebutuhan
2) Bantu perawatan diri: eliminasi (1804)
Aktivitas-aktivitas:
a) Bantu pasien ke toilet atau tempat lain untuk eliminasi pada
interval waktu tertentu
b) Beri privasi selama eliminasi
c) Fasilitasi kebersihan toilet setelah menyelesaikan eliminasi
d) Buatlah jadwal aktivitas terkait eliminasi, dengan tepat
e) Sediakan alat bantu (misalnya: kateter eksternal atau urinal),
dengan tepat
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik:
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah
h. Kelemahan otot untuk menelan
i. Kerapuhan kapiler
j. Kesalahan informasi
k. Kesalahan persepsi
l. Ketidakmampuan memakan makanan

18
m. Kram abdomen
n. Kurang minat pada makanan
o. Membrane mukosa pucat
p. Nyeri abdomen
q. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
r. Tonus otot menurun

Faktor yang berhubungan:

a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Gangguan psikososial
d. Ketidakmampuan makan
e. Ketidakmampuan mencerna makanan
f. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
g. Kurang asupan makanan

NOC

1) Status nutrisi (1004)


Kriteria hasil:
a) Asupan gizi (1-5)
b) Asupan makanan (1-5)
c) Asupan cairan (1-5)
d) Energy (1-5)
e) Rasio berat badan/tinggi badan (1-5)
f) Hidrasi (1-5)
2) Nafsu makan (1014)
Kriteria hasil:
a) Keinginan untuk makan (1-5)
b) Merasakan makanan (1-5)
c) Menyenangi makanan (1-5)
d) Intake makanan (1-5)

19
e) Intake nutrisi (1-5)
f) Intake cairan (1-5)
g) Rangsangan untuk makan (1-5)

NIC

1) Manajemen nutrisi (1100)


Aktivitas-aktivitas:
a) Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang
dimiliki pasien
b) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
c) Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
d) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
e) Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik atau
pada suhu yang paling cocok untuk dionsumsi secara optimal
f) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau usia (misalnya: peningkatan
kalsium, protein, cairan, dan kalori)
g) Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
h) Pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk
mencegah konstipasi
i) Monitor kalori dan asupan makanan
j) Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan
berat badan
k) Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien
5. Risiko syok (00205)
Definisi:
Rentan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh,
yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa,
yang dapat mengganggu kesehatan.

20
Faktor risiko:
a. Hipoksemia
b. Hipoksia
c. Hipotensi
d. Hipovolemia
e. Infeksi
f. Sepsis
g. Sindrom respon inflamasi sistemik

NOC

1) Keparahan syok: hipovolemik (0419)


Kriteria hasil:
a. Penurunan tekanan nadi perifer (1-5)
b. Penurunan tekanan darah sistolik (1-5)
c. Penurunan tekanan darah diastolic (1-5)
d. Nyeri dada (1-5)
e. Meningkatnya laju napas (1-5)
f. Pernapasan dangkal (1-5)
g. Pucat (1-5)
h. Akral dingin, kulit lembab/basah (1-5)
i. Penurunan tingkat kesadaran (1-5)
j. Menurunnya urin output (1-5)

NIC

1) Pencegahan syok (4260)


Aktivitas-aktivitas:
a) Monitor terhadap adanya respon awal syok (misalnya: tekanan
darah normal, tekanan nadi melemah, pelambatan pengisian
kapiler, pucat/dingin pada kulit, mual muntah, kelemahan)

21
b) Monitor status sirkulasi (misalnya: tekanan darah, warna kulit,
temperature kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan dan
kualitas nadi perifer, serta pengisian kapiler)
c) Monitor tekanan oksimetri
d) Monitor EKG
e) Monitor hasil laboratorium
f) Monitor terhadap adanya tanda/gejala asites dan nyeri abdomen
atau punggung
g) Berikan dan pertahankan kepatenan jalan napas
h) Berikan cairan melalui IV atau oral
i) Berikan PRC, FFP dan/atau platelet
j) Berikan oksigen dan/atau ventilasi mekanik
k) Anjurkan pasien dan keluarga mengenai tanda/gejala syok yang
mengancam jiwa
6. Risiko infeksi (00004)
Definisi:
Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organism patogenik yang
dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risiko:
a. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
b. Pathogen
c. Malnutrisi
d. Obesitas
e. Penyakit kronis
f. Prosedur invasive
g. Pertahanan tubuh primer tidak adekuat:
1) Gangguan integritas kulit
2) Gangguan peristaltis
3) Merokok
4) Pecah ketuban dini
5) Pecah ketuban lambat

22
6) Penurunan kerja siliaris
7) Perubahan pH sekresi
8) Stasis cairan tubuh
h. Pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat:
1) Imunosupresi
2) Leucopenia
3) Penurunan hemoglobin
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat
i. Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
1) Terpajan pada wabah

NOC

1) Kontrol infeksi: proses infeksi (1924)


Kriteria hasil:
a) Mengidentifikasi faktor risiko infeksi (1-5)
b) Mengenali faktor risiko individu terkait infeksi (1-5)
c) Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi (1-5)
d) Mempertahankan lingkungan yang bersih(1-5)
e) Mencuci tangan (1-5)
2) Keparahan infeksi
Kriteria hasil:
a) Kemerahan (1-5)
b) Luka yang berbau busuk (1-5)
c) Demam (1-5)
d) Nyeri (1-5)
e) Peningkatan jumlah sel darah putih (1-5)

23
NIC

1) Kontrol infeksi (6540)


Aktivitas-aktivitas:
a) Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan
untuk setiap pasien
b) Ganti peralatan per pasien sesuai protocol institusi
c) Batasi jumlah pengunjung
d) Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan
dengan tepat
e) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
f) Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
g) Dorong untuk beristirahat
h) Berikan terapi antibiotic yang sesuai

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L DENGAN MIOMAUTERI
DI RUANG DEWI SHINTA DI RS PERMATA BUNDA PURWODADI

A. PENKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.L
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Sudah menikah
Alamat : Dsn.Cikodom RT 03 RW 03
Ds.Gunung Sindur
Tanggal masuk RS : 26 April 2021
No.RM \ : 37/324
Diagnosa medis : Mioma uteri

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.B
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dsn.Cidokom RT 03 RW 03
Ds.Gunung sindoro
Hubungan dengan pasien : Suami

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah karena habis
operasi

b. Riwayat Penyakit Sekarang

25
Pasien menyatakan sejak 7 hari yang lalu mengalami menstruasi dan darahnya
yang keluar selalu banyak. Pasien mengeluh nyeri pada perut dan merasa mual
munta. Kemudian keluarga pasien membawanya ke IGD RS Permata Bunda
dan diperoleh hasil pemeriksaan TD = 110/78 mmHg, HR = 99 x/menit, RR =
20x/menit, suhu = 36,7 oC. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
didapatkan hasil bahwa pasien mengalami mioma uteri dan disarankan untuk
dilakukan operasi his terektomi. Lalu pasien dipindahkan ke ruang Dewi
Shinta pada tanggal 26 April 2021. Kemudian pada malam harinya pukul
21.00 WIB pasien dioperasi dan selesainya pukul 21.45 WIB. Setelah
dioperasi, pasien dipindahkan kembali ke ruang Dewi Shinta dengan terdapat
luka jahitan di perut bagian bawah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di RS Permata Bunda dengan
penyakit yang sama juga juga dioperasi sekitar lima tahun yang lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti
hipertensi, DM dan tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
HIV/AIDS, Hepatitis.
e. Riwayat Alergi
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.
f. Genogram

26
Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal Satu Rumah
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien mengatakan belum pernah hamil. Status obstetri : GoPoAo
4. Riwayat Ginekologi
Usia menarche : 13 Tahun
Karakteristik menstruasi : ganti pembalut 3 – 4 x/hari dan berbau khas
Dismenorhea : Pasien mengatakan nyeri terus menerus saat
menstruasi
Pengalaman menstruasi : Lamanya haid 6 – 8 hari
Riwayat KB : Pasien mengatakan khawatir setelah dilakukan
operasi
Aspek Psikologis : Pasien mengatakan khawatir setelah dilakukan
operasi akan berpengaruh pada sistem
reproduksinya
5. Pola Fungsional
a. Pola Pernapasan
Sebelum sakit : Pasien menyatakan tidak mengalami sesak napas
dan dapat bernapas dengan normal tanpa bantuan
alat
Selama sakit : Pasien menyatakan napas sesak dan pasien
menggunakkan alat bantu pernapasan nasal kanul
3 lt/mnt
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan tiga kali sehari dan
habis satu porsi

27
Selama sakit : Pasien mengatakan makan tiga kali sehari dan
habis setengah porsi
1) Antropometri
a) Tinggi badan : 158 cm = 1,58 m
b) Berat badan : 48 Kg
BB 48 48
= =
c) Indeks massa tubuh : ( TB )
2
(1 , 58 ) 2 2, 4964 = 19,22

2) Biochemical data
a) Hemoglobin : 7,7 g/dl
b) Leukosit : 8,370 / l
c) Hematokrit : 24%
d) Trombosit : 440.000/ l
3) Clinical Sign
Pasien tampak lemah, kanjungtiva anemis, membran mukosa lembab.
4) Diet
Pasien mendapatkan diet makanan tinggi protein dan frekuensi makan
3 x/hari
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien menyatakan tidak ada gangguan dalam,
BAB dan BAK = BAB 1 x/hari dengan konsistensi
produk atau lembek, bau khas fases, warna kuning,
BAK 6 – 7 x/hari, warna kuning, tidak ada nyeri.
Pasien mengatakan BAB dan BAK tanpa di bantu
orang lain
Selama sakit : Pasien mengatakan belum BAB sejak masuk RS,
pasien terpasang katetes sejak tanggal 26 April
2021, warna urin kuning, tidak ada darah, tidak
nyeri saat BAK.
d. Pola Istirahat dan Tidur

28
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur 6 – 8 jam pada malam
hari dan kadang-kadang juga tidur siang 1 – 2 jam
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur ± 6-8 jam/hari dan
kadang-kadang terbangun saat nyeri timbul.
e. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak merasa nyeri dan aman
bersama keluarga
Selama sakit : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
karena adanya luka operasi. Pasien mengatakan
nyeri bertambah saat untuk bergerak. Pasien
tampak meringis dan menahan sakit, memegangi
area yang nyeri, merintih kesakitan dan berhati-hati
saat bergerak.
P : Saat bergerak
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut bagian bawah
S:6
T : Hilang timbul
Pengkajian nyeri dengan skala numerik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
f. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mengganti pakaian sesuai
kebutuhan.
Selama sakit : Pasien memakai yang di bawa dari rumah dan
menggunakan selimut dari ruang Dewi Shinta
g. Pola Memperhtahankan Suhu Tubuh dan Sirkulasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian yang tipis
dan menyerap keringat bila udara panas dan
memakai selimut atau jaket saat udara dingin

29
Selama sakit : Pasien memakai pakaian seperti biasanya dan
memakai selimut yang disediakan oleh ruang Dewi
Shinta
h. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi dan gosok gigi 2 x/hari
serta memotong kuku 1 x/minggu
Selama sakit : Pasien mandi 2 x/hari dan dibantu oleh perawat
atau keluarga dengan disibin.
i. Pola Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Sebelum sakit : Pasien beraktivitas seperti biasa yaitu bekerja dan
melakukan kegiatan yang lain (mandi, makan,
berpakaian, BAB/BAK, mobilisasi) tanpa bantuan
orang lain.
Selama sakit : Pasien tampak berbaring di bed dan dibantu oleh
pengawas kesehatan/keluarga saat beraktivitas.
j. Pola Berkomunikasi dengan Orang Lain
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa berkomunikasi secara
verbal dengan jelas. Pasien mengatakan
menggunakan bahasa jawa dan indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
Selama sakit : Pasien lebih sering diam dan berbicara seperlunya
saja.
k. Pola Spiritual
Sebelum sakit : Pasien beragama islam, taat beribadah, dan
menjalankan sholat 5 waktu
Selama sakit : Pasien hanya berdo’a di tempat tidur
l. Pola Bekerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat menjalankan
pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dengan
normal.

30
Selama sakit : Pasien tidak dapat menjalankan aktivitas
pekerjaannya sebagai rumah tangga.

m. Pola Bermain dan Rekreasi

sebelum sakit :pasien mengatakan memanfaatkan waktu


luangmya untuk berkumpul bersama keluarga

selama sakit :pasien mengatakan hanya berbaring ditempat tidur


dan terkadaang berbincang dengan keluarga yang
menemaninya.

n. Pola Belajar

sebelum sakit :pasien mengatakan belum terlalu banyak


mengetahui informasi kesehatan

selama sakit :pasien mengatakan penjelasan dokter dan perawat


mengenai operasi dan sakitnya

6. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 E :4, M : 6, V : 5
c. TTV : TD : 116/75 mmHg
HR : 93x/menit
RR : 20x/menit
Suhu: 36,5oC
d. Kepala : Meshochepal
e. Rambut : rambut berwarna hitam, bersih, kulit kepala tidak
ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
f. Mata : bentuk simetris, pupil isokor, sklera ikterik,
konjungtiva anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan

31
g. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, terpasang kanul
nasal 3 lt/menit
h. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, gusi tidak mengalami
perdarahan dan btidak terjadi pembesaran tonsil.
i. Telinga : bentuk simetris, tidak ada penumpukan serumen,
respon pendangaran baik, dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
j. Leher : tidak adaa pembesaraan kelenjar geth bening, tidak
ada distensi vena jugularis, dan tidak ada nyeri tekan
k. Dada
1) Paru – paru
Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan dada kanan kiri
sama
Palpasi :tidak ada nyeri tekan, pengembangan paru-
paru kanan kiri sama, taksil fremitas kanan
kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler

2) Jantung
Inspeksi : bentuk simetris, tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis terata di ICS ke-V mid klavikula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler
l. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, pergerakan perut saat
inspirasi mengempis dan saat ekspirasi mengembang. Terdapat
luka jahitan post op histerektomi pada perut bagian bawah.
Auskultasi : peristaltik usus 9x/menit
Perkusi : timpani

32
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area luka post op histerektomi di
perut bagian bawah.
m. Genetalia
Tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak ada nyeri, dan terpasang kateter

n. Ekstremitas
superior : tangan kanan terpasang infus Rl 20 tpm, tangan kanan dan kiri
dapat bergerak bebas, tidak terjadi deformitas, tidak ada
kelainan, tidak cacat, tidak ada varises dan odem
inferior : kaki kiri dan kanan dapat bergerak bebas, tidak terjadi de
formitas, tidak ada kelainan, tidak cacat, tidak ada varises dan
adem.

33
7. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan


HEMATOLOGI
Golongan darah ABO O
Rhesus Positif
Darah Rutin
Hemoglobin 7,7 L 12-16 9/dl
Leukosit 8.370 3600-11000 1l
Hematokrit 24 L 37-43 %
Trombosit 440.000 150.000-450.000 1l
KIMIA KLINIK
GDS 83,1 <180 mg/dl
Total protein 7,4 6,2 – 8,0 gr/dl
Albumin 5,4 3,8 – 5,4 g/dl
Globulin 2,0 L 2,5 – 3,2 gr/dl
Ureum 20,9 10 – 50 mg/dl
Kreatinin darah 0,69 0,57 – 1,3 mg/dl

b. Terapi Medis
Cara
No Nama Terapi Dosis Indikasi
Pemberian
1 Infus RL 20 tpm Intravena Untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang
2 Infus NaCi 20 tpm Intravena Untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang dan sebagai
pengatur keseimbangan cairan
3 Tirchadazol 500 mg Intravena Untuk mencegah dan
menangani infeksi karena mikro
organisme anaerob

4 Esola 40 mg Injeksi Untuk mengobati masalah


intravena perut, refleks asam, produksi

34
asani lambung berlebih
5 Terfacef 1 gr Injeksi Untuk mengobati berbagai
intravena penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri
6 Kliran 4 mg Oral Untuk pencegahan dan
pengobatan mual muntah pasca
operasi
7 Suprafenid 100 mg Rektal Untuk mengobati nyeri ringan
sampai sedang

A. ANALISA DATA
HARI/TANG
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
GAL
1 Selasa, DS : Pasien mengeluh nyeri Nyeri akut Agens cendera
17 April 2021 pada perut bagian (00132) fisik (prosedur
bawah bedah : luka
P : nyeri saat bergerak jahitan post op
Q : nyeri seperti ditusuk- his terektomi)
tusuk
R : Perut bagian bawah
S : 6
T : hilang timbul
DO : - Pasien tampak lemah
- Pasien tampak
meringis dan merintih
kesakitan
- Pasien tampak
memegangi area yang
nyeri
- TD : 116/75 mmHg,
HR : 93x/menit, RR:
x/menit, S : 36,50C

35
2 Selasa, DS : - Pasien mengatakan Risiko - Prosedur
27 April 2021 tidak mengetahui infeksi inuasif
tanda-tanda infeksi (00004) - Gangguan
- Pasien mengatakan integritas
terasa sakit pada kulit
daerah luka - Penurunan
- Pasien mengatakan hemoglobin
tidak mengetahui
penyebab dan
pencegahan infeksi
luka post op
histerektomi
DO : - Terdapat luka jahitan
post op histerektomi
pada perut bagian
bawah
- Luka tertutup oleh
perban

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Hari / Tgl Diagnosa Keperawatan TTD

36
1. Selasa, 27 Nyeri Akut (00132)
April 2021

2. Selasa, 27 Resiko Infeksi (00004)


April 2021

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Hari/T Dx. Tujuan & KH Intervensi Rasional


o gl Kepera
watan

1. Selasa Nyeri Setelah dilakukan 1. Pain 1. Untuk mengetahui


, 27 Akut tindakan 2x24 jam management lokasi,
april diharapakan nyeri (1400), karakteristik,
2021 (00132) akut teratasi meliputi : durasi,
dengan KH : a. Lakukan frekuensi,kualitas,
pengkajian intensitas atau
1. Pain control nyeri secara bertanya nyeri dan
(1605) komprehensif faktor pencetus
Mampu yang meliputi 2. Untuk
mengontrol nyeri lokasi, mengontrol/merin
(tahu penyebab karakteristik, gankan nyeri
nyeri, mampu durasi,frekuen 3. Untuk
menggunakan si, kualitas, mengurangi nyeri
teknik
intesitas atau
nonfarmakologi
untuk mengurangi beratnya nyeri
nyeri, mencari dan faktor
bantuan) pencetus
b. Ajarkan
2. Pain level
tentang
(2102)
teknik
a. Melaporkan
nonfarmakol
bahwa nyeri
ogi
berkurang dari
c. Tingkatkan
skala 6
istirahat

37
menjadi 2 d. Kolaborasi
b. Menyatakan pemberian
rasa nyamaan obat
setelah nyeri
berkurang

2. Selasa Resiko Setelah dilakukan 1.Kontrol 1. Untuk


, 27 Infeksi tindakan infeksi(6540) membantu
april keperawatan meliputi: mencegah atau
2021 (00004) selama 2x24 jam a. Ajarkan paien menghalangi
diharaapkan resiko mengenai penyebaran
infeksi dapat teratsi teknik mencuci infeksi
dengan KH : tangan dengan 2. Untuk
tepat meningkatkn
1. Kontrol b. Ajarkan pasien pengetahuan
resiko :proses dan keluarga pasien dan
infeksi (1924), mengenai keluarga tentng
meliputi : tanda dan tanda dan gejala
a. Mampu gejala infeksi infeksi serta
mengidentifi dan kapan mencegah
kasi faktor harus terjadinya
resiko melaporkannya infeksi
infeksi kepada 3. Memberi
b. Mampu penyedia pengetahuan
mengidentifi perawatan tentang cara
kasi tanda kesehatan menghindari
dan gejala c. Ajarkan pasien infeksi pada
infeksi dan keluarga pasien dan
c. Bebas dari mengenai keluarga
tanda dan bagaimanaa 4. Mencegah atau
gejala infeksi menghindari mengobati
infeksi infeksi yang
d. Berikan terapi mungkin terjadi
antibiotik yang 5. Untuk
sesuai mengetahui
2.Perlindungan kulit tetap bersih
infeksi (6550) dan kering,
meliputi : tidak ada
a. periksa kulit kemerahan,
dan membran panas, pus, serta

38
mukosa mencegah
terhadap terjadiny infeksi
kemerahn,pana
s,atau drainase
b. Periksa kondisi
luka/insisi
bedah

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx
Hari / Tgl / Implementasi
No Keperawat Respon TTD
Jam Keperawatan
an
1 Selasa, 27 Nyeri akut a. Melakukan DS : Pasien mengatakan
April 2021 (00132) pengkajian secara nyeri pada perut
Jam 15.20 komprehensif bagian bawah.
(lokasi, P : Nyeri saat bergerak
karakteristik, Q : Nyeri seperti di tusuk-
durasi, frekuensi, tusuk
kualitas, R : Perut bagian bawah
intensitas, dan T : Hilang timbul
faktor pencetus DO : - Pasien tampak
nyeri) lemah
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- Pasien tampak
menahan dan
merintih kesakitan
- Pasien tampak
memegangi area
yang nyeri
- Terdapat luka post
op histerektonmi
pada perut bagian
bawah.
Jam 15.25 Nyeri akut b. Mengajarkan DS : - Pasien menyatakan
(00132) teknik non bersedia
farmakologi - Pasien mengatakan

39
Dx
Hari / Tgl / Implementasi
No Keperawat Respon TTD
Jam Keperawatan
an
nyeri sedikit
berkurang
DO : - Pasien tampak
kooperatif
- Pasien mampu
melakukan teknik
yang diajarkan
Jam 15.37 Nyeri akut c. Meningkatkan DS : Pasien mengatakan
(00132) istirahat mau untuk beristirahat
DO : - Pasien tampah
berbaring di
tempat tidur
- Pasien tampak
memejamkan mata
dan rileks
Jam 16.00 Nyeri akut d. Memberikan obat DS : Pasien mengatakan
(00132) suppositoria : bersedia untuk
- Supraenid diberikan obat melalui
100 mg DO : - Pasien tampak
kooperatif
- Obat dimasukkan
ke dalam rektal
pasien
Jam 16.00 Risiko e. Memberikan DS : Pasien mengatakan
Infeksi terapi intravena bersedia diberikan
(00004) - Trichodazol terapi intravena
500 mg DO : - Pasien diberi terapi
f. Memberikan trichodazol melalui
terapi injeksi intravena (infus)
inravena : - Pasien diinjeksi
- Terfacef 1 gr - Pasien tampak
sedirik menahan
sakit saat diinjeksi
Jam 16.45 Risiko g. Mengajarkan DS : - Pasien dan
Infeksi pasien dan keluarga
(00004) keluarha mengatakan

40
Dx
Hari / Tgl / Implementasi
No Keperawat Respon TTD
Jam Keperawatan
an
mengenai teknik bersedia
mencuci tangan - Pasien dan
dengan tepat keluarga
mengatakan
mengerti tentang
terkait cuci tangan
yang diajarkan.

No Hari/Tgl/ Dx. Implementasi Respon Ttd


Jam Keperawatan Keperawatan
Do: pasien tampak Kelompok
kooperatif
Pasien mempratikkan
teknik mencucu tangan
yang diajarkan dengan
tepat
Jam 19:00 Resiko infeksi h. memeriksa Ds: pasien mengatakan Kelompok
(00004) kulit dan bersedia
membrane Do: tidak terdapat
mukosa terhadap kemerahan dan panas
kemerahan, panas pada area kulit luka
atau drainase post op serta tidak ada
pus/darah yang keluar.
Jam 19:05 Resiko infeksi i. memeriksa Ds: pasien mengatakan Kelompok
(00004) kondisi luka/insisi bersedia
bedah Do:
-Pasien tampak
berbaring di tempat
tidur
-Balutan luka tampak
bersih dan kering

41
serta tidak ada
pus/darah yang
keluar.
Jam 19:10 Resiko infeksi j. mengajarkan Ds : pasien mengatakan Kelompok
(00004) pasien dan bersedia
keluarga Pasien mengatakan
mengenai mengerti tentang yang
bagaimana dijelaskan mengenai
menghindari cara menghidari infeksi
infeksi Do: pasien tampak
kooperatif
Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
Pasien menjawab
dengan baik untuk
pertanyaan yang
diberikan sebagai
evaluasi
Jam 20:25 Nyeri akut k. melakukan Ds : pasien mengatakan Kelompok
(000132) pengkajian nyeri nyeri pada perut bagian
secara bawah
komprehensif P: nyeri saat bergerak
(lokasi, Q: nyeri seperti
karakteristik, ditusuk-tusuk
durasi, frekuensi, R:perut bagian bawah
kualitas, S: 5
intensitas, dan T: hilang timbul
factor pencetus Do : pasien masih
nyeri) tampak meringis
kesakitan

42
Pasien masih tampak
menahan dan merintih
kesakitan
Pasien tampak
memegangi area yang
nyeri
Jam 20:30 Nyeri akut l. meningkatkan Ds : paien mengatakan Kelompok
(000132) istirahat bersedia
Do : pasien tampak
berbaring ditempat tidur
Pasien tampak
memejamkan mata
2. Rabu, 28 Nyeri akut a. melakukan Ds : pasien mengatakan
April 2021 (000132) pengkajian nyeri nyeri pada perut bagian
Jam 21:40 secara bawah
komprehensif P: nyeri saat bergerak
(lokasi, Q: nyeri seperti
karakteristik, ditusuk-tusuk
durasi, frekuensi, R:perut bagian bawah
kualitas, S: 3
intensitas, dan T: hilang timbul
factor pencetus Do : pasien masih
nyeri) tampak meringis
kesakitan
Pasien masih tampak
lemas dan merintih
kesakitan
Pasien tampak
memegangi area yang
nyeri
Jam 21:45 Nyeri akut b. mengajarkan Ds :pasien mengatakan
(000132) tehnik non bersedia

43
farmakologi Do : pasien tampak
kooperatif
Pasien mampu
melakukan tehnik yang
diajarkan
Jam 22:00 Resiko infeksi c. memriksa Ds : pasien mengatakan Kelompok
(00004) kondisi luka bersedia
/insisi bedah Do :pasien tampak
berbaring ditempat tidur
Balutan luka tampak
bersih dan kering tidak
ada darah/pus
Jam 22:07 Nyeri akut d. meningkatkan Ds : pasien mengatakan Kelompok
(000132) istirahat mau untuk beristirahat
Do : pasien tampak
berbaring diatas tempat
tidur
Pasien tampak
memejamkan mata dan
rileks
3. Kamis, 29 Nyeri akut a. memberikan Ds : pasien mengatakan Kelompok
April 2021 (000132) obat suppositoria bersedia diberikan obat
Jam 05:00 melalui anus
Do : obat dimasukkan
kedalam rectal pasien
Jam 05:35 Resiko infeksi b. memeriksa Ds : pasien mengatakan Kelompok
(00004) kulit dan bersedia
membrane Do : tidak terdapat
mukosa terhadap kemerahan dan panas
kemerahan, pada area kulit yang
panas, atau luka post op, tidak asda
drainase pus/darah yang keluar
Jam 05:40 Resiko infeksi c. memeriksa Ds : Pasien mengatakan Kelompok

44
(00004) kondisi luka / bersedia
insisi bedah

No Hari/tgl/ DX Implementasi Respon TTD


Jam Keperaw Keperawatan
atan
DO:
-Pasien tampak
berbaring di atas tempat

45
tidur
-Balutan luka tampak
bersih dan kering, tidak
ada bercak darah/pus

Jam Risiko d. Mengajarkan DS:


05.45 infeksi pasien dan keluarga -Pasien mengatakan
(00004) mengenai tanda bersedia
dan gejala infeksi -Pasien mengatakan
dan kapan harus mengerti tentang tanda
melaporkannya dan gejala infeksi
kepada penyedia DO:
perawatan -Pasien tampak
kesehatan kooperatif
-Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
-Pasien menjawab
pertanyaan dengan baik
sebagai evaluasi

Jam Risiko e. Mengajarkan DS:


05.55 infeksi pasien dan keluarga -Pasien mengatakan
(00004) mengenai bersedia
bagaimana -Pasien mengatakan
menghindari mengerti tentang
infeksi bagaimana menghindari
infeksi
DO:
-Pasien tampak
kooperatif
-Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
-Pasien menjawab
pertanyaan dengan baik
sebagai evaluasi
No Hari/tgl/ DX Implementasi Respon TTD
Jam Keperaw Keperawatan
atan

46
-Pasien mampu
mempertahankan
lingkungan yang bersih
untuk mencegah infeksi

Jam Nyeri f. Melakukan DS:


06.10 akut pengkajian nyeri -Pasien mengatakan
(00132) secara nyeri pada perut bagian
komprehensif bawah
(lokasi, durasi, P: nyeri saat bergerak
karakteristik, Q: nyeri seperti
frekuensi, kualitas, ditusuk-tusuk
intensitas/beratnya S: 2
nyeri, dan faktor T: hilang timbul
pencetus DO:
-Pasien tampak lebih
baik dan nyaman

Jam Nyeri g. Mengajarkan DS:


06.15 akut teknik non -Pasien mengatakan
(00132) farmakologi bersedia
-Pasien mengatakan
nyeri berkurang
DO:
-Pasien tampak
kooperatif
-Pasien tampak
melakukan teknik yang
diajarkan
-Pasien tampak lebih
nyaman dan rileks

47
E. EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/Tgl DX Evaluasi TTD


Keperawatan
1. Kamis, 29 Nyeri akut S:
April 2021 (00132) -Pasien mengatakan nyeri pada
perut bagian bawah
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: perut bagian bawah
S: 2
T: hilang timbul
-Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang
O:
-Pasien tampak lebuh baik dan
nyanan
-Pasien tampak rileks
-Pasien mampu melakukan teknik
non farmakologi yang diajarkan
untuk mengurangi nyeri
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

2. Kamis, 29 Risiko infeksi S:


April 2021 (00004) -Pasien mengatakan mengerti
tentang bagaimana menghindari
nyeri
-Pasien mengatakan mengerti
tentang cuci tangan dengan tepat
-Pasien mengatakan mengerti
No Hari/Tgl DX Evaluasi TTD

48
Keperawatan
Tentang tanda dan gejala infeksi
O:
-Terdapat luka post op histerektomi
pada perut bagian bawah pasien
-Tidak ada kemerahan, panas,
darah/pus pada luka post op
-Balutan tampak bersih dan kering,
tidak ada bercak darah/pus
-Pasien mampu mempertahankan
lingkungan yang bersih
-Tidak terdapat tanda dan gejala
infeksi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

49

Anda mungkin juga menyukai